Lucas masih tertawa melihat Ashley keluar dari ruangan ini dengan wajah memerah menahan malu.
Jujur saja tingkah Ashley seperti membuat Lucas gemas. Lucas menggeleng-gelengkan kepalanya, mengingat kejadian yang baru saja terjadi membuat Lucas tak percaya.
"Sial, kenapa aku bisa melakukan itu padanya. Kenapa otak dan pikiran ku selalu saja tidak bekerja setiap bersamanya, sialan" Umpat Lucas di dalam hatinya.
Lucas tersadar, pengaruh Ashley begitu besar pada dirinya, setiap Lucas berada di dekat Ashley, Lucas selalu saja kehilangan kendalinya, seperti yang terjadi hari ini.
Di tempat ini, Lucas mencium Ashley tanpa permisi sebanyak dua kali. Dan itu membuat juniornya harus menahan segala hasrat dalam dirinya.
Mengingat juniornyq, Lucas menundukan kepalanya. Benar saja, juniornya masih mengembang di balik celana yang Lucas gunakan. Begitu sesak sampai Lucas pusing untuk meniduri juniornya kembali.
"Tunggu sebentar, aku akan mencarikan sarang untuk kau masuki, tapi tidak sekarang tunggulah beberapa jam lagi, okay"- ucap Lucas
Sembari mengelus juniornya dengan sayang.
Beruntung juniornya masih bisa berdiri tegak setelah Ashley memelintirkan juniornya secara tidak elite.
©©©©©©©©
Di luar ruangan, Ashley masih memicingkan matanya pada Alena, sementara Alena mengumpati Ashley dengan makiannya.
Ashley tidak begitu peduli dengan umpatan Alena, Ashley sengaja memancing siluman kerbau agar marah padanya
"Selain kau buta, ternyata kau tuli hah" Itulah umpatan Alena pada Ashley, secara terang-terangan
"Wah, ternyata selain nenek grandong, kau juga merangkap menjadi siluman kerbau, pantas saja kau selalu marah-marah tidak jelas" Ejek Ashley sarkas dengan raut wajah yang ikut mengejek Alena
Alena bertambah kesal setelah mendengar ejekan Ashley yang selalu membuatnya naik darah dan tepat sasaran. Terlebih lagi melihat wajah Ashley yang ikut mengejeknya
"Kau" Alena geram dan menunjuk-nunjuk Ashley dengan telunjuk jarinya.
"Kenapa, ada yang salah dengan ucapanku huh"
"Dasar Sialan, jelas saja kau salah, kau menabrak ku lalu pergi begitu saja tanpa meminta maaf padaku, dimana letak mata dan otak mu hah" Alena geram, ia berteriak di depan muka Ashley
"Buta, apa aku tidak salah dengar hah, seharusnya kau berpikir dan bercermin pada dirimu sendiri, siapa yang buta dan tidak punya otak di mansion ini" Ashley menjawab ucapan Alena dengan tenang dan begitu santai.
Ucapan Alena tidak berpengaruh buat Ashley. Ashley menganggap ucapan Alena hanyalah sebuah angin lewat di kupingnya.
"Brengsekk, kau" Emosi Alena semakin tersulut mendengar Perkataan Ashley yang selalu membuatnya panas.
"Sudahlah, kerbau. Aku malas meladeni mu yang tidak pernah mengerti bahasa manusia, lebih baik, kau merapikan tatanan mu atau sedikit merapikan busana mu yang terlihat seperti jalang"
Sesudah menekankan kata jalang, Ashley memutar tubuhnya lalu pergi meninggalkan Alena di sana
Baru beberapa langkah Ashley berjalan, lengan tangan Ashley di cekal oleh Alena. Alena menatap sinis padanya. Tampak tak suka dengan ucapan Ashley menyebut dirinya jalang.
©©©©©©
Baru saja Lucas menutup pintu ruangan itu, ia mendengar dua wanita sedang beradu mulut tidak jauh dari tempatnya berada.
