"Huaaa ...."
"Cup … cup … st .... diamlah, Sayang," Orang itu masih mengelus lembut punggung Shahira dan menenangkannya.
"Hiks … hiks .... bagaimana ini? Hidupku pasti tak akan tenang setelah ini.” Shahira masih merengek dan menangis bombay meratapi kesialan yang telah berada di depan matanya. Kesialan yang ia dapat karena Lucas Wang, pria yang sialannya tampan dan seorang aktor terkenal.
"Ayolah, Jidat, anggap saja ini jalanmu. Mungkin sekarang kalian hanya bersandiwara tapi kita tak akan tahu masa depan. Bisa saja kalian akan benar-benar saling jatuh cinta," tutur Elsa guna memberi Shakira sedikit cahaya harapan.
"Hua … Elsa … kau semakin membuatku ingin mati." Namun sepertinya apa yang Elsa katakan justru membuat Shakira semakin ingin mengubur diri hidup-hidup.
"Anggap saja ini hadiah karena kau telah lancang menggunakan kolam renang orang tanpa izin,” sindir Elsa dengan bermaksud membuat Shakira tertawa.
"Mana kutahu rumah itu dihuni olehnya." Shakira membenamkan wajahnya pada boneka beruang besar berwarna coklat pemberian sang mantan.
"Ayolah, Sayang, justru ku pikir kau beruntung. Wanita biasa sepertimu bisa merasakan 'keganasan' seorang Lucas Wang, Roar!." Elsa pura-pura seperti singa yang akan menerkam Shakira dengan tampang mesum yang dibuat-buat.
"Elsa, kau jahat. Itu sama sekali tidak lucu,” rengek Shakira tanpa mengangkat kepala menatap sahabatnya itu.
"Bagaimana rasanya jidat? Bagaimana rasanya saat pedangnya menusukmu? Berapa besar ukurannya? Apa sebesar ini?" Elsa melebarkan tangan dari ujung tangan kanan sampai ujung tangan kiri.
Bugh .....
"Aw!" Boneka beruang besar yang digunakan Shakira menyerap air mata dan ingusnya melayang ke wajah Elsa.
"Diam! Sahabat macam apa kau! Bukannya bersimpati saat tahu sahabatmu ini jadi korban pemerkosaan tapi kau justru mengatakan hal bodoh." Shakira berteriak marah dan memukul Elsa dengan bantal empuk miliknya. Tidak bisakah Elsa serius kali ini? Ia seperti ingin mati tapi sahabatnya itu terus saja menggodanya.
"Hahahaha .... maafkan aku. Jidat, kau yang bilang sendiri bukan kalau kau sampai tak bisa berjalan karena perbuatannya." Elsa menghalau pukulan kecil Shakira dengan tangan dan berusaha menahan tawa. Sebenarnya ia sedikit iba, namun bagai 1 banding 1 juta orang yang memiliki kesempatan seperti Shakira dan menurutnya itu adalah sebuah keberuntungan.
"Aaaa Elsa ...." Shakira berhenti memukul wanita itu dan membenamkan wajahnya pada bantal. Wajahnya terasa panas dan memerah. Ucapan sahabatnya mengingatkannya pada kejadian kemarin saat ia ikut menjadi bintang tamu di acara talkshow yang dihadiri Lucas. Mengingatkannya bahwa ia mengakui kehebatan Lucas hingga membuatnya tak bisa berjalan.
Rasanya Shakira ingin bersembunyi sampai lubang semut agar tak ada lagi yang dapat menemukannya. Karena kejadian kemarin membuatnya harus mengganti nomor dan berdiam diri tanpa keluar rumah. Bagaimana tidak? Handphonenya seakan tak bisa berhenti diam setelah acara talkshow selesai. Semua orang menanyakan perihal hubungannya dengan aktor tampan itu. Ada beberapa juga yang menyatakan menentang hubungannya dan meresmikan diri sebagai hatersnya. Kehidupan tenangnya selama ini benar-benar hilang. Dan yang lebih membuatnya seakan ingin pindah keluar angkasa ialah pria itu dengan seenak ketampanannya menghilang setelah mengirim uang ke rekeningnya sebesar sepuluh juta yen.
