Lucas terkejut, saat ia keluar ruangan, Shakira berdiri tepat di hadapannya dan menatapnya tajam namun dengan mata berkaca-kaca.
Plak!
Satu tamparan keras kembali mendarat di pipi halusnya. Untuk kesekian kalinya Shakira berani menamparnya. Ia terdiam beberapa saat, mendecih kecil kemudian menatap Shakira dengan pandangan sulit diartikan. Jika saja jalang yang melakukan demikian, ia tak akan segan melemparnya ke neraka. Tapi ini berbeda, yang menamparnya adalah istri kontraknya yang ia tahu ia bukan seorang jalang.
“Apa salahku padamu hingga kau menghancurkan hidupku?! Kehidupan damaiku, masa depanku, semua hancur karenamu!” teriak Shakira dengan emosi meluap disertai lelehan air mata. “Hiks … hiks … jangan kira karena kau seorang aktor terkenal, kau bisa membeliku, membeli kehidupanku, hiks … hiks ….” Shakira berusaha mengusap air matanya kasar. Ia benci menunjukkan kelemahannya dengan menangis di depan orang lain. Tapi ia lelah, ia kira Lucas akan menghilang setelah pertengkaran mereka kemarin. Tapi sekarang ia tahu, Lucas tak bisa menghilang begitu saja dari hidupnya karena mereka telah terikat.
Lucas terdiam, ini kedua kalinya Shakira menangis di depan matanya. Biasanya wanita lain menangis karena memohon cintanya, tapi Shakira justru menangis karena memintanya menghilang. Meski tak mengatakannya, namun keadaan Shakira seolah mengatakan bahwa ia muak dengannya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan, rasa kasihan tiba-tiba menghinggapinya. Ia ingin pergi namun kakinya seolah mengisyaratkan ia harus tetap disini.
Puk!
Ia tidak tahu kenapa, seakan tangan dan tubuhnya bekerjasama agar ia mengambil langkah untuk memeluk Shakira. Rasanya berbeda, jika sebelumnya ia memeluk Shakira karena hasrat libidonya, kali ini ia hanya ingin melakukannya dan sesuatu yang aneh mulai dirasakannya. Sesuatu yang hangat mulai menjalari dadanya. Ini tidak sama dengan rasa saat ia memeluk banyak wanita entah di kehidupan nyata atau untuk pembuatan film belaka.
Shakira memberontak dan berusaha melepaskan diri dari pelukan Lucas. Ia memukul dada Lucas yang seperti pagar tembok yang melindunginya namun Lucas semakin mengeratkan pelukannya. Sampai ia merasakan sesuatu yang hangat dan ia dapat mendengar degup jantung Lucas begitu cepat.
“Shakira?”
Sebuah suara menginterupsi pendengaran keduanya. Lucas menoleh, namun tidak dengan Shakira. Ia sudah hafal dengan suara siapakah ini. Tangannya mencengkeram kuat jaket Lucas dan berusaha menghentikan airmatanya.
“Siapa kira kehidupan dunia nyata kalian layaknya sebuah drama.”
Mata Shakira melebar mendengar suara ini, bukan suara mantan kekasihnya tapi, ini adalah suara kekasih Viky.
Lucas melepas pelukannya dan menatap Shakira yang masih berusaha menenangkan diri dengan mengambil nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.Kemudian menoleh pada dua orang yang menyapanya.
“Kau menangis? Apa yang--” pertanyaan Viky terhenti saat Megi menatapnya marah.
“Oh, jadi ini suamimu? Kau hebat bisa mendapatkan aktor terkenal seperti Lucas,” seru Megi yang berjalan mendekat, kemudian berdiri tepat di hadapan Lucas. “Ternyata kau lebih tampan dari yang kulihat di tv, ya,” ucapnya dengan tersenyum kecil dan mengulurkan tangan guna memperkenalkan diri. “Kenalkan, namaku Megi Laohan. Dan aku adalah kekasih mantan kekasihnya istrimu.”
