Share

3. Alfano

Author: Nul
last update Last Updated: 2021-01-28 16:24:03

PoV. Author

Malam berganti pagi yang cerah, kissela berusaha membuka matanya yang masih terasa berat. Ia merasakan seluruh bagian tubuh remuk. Sinar matahari menerjang masuk ke dalam retina matanya membuatnya harus mengerjap beberapa kali.

Sadar dengan tempat yang tidak dia ketahui membuatnya terduduk tegak. Sekelebat bayangan semalam melintas. Dengan cepat ia menutup mulutnya dengan punggung tangan pandangannya ia edarkan keseluruhan bagian mobil mewah itu, hingga pandangannya terhenti di satu objek.

Fano, yang masih tertidur dengan keadaan neked sama seperti dirinya.
Perlahan kepalanya menggeleng dengan cepat, saat menyadari ini adalah kesepatan dengan cepat Kissela memunguti pakaiannya yang berhamburan dan mengenakannya dengan asal. Diam-diam ia keluar dari dalam mobil milik Fano tanpa berpamitan, ia memilih pergi begitu saja.
"Aku harus kabur, tuan maaf aku pamit" bisiknya pada diri sendiri.

Selang setengah jam barulah Fano membuka matanya. Dengan senyum ia menoleh ke sebelahnya, dahinya berkerut karena tidak menemukan siapapun di sampingnya.

"Aiss shit! Kemana gadis itu?" Makinya saat sadar dengan keadaan dirinya. Ia memejamkan matanya sebentar dan memijat keningnya yang terasa sedikit pening.

Dengan terkekeh geli ia bersandar merasakan udara dingin menerpa tubuh telanjangnya.
"Dia meninggalkan ku? Aiss.. harusnya aku yang melakukan itu".

Dengan capat ia memungut celana nya dan memakainya. Segera menghidupkan mobilnya dan melaju pergi dengan beberapa makian dari mulut sexy nya.

Sesampainya di mansion Fano mendengus saat melihat mobil ketiga sahabatnya yang sudah terparkir cantik di halaman rumah nya. Dengan cepat ia turun dan memasuki pintu utama.

"Sedang apa kalian di rumahku?" Tanyanya pada ketiga pria yang sedang sibuk dengan ipad nya masing-masing.

"Hai kau sudah kembali?" Ujar Leo dengan senyum mengejek.

"Kau tidak pulang?" Tanya Al dengan alis yang terangkat.

"Ya, kenapa?" Jawabnya acuh lalu bergabung bersama ketiganya.

"Jadi bagai mana? Apa gadis itu memohon padamu?" Tanya Ganesa langsung.

Leo dan Al menatap penuh minat Saat Fano belum juga menjawab.
"Kalian bisa meminta apa yang kalian inginkan pada pengacara ku" ujarnya sebagai jawaban.

Ganesa tertawa tidak seperti biasanya . "Apa yang terjadi?" Serunya sambil tertawa.

"Kau sangat bahagia Mr. Raiden" balas Fano.

Setelahnya Fano menceritakan semua yang telah terjadi tidak kurang tidak lebih.

Ketiga temannya terbahak, bahkan Leo sampai terduduk dilantai karenannya.

"Astaga, ini langka sekali.. seorang Alfano Gibadesta ditinggalkan setelah bermain semalaman" seru Al masih dengan tawa yang berusaha ia hentikan.

"Apa yang dia lakukan padamu? Apa dia sangat sempit?" Tanya Leo penasaran.

Dengan tidak tahu diri otaknya memutar kembali kejadian semalam. Perlahan Fano merasakan tubuhnya memanas saat mengingat gadis itu memohon kepada nya.

"Wajah mu memerah, apa kau baik-baik saja?" Tanya Ganesa sarkas.

"Aku harus istirahat" seru Fano berlalu meninggalkan ketiga temannya yang masih terus menyindirnya dengan kata-kata ledekan.

Setibanya Fano di dalam kamar ia dengan cepat menuju kamar mandi dan menyalakan shower. Membasahi tubuhnya yang terasa sangat bergairah karena memikirkan gadis itu.

"Gadis sialan! Apa yang dia lakukan padaku, apa ini masih efek minuman semalam? Sialan!" dengan terpaksa kali ini ia menggunakan tangan nya untuk memuaskan kebutuhan nya saat ini.

