"Kyaaa ... lihat itu … itu kan ...." teriakan dari banyak wanita terdengar jelas. Entah apa yang mereka lihat hingga berteriak seperti orang kesetanan. Shakira mendengus kesal dan segera menutup buku di tangannya, suara para wanita itu benar-benar berisik.
"Shakira!" Seseorang berteriak memanggil namanya. Ia menoleh, dan saat sampai di depan mejanya, wanita yang tak lain adalah Elsa itu menggebrak meja dengan nafas tersengal.
Alisnya mengernyit tajam, “Ada apa?” tanyanya.
"Ada seseorang yang mencarimu, cepat keluar,” perintah Elsa dan segera menyeret Shakira keluar dari dalam kelas.
"Tenang dulu Pigy. Apa maksudmu?"
"Kau berhutang penjelasan padaku, Jidat."
Elsa tak berniat menjawab dan tetap melangkahkan kaki menyeret Elsa menuju area halaman kampus.
"Kenapa sangat ramai? Apa yang para wanita itu lakukan Pigy?" tanya Shakira penasaran. Saat ia telah berada di halaman kampus, ia melihat banyak wanita tengah mengerubungi sebuah mobil yang terparkir di tengah area.
"Minggir kalian!” teriak Elsa keras bahkan Shakira dengan reflek menutup telinga mendengar kerasnya teriakannya. "Minggir! Kekasih Lucas sudah ada disini!” teriak Elsa kembali dan menyingkirlah para wanita yang melingkari mobil itu tanpa celah. Kemudian mendorong Shakira untuk lebih dekat pada mobil sport berwarna hitam itu.
"Apa maksudmu, Pig!" suara Shakira terputus saat melihat siapa yang keluar dari dalam mobil. "Ka-- kau?"
"Senang bertemu denganmu Shakira-- milikku." Dan setelahnya teriakan riuh terdengar seakan mengguncang kampus. Ada beberapa wanita berteriak histeris dan ada pula yang pingsan melihat adegan di depan mata mereka. Lucas Wang, artis yang terkenal lewat beberapa film yang dibintanginya dan kini jadi aktris paling diburu tengah memagut bibir manis seorang mahasiswa bernama Liliana Shakira.
"Keluarkan aku ... turunkan aku ...." Shakira menggedor pintu mobil sport milik Lucas yang saat ini tengah melaju sedang. Tanpa aba-aba, Lucas segera memasukkan Shakira ke dalam mobil setelah menikmati bibir manis wanitanya. Menghiraukan teriakan Shakira yang memekakkan telinga.
"Diamlah, Sayang. Daripada aku mendengar teriakanmu, aku lebih suka mendengar desahanmu." Lucas tampak tenang mengendarai mobilnya dengan seringai tipis di wajah tampannya.
"Kau gila. Kau pria gila,” teriak Shakira dengan menunjuk-nunjuk Lucas menggunakan jari telunjuknya.
"Aku sudah memberimu kesempatan tapi kau mengabaikan kesempatan itu, karena itu aku akan memaksamu." Lucas masih fokus pada jalanan meski sesekali melirik wanitanya. Ekspresinya kini berubah datar.
"Sudah kubilang aku tidak mau. Tidak mau!" Shakira berteriak dengan jelas dan penekanan di setiap kata.
"Baru kali ini aku menemukan wanita bodoh sepertimu. Aku bisa memberi apapun keinginanmu, uang, kartu kredit untuk memenuhi semua kebutuhanmu, juga popularitas, apa itu tak cukup?" Lucas menghentikan mobilnya dan menatap Shakira penuh tanya. Beberapa menit yang lalu ia telah mengajukan sebuah perjanjian, bahwa Shakira harus bersedia menjadi kekasihnya di depan kamera dengan ia yang sanggup memberi bayaran yang mahal.
"Tidak. Itu tidak cukup. Aku mau hidup tenang tanpa berurusan denganmu atau siapapun. Jadi jangan berharap aku mau melakukan perintahmu." Shakira masih berbicara dengan nada keras. Ia tak merubah pikirannya walau Lucas memberinya iming-iming uang hingga milyaran.
"Apa kau yakin?" tanya Lucas dengan menyeringai tipis.
"Apa maksudmu?"
"Apa kau tidak tahu ada cctv di area kolam renangku? Aku dengan mudah bisa menyebarkan semua videomu saat kau tanpa izin menggunakan kolam renangku. Celana pendek, puting yang menyembul bahkan video kita saat kita bercinta waktu itu,” ancam Lucas dengan nada bicaranya yang santai.