Shakira ingin menangis. Tidak, ia sudah menangis. Ia menceritakan semua pada sahabatnya namun sahabatnya itu justru tak membantu apapun. Elsa saat ini menginap di rumahnya setelah ia menangis seperti anak kecil di telepon meminta gadis itu datang.
Grrr ... grrr ... khrr
Dengkuran halus Elsa terdengar jelas di telinga Shakira. Ia tak bisa tidur dan semakin tak bisa tidur mendengar dengkuran sahabatnya. Waktu menunjukan pukul 01.00 dini hari. Merasa haus, Shakira turun dari ranjang dan menuju dapur berniat mengambil minum dan meminum satu pil obat tidur. Ini tidak bagus, matanya akan seperti panda jika ia tak tidur.
Ia menyempatkan diri mengintip lewat jendela dan akhirnya para wartawan yang sudah sejak pagi menunggui rumahnya di depan gerbang pergi. Elsa bahkan harus lewat jalan rahasia agar bisa memasuki rumah Shakira tanpa diketahui wartawan di depan rumah.
"A--" Suara Shakira tercekat di tenggorokan saat ia berbalik badan dan mendapati seseorang memakai masker dan jaket berada tepat di hadapannya. Shakira ingat, jaket dan dandanan orang ini sama dengan orang yang menolongnya dari gangguan pria nakal malam itu.
"Ka-- kau! Siapa kau, apa yang kau lakukan disini!" Shakira melangkah mundur dan kakinya berhenti pada sofa di belakangnya.
"Bagaimana bisa kau tak mengetahui kekasihmu sendiri, Shakira?" Suara ini ... Suara yang sangat Shakira kenal sebagai penyebab kemalangannya.
Orang itu membuka masker dan jaketnya membuat Shakira dengan jelas melihat bahwa orang itu memang adalah Lucas Wang.
"Ka-- kau!"
"Kenapa? Merindukanku?" Lucas mendekati Shakira yang kini terduduk disofa karena hendak mundur namun terhalangi sofa beludru miliknya. Mencoba bangkit untuk kabur namun sia-sia karena Lucas terlebih dahulu telah mengukungnya dengan kedua tangan pria itu. Pria itu menindih Shakira dengan kedua tangan menopang tubuhnya pada kepala sofa.
"Mau kemana? Bukankah kau merindukanku? Mari kita bermain sebagai hadiahku karena tak dapat melihatmu beberapa hari ini." Mata hitam Lucas menatap dalam ke dalam mata jernih Shakira. Kabut gairah dan nafsu terlihat jelas di matanya.
"Ap-- apa maksudmu? Siapa yang merindukanmu? Seharusnya aku memarahimu! Kau menghilang setelah membuat hidupku tak tenang dengan wartawan dan haters yang tak berhenti menggangguku!" Shakira menatap nyalang Lucas berharap pria itu tahu ia amat sangat membencinya.
"Aku sudah memberimu uang apa itu masih kurang? Anggap saja aku membeli kebebasanmu sementara. Atau katakan berapa nominal yang kau inginkan, aku akan memberimu sebanyak apapun yang kau mau." Lucas berbisik dan menjilat cuping telinga Shakira membuatnya merinding panas.
"Aku tidak mau. Ambil semua uangmu dan kembalikan kehidupan damaiku." Shakira mendorong Lucas namun pria itu justru semakin menekan tubuhnya.
"Tak semudah itu, Sayang, kau sudah jadi milikku." Setelah mengatakan itu Lucas segera membuka lebar kaki Shakira. Satu tangannya digunakannya mengunci tangan Shakira dan satu tangannya bergerilya di bawah sana. Diciumnya kasar bibir manis Shakira yang selalu membuatnya terbayang setiap saat. Kemudian ciumannya menjalar ke leher dan dada wanitanya.
Desahan Shakira keluar dari mulut mungilnya membuat Lucas semakin bergairah.