Lucas hanya menatapnya jengah tanpa berniat menerima uluran tangannya. Diperhatikannya wanita yang mengaku sebagai kekasih mantan kekasih istrinya dengan seksama. Rambut ikal panjangnya tergerai dengan poni yang memagari dahi lebarnya. Bibir merah seperti habis minum darah dengan kulit putih pucat. Jangan abaikan extension bulu mata yang hampir 5 cm. Ah tidak, itu hanya perkiraan Lucas karena baginya Megi seperti wanita malam di pinggir jalan yang mencari mangsa dengan melambaikan tangan. Kemudian diperhatikannya Shakira yang tanpa riasan. Tak ada bedak tebal, bibirnya hanya dipoles liptint berwarna peach, dan bulu mata asli yang lentik. Menurutnya, Shakira jauh lebih cantik dari wanita yang tak juga menurunkan tangan meski ia tak menerima uluran tangannya.
Beberapa detik setelahnya tangannya terangkat, hampir, tinggal sedikit lagi bersentuhan dengan tangan Megi. Namun dengan cepat meleset dan merangkul Shakira, menariknya hingga tak ada jarak antara kulit mereka dan mencium pucuk kepalanya. “Tanganku hanya milik istriku,” ucapnya dengan mengukir seulas senyum remeh.
Megi terdiam kaku, ini kali pertama ia dipermalukan.
Viky melangkah mendekat kemudian bertanya, “Jadi berita itu benar?” Ia sama sekali tak peduli akan kekasihnya dan justru bertanya pada Shakira. Ia kira semua hanya gosip, bahkan ia hampir tak percaya Shakira memiliki hubungan dengan aktor terkenal sampai ia melihat sendiri kemesraaan keduanya di sebuah acara talkshow kemarin.
Shakira menggigit bibir bawahnya kuat, nyaris mengeluarkan darah dengan suhu tubuh yang panas. Dan semakin panas dengan dadanya yang bergemuruh hebat saat Megi bersuara.
“Kau sudah melihat sendiri, Sayang. Dan pasti berita kehamilanmu pasti juga benar, bukan?” Megi merangkul manja pada Viky dan sengaja mengeraskan suaranya di kata, kehamilanmu. “Jika tidak, tentu tidak mungkin tak ada angin tak ada hujan kalian menikah secepat kedipan mata.”
Entah suaranya terbang kemana, Shakira hanya diam. Sementara Lucas sepertinya mulai memahami keadaan.
"Selamat, Shakira. Jadi kapan resepsi pernikahan kalian? Aku dan Viky-ku akan datang pastinya." Megi menjadi pembicara aktif. Sementara Shakira hanya menunduk, Viky menatapnya sendu dan Lucas menatap memperhatikan keduanya bergantian.
"Dan kami akan menyusulmu."
Deg!
Seketika itu juga Shakira menatap Viky dan Megi dengan mata melebar. Megi tersenyum bahagia sementara Viky setengah menggeram marah padanya. "Apa yang kau katakan Megi!" suaranya sedikit membentak. Ia mencoba mengingatkan kekasihnya agar tak banyak bicara. Tapi sepertinya ia kalah, justru Megi semakin sengaja memuat Shakira terbakar api.
"Ada apa, Sayang? Aku hanya memberitahu Shakira bahwa kita akan menikah,” katanya dengan wajah sok polos. “Dan lagi, mungkin kita nanti bisa melakukan senam ibu hamil bersama,” imbuhnya.
"Megi!" bentak Viky. Ingin sekali menyumpal mulut kekasihnya agar diam namun sebuah alasan mencegahnya.
"Kenapa, Sayang? Aku hanya bahagia kita nanti akan sama-sama jadi calon ibu." Lagi-lagi Megi menunjukan wajah polos tanpa dosa. Sepertinya ia memiliki bakat berakting.
Air mata Shakira tak dapat dibendung lagi. Kenapa ia mudah sekali menangis? Beberapa menit yang lalu menangis karena Lucas dan sekarang menangis karena pria yang masih mengisi hatinya akan menikah, terlebih akan jadi calon ayah pula. Lucas dapat melihat itu dan semakin mengerti situasi ini.
Ia menyeringai tipis, “Menarik,” batinnya. Tangannya yang masih bertengger di bahu Shakira perlahan turun menjabat tangan Viky. "Selamat, Bung, kau akan jadi calon ayah. Dan selamat untukmu, Nona, kau berhasil," ujarnya. Kemudian melepas jabatan tangannya dan menggenggam tangan Shakira, menariknya dan beranjak meninggalkan Viky dan Megi yang tersenyum puas. Puas telah memanas-manasi Shakira, karena ia tahu, Shakira masih mencintai Viky meski gosip mengatakan ia telah menikah.
Shakira hanya mengikuti tarikan tangan Lucas dengan menunduk saat melewati mantan kekasihnya. Ia tidak ingin Viky melihatnya menangis karena mendengar berita pernikahannya.