"Ahh.. gadis sialan..ahh" serunya dengan gerakan tangan nya yang semakin capat.

"Akan ku buat kau bertekuk lutut mendamba ku, sialan" serunya dengan nafas terengah-engah. Setelah melalui pelepasan yang ke empat kalinya. Tubuhnya terasa sangat lelah dan ia mulai merasa pusing, namun gairahnya belum juga sirna.

Dengan perlahan ia mematikan shower dan keluar dari kamar mandi. Ia merebahkan diri di tempat tidur megahnya dengan meletakkan lengannya menutupi wajahnya. Kepalanya pening akibat masturbasi terlalu banyak.

Fano tertidur cukup lama sampai terdengar suara ketukan pintu yang membuatnya dengan cepat merapihkan handuk yang masih ia kenakan dan berjalan menuju pintu kamarnya. "Ada apa?" Ujarnya dengan wajah pucat.

"Maaf tuan, di bawah ada tuan Ganesa yang ingin bertemu"

Fano tidak menjawab melainkan mengusap wajahnya sambil memejamkan matanya menahan pusing dikepalanya.

Dengan tiba-tiba Fano justru pingsan di depan pelayan itu, membuat pelayan itu panik seketika.
Teriakan pelayanan itu membuat Ganesa berlari menaiki tangga dengan cepat diikuti kedua sahabatnya yang berlari dari ruang tamu mansion besar itu.

"Apa yang terjadi, kenapa dia bisa seperti ini?" Tanya Ganesa dengan sigap memapah sahabatnya itu.

"badannya panas, kita bawa dia ke rumah sakit sekarang, Al siapkan mobil" seru Leo yang langsung membantu Ganesa memapah sahabatnya itu.

"Dia pasti melakukan hal bodoh sampai seperti ini" ujar Ganesa yang dibalas kekehan dari Leo.

"Dia menjadi bodoh karena taruhan semalam, aku jadi semakin penasaran apa yang terjadi semalam" ujar Leo yang menarik keingintahuan Ganesa.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
🌹isqia🌹
hahahha....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • The Other side (Indonesia)   4. Alfano

    PoV, AuthorBeberapa perawatan menunggu di depansongdohospital."Ada apa? Apa ada pasien gawat darurat?" Tanya salah seorang dokter."Anak pemiliksongdohospitaltiba-tiba sakit dan harus dirawat segera"

    Last Updated : 2021-01-28
  • The Other side (Indonesia)   5. alfano

    PoV. AuthorDiruang vvipsongdohospitalketiga lelaki itu menunduk melihat ipad mereka fokus terhadap pekerjaan masing-masing. Sampai suara ketukan pintu terdengar, membuat mereka mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara."Masuk." Ujar Ganesa.

    Last Updated : 2021-01-28
  • The Other side (Indonesia)   6. Alfano

    PoV. AuthorKissela berjalan dengan terburu-buru di lorong rumah sakit, ia merasa sangat bodoh dengan berpura-pura tidak tahu apapun seperti itu. Jelas ia tahu apa yang menjadi kelemahan nya adalah berbohong. Sedikit memukul kepalanya pelan."Ahhh bodohnya aku" ujarnya."Dokter Kissela, tunggu sebentar" seorang dokter muda memanggil nya.

    Last Updated : 2021-01-28
  • The Other side (Indonesia)   7. Alfano

    PoV. AuthorMalam itu Fano merasa sangat tidak nyaman dengan hatinya, ia seperti telah membuat masalah yang sangat besar. Rasa mengganjal di hati membuatnya sulit untuk tertidur, kilasan saat ia melihat Kissela bersama dengan dokter muda itu terulang terus menerus di kepalanya."Brengsek! Kenapa ini semua menyerangku balik," hembusan nafas panjang terdengar sarat akan kefrustasian.Dengan

    Last Updated : 2021-01-28
  • The Other side (Indonesia)   8. Alfano

    PoV. Author"apa!? Dokter Danu di pecat?" Seru Kissela kencang.Napas gadis itu tercekat, ia sangat terkejut dengan berita ini. Bagai mana bisa dokter sekompeten dokter Danu bisa di pecat.

