PoV. Author
Malam berganti pagi yang cerah, kissela berusaha membuka matanya yang masih terasa berat. Ia merasakan seluruh bagian tubuh remuk. Sinar matahari menerjang masuk ke dalam retina matanya membuatnya harus mengerjap beberapa kali.
Sadar dengan tempat yang tidak dia ketahui membuatnya terduduk tegak. Sekelebat bayangan semalam melintas. Dengan cepat ia menutup mulutnya dengan punggung tangan pandangannya ia edarkan keseluruhan bagian mobil mewah itu, hingga pandangannya terhenti di satu objek.
Fano, yang masih tertidur dengan keadaan neked sama seperti dirinya.
Perlahan kepalanya menggeleng dengan cepat, saat menyadari ini adalah kesepatan dengan cepat Kissela memunguti pakaiannya yang berhamburan dan mengenakannya dengan asal. Diam-diam ia keluar dari dalam mobil milik Fano tanpa berpamitan, ia memilih pergi begitu saja.
"Aku harus kabur, tuan maaf aku pamit" bisiknya pada diri sendiri.
Selang setengah jam barulah Fano membuka matanya. Dengan senyum ia menoleh ke sebelahnya, dahinya berkerut karena tidak menemukan siapapun di sampingnya.
"Aiss shit! Kemana gadis itu?" Makinya saat sadar dengan keadaan dirinya. Ia memejamkan matanya sebentar dan memijat keningnya yang terasa sedikit pening.
Dengan terkekeh geli ia bersandar merasakan udara dingin menerpa tubuh telanjangnya.
"Dia meninggalkan ku? Aiss.. harusnya aku yang melakukan itu".
Dengan capat ia memungut celana nya dan memakainya. Segera menghidupkan mobilnya dan melaju pergi dengan beberapa makian dari mulut sexy nya.
Sesampainya di mansion Fano mendengus saat melihat mobil ketiga sahabatnya yang sudah terparkir cantik di halaman rumah nya. Dengan cepat ia turun dan memasuki pintu utama.
"Sedang apa kalian di rumahku?" Tanyanya pada ketiga pria yang sedang sibuk dengan ipad nya masing-masing.
"Hai kau sudah kembali?" Ujar Leo dengan senyum mengejek.
"Kau tidak pulang?" Tanya Al dengan alis yang terangkat.
"Ya, kenapa?" Jawabnya acuh lalu bergabung bersama ketiganya.
"Jadi bagai mana? Apa gadis itu memohon padamu?" Tanya Ganesa langsung.
Leo dan Al menatap penuh minat Saat Fano belum juga menjawab.
"Kalian bisa meminta apa yang kalian inginkan pada pengacara ku" ujarnya sebagai jawaban.
Ganesa tertawa tidak seperti biasanya . "Apa yang terjadi?" Serunya sambil tertawa.
"Kau sangat bahagia Mr. Raiden" balas Fano.
Setelahnya Fano menceritakan semua yang telah terjadi tidak kurang tidak lebih.
Ketiga temannya terbahak, bahkan Leo sampai terduduk dilantai karenannya.
"Astaga, ini langka sekali.. seorang Alfano Gibadesta ditinggalkan setelah bermain semalaman" seru Al masih dengan tawa yang berusaha ia hentikan.
"Apa yang dia lakukan padamu? Apa dia sangat sempit?" Tanya Leo penasaran.
Dengan tidak tahu diri otaknya memutar kembali kejadian semalam. Perlahan Fano merasakan tubuhnya memanas saat mengingat gadis itu memohon kepada nya.
"Wajah mu memerah, apa kau baik-baik saja?" Tanya Ganesa sarkas.
"Aku harus istirahat" seru Fano berlalu meninggalkan ketiga temannya yang masih terus menyindirnya dengan kata-kata ledekan.
Setibanya Fano di dalam kamar ia dengan cepat menuju kamar mandi dan menyalakan shower. Membasahi tubuhnya yang terasa sangat bergairah karena memikirkan gadis itu.
"Gadis sialan! Apa yang dia lakukan padaku, apa ini masih efek minuman semalam? Sialan!" dengan terpaksa kali ini ia menggunakan tangan nya untuk memuaskan kebutuhan nya saat ini.
"Ahh.. gadis sialan..ahh" serunya dengan gerakan tangan nya yang semakin capat.
"Akan ku buat kau bertekuk lutut mendamba ku, sialan" serunya dengan nafas terengah-engah. Setelah melalui pelepasan yang ke empat kalinya. Tubuhnya terasa sangat lelah dan ia mulai merasa pusing, namun gairahnya belum juga sirna.