Lucas menghentikan langkahnya kemudian menoleh pada Viky yang menatap punggung Shakira. "Tapi sayang sekali sepertinya kami masih ingin menghabiskan waktu berdua tanpa diganggu seorang bayi," ujarnya. Kemudian kembali melangkah dengan tangan kiri terangkat, mengacungkan ibu jari ke atas kemudian membaliknya ke bawah. “Loser.” ucapnya tanpa suara.
Viky merasa terhempas. Itu artinya Shakira tidak hamil dan entah kenapa secuil hatinya ingin berharap. Viky masih menatap Shakira bersama Lucas yang mulai menjauh melewati lorong kampus yang sepi.
"Sayang!"
"Ada apa?"
"Apa yang kau pikirkan? Aku memanggilmu sejak tadi. Jangan bilang kau masih mencintai Shakira!" tuduh Megi.
"Ti-- tidak,” jawab Viky dengan ragu.
"Bagus. Mereka sangat cocok meski Shakira wanita biasa dan Lucas Wang aktor terkenal, itu lebih baik daripada wanita itu merebut lelaki orang," sindir Megi dengan kata pedas.
"Apa maksudmu Megi?" Alis Viky mengernyit tajam. Ia tahu maksud kekasihnya.
"Tidak ada, Sayang. Aku hanya merasa dia masih menyukaimu. Dan kuharap tidak denganmu. Apa satu aktor tak cukup baginya? Hingga masih berharap padamu yang saat ini adalah kekasihku, benar-benar jalang." Megi mendecih remeh dengan masih melihat kepergian Shakira yang hampir tak terlihat lagi di ujung lorong.
Viky terlihat marah namun berusaha menekan kemarahannya. "Jaga bicaramu. Dan jangan lagi mengatakan pada siapapun kita akan menikah,” perintahnya dengan suara tegas. Kemudian berjalan mendahului Megi tanpa menghiraukan racauan Megi di belakangnya.
"Kau masih menyukai boneka manekin tadi?" tanya Lucas saat keduanya telah jauh dari Viky dan Megi. Saat ini keduanya berjalan bersama dengan Lucas yang kembali memakai masker dan menutupi kepalanya dengan hoodie."Dia bukan boneka! Namanya Viky!” bentak Shakira tak terima mantan kekasihnya disebut boneka manekin.
Shakira tak bisa tidur. Ia berguling ke kanan dan kiri dengan memeluk boneka besar pemberian sang mantan. Ia masih memikirkan reaksi Viky tadi siang. Namun hal yang lebih ia pikirkan adalah, rasa malunya karena berani mencium Lucas terlebih dahulu. Ia tidak tahu apakah Lucas tahu tujuannya atau tidak melakukan ciuman itu. Tapi tetap saja, ia seperti menjilat ludahnya sendiri.
Brak!
Pagi telah tiba membawa sinar yang menggairahkan untuk beraktifitas. Shakira bangun dalam keadaan yang segar setelah istirahat sehari semalam. Kemarin ia gunakan untuk berdiam diri dan benar-benar beristirahat. Dan untung saja Lucas tak mengganggunya sama sekali. Entahlah, Shakira tak peduli, bahkan jika pria itu pergi ke dunia lain ia juga tak peduli.Meraih liptint di atas nakas dan mengaplikasikannya pada bibir kissablenya yang kini le
"Wow! Istrimu benar-benar berbakat," puji sang sutradara saat melihat hasil pengambilan gambar beberapa waktu yang lalu. Lucas tak mengalihkan perhatiannya dan terus menatap layar di hadapannya. Roky benar, ia tak menyangka Shakira bisa sangat bagus saat berperan.
"Bagaimana perasaan anda bisa bermain dengan suami anda sendiri nona Shakira?"
"Selamat aktingmu sangat bagus, aku tak menyangka kau berbakat dalam seni peran." Pria itu tersenyum dan menatap lurus Shakira mengabaikan sepasang mata lain menatap tak suka padanya."Terimakasih pujianmu." Namun ini bukan suara wanita itu melainkan suara pria di samping Shakira yang tersenyum remeh.
"Salahkan dirimu yang tidur seperti mayat," ujar Lucas. Saat ia memnuka kamar, ia mendapati Shakira tergeletak di lantai. Ia kora Shakira pingsan, ternyata wanita itu terjatuh dari tempat tidur namun tetap melanjutkan tidurnya.