"Jangan salahkan aku jika besok kau tak bisa berjalan, Shakira,” bisik Lucas dan setelah itu hanya suara desahan yang menggema di ruangan.
Katakan pada ayah dan ibumu untuk membeli sofa yang baru Shakira, karena dipastikan sofa tak berdosa itu akan koyak besok.
Sementara di kamar Shakira, Elsa masih tertidur lelap dengan dengan dengkuran halus, ia bermimpi melihat adegan live hentai antara Shakira dan Lucas Wang di depan matanya.
"Sejak kapan aku menikah denganmu, hah!" teriak Shakira tepat di depan wajah tampan Lucas Wang. Wajahnya sudah sangat merah menahan amarah. Bagaimana tidak? Pagi ini Shakira baru saja menonton acara infotainment dan betapa terkejutnya ia melihat foto dirinya dan Lucas bersebelahan di sebuah buku nikah."Kau lupa? Kau baru saja menandatangani surat pernikahan kita, Sayang." Dengan enteng dan seenak rambut emonya Lucas berucap dengan santai.
Saat ini Lucas tengah menjalani syuting film terbarunya. Berbeda dengan film bertema action seperti sebelumnya, kini ia berperan sebagai anak kuliahan yang tengah dimabuk asmara. Meski sudah hampir kepala tiga, pesona ketampanannya masih mampu bersaing dengan pria yang berusia hampir sepuluh tahun di bawahnya. Wajah yang bersih tanpa setitik noda, hidung mancung, bibirnya yang membuat siapapun ingin memagutnya, ditambah sorot mata tajam dan rahang yang tegas sangat mampu membuat para wanita menjerit. Dan jangan lupa dengan bentuk tubuhnya yang atletis. Bahkan jika bukan seorang aktor pun, dipastikan banyak wanita dengan senang hati membuka kaki lebar untuknya.
Lucas terkejut, saat ia keluar ruangan, Shakira berdiri tepat di hadapannya dan menatapnya tajam namun dengan mata berkaca-kaca.Plak!Satu tamparan keras kembali mendarat di pipi halusnya. Untu
"Kau masih menyukai boneka manekin tadi?" tanya Lucas saat keduanya telah jauh dari Viky dan Megi. Saat ini keduanya berjalan bersama dengan Lucas yang kembali memakai masker dan menutupi kepalanya dengan hoodie."Dia bukan boneka! Namanya Viky!” bentak Shakira tak terima mantan kekasihnya disebut boneka manekin.
Shakira tak bisa tidur. Ia berguling ke kanan dan kiri dengan memeluk boneka besar pemberian sang mantan. Ia masih memikirkan reaksi Viky tadi siang. Namun hal yang lebih ia pikirkan adalah, rasa malunya karena berani mencium Lucas terlebih dahulu. Ia tidak tahu apakah Lucas tahu tujuannya atau tidak melakukan ciuman itu. Tapi tetap saja, ia seperti menjilat ludahnya sendiri.
Brak!
Pagi telah tiba membawa sinar yang menggairahkan untuk beraktifitas. Shakira bangun dalam keadaan yang segar setelah istirahat sehari semalam. Kemarin ia gunakan untuk berdiam diri dan benar-benar beristirahat. Dan untung saja Lucas tak mengganggunya sama sekali. Entahlah, Shakira tak peduli, bahkan jika pria itu pergi ke dunia lain ia juga tak peduli.Meraih liptint di atas nakas dan mengaplikasikannya pada bibir kissablenya yang kini le
"Wow! Istrimu benar-benar berbakat," puji sang sutradara saat melihat hasil pengambilan gambar beberapa waktu yang lalu. Lucas tak mengalihkan perhatiannya dan terus menatap layar di hadapannya. Roky benar, ia tak menyangka Shakira bisa sangat bagus saat berperan.