Dengan perlahan ia mematikan shower dan keluar dari kamar mandi. Ia merebahkan diri di tempat tidur megahnya dengan meletakkan lengannya menutupi wajahnya. Kepalanya pening akibat masturbasi terlalu banyak.
Fano tertidur cukup lama sampai terdengar suara ketukan pintu yang membuatnya dengan cepat merapihkan handuk yang masih ia kenakan dan berjalan menuju pintu kamarnya. "Ada apa?" Ujarnya dengan wajah pucat.
"Maaf tuan, di bawah ada tuan Ganesa yang ingin bertemu"
Fano tidak menjawab melainkan mengusap wajahnya sambil memejamkan matanya menahan pusing dikepalanya.
Dengan tiba-tiba Fano justru pingsan di depan pelayan itu, membuat pelayan itu panik seketika.
Teriakan pelayanan itu membuat Ganesa berlari menaiki tangga dengan cepat diikuti kedua sahabatnya yang berlari dari ruang tamu mansion besar itu.
"Apa yang terjadi, kenapa dia bisa seperti ini?" Tanya Ganesa dengan sigap memapah sahabatnya itu.
"badannya panas, kita bawa dia ke rumah sakit sekarang, Al siapkan mobil" seru Leo yang langsung membantu Ganesa memapah sahabatnya itu.
"Dia pasti melakukan hal bodoh sampai seperti ini" ujar Ganesa yang dibalas kekehan dari Leo.
"Dia menjadi bodoh karena taruhan semalam, aku jadi semakin penasaran apa yang terjadi semalam" ujar Leo yang menarik keingintahuan Ganesa.
PoV, AuthorBeberapa perawatan menunggu di depansongdohospital."Ada apa? Apa ada pasien gawat darurat?" Tanya salah seorang dokter."Anak pemiliksongdohospitaltiba-tiba sakit dan harus dirawat segera"
PoV. AuthorDiruang vvipsongdohospitalketiga lelaki itu menunduk melihat ipad mereka fokus terhadap pekerjaan masing-masing. Sampai suara ketukan pintu terdengar, membuat mereka mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara."Masuk." Ujar Ganesa.
PoV. AuthorKissela berjalan dengan terburu-buru di lorong rumah sakit, ia merasa sangat bodoh dengan berpura-pura tidak tahu apapun seperti itu. Jelas ia tahu apa yang menjadi kelemahan nya adalah berbohong. Sedikit memukul kepalanya pelan."Ahhh bodohnya aku" ujarnya."Dokter Kissela, tunggu sebentar" seorang dokter muda memanggil nya.
PoV. AuthorMalam itu Fano merasa sangat tidak nyaman dengan hatinya, ia seperti telah membuat masalah yang sangat besar. Rasa mengganjal di hati membuatnya sulit untuk tertidur, kilasan saat ia melihat Kissela bersama dengan dokter muda itu terulang terus menerus di kepalanya."Brengsek! Kenapa ini semua menyerangku balik," hembusan nafas panjang terdengar sarat akan kefrustasian.Dengan
PoV. Author"apa!? Dokter Danu di pecat?" Seru Kissela kencang.Napas gadis itu tercekat, ia sangat terkejut dengan berita ini. Bagai mana bisa dokter sekompeten dokter Danu bisa di pecat.
PoV. AuthorFano merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur nya. Dengan perlahan ia membuka satu persatu kancing kemeja nya melempar nya sembarang dan perlahan menghembuskan nafas kasar."Segeralah menemui ku Kissela, aku semakin menggila karena perasaan ini," Fano bergumam.K
PoV. AuthorKissela menaiki sebuah bus menuju sebuah panti asuhan di pinggir kota. Panti asuhan tempat ia dibesarkan, tempat dimana ia mendapat perhatian dari seorang pengasuh hingga ia bisa seperti saat ini.Dengan senyum lebar Kissela turun disebuah halte dan menyebrangi jalan untuk sampai di halaman sebuah rumah sederhana yang terdapat banyak mainan anak di depannya. Kehadirannya disambut banyak anak kecil yang memanggil nya dengan sebutan kakak.
PoV. AuthorKeesokan harinya di rumah sakit terjadi sedikit kekacauan. Beberapa orang datang dengan bersamaan menerobos masuk, berteriak sangat keras. Meminta sebuah tanggung jawab atas kematian seorang korban kecelakaan yang sempat masuk rumah sakit ini."Keluar kalian, kalian tidak pantas menjadi seorang dokter!!" Seru seorang ibu dengan menggebu-gebu.