Lucas pun mencari sumber suara itu yang masih terdengar samar olehnya. Sampai Lucas menangkap suara yang pernah ia kenali sebelumunya
Suara yang selalu terdengar merdu dan pedas saat bersamanya. dan benar saja tidak jauh dari sana, hanya beberapa meter, Lucas melihat kedua wanita bertengkar
"Ashley" Ucap Lucas pelan, disaat Lucas Melihat Ashley di cengkram tangannya oleh Alena.
Lucas terdiam sambil memegang dagunya, ia sengaja menonton kedua gadis itu bertengkar, ia tidak ingin membantu memisahkan keduanya
Yang menarik perhatian Lucas, adalah disaat melihat Ashley yang tidak terpengaruh oleh ucapan Alena. Sungguh baru kali ini Lucas melihat seorang gadis yang terlalu santai menghadapi sebuah pertengkaran.
Biasanya, Lucas melihat wanita lain beradu mulut atau saling memukul. Tapi yang di lihat Lucas justru berbeda, Ashley terlihat tidak peduli dengan makian Alena.
"Dasar brengsek, seharusnya aku melakukan ini sejak dulu pada mu, dan mulut mu itu harus di beri pelajaran"
"Jika kau tidak merasa, kenapa kau marah Ale-Ale, apa ucapan ku selalu benar? Selain kau nenek grandong madesu kerbau, ternyata kau juga seorang keladai dungu, aku tidak habis pikir kenapa daddy mau menampung mu di mansion ini, atau jangan-jangan kau dan ibu mu tidak bisa hidup mewah"
Lucas terkekeh mendengar ucapan Ashley. Ia mengakui, Ashley memang memiliki mulut pedas, setiap kali Ashley berbicara pasti mengeluarkan umpatan-umpatan sarkasnya, termasuk pada dirinya.
Sampai Lucas pun terkejut melihat Alena yang mau menampar Ashley, tapi di urungkan niatnya saat melihta Lucas di belakang Ashley.
©©©©©©©
Alena mengurungkan niatnya, setelah ia melihat Lucas yang berada di belakang Ashley.
Alena berpura2 meringis kesakitan saat Ashley berbalik mencengkram tangannya. "Auuuuu.... Sakit Ashley, kenapa kau selalu bertindak kasar padaku Ashley" Alena berakting di depan Lucas, Alena sengaja melakukan itu agar mendapatkan simpatik dari Lucas.
Tidak sampai disitu, Alena sengaja membuat dirinya terjatuh agar Lucas pecaya, kalau Ashley melakukan tindakan kekerasan padanya
"Sekarang, kau mendorong ku sampai aku terjatuh. Hiks.. Hiks.. Hiks.. Apa salah ku Ashley.. Apa salah ku" Teriak Alena sembari menitikan air mata palsunya di depan Lucas
Ashley mengernyitkan matanya, tampak bingung melihat Alena berteriak dan menangis padanya.
Lucas yang melihat itu, sontak saja terkejut. Lucas tidak menyangka Alena akan menjatuhkan harga dirinya demi menarik simpatiknya.
Akhirnya Lucas pun mendakati mereka, Lucas berjalan dengan pelan tanpa menimbulkan suara sepatunya.
Sesampainya Lucas dibelakang Ashley, Lucas berdehem pada kedua gadis itu. Lantas, Ashley pun terkejut melihat Lucas yang sudah berada di belakangnya.
"Sejak kapan jailangkung ini berada di belakang ku, jangan-jangan, waittt.. Sial.." Ucap Ashley di dalam hatinya, menatap Lucas dan Alena, lebih tepatnya menatap Alena punuh kecurigaan.
" Wahh, Akting mu sangat bagus, tapi sayangnya aku tidak terpengaruh dengan kedatangan makhluk astral seperti Lulu, akhh kenapa mansion ini semakin panas, sepertinya daddy harus menambah pendingin, oh tidak-tidak seharusnya daddy mendatangkan juru agama untuk mengusir roh jahat di mansion ini" Jawab Ashley mengejek Alena, sembari melipat kedua tangannya di dada.
Lucas tidak tersinggung dengan perkataan Ashley yang menyebut dirinya makhluk astral, justru Lucas tersenyum mendengar perkataan Ashley yang absurd.
Sementara Alena mengepalkan kedua tangannya, mendengar ucapan sarkas Ashley dan mendapati Lucas yang tidak menoleh ke arahnya sama sekali.