Lepaskan aku, Lucas.""Tidak akan.""Kau ingin membunuhku? Uhuk … uhuk ...." Shakira pura-pura batuk berharap dengan begitu Lucas segera melepas pelukannya.Saat ini keduanya masih berada diatas ranjang. Sinar matahari yang terik yang menembus lewat jendela kamar rumahnya yang tertutup tak membuat keduanya ingin beranjak dan beraktifitas."Sekarang kau adalah istriku dan aku berhak melakukan apapun." Lucas menelusupkan kepalanya pada ceruk leher Shakira. Menghirup aroma very yang seakan selalu menguar dari tubuh istrinya.Wajah Shakira merona merah mendengar kata 'istri'. Merasa malu dan akhirnya gilirannya menyembunyikan wajahnya dalam dada bi
"Shakira ....""Eh? Ada apa bu?" Shakira mengalihkan atensinya dari Lucas saat pandangannya mengarah pada sang ibu yang memasuki kamar dan kini berjalan ke arahnya."Sebenarnya apa yang tidak ibu ketahui tentang putri ibu, hm?" Ibu Shakira menyeret kursi dan meletakkannya di sebelah kursi yang Shakira duduki. Wanita itu melihat anak semata wayangnya kemudian pria yang kini masih terbaring diam di atas tempat tidur layaknya orang mati.Shakira tersenyum kecut dan menunduk. "Maafkan, Shaki, Bu."Tap!Tangan sang ibu menggenggam tangan Shakira dan mengusapnya lembut. "Kau mencintainya?" tanyanya."Aku
"Apa semua yang dikatakannya benar, Shakira?" Meski terlihat tenang namun tampak sekali raut keterkejutan dan kekecewaan di wajah pria paruh baya itu."Semua salahku dan aku ingin bertanggung jawab."
Shakira tak pernah merasa bebas seperti ini sebelumnya. Beberapa hari lalu Lucas mengirim pesan bahwa pria itu ada syuting terakhir di luar kota. Dan sampai saat ini pria itu masih belum kembali. Shakira merasa ia sangat bebas meski ada sedikit perasaannya yang merasa ada sesuatu yang hilang. Terlebih setelah apa yang mereka alami waktu itu. Dimana Lucas mengajaknya ke rumah Lucas yang dulu dan ia yang gila telah berani memeluk Lucas. Tiba-tiba ia teringat kegiatannya bersama Lucas sebelum semakin dekat seperti sekarang. Biasanya pria itu akan membangunkannya dengan memberinya kecupan kecil, mereka akan bertengkar saat sarapan dan pria itu akan seenak rambut memasuki rumah bahkan kamarnya.
"Kukira kau terlalu asik menggauli istrimu dan lupa untuk datang kesini," ucap Laohan saat Lucas baru saja sampai."Sialan kau! Jaga mulut sialanmu, ikan lohan." Lucas melotot pada Laohan dan hanya dibalas cengiran olehnya.
"Apa kau yakin?" Pria itu berdiri dari kursi yang ia duduki dan mendekati Lucas yang kini berdiri menatap keluar jendela besar ruangan itu."Kita sudah membicarakan ini sebelumnya bukan?" ucap Lucas dengan melirik pria yang kini berdiri tak jauh darinya.
"Ya Tuhan, Shakira ... aku tidak tahu jika akan seperti ini." Elsa mencoba menenangkan sahabatnya itu. Kini Shakira telah berada di rumah Elsa. Ia memaksa pulang dari rumah sakit, karena memang tak ada luka serius maka ia diperbolehkan pulang."Lalu, menurutmu aku harus bagaimana?"
"Kau terlalu bodoh." Lucas menyeringai jahat pada wanita di hadapannya."A-- apa maksudmu? Ja-- jadi selama ini kau hanya menipuku? Memanfaatkan aku?" Air mata sudah mengalir membasahi pipi wanita itu.
"Bukankah ini hebath." Lucas terengah dengan menyapu keringat dari keningnya. Bahkan rambutnya juga basah oleh keringat. Ini hebat, ini kali pertama ia bercinta seperti di film, yakni di pantai yang ditutupi karang dan bebatuan besar. Rasa takut ketahuan juga rasa nikmat bersatu membuat adrenalin tersendiri untuknya."Hah … hah … hah …. Kau gila!" teriak Shakira yang terengah dan berusaha menaikkan celananya.