"Apa?! Kau gila. Benar-benar gila. Terserah aku tidak peduli, yang pasti aku tak mau berurusan denganmu, jadi sekarang cepat turunkan aku." Shakira masih berusaha membuka pintu yang sengaja di lock oleh Lucas.
"Kau yakin? Semua orang akan melihat tubuhmu, mereka akan membayangkan dirimu sebagai objek fantasi mereka saat mengocok milik mereka dengan cepat." Lucas menatap wajah wanitanya yang membuatnya selalu mendapat mimpi basah setelah 'permainan' mereka waktu itu.
"Da-- dasar pervert, berhenti berbicara mesum. Dan kau juga akan mendapat masalah karena aku akan lapor polisi bahwa kau memperkosaku waktu itu.” Kali ini giliran Shakira yang mengancam dengan wajah tak gentar.
"Dan mereka akan lebih percaya bahwa kau kekasihku karena kau juga menikmati permainan kita,” papar Lucas dengan mengukir seringai menggoda.
Wajah Shakira merah padam mendengar ucapan pria disampingnya. Bukan malu melainkan marah. Shakira tampak berpikir, kenapa ia mendapat cobaan seperti ini? Berurusan dengan artis gila yang memperkosanya bahkan mengajukan penawaran gila.
"Tugasmu sangat mudah Shakira, hanya berpura-pura menjadi kekasihku. Katakan pada semua orang bahwa kau milikku, wanitaku." Karena pada kenyataannya kau telah menjadikannya wanitamu.
"Kau pikir aku bodoh? Saat aku melakukan itu kehidupan tenangku akan berakhir. Sepertinya aku juga harus melaporkanmu atas tindak pelecehan dan pemerkosaan agar kau dipenjara dalam waktu yang lama." Shakira mulai mencari tahu siapa Lucas Wang dan mengetahui bahwa pria itu tersandung kasus hukum. Karena jujur saja, Shakira sebelumnya sama sekali tak mengetahui bahwa pria dihadapannya ini adalah seorang public figur.
"Aku tidak main-main dengan ucapanku." Lucas mengeluarkan smartphone-nya dan menunjukkan sebuah video. Dalam video itu terlihat jelas saat ia menunggangi Shakira. Yang sebelumnya menunjukkan Shakira tengah berenang dan bermain air dan hari dimana setiap hari Shakira akan menghabiskan waktu di kolam renang itu digabungkan menjadi satu. Kemudian disambung saat Lucas menungganginya dengan keadaannya yang tak berdaya dan pasrah. Seakan menjadi sebuah blue film produksi Japanese Hentai.
"Kau! Berikan padaku." Shakira merampas smartphone Lucas dan menghapus vidio tersebut.
"Percuma saja, aku punya copy-nya dalam laptopku. Dan aku bisa menyebarkannya kapanpun aku mau."
"Kau!" Shakira melotot pada pria itu namun pria itu seakan tak peduli.
"Selamat datang di dunia barumu, Nona." Lucas menyeringai penuh kemenangan. Shakira tak bisa berkutik dan itu artinya rencananya akan berjalan seperti keinginannya.
"Selamat datang di acara My Artist Talk Show .... Disini kita akan mengupas secara tajam dan mendalam mengenai berita dan kasus terpanas para artis Jepang kita." Seorang pembawa acara dengan lugas menjalankan tugas yang sudah ia jalani selama hampir satu tahun. Menjadi pembawa acara talk show nomor 1 di Jepang yang dengan transparan mengupas kehidupan para selebriti.
"Kali ini kita akan kedatangan bintang tamu yang baru-baru ini harus berurusan dengan hukum atas tuduhan kasus pelecehan yang dilakukannya. Karena kemarin kita sudah mendatangkan pelapor sebagai bintang tamu, saat ini kita akan mendengar penjelasan dari pihak terlapor." Pembawa acara itu berbicara lancar dengan senyum yang tak lepas dari wajah ayunya meski ia tengah memakai jas.
Plok … plok ... plok .... kyaaa .... kyaaa .... huuu … huuuu
Suara riuh penonton memenuhi studio lantai 5 di gedung stasiun tv nomor 1 tersebut.
"Langsung saja kita sambut ... si aktor tampan kita, aktor yang tiga kali memenangkan award sebagai aktor terpopuler dan aktor yang dinobatkan sebagai artis paling tampan, siapa lagi kalau bukan .... Lucas Wang ...." Pembawa acara itu berteriak bersemangat membuat para penonton terbawa suasana.