"Sialan, kalau tau begini, aku tidak akan menjatuhkan harga diriku di depan gadis bodoh itu" Ucap Alena dalam hati. Ditambah lagi Alena kesal pada Lucas yang tidak meliriknya sama sekali
Tak mau berlama-lama disana, Ashley meninggalkan Lucas dan Alena disana tanpa menoleh sedikit pun ke arah mereka.
©©©©©©
Selepas kepergian Ashley, Alena melancarkan aksinya untuk menggoda Lucas secara terang-terangan.
Ya, Alena yang sengaja menggoda Lucas, ia sedikit menurunkan dressnya tepat di bagian dada, agar lucas melihat dua buah dadanya yang besar.
Melihat dua buah dada Alena tepat di depan matanya, Lucas mendadak sedikit terkejut, Lucas tidak mengira Alena bisa seberani itu terhadapnya. Bahkan secara terang-terangan memperlihatkan dua buah dadanya yang menyembul nampak terlihat jelas nipple Alena yang sudah siap untuk di hisap.
Lucas mensejajarkan posisinya sedikit berjongkok ke arah Alena, sesudah memastikan posisinya tepat di depan Alena, Lucas sedikit mengelus bagian atas dada Alena dengan sedikit gerakan nakal yang Lucas buat dengan jarinya.
Desahan keluar begitu saja dari mulut Alena. Alena membayangkan tangan Lucas yang memegang setiap inci tubuhnya pasti terasa nikmat. Apalagi di saat jari Lucas masuk kedalam inti pusatnya.
Alena masih menikmati sentuhan Lucas sembari memejamkan matanya, sungguh baru kali ini Alena merasa seperti tersengat aliran listrik, berbeda dengan pria-pria yang pernah tidur dengannya.
Alena yakin, Lucas sangat piawai dalam urusan ranjang dan membuat para wanita pasti ingin melakukan kegiatan panasnya bersama Lucas lagi dan lagi. Alena semakin tidak sabar ingin merasakan Lucas di atasnya.
"Wah, selain pintar berakting, kau juga pintar menggoda pria, huh" Tanya Lucas yang masih mengelus dua buah dada Alena.
"Apa kau ingin memegang yang lain selain dua buah dadaku"- ucap Alena sambil menggigit bibir bawahnya, supaya Lukas makin tergoda olehnya.
"Apa itu sebuah pernyataan langsung padaku nona" Bisik Lucas.
Lucas memegang tangan Alena, dan menuntun tangan Alena untuk memegang juniornya yang sudah mengembung akibat perbuatan Ashley.
Alena tidak percaya dengan apa yang di lakukan Lucas. Lucas membawa tangannya untuk memegang juniornya yang sudah mengembung. Siap untuk di masukkan ke pusat intinya.
"Pilihan mu sangat tepat Luke, aku bisa memuaskan mu, dan aku pastikan junior mu akan meminta untuk di masukan lagi ke inti tubuhku" Jawab Alena penuh percaya diri.
"Baiklah, tapi aku punya kesepakatan yang harus kau turuti, jika kau tidak mau, kau tidak bisa merasakan junior ku yang besar ini.
"kesepakatan, maksudmu" Tanya Alena tidak mengerti.
