Brak!
Pagi telah tiba membawa sinar yang menggairahkan untuk beraktifitas. Shakira bangun dalam keadaan yang segar setelah istirahat sehari semalam. Kemarin ia gunakan untuk berdiam diri dan benar-benar beristirahat. Dan untung saja Lucas tak mengganggunya sama sekali. Entahlah, Shakira tak peduli, bahkan jika pria itu pergi ke dunia lain ia juga tak peduli.Meraih liptint di atas nakas dan mengaplikasikannya pada bibir kissablenya yang kini le
"Wow! Istrimu benar-benar berbakat," puji sang sutradara saat melihat hasil pengambilan gambar beberapa waktu yang lalu. Lucas tak mengalihkan perhatiannya dan terus menatap layar di hadapannya. Roky benar, ia tak menyangka Shakira bisa sangat bagus saat berperan.
"Bagaimana perasaan anda bisa bermain dengan suami anda sendiri nona Shakira?"
"Selamat aktingmu sangat bagus, aku tak menyangka kau berbakat dalam seni peran." Pria itu tersenyum dan menatap lurus Shakira mengabaikan sepasang mata lain menatap tak suka padanya."Terimakasih pujianmu." Namun ini bukan suara wanita itu melainkan suara pria di samping Shakira yang tersenyum remeh.
"Salahkan dirimu yang tidur seperti mayat," ujar Lucas. Saat ia memnuka kamar, ia mendapati Shakira tergeletak di lantai. Ia kora Shakira pingsan, ternyata wanita itu terjatuh dari tempat tidur namun tetap melanjutkan tidurnya.
"Apa aku bisa percaya padamu?" Alis ayah Shakira menukik menatap Lucas penuh keseriusan."Tentu saja," jawab Lucas mantap."Kau seorang aktor. Kau bisa saja sedang bersandiwara di hadapanku saat ini." Ayah Shakira tak serta merta mempercayai pria yang tiba-t
"Jangan bercanda! Ini sama sekali tidak lucu, Lucas!" Pria itu menggebrak meja, tak percaya akan apa yang baru ia dengar."Apa menurutmu aku sedang bercanda?" Hanya ada raut keseriusan di wajah tampan Lucas.
"Bukankah ini hebath." Lucas terengah dengan menyapu keringat dari keningnya. Bahkan rambutnya juga basah oleh keringat. Ini hebat, ini kali pertama ia bercinta seperti di film, yakni di pantai yang ditutupi karang dan bebatuan besar. Rasa takut ketahuan juga rasa nikmat bersatu membuat adrenalin tersendiri untuknya."Hah … hah … hah …. Kau gila!" teriak Shakira yang terengah dan berusaha menaikkan celananya.
Lepaskan aku, Lucas.""Tidak akan.""Kau ingin membunuhku? Uhuk … uhuk ...." Shakira pura-pura batuk berharap dengan begitu Lucas segera melepas pelukannya.Saat ini keduanya masih berada diatas ranjang. Sinar matahari yang terik yang menembus lewat jendela kamar rumahnya yang tertutup tak membuat keduanya ingin beranjak dan beraktifitas."Sekarang kau adalah istriku dan aku berhak melakukan apapun." Lucas menelusupkan kepalanya pada ceruk leher Shakira. Menghirup aroma very yang seakan selalu menguar dari tubuh istrinya.Wajah Shakira merona merah mendengar kata 'istri'. Merasa malu dan akhirnya gilirannya menyembunyikan wajahnya dalam dada bi
"Shakira ....""Eh? Ada apa bu?" Shakira mengalihkan atensinya dari Lucas saat pandangannya mengarah pada sang ibu yang memasuki kamar dan kini berjalan ke arahnya."Sebenarnya apa yang tidak ibu ketahui tentang putri ibu, hm?" Ibu Shakira menyeret kursi dan meletakkannya di sebelah kursi yang Shakira duduki. Wanita itu melihat anak semata wayangnya kemudian pria yang kini masih terbaring diam di atas tempat tidur layaknya orang mati.Shakira tersenyum kecut dan menunduk. "Maafkan, Shaki, Bu."Tap!Tangan sang ibu menggenggam tangan Shakira dan mengusapnya lembut. "Kau mencintainya?" tanyanya."Aku
"Apa semua yang dikatakannya benar, Shakira?" Meski terlihat tenang namun tampak sekali raut keterkejutan dan kekecewaan di wajah pria paruh baya itu."Semua salahku dan aku ingin bertanggung jawab."
Shakira tak pernah merasa bebas seperti ini sebelumnya. Beberapa hari lalu Lucas mengirim pesan bahwa pria itu ada syuting terakhir di luar kota. Dan sampai saat ini pria itu masih belum kembali. Shakira merasa ia sangat bebas meski ada sedikit perasaannya yang merasa ada sesuatu yang hilang. Terlebih setelah apa yang mereka alami waktu itu. Dimana Lucas mengajaknya ke rumah Lucas yang dulu dan ia yang gila telah berani memeluk Lucas. Tiba-tiba ia teringat kegiatannya bersama Lucas sebelum semakin dekat seperti sekarang. Biasanya pria itu akan membangunkannya dengan memberinya kecupan kecil, mereka akan bertengkar saat sarapan dan pria itu akan seenak rambut memasuki rumah bahkan kamarnya.
"Kukira kau terlalu asik menggauli istrimu dan lupa untuk datang kesini," ucap Laohan saat Lucas baru saja sampai."Sialan kau! Jaga mulut sialanmu, ikan lohan." Lucas melotot pada Laohan dan hanya dibalas cengiran olehnya.
"Apa kau yakin?" Pria itu berdiri dari kursi yang ia duduki dan mendekati Lucas yang kini berdiri menatap keluar jendela besar ruangan itu."Kita sudah membicarakan ini sebelumnya bukan?" ucap Lucas dengan melirik pria yang kini berdiri tak jauh darinya.
"Ya Tuhan, Shakira ... aku tidak tahu jika akan seperti ini." Elsa mencoba menenangkan sahabatnya itu. Kini Shakira telah berada di rumah Elsa. Ia memaksa pulang dari rumah sakit, karena memang tak ada luka serius maka ia diperbolehkan pulang."Lalu, menurutmu aku harus bagaimana?"
"Kau terlalu bodoh." Lucas menyeringai jahat pada wanita di hadapannya."A-- apa maksudmu? Ja-- jadi selama ini kau hanya menipuku? Memanfaatkan aku?" Air mata sudah mengalir membasahi pipi wanita itu.
"Bukankah ini hebath." Lucas terengah dengan menyapu keringat dari keningnya. Bahkan rambutnya juga basah oleh keringat. Ini hebat, ini kali pertama ia bercinta seperti di film, yakni di pantai yang ditutupi karang dan bebatuan besar. Rasa takut ketahuan juga rasa nikmat bersatu membuat adrenalin tersendiri untuknya."Hah … hah … hah …. Kau gila!" teriak Shakira yang terengah dan berusaha menaikkan celananya.