Plok … plok … plok .... tepukan penonton semakin bergemuruh kala Lucas keluar dengan senyum tipis di wajah tampannya, dan sukses membuat para fansnya berteriak histeris.
Lucas melambaikan tangan pada kamera dan penonton kemudian duduk di sofa yang sudah disediakan.
"Selamat datang, Lucas Wang. Senang sekali hari ini bisa mewawancaraimu secara langsung." Pembawa acara berambut kuning sebahu itu tersenyum kemayu.
"Terimakasih, Rei,” ucap Lucas dengan senyum tipis yang ditangkap sempurna oleh kamera.
Pertanyaan awal hanya basa-basi mengenai pekerjaan kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan menjurus.
"Oke langsung saja, sebenarnya publik penasaran atas menghilangnya dirimu beberapa waktu ini setelah kasus yang menimpamu, jadi bisa jelaskan apa sebenarnya yang terjadi?" Kali ini Rei, si pembawa acara mulai membahas perihal kasus yang menimpanya.
"Aku tidak bersembunyi, ada sebuah film baru yang harus kubintangi dan butuh waktu untuk menyesuaikan dengan karakter di film itu,” jawab Lucas dengan santai.
"Baiklah, lalu bagaimana tanggapanmu mengenai laporan itu?" tanya Rei kembali.
"A ... bukankah setiap publik figur sudah biasa mendapat gosip bahkan gosip miring sekalipun?" jawab Lucas dengan sedikit mengedikkan bahu.
"Jadi, apa kau membenarkan tuduhan yang ditujukan padamu?"
"Tidak."
"Kudengar kuasa hukummu melaporkan balik artis berinisial VR itu atas pencemaran nama baik, apa itu benar?"
"Semua kuserahkan pada kuasa hukumku."
"Baiklah, beberapa waktu lalu kita mendatangkan artis berinisial VR kesini, mari kita lihat cuplikan videonya." Rei menunjukan sebuah video yang diputar di layar besar yang ada di belakang mereka.
"Saat itu aku baru merayakan suksesnya film baru yang kubintangi. Meski bukan pemeran utama tapi sebagai pemain aku juga diundang untuk pesta perayaan. Saat itu aku minum terlalu banyak, dan Lucas Wang mendatangiku dan menawariku untuk mengantarku pulang. Tanpa rasa curiga aku mengiyakannya, tapi dia ternyata membawaku ke love hotel dan melakukan pelecehan padaku. Hiks … hiks ... kukira dia aktor yang baik yang tak akan memanfaatkan wanita yang tengah mabuk sepertiku ... tapi … dia ... dia mengambil harta yang hanya kujaga untuk calon suamiku." Wanita berambut panjang hitam itu menangis dengan sesekali menyeka air mata dan menutup wajahnya.
Melihat demikian Lucas merasa jengah. Wanita itu benar-benar pandai berakting. Setelahnya cuplikan video selesai dan Rei kembali bertanya bagaimana pendapat Lucas setelah melihat video tersebut.
"Nah … bagaimana tanggapan anda, Lucas Wang."
Lucas tersenyum tipis kemudian menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari. "Aku yakin dia akan jadi artis terkenal karena aktingnya yang sangat sempurna,” ucapnya yang sarat akan nada sindiran.
"Apa? Jadi kau membantah semua tuduhan tersebut?" Rei tampak tak terkejut meski alisnya mengernyit mendapat jawaban demikian.
"Aku memang membawanya ke hotel karena dia memintaku mengantarnya pulang namun apartemennya terlalu jauh dan aku sudah sangat ingin beristirahat," jawab Lucas dengan jujur.
"Wah … wah … wah ... dua penjelasan berbeda dari kedua belah pihak. Sepertinya kasus ini akan berbuntut panjang ya? Ada yang menduga bahwa semua ini adalah settingan guna membantu film barumu semakin mengudara meski faktanya justru film barumu mendapat boikot dari beberapa pihak, bagaimana penjelasanmu mengenai hal tersebut?" Pembawa acara talk show selalu hebat dalam membungkam mulut bintang tamu kecuali, Lucas.
"Tidak dipungkiri karena kasus ini film baruku yang tembus satu juta penonton dalam waktu satu minggu harus terkena boikot, jadi apa untungnya untukku melakukan sebuah settingan jika berdampak buruk bagi karirku?" hardik Lucas dengan sedikit mendecih.
