Shakira tak bisa tidur. Ia berguling ke kanan dan kiri dengan memeluk boneka besar pemberian sang mantan. Ia masih memikirkan reaksi Viky tadi siang. Namun hal yang lebih ia pikirkan adalah, rasa malunya karena berani mencium Lucas terlebih dahulu. Ia tidak tahu apakah Lucas tahu tujuannya atau tidak melakukan ciuman itu. Tapi tetap saja, ia seperti menjilat ludahnya sendiri.
“Hachu … hachu ….” Entah perasaannya saja atau memang hawa dingin mulai menyelimuti tubuhnya. Ia segera menarik selimut dan mengeratkan pelukan pada boneka berbulu tebal miliknya. Meski sakit hati pada Viky, ia tak bisa membuang pemberiannya. Tak bisa melupakannya dan masih berharap meski rasa kecewa kadang m,muncul ke permukaan. Tubuhnya menggigil kecil saat kakinya kian terasa dingin. Apa ini karena ia kehujanan tadi siang? Lucas sengaja memunculkan diri guna mengalihkan perhatian agar para wartawan tak mengejarnya. Shakira tahu itu meski Lucas tak mengatakannya secara langsung. Dan alhasil Shakira lari menerjang hujan karena Lucas tak dapat mengantarnya pulang. Biasanya Elsa akan selalu ada untuk menjadi sopir pribadinya, tapi tidak untuk hari ini karena boneka barbie itu tidak masuk.
Disela sakit kepala yang kian terasa, ia kian memikirkan Lucas. Ia telah menunjukkan kelemahannya dengan menangis di hadapan Lucas. Tapi itu tak membuat pria itu menghindar dan justru semakin mendekat. Di awal pertemuan ia telah menunjukkan penolakan dengan memberontak namun Lucas justru kian memaksa, lalu harus bagaimana lagi ia agar Lucas pergi dari hidupnya?
Kepalanya kian terasa pening. Ia juga tak sanggup menahan dingin untuk ke lantai bawah mengambil obat. Ini sudah biasa ia alami, sakit dan tak ada siapapun bahkan orangtua yang dapat menolongnya dari situasi ini. Ia terus berusaha memejamkan mata berharap sakit kepalanya hilang saat ia tertidur lelap. Namun ini tak berhasil, ia tak bisa tidur dengan sakit kepala yang kian terasa menusuk.
Ia membalut tubuhnya dengan selimut, turun dari ranjang dan mulai melangkah hendak mengambil obat. Namun ia benar-benar tak dapat menahannya lagi. Hampir saja wajah ayunya mencium lantai dengan keras jika seseorang tak menahannya dan menopang tubuhnya yang tak sanggup berdiri.
Lucas segera menggendong Shakira kembali ke atas ranjang, merebahkannya dan menempelkan telapak tangan ke jidatnya. Tanpa menunggu waktu ia segera menuju lantai bawah mengambil kotak obat yang kemarin ia lihat berada di rak kaca di dapur. Dan untung saja terdapat 2 tablet obat demam disana. Ia segera kembali dan meminta Shakira meminum obat dengan ia yang juga membawa segelas air putih. Dengan sigap ia membantu Shakira yang seperti setengah sadar untuk meminum obat. “Apa kau bodoh? Ini pasti karena kau kehujanan tadi siang. Bukankah sudah kukatakan tunggu aku sebentar?” ucapnya.
“Untuk apa kau disini? Pergilah. Aku sudah terbiasa dengan kondisi ini,” jawab Shakira dengan suaranya yang lemah.
“Apa ini caramu berterimakasih? Ah sudahlah, sekarang tidurlah. Aku akan menjagamu disini.” Lucas duduk di tepi ranjang dan menempelkan kompres demam ke jidat lebar istrinya.
“Jangan bercanda, Pergilah karena aku tak mau kau melakukan hal macam-macam lagi padaku,” balas Shakira dengan berusaha mengeraskan suaranya.
“Kau tenang saja. Aku tak mungkin meminta jatah saat kau sakit.” Dikecupnya kecil pucuk kepala Shakira dan mengusap kepalanya penuh kelembutan.