Lepaskan aku, Lucas.""Tidak akan.""Kau ingin membunuhku? Uhuk … uhuk ...." Shakira pura-pura batuk berharap dengan begitu Lucas segera melepas pelukannya.Saat ini keduanya masih berada diatas ranjang. Sinar matahari yang terik yang menembus lewat jendela kamar rumahnya yang tertutup tak membuat keduanya ingin beranjak dan beraktifitas."Sekarang kau adalah istriku dan aku berhak melakukan apapun." Lucas menelusupkan kepalanya pada ceruk leher Shakira. Menghirup aroma very yang seakan selalu menguar dari tubuh istrinya.Wajah Shakira merona merah mendengar kata 'istri'. Merasa malu dan akhirnya gilirannya menyembunyikan wajahnya dalam dada bi
"Shakira ....""Eh? Ada apa bu?" Shakira mengalihkan atensinya dari Lucas saat pandangannya mengarah pada sang ibu yang memasuki kamar dan kini berjalan ke arahnya."Sebenarnya apa yang tidak ibu ketahui tentang putri ibu, hm?" Ibu Shakira menyeret kursi dan meletakkannya di sebelah kursi yang Shakira duduki. Wanita itu melihat anak semata wayangnya kemudian pria yang kini masih terbaring diam di atas tempat tidur layaknya orang mati.Shakira tersenyum kecut dan menunduk. "Maafkan, Shaki, Bu."Tap!Tangan sang ibu menggenggam tangan Shakira dan mengusapnya lembut. "Kau mencintainya?" tanyanya."Aku
"Apa semua yang dikatakannya benar, Shakira?" Meski terlihat tenang namun tampak sekali raut keterkejutan dan kekecewaan di wajah pria paruh baya itu."Semua salahku dan aku ingin bertanggung jawab."
Shakira tak pernah merasa bebas seperti ini sebelumnya. Beberapa hari lalu Lucas mengirim pesan bahwa pria itu ada syuting terakhir di luar kota. Dan sampai saat ini pria itu masih belum kembali. Shakira merasa ia sangat bebas meski ada sedikit perasaannya yang merasa ada sesuatu yang hilang. Terlebih setelah apa yang mereka alami waktu itu. Dimana Lucas mengajaknya ke rumah Lucas yang dulu dan ia yang gila telah berani memeluk Lucas. Tiba-tiba ia teringat kegiatannya bersama Lucas sebelum semakin dekat seperti sekarang. Biasanya pria itu akan membangunkannya dengan memberinya kecupan kecil, mereka akan bertengkar saat sarapan dan pria itu akan seenak rambut memasuki rumah bahkan kamarnya.
"Kukira kau terlalu asik menggauli istrimu dan lupa untuk datang kesini," ucap Laohan saat Lucas baru saja sampai."Sialan kau! Jaga mulut sialanmu, ikan lohan." Lucas melotot pada Laohan dan hanya dibalas cengiran olehnya.
"Apa kau yakin?" Pria itu berdiri dari kursi yang ia duduki dan mendekati Lucas yang kini berdiri menatap keluar jendela besar ruangan itu."Kita sudah membicarakan ini sebelumnya bukan?" ucap Lucas dengan melirik pria yang kini berdiri tak jauh darinya.
"Ya Tuhan, Shakira ... aku tidak tahu jika akan seperti ini." Elsa mencoba menenangkan sahabatnya itu. Kini Shakira telah berada di rumah Elsa. Ia memaksa pulang dari rumah sakit, karena memang tak ada luka serius maka ia diperbolehkan pulang."Lalu, menurutmu aku harus bagaimana?"
"Kau terlalu bodoh." Lucas menyeringai jahat pada wanita di hadapannya."A-- apa maksudmu? Ja-- jadi selama ini kau hanya menipuku? Memanfaatkan aku?" Air mata sudah mengalir membasahi pipi wanita itu.
"Bukankah ini hebath." Lucas terengah dengan menyapu keringat dari keningnya. Bahkan rambutnya juga basah oleh keringat. Ini hebat, ini kali pertama ia bercinta seperti di film, yakni di pantai yang ditutupi karang dan bebatuan besar. Rasa takut ketahuan juga rasa nikmat bersatu membuat adrenalin tersendiri untuknya."Hah … hah … hah …. Kau gila!" teriak Shakira yang terengah dan berusaha menaikkan celananya.