"Jadi menurutmu si artis berinisial VR itu sengaja menjadikanmu sebagai batu loncatan?"
Dan Lucas hanya mengedikkan bahu sebagai jawaban.
"Kembali ke pertanyaan sebelumnya, menurut penjelasanmu kau memang mengantarnya ke hotel, jadi apa benar kalian atau kau memang melakukan yang dituduhkannya padamu?" Rei menaik turunkan alisnya menuntut jawaban.
"Kukira diluar kamar hotel terdapat banyak kamera cctv, dan sudah bisa dilihat berapa lama aku masuk ke kamar dengannya waktu itu. Seingatku aku hanya berada dalam kamar sekitar 10 menit, kalian bisa melihat sendiri karena kuasa hukumku telah menjadikannya bukti. Lalu? Apa menurut kalian aku hanya bisa bertahan hanya 10 menit saat bermain?" papar Lucas dengan mengukir seringai menggoda dan membuat para penonton berteriak histeris.
"Hahahaha … kau ternyata nakal juga Lucas." Rei tersenyum nakal pada penonton seakan memikirkan apa yang baru saja Lucas isyaratkan.
"Jadi, berapa lama seorang Lucas Wang bisa bertahan selama bermain?" gurau Rei dengan senyum pervert tercetak di wajah ayunya meski ia seorang pria.
"Untuk itu kau bisa menanyakannya pada wanita itu." Seringai tak pernah lepas dari wajah tampan Lucas. Ia menunjuk satu wanita berambut burgundy dengan dagunya yang duduk di antara puluhan penonton dan langsung mendapat sorotan lampu kamera.
Hidupmu akan berubah layaknya sebuah drama Liliana Shakira.
Plok … plok … plok ... kyaaa … kyaa ....
"Huaaa ....""Cup … cup … st .... diamlah, Sayang," Orang itu masih mengelus lembut punggung Shahira dan menenangkannya. "Hiks … hiks .... bagaimana ini? Hidupku pasti tak
"Sejak kapan aku menikah denganmu, hah!" teriak Shakira tepat di depan wajah tampan Lucas Wang. Wajahnya sudah sangat merah menahan amarah. Bagaimana tidak? Pagi ini Shakira baru saja menonton acara infotainment dan betapa terkejutnya ia melihat foto dirinya dan Lucas bersebelahan di sebuah buku nikah."Kau lupa? Kau baru saja menandatangani surat pernikahan kita, Sayang." Dengan enteng dan seenak rambut emonya Lucas berucap dengan santai.
Saat ini Lucas tengah menjalani syuting film terbarunya. Berbeda dengan film bertema action seperti sebelumnya, kini ia berperan sebagai anak kuliahan yang tengah dimabuk asmara. Meski sudah hampir kepala tiga, pesona ketampanannya masih mampu bersaing dengan pria yang berusia hampir sepuluh tahun di bawahnya. Wajah yang bersih tanpa setitik noda, hidung mancung, bibirnya yang membuat siapapun ingin memagutnya, ditambah sorot mata tajam dan rahang yang tegas sangat mampu membuat para wanita menjerit. Dan jangan lupa dengan bentuk tubuhnya yang atletis. Bahkan jika bukan seorang aktor pun, dipastikan banyak wanita dengan senang hati membuka kaki lebar untuknya.
Lucas terkejut, saat ia keluar ruangan, Shakira berdiri tepat di hadapannya dan menatapnya tajam namun dengan mata berkaca-kaca.Plak!Satu tamparan keras kembali mendarat di pipi halusnya. Untu
"Kau masih menyukai boneka manekin tadi?" tanya Lucas saat keduanya telah jauh dari Viky dan Megi. Saat ini keduanya berjalan bersama dengan Lucas yang kembali memakai masker dan menutupi kepalanya dengan hoodie."Dia bukan boneka! Namanya Viky!” bentak Shakira tak terima mantan kekasihnya disebut boneka manekin.
Shakira tak bisa tidur. Ia berguling ke kanan dan kiri dengan memeluk boneka besar pemberian sang mantan. Ia masih memikirkan reaksi Viky tadi siang. Namun hal yang lebih ia pikirkan adalah, rasa malunya karena berani mencium Lucas terlebih dahulu. Ia tidak tahu apakah Lucas tahu tujuannya atau tidak melakukan ciuman itu. Tapi tetap saja, ia seperti menjilat ludahnya sendiri.