Shakira hendak bersuara namun ia seperti tak sanggup lagi. Obatnya tentu belum bekerja dan ia tak sanggup melakukan apapun karena sakit kepalanya begitu menyiksa. Biasanya tidak separah ini, apa ini ada hubungannya karena ia yang terlalu banyak pikiran?
Lucas menutup wajahnya dengan sebelah tangan, ia sudah seperti suami sungguhan yang menjaga istrinya. Padahal niatnya mengikat Shakira hanya untuk kepuasan birahinya. Ia memperhatikan Shakira yang telah memejamkan mata dan sepertinya mulai tertidur. Diamatinya lekat-lekat wajah wanita yang menjadi candu untuknya dan seulas senyum tipis terpatri di bibirnya. Ia tak pernah membayangkan akan mengalami ini dan menemukan Shakira disaat hatinya hampir mati. Mati karena berpikir tak ada wanita seperti Shakira di dunia ini dan membuat mimpinya yang hampir terkubur perlahan muncul ke permukaan kembali.
***
Shakira mengerjap perlahan. Hal yang ia rasakan adalah hangat yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ia menengadah dan mendapati wajah Lucas yang tertidur pulas meski posisi tidurnya yang tak nyaman. Untuk kali ini ia berterimakasih, sebab saat ia sakit Lucas bersedia menolong bahkan menemaninhya hingga pagi. Setidaknya pria itu menepati ucapannya dengan tak melakukan hal macam-macam saat ia sakit. Tapi tidak semudah ini, ia tak akan percaya begitu saja pada sang aktor yang memiliki seribu muka.
Lucas membuka mata dan hal pertama yang ia lihat adalah mata indah istrinya. Dipandangnya wajah istrinya tanpa henti bahkan tangannya terangkat mengusap lembut pipi sang istri. “Sudah bangun?” sapanya dengan seulas senyum tipis.
“Pergilah, dan terimakasih telah merawatku semalam,” cicit Shakira tanpa berani menatap mata kelam Lucas. Jujur saja ia masih berpikir sikap apa yang harus ia tunjukkan sekarang.
“Aku akan pergi setelah kau sarapan, Tunggu disini,” perintah Lucas yang kemudian segera beranjak hendak membuatkan bubur untuk Shakira. Kenapa ia begitu baik? Adalah pertanyaan yang berputar-putar di kepala Shakira. Sampai ia tersadar ahwa Lucas selalu memiliki tujuan lain di balik kebaikannya.
***
"Buka mulutmu,” perintah Lucas namun Shakira masih bungkam dan menggelengkan kepalanya. "Buka mulutmu atau aku akan memaksamu dengan cara kasar?!" Lucas mulai jengah, sudah setengah jam yang lalu namun Shakira tak menuruti perintah untuk meminum obat dan menyantap sarapan paginya. Wanitanya benar-benar keras kepala.
Dengan gerakan cepat Lucas mencium Shakira saat kesabarannya telah habis, menelusupkan lidahnya pada mulut wanita itu dan melumat bibir istrinya rakus. Pil yang sebelumnya di mulut Lucas telah berpindah pada mulut Shakira dan dengan terpaksa wanita itu menelannya.
"Hah....hah...hah...." Shakira menghela nafas setelah tindakan kurang ajar Lucas berhenti.
"Apa aku harus melakukan itu juga agar kau makan?" Lucas mengusap saliva dibibirnya dan menyeringai menatap Shakira.
"Hah ... kau ... gila!” maki Shakira marah. Ia mengambil segelas air putih di atas nakas di samping tempat tidurnya dan menenggaknya hingga tandas. "Aku marah padamu. Mulai sekarang kita bukan siapa-siapa, persetan dengan surat pernikahan itu," ucap Shakira dengan serius.
"Apa kau yakin? Kau harus membayar 1 Milyar jika ingin surat kita putus kontrak,” jawab Lucas seraya hendak menyuapi Shakira dengan bubur buatannya.
"Apa? Kau gila?" teriak Shakira. Saat ini ia tengah duduk bersandar kepala ranjang.
"Surat pernikahan kita sah dimata negara, tapi apa kau lupa kita memiliki surat kontrak? Kukira kau tak membacanya dengan teliti. Disana tertulis jika kau ingin lepas kontrak sebelum masa habis kau harus membayar denda sebesar 1 Milyar. Atau kontrak dianggap selesai hanya jika aku yang menginginkan hal itu selesai." Lucas menyeringai penuh kemenangan mengesampingkan ekspresi ketidak percayaan yang Shakira tunjukkan. Shakira segera mengambil surat pernikahan dan surat kontrak dari laci meja dan mencari apa yang pria itu katakan.