    Last Updated : 2021-01-28
  • The Other side (Indonesia)   9. Alfano

    PoV. AuthorFano merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur nya. Dengan perlahan ia membuka satu persatu kancing kemeja nya melempar nya sembarang dan perlahan menghembuskan nafas kasar."Segeralah menemui ku Kissela, aku semakin menggila karena perasaan ini," Fano bergumam.K

    Last Updated : 2021-01-28
  • The Other side (Indonesia)   10. Alfano

    PoV. AuthorKissela menaiki sebuah bus menuju sebuah panti asuhan di pinggir kota. Panti asuhan tempat ia dibesarkan, tempat dimana ia mendapat perhatian dari seorang pengasuh hingga ia bisa seperti saat ini.Dengan senyum lebar Kissela turun disebuah halte dan menyebrangi jalan untuk sampai di halaman sebuah rumah sederhana yang terdapat banyak mainan anak di depannya. Kehadirannya disambut banyak anak kecil yang memanggil nya dengan sebutan kakak.

    Last Updated : 2021-01-28
  • The Other side (Indonesia)   11. alfano

    PoV. AuthorKeesokan harinya di rumah sakit terjadi sedikit kekacauan. Beberapa orang datang dengan bersamaan menerobos masuk, berteriak sangat keras. Meminta sebuah tanggung jawab atas kematian seorang korban kecelakaan yang sempat masuk rumah sakit ini."Keluar kalian, kalian tidak pantas menjadi seorang dokter!!" Seru seorang ibu dengan menggebu-gebu.

    Last Updated : 2021-01-28

Latest chapter

  • The Other side (Indonesia)   59. Leo (aku mendapatkan mu)

    Suasana di mansion sudah berubah menjadi lebih mewah dan gemerlap lampu memenuhi seisi mansion. Beberapa tamu penting sudah datang dengan menggunakan topeng, ya hari ini tema pesta nya adalah topeng. Leo mengambil topeng hitam miliknya dan mengenakannya sebelum keluar dari kamar."Apa acara sudah di mulai?" Tanya Leo pada Sebastian."Sebentar lagi tuan, apa yang harus saya lakukan?" Ujar Sebastian dengan tenang."Kau harus menjauh dari ku, agar semua orang tak mengenaliku sampai saat perkenalan" balas Leo yang di benarkan Sebastian hanya saja Sebastian merasa ada niat lain di balik acara ini.Leo keluar lebih dulu, dari dalam kamar. Ia melangkah menuju tempat acara tanpa di sadari semua orang. Matanya menelisik seluruh tempat acara, mencari satu orang tanpa di minta.Di tempat pembagian topeng sudah berdiri Lisa dengan gaun berwarna hitam yang sangat simpel, dengan topeng putih yang menutupi wajahnya yang masih bisa Leo kenali."Shit dia terli

  • The Other side (Indonesia)   58. Leo (lamaran)

    "kau tidak akan di pindah, jadi jangan menangis" ujar Leo yang mengejutka Lisa.Dengan terburu-buru Lisa berdiri dari duduknya dan beranjak mendekati Leo, ia menunduk di depan pria itu."Tuan maaf malam itu, aku yang salah aku juga sudah mulai melupakan nya" ucap Lisa dengan pasti.Leo yang mendengar itu merasa terenyuh, ia merasa jika ia tak rela Lisa melupakan semua kejadian itu. Namun disisi lain ia juga malu jika harus mengakui bahwa dialah yang memulai semuanya.***Semua berjalan lancar sejak perbincangan di perpustakaa, Leo mulai sibuk dengan pekerjaannya dan Lisa juga sibuk dengan pekerjaan dan kuliahnya. Beberapa kali Leo menunggu kedatangan Lisa di meja makan namun selalu bukan gadis itu yang datang.Beberapa kali juga ia melihat Lisa dari kejauhan saat gadis itu membersihkan taman. Namun untuk berinteraksi Leo tak bisa memulai nya lebih dulu."Aku butuh seseorang untuk memata-matai orang, di dalam rumahku" ujar Leo

  • The Other side (Indonesia)   57. Leo (kejadian itu)