Brak!
Lepaskan aku, Lucas.""Tidak akan.""Kau ingin membunuhku? Uhuk … uhuk ...." Shakira pura-pura batuk berharap dengan begitu Lucas segera melepas pelukannya.Saat ini keduanya masih berada diatas ranjang. Sinar matahari yang terik yang menembus lewat jendela kamar rumahnya yang tertutup tak membuat keduanya ingin beranjak dan beraktifitas."Sekarang kau adalah istriku dan aku berhak melakukan apapun." Lucas menelusupkan kepalanya pada ceruk leher Shakira. Menghirup aroma very yang seakan selalu menguar dari tubuh istrinya.Wajah Shakira merona merah mendengar kata 'istri'. Merasa malu dan akhirnya gilirannya menyembunyikan wajahnya dalam dada bi
"Shakira ....""Eh? Ada apa bu?" Shakira mengalihkan atensinya dari Lucas saat pandangannya mengarah pada sang ibu yang memasuki kamar dan kini berjalan ke arahnya."Sebenarnya apa yang tidak ibu ketahui tentang putri ibu, hm?" Ibu Shakira menyeret kursi dan meletakkannya di sebelah kursi yang Shakira duduki. Wanita itu melihat anak semata wayangnya kemudian pria yang kini masih terbaring diam di atas tempat tidur layaknya orang mati.Shakira tersenyum kecut dan menunduk. "Maafkan, Shaki, Bu."Tap!Tangan sang ibu menggenggam tangan Shakira dan mengusapnya lembut. "Kau mencintainya?" tanyanya."Aku
"Apa semua yang dikatakannya benar, Shakira?" Meski terlihat tenang namun tampak sekali raut keterkejutan dan kekecewaan di wajah pria paruh baya itu."Semua salahku dan aku ingin bertanggung jawab."
Shakira tak pernah merasa bebas seperti ini sebelumnya. Beberapa hari lalu Lucas mengirim pesan bahwa pria itu ada syuting terakhir di luar kota. Dan sampai saat ini pria itu masih belum kembali. Shakira merasa ia sangat bebas meski ada sedikit perasaannya yang merasa ada sesuatu yang hilang. Terlebih setelah apa yang mereka alami waktu itu. Dimana Lucas mengajaknya ke rumah Lucas yang dulu dan ia yang gila telah berani memeluk Lucas. Tiba-tiba ia teringat kegiatannya bersama Lucas sebelum semakin dekat seperti sekarang. Biasanya pria itu akan membangunkannya dengan memberinya kecupan kecil, mereka akan bertengkar saat sarapan dan pria itu akan seenak rambut memasuki rumah bahkan kamarnya.
"Kukira kau terlalu asik menggauli istrimu dan lupa untuk datang kesini," ucap Laohan saat Lucas baru saja sampai."Sialan kau! Jaga mulut sialanmu, ikan lohan." Lucas melotot pada Laohan dan hanya dibalas cengiran olehnya.
"Apa kau yakin?" Pria itu berdiri dari kursi yang ia duduki dan mendekati Lucas yang kini berdiri menatap keluar jendela besar ruangan itu."Kita sudah membicarakan ini sebelumnya bukan?" ucap Lucas dengan melirik pria yang kini berdiri tak jauh darinya.
"Ya Tuhan, Shakira ... aku tidak tahu jika akan seperti ini." Elsa mencoba menenangkan sahabatnya itu. Kini Shakira telah berada di rumah Elsa. Ia memaksa pulang dari rumah sakit, karena memang tak ada luka serius maka ia diperbolehkan pulang."Lalu, menurutmu aku harus bagaimana?"
"Kau terlalu bodoh." Lucas menyeringai jahat pada wanita di hadapannya."A-- apa maksudmu? Ja-- jadi selama ini kau hanya menipuku? Memanfaatkan aku?" Air mata sudah mengalir membasahi pipi wanita itu.
"Bukankah ini hebath." Lucas terengah dengan menyapu keringat dari keningnya. Bahkan rambutnya juga basah oleh keringat. Ini hebat, ini kali pertama ia bercinta seperti di film, yakni di pantai yang ditutupi karang dan bebatuan besar. Rasa takut ketahuan juga rasa nikmat bersatu membuat adrenalin tersendiri untuknya."Hah … hah … hah …. Kau gila!" teriak Shakira yang terengah dan berusaha menaikkan celananya.