"Kau gila? Ini tidak sah! Tulisan ini berada paling bawah dengan huruf lebih kecil dari semua huruf. Kau ingin menipuku?!" Shakira mulai kesal karena merasa hidupnya tak akan bisa lepas dari pria Lucas. Ia tak mau semakin terjebak akan berbagai macam tipuan Lucas.
"Tapi tanda tanganmu sudah jelas ada disana. Dan surat ini memiliki kekuatan sah di mata hukum. Sekarang buka mulutmu." Lucas menyodorkan sesendok bubur ke depan mulut Shakira.
"Aku tidak mau, biarkan aku mati saja daripada harus terjerat dengan pria sepertimu." Shakira memalingkan muka dengan wajah masamnya yang masih terlihat pucat.
"Pria sepertiku? Memang aku pria seperti apa?" tanya Lucas dengan menunjukkan wajah sok polosnya.
"Kau jahat, brengsek, kurang ajar, sialan dan aku benci padamu!" jawab Shakira hingga menunjuk-nunjuk Lucas dengan jari telunjuknya kemudian bersedekap dada.
"Sudah selesai?"
"Kau! Argh ….” teriak Shakira dan menjambak rambutnya frustasi.
"Aku minta maaf jika itu yang ingin kau dengar,” ucap Lucas dengan tiba-tiba membuat Shakira menoleh mendengar ini. Apa artinya Lucas sudah sadar?
Brak!
Sampai suara pintu yang terbuka lebar menyadarkannya. Ia melihat ke arah pintu kamarnya kemudian menatap Lucas garang. Pria itu benar-benar tak dapat ia percaya.
Tbc ....
Brak!
Pagi telah tiba membawa sinar yang menggairahkan untuk beraktifitas. Shakira bangun dalam keadaan yang segar setelah istirahat sehari semalam. Kemarin ia gunakan untuk berdiam diri dan benar-benar beristirahat. Dan untung saja Lucas tak mengganggunya sama sekali. Entahlah, Shakira tak peduli, bahkan jika pria itu pergi ke dunia lain ia juga tak peduli.Meraih liptint di atas nakas dan mengaplikasikannya pada bibir kissablenya yang kini le
"Wow! Istrimu benar-benar berbakat," puji sang sutradara saat melihat hasil pengambilan gambar beberapa waktu yang lalu. Lucas tak mengalihkan perhatiannya dan terus menatap layar di hadapannya. Roky benar, ia tak menyangka Shakira bisa sangat bagus saat berperan.
"Bagaimana perasaan anda bisa bermain dengan suami anda sendiri nona Shakira?"
"Selamat aktingmu sangat bagus, aku tak menyangka kau berbakat dalam seni peran." Pria itu tersenyum dan menatap lurus Shakira mengabaikan sepasang mata lain menatap tak suka padanya."Terimakasih pujianmu." Namun ini bukan suara wanita itu melainkan suara pria di samping Shakira yang tersenyum remeh.
"Salahkan dirimu yang tidur seperti mayat," ujar Lucas. Saat ia memnuka kamar, ia mendapati Shakira tergeletak di lantai. Ia kora Shakira pingsan, ternyata wanita itu terjatuh dari tempat tidur namun tetap melanjutkan tidurnya.
"Apa aku bisa percaya padamu?" Alis ayah Shakira menukik menatap Lucas penuh keseriusan."Tentu saja," jawab Lucas mantap."Kau seorang aktor. Kau bisa saja sedang bersandiwara di hadapanku saat ini." Ayah Shakira tak serta merta mempercayai pria yang tiba-t
"Jangan bercanda! Ini sama sekali tidak lucu, Lucas!" Pria itu menggebrak meja, tak percaya akan apa yang baru ia dengar."Apa menurutmu aku sedang bercanda?" Hanya ada raut keseriusan di wajah tampan Lucas.