"Aku tidak suka, wanita yang terlalu basah atau selalu keluar orgasmenya berkali-kali, bahkan melebihi diriku, kalau itu sampai terjadi, aku tidak akan menyentuhmu lagi"
Ashley baru saja selesai membersihkan dirinya, ia pun bergegas untuk mengambil pakaian di dalam walk-in closet miliknya.Setelah mendapatkan pakaian yang Ashley suka. Ashley pun memakainya dan memutar-mutar tubuh indahnya di depan cermin.Melihat sesuatu yang merah pada Lehernya, Ashley pun mendekatkan dirinya di cermin. Ashley meraba bagian yang merah pada lehernya.Sontak saja Ashley membulatkan matanya, terkejut dengan apa yang Ashley lihat di lehernya. Ashley tau ruam merah di lehernya bukan sengatan binatang terbang melainkan binatang buas yang melakukannya. Ya, Ashley teringat kejadian yang baru saja terjadi bersama Lucas di ruang kerja Daddynya."Lucas sialannnnnnnn, brengsekkk, arrrrgggghhhhhhhhhhh...." Teriak Ashley menggema seisi ruangan kamarnyaAshley mencoba menghilangkan ruam merah pada lehernya. Dengan menggunakan tangannya, tapi usaha Ashley hanya sia-sia, ruam kemerahan pada lehernya tidak hilang.Tak
Lucas baru saja keluar dari lorong itu, setelah mendapat kesadaran penuhnya. Ia pun pergi meninggalkan Ashley disana dalam keadaan sedikit kacau akibat ulahnya.Sementara Ashley masih terdiam disana, mengingat ucapan Lucas sepuluh menit yang lalu. Sebelum Lucas pergi meninggalkannya"Kau lah satu-satunya wanita yang berani mengatai ku, membuat mobil ku rusak dengan jepit rambut mu, dan di hari yang sama, kita bertemu di mansion mu, tepatnya di ruang kerja ayah mu, kau tidak merasa bersalah saat melihat ku, bahkan kau menantang ku dan mengejek ku di depan ayahmu, di saat aku mencium mu kau memilinti junior ku. Sedangkan leher jenjang mu dan dua gundukan dadamu membuat akal sehat ku tidak berfungsi. Membuat ku ingin selalu menyesapnya, menjitatinya bahkan meresmasnya sampai kau berteriak dan menyebut nama ku dengan suara sexy mu"Ashley mengingatnya jelas semua ucapan Lucas, bahkan sebelum Lucas pergi, Lucas sekilas mengecup keningnya. Hal itu, membuat jantu
Ashley ragu untuk menaiki motor Lucas. Karena ini adalah pengalaman pertama Ashley menaiki motor.Seumur hidupnya. Ia tidak pernah menaiki motor dengan siapa pun bahkan Daddynya sendiri pun tidak pernah mengendarai motor kemana pun Daddynya pergi."Kenapa masih diam, kau mau aku tinggal hah" Ucapan Lucas menyadarkan Ashley yang sempat terdiam melihat motor Lucas.Ashley berdecak sebal melihat wajah Lucas yang sedang mengejeknya. "Puas mengejekku huh" Sinis Ashley yang kesal pada Lucas.Lucas terkekeh mendengar ucapan sinis Ashley. Yang tidak pernah ramah terhadapnya. "Ckk.. Buat apa aku mengejek mu heh, tampang mu saja yang membuat ku ingin selalu menertawaimu""Dasar sialan. Apa kau pikir, tampang ku aneh" Sarkas Ashley, ia muak melihat Lucas sedang menertawainya"Aku tidak berpikir seperti itu, kau saja yang selalu berpikir buruk tentang ku" Ucap
Mendengar ucapan Lucas memanggil Ashley dengan sebutan sweety. Membuat Rafael sontak terkejut. Ia tidak meyangka ada seorang pria asing yang memanggil Ashley dengan sebutan itu.Dulu saja, disaat Rafael memanggil Ashley dengan sebutan sayang. Ashley menolaknya."Apa aku tidak salah mendengar. Kau memanggil Ashley dengan sebutan sweety. Siapa kau sebenarnya. Kenapa kau datang merusak pertemuan ku dengan Ashley" Tanya Rafael pada Lucas sembari membalikan tubuh Lucas dan bertanya padanya."Akhh.. Aku sampai lupa memperkenalkan diri ku. Aku Lucas suami Ashley. Dan wanita yang kau ajak berbicara tadi adalah istri ku yang sedang mengandung anak ku" Kata Lucas dengan fasihnya menjawab pertanyaan Rafael dengan menekan kata Ashley adalah istrinyaAshley pun terkejut. Mendengar ucapan Lucas menyebut dirinya sebagai istri Lucas. "What.. Apa yang kau... Ka.. " Ashley yang belum selesai bicara. Di bekap mulutnya oleh Lucas. Lucas pun menarik tangan Ashley