    Lisa masuk jedalam kamar Leo dengan ragu. Ia melihat keadaan kamar yang berantakan dan Leo yang hanya megenakan sebuah handuk."Ada apa kau datang ke sini?" Tanya Leo tanpa melihat kearah Lisa."Begini tuan ada yang ingin aku tanyakan, tapi sepertinya sangat tidak mungkin saat ini karena ini""Samantha keluarlah dulu, lima belas menit lagi kembalilah" ujar Leo membuat Samantha terdiam.Hatinya lenuh tanda tanya apa yang akan dibicarakan mereka berdua, ia melirik Lisa sinis ia berjanji akan membuat pelajaran pada Lisa setelah ini.Lisa yang paham dengan arti tatapan Samantha hanya bisa menghembuskan napasnya dalam. Ia harus bersiap dengan kejadian buruk yang akan menimpanya setelah ini.Setelah Samantha pergi tinggalah mereka berdua. Lisa semangin ragu untuk menanyakan masalahnya. Namun Leo terlihat sangat penasaran dengan apa yang akan ia ucapkan."Katakan" perintah Leo terdengar mutlak.Pria berbadan atletis itu masih mena

  • The Other side (Indonesia)   56. Leo (apa yang kau fikrkan)

    Leo menatap Lisa dengan ragu, ia melihat Lisa yang mulai bernafas dengan lebih baik. Jarak mereka yang dekat memudahakan Leo melihat perubahan ekspresi dari wajah Lisa."Bagaimana tuan apa sudah aman untuk saya keluar?" Tanya Lisa saat sadar jika Leo masih belum juga menjauh darinya.Leo yang mendengar ucapan Lisa dengan perasaan sungkan menjauh sambil mengusap lengannya dan menjauh."Aku akan melihat situasi terlebih dahulu baru kau boleh keluar." Balas Leo lalu keluar dari kamar mandi.Leo berjalan kearah pintu lalu melihat situasi di luar, dan seluruh pelayan sedang sibuk di taman dan dapur. Leo melihat Lisa yang sudah bersiap."Keluar sekarang" ucapnya."Baik tuan, maaf_""Cepat pergi" potong Leo acuh.Lisa yang melihat sikap acuh Leo hanya mampu menahan dengusan kesal. Ia keluar dengan mengendap-endap lalu berlari menuju kamarnya. Ia bergegas mengganti bathrobe yang ia pakai menjadi pakaian pelayan, tak lupa menye

  • The Other side (Indonesia)   55. Leo (terjebak)

    Langit telah berubah menjadi gelap dengan derai hujan yang menyertai. Malam ini Leo menghabiskan malam nya dengan setumpuk berkas laporan milik perusahaannya. Matanya mengarah ke meja kecil di tepi tempat tidurnya, memastikan jika ada segelas air disana."Bagai mana airnya bisa belum di isi" ujarnya sebelum ia meletakan Ipad lalu melangkah mengambil gelas kosong miliknya.Dengan santai ia keluar dari dalam kamarnya berniat memanggil seorang pelayan, namun pandanganya terpaut dengat seorang gadis yang melintas tepat di depan pintu kamarnya dengan pakaian yang basah."Kau pulang kuliah selarut ini?" Sindir Leo pada Lisa.Lisa dengan enggan menghentikan langkahnya lalu berbalik dan membungkuk di hadapan Leo."Maaf tuan, aku sudah pulang sejak sore hanya saja""Kau pergi bermain? Menemui seorang pria?" Sela Leo sarkas.Hal itu membuat Lisa sedikit terkejut, ada rasa nyilu di dadanya. Ia merasa Leo sangat merendahkannya sebagai seorang perem

  • The Other side (Indonesia)   54. Leo (pergi sembuhkan hati)

    Leo melangkahkan kakinya menuju pintu keluar utama Bandara Altenrhein. Penampilannya yang terlihat maskulin dengan kemeja putih yang ia gulung sampai sebatas lengan dan celana berwarna coklat membuat prnampilanya terlihat santai namun tetap mempesona. Dengan menarik kepernya ia melihat kesekelilingnya mencari seseorang yang ia tugaskan untuk memjemputnya.Dari kejauhan terlihat pria paruh bayar denganstelam jas formal yang memegang papan bertuliskan nama Leo denga tulisan tangan. Dengan perlahan Leo mendekati pria itu, saat sadar jika tuannya sudah datang pria itu bergegas mengambil koper milik Leo."Apa kabarmu Robert?" Tanya Leo yang tetlihat sangat sanatai."Saya baik tuan, silahkan mobil anda sudah siap" balas Robert dengan formal membuat tertawa kecil melihat pria paruh baya yang sudah ia anggap ayah nya sendiri namun tidak sebaliknya.Leo berusaha mensejajarkan langkah mereka namun Robert terus saja satu langkah di belakangnya. Leo yang sudah lelah