Lepaskan aku, Lucas.""Tidak akan.""Kau ingin membunuhku? Uhuk … uhuk ...." Shakira pura-pura batuk berharap dengan begitu Lucas segera melepas pelukannya.Saat ini keduanya masih berada diatas ranjang. Sinar matahari yang terik yang menembus lewat jendela kamar rumahnya yang tertutup tak membuat keduanya ingin beranjak dan beraktifitas."Sekarang kau adalah istriku dan aku berhak melakukan apapun." Lucas menelusupkan kepalanya pada ceruk leher Shakira. Menghirup aroma very yang seakan selalu menguar dari tubuh istrinya.Wajah Shakira merona merah mendengar kata 'istri'. Merasa malu dan akhirnya gilirannya menyembunyikan wajahnya dalam dada bi
"Shakira ....""Eh? Ada apa bu?" Shakira mengalihkan atensinya dari Lucas saat pandangannya mengarah pada sang ibu yang memasuki kamar dan kini berjalan ke arahnya."Sebenarnya apa yang tidak ibu ketahui tentang putri ibu, hm?" Ibu Shakira menyeret kursi dan meletakkannya di sebelah kursi yang Shakira duduki. Wanita itu melihat anak semata wayangnya kemudian pria yang kini masih terbaring diam di atas tempat tidur layaknya orang mati.Shakira tersenyum kecut dan menunduk. "Maafkan, Shaki, Bu."Tap!Tangan sang ibu menggenggam tangan Shakira dan mengusapnya lembut. "Kau mencintainya?" tanyanya."Aku
"Apa semua yang dikatakannya benar, Shakira?" Meski terlihat tenang namun tampak sekali raut keterkejutan dan kekecewaan di wajah pria paruh baya itu."Semua salahku dan aku ingin bertanggung jawab."
Shakira tak pernah merasa bebas seperti ini sebelumnya. Beberapa hari lalu Lucas mengirim pesan bahwa pria itu ada syuting terakhir di luar kota. Dan sampai saat ini pria itu masih belum kembali. Shakira merasa ia sangat bebas meski ada sedikit perasaannya yang merasa ada sesuatu yang hilang. Terlebih setelah apa yang mereka alami waktu itu. Dimana Lucas mengajaknya ke rumah Lucas yang dulu dan ia yang gila telah berani memeluk Lucas. Tiba-tiba ia teringat kegiatannya bersama Lucas sebelum semakin dekat seperti sekarang. Biasanya pria itu akan membangunkannya dengan memberinya kecupan kecil, mereka akan bertengkar saat sarapan dan pria itu akan seenak rambut memasuki rumah bahkan kamarnya.
"Kukira kau terlalu asik menggauli istrimu dan lupa untuk datang kesini," ucap Laohan saat Lucas baru saja sampai."Sialan kau! Jaga mulut sialanmu, ikan lohan." Lucas melotot pada Laohan dan hanya dibalas cengiran olehnya.
"Apa kau yakin?" Pria itu berdiri dari kursi yang ia duduki dan mendekati Lucas yang kini berdiri menatap keluar jendela besar ruangan itu."Kita sudah membicarakan ini sebelumnya bukan?" ucap Lucas dengan melirik pria yang kini berdiri tak jauh darinya.
"Ya Tuhan, Shakira ... aku tidak tahu jika akan seperti ini." Elsa mencoba menenangkan sahabatnya itu. Kini Shakira telah berada di rumah Elsa. Ia memaksa pulang dari rumah sakit, karena memang tak ada luka serius maka ia diperbolehkan pulang."Lalu, menurutmu aku harus bagaimana?"
"Kau terlalu bodoh." Lucas menyeringai jahat pada wanita di hadapannya."A-- apa maksudmu? Ja-- jadi selama ini kau hanya menipuku? Memanfaatkan aku?" Air mata sudah mengalir membasahi pipi wanita itu.
"Bukankah ini hebath." Lucas terengah dengan menyapu keringat dari keningnya. Bahkan rambutnya juga basah oleh keringat. Ini hebat, ini kali pertama ia bercinta seperti di film, yakni di pantai yang ditutupi karang dan bebatuan besar. Rasa takut ketahuan juga rasa nikmat bersatu membuat adrenalin tersendiri untuknya."Hah … hah … hah …. Kau gila!" teriak Shakira yang terengah dan berusaha menaikkan celananya.