Alena merapihkan tatanan make-upnya agar terlihat sempurna dan mempesona di mata Lucas. Ya malam ini, seperti di katakan Lucas. Alena akan pergi menemuinya di hotel Franklyn tempat mereka bertemu.Menggunakan baju dress ketat berbetuk kamen Menampilkan dua buah dada Alena yang besar. Membuat Alena semakin percaya diri. Lucas akan terpesona padanya."Aku, akan membuat mu jatuh pada pesona ku. Dan aku akan menjadikan mu pria satu-satunya hanya menoleh pada ku"- kata Alena berucap pada dirinya sendiri. Saat ia melihat pantulan dirinya di depan cermin.Sesudah melihat penampilannya sudah sempurna. Alena mengambil handbag dan coat berbulu. Alena sengaja menggunakan coat berbulunya agar menutupi pakaian terbukanya.Setelah semua siap. Alena bergegas meninggalkan kamarnya dan pergi menuju tempat mobilnya berada.Baru saja Alena turun dari tangga. Alena berpapasan dengan Matthew. Matthew mengerutkan keningnya. Meneliti tampila
Franklyn hotel. Franklyn hotel. Alena tiba di lobby hotel. Berjalan angkuh menuju meja recepsionist. Untuk meminta kunci kamar Lucas pada staff yang sedang berjaga. "Selamat malam. Ada yang bisa saya bantu nona" tanya recepsionist wanita itu pada Alena. Alena tersenyum simpul. Menatap recepsionist itu dengan sombong."akhh ya.. Aku minta kunci kamar pemilik hotel ini" kata Alena sombong. Tanpa berbasa-basi. "Mohon maaf nona. Saya tidak bisa memberikan kunci kamar Mr. Franklyn ke sembarang orang. Karena Mr. Franklyn sendiri yang mengatakannya kepada semua staffny" jelas receptionist itu. "Kau tidak tahu siapa aku. Aku kekasih tuan mu. Pemilik hotel ini" kata Alena. Mengklaim Lucas kekasihnya. Recepsionist itu menatap dan meneliti penampilam Alena dari atas sampai bawah. "Maaf nona. Banyak di antara wanita-wanita yang datang ke hotel ini, mengaku sebagai kekasih Mr. Franklyn
Alena di usir keluar dari hotel Lucas. Setelah ia membuat keributan besar disana dan mengganggu para tamu yang menginap di hotel Franklyn. Dengan terpaksa petugas keamanan yang berjaga. Menyeret Alena, memaksanya keluar dan meninggalkan lobby hotel. Untuk kenyamanan para tamu dan pengunjung hotel. "Lepas.. Lepaskan aku.." teriak Alena pada petugas keamanan. Alena meronta-ronta minta di lepaskan. Putugas keamanan itu. Tak menyahuti Alena. Seakan tuli. Berpura-pura tidak mendengar teriakannya "Brengsek... Sialan.. Kau tidak tahu siapa aku. Lepaskan.. Lepaskan aku.. Brengsek " lanjut Alena lagi. Memaki petugas keamanan itu dengan sumpah serapahnya. Petugas keamanan itu mendorong Alena. Setelah sampai di luar lobby hotel. Tid
"Brengsekk.. Bughh.. Bughh.. Bughh.. Kau pikir, aku pembantumu, hah" kesal Ashley, sesudah selesai membaca isi surat tersebut.Ashley langsung menghadiahi Lucas pukulan. Dengan menggunakan map itu.Lantas Lucas pun mencoba untuk menghindari serangan demi serangan Ashley."Heii.. Heii ada apa dengan mu. Kenapa kau memukulku seperti orang kesetanan" tanya Lucas heran."Yeahh. Kau benar, setan sudah masuk kedalam tubuhku dan ingin membunuh mu sekarang juga" timpal Ashley. Yang masih memukul Lucas tanpa henti.Sedangkan Frans bergedik ngeri melihat Ashley memukul Lucas. Ia pun tidak mau ikut campur,Akhirnya Frans pun berdiri untuk menghindar dari amukan Ashley. Ia tidak ingin menjadi korbannya lagi."Sweety, awww.. hentikan.." Lucas menutup wajahnya dengan punggung tangannya. Sebisa mungkin untuk Menghalau setiap pukulan yang Ashley berikanTetapi yang ter