  • The Other side (Indonesia)   53. Al (penyesalan)

    Camelia berdiri dari tempat duduknya. Ia menoleh sekilas ke arah pintu. Kemudian kembali memandang tali yang ada di langit-langit kamarnya. Ia sudah bersusah payah mengikat tali itu di sana. Bahkan kakinya sampai terluka karena terantuk lemari yang menjadi pijakannya."Al," panggil Camelia."Ada apa? Apa kamu mau keluar?" tanya Al dengan antusias."Tidak, Al. Kita bicara seperti ini saja."Al mendengus pelan. Sebenarnya ia tidak ingin seperti ini. Namun jika itu pilihan Camelia, tidak ada jalan lain selain menurutinya. Lagi pula mustahil untuk memaksa wanita keras kepala itu. Al duduk di depan pintu dengan wajah lesuh."Sebenarnya kamu sedang apa, Camelia?" tanya Al.Camelia di dalam kamarnya tersenyum. Ia menatap pintu kamarnya sambil tersenyum kecil. "Menyiapkan kejutan untukmu. Ini 'kan hari ulang tahunmu."Al tersenyum. "Apa yang kamu siapkan? Aku jadi penasaran."Camelia terkekeh mendengar ucapan pria tersebut. Ia berjalan

  • The Other side (Indonesia)   52. Al

    Jane memberontak, ia berusaha keras untuk melepas tali yang mengikat kedua tangannya. Entah bagaimana caranya, namun Sean yang merupakan sopir pribadinya itu membelot pada Reidan. Ia melaporkan semua kejahatan yang dilakukan wanita itu terhadap Camelia.Sopir sialan! batin Jane.Reidan mendekati Jane, lalu mencengkram dagu wanita itu dengan kasar. Ia mengamati setiap inci wajah wanita tersebut. Lalu melayangkan tamparan kecil di pipinya."Bukankah saya sudah bilang untuk tidak mengganggu Alaric?" kata Reidan.Sean yang berdiri di samping Reidan tersenyum puas. "Apa yang harus saya lakukan pada wanita ini?""Buang saja ke laut."Jane mendelikkan kedua matanya. Tentu saja ia tidak menyangka dibalik sifat ramah seorang Reidan, menyimpan sisi gelap yang begitu menyeramkan. Awalnya ia mengira itu candaan karena sama sekali tidak ada pergerakan. Namun begitu pintu terbuka, kini ia yakin kalau kedua pria itu berniat membuangnya."Masukkan ke

  • The Other side (Indonesia)   51. Al

    "Bagaimana ini, Pak? Jumlah wartawan di depan gedung terus bertambah."Al menatap ke luar gedung dengan perasaan yang tidak karuan. Banyak sekali wartawan yang berkumpul di sana hanya untuk menunggunya datang. Padahal satpam sudah berulang kali mengusir mereka.Al melempar tatapan pada sekretarisnya. "Sudah hubungi petugas keamanan?"Sekretarisnya mengangguk. "Saya sudah hubungi polisi untuk membubarkan kerumunan tersebut.""Tapi mengapa belum datang?""Polisi datang dalam waktu 5 menit."Al mendengus, ia sudah sangat ingin pulang ke rumah. Padahal jam kantornya sudah berakhir sejak 3 jam yang lalu. Tapi karena di luar gedung terlalu banyak wartawan, ia pun diminta untuk tetap berada di kantor sampai suasana membaik.Tujuannya kembali pada kursi yang sudah menjadi singgasananya selama ini. Ia memijat pangkal hidungnya. Ingatan buruk tentang perlakuannya pada Camelia terus terngiang-ngiang. Ia sedikit menyesal walau pikirannya seakan m

DMCA.com Protection Status