PoV, Author
Beberapa perawatan menunggu di depan songdo hospital.
"Ada apa? Apa ada pasien gawat darurat?" Tanya salah seorang dokter.
"Anak pemilik songdo hospital tiba-tiba sakit dan harus dirawat segera"
"Wah benar-benar ya anak orang kaya memang berbeda, pelayanan nya pun sangat berbeda" ujar dokter itu menanggapi seruan perawat cantik didepan, menilik penampilan beberapa perawat yang tidak sepeti biasanya.
"Itu dia datang dok, ayo kita bawa brangkar nya" seru perawat itu dengan senyum cantik.
Dokter muda itu ikut mendorong brangkar yang sudah di siapkan menuju sebuah mobil mewah yang baru saja tiba.
Dengan cepat ia membantu memindahkan seorang pria yang masih mengenakan handuk itu dari dalam mobil.
Sampai dimana ia menatap wajah pasien nya itu dan terdiam. Wajah itu, ia sangat mengingatnya. Di bagian leher dan dadanya terdapat bercak kemerahan yang membuat dokter Kissela sulit untuk bernafas.
"Hai! Kau tuli? Bekerjalah dengan benar bodoh" seru pria dengan wajah datar yang terlihat sangat sadis membuyarkan lamunan sang dokter.
Ya kissela adalah salah satu dari dokter ahli di songdo
hospital rumah sakit milik keluarga Gibadesta."Ba_ik" ujar nya gugup.
"Maaf , selain pasien dilarang masuk" seru Kissela dengan tegas pada ketiga pria itu begitu sampai didepan pintu ruang gawat darurat.
"Kau memerintah kami? Kau pikir kau siapa ha!" Bentak Leo dengan menarik jas dokter yang di kenakan Kissela.
"Maaf saya hanya melaksanakan tugas" balas Kissela dengan berani.
"Sudah, Leo jangan membuat ini menjadi lama" Ganesa berujar dengan nada dingin.
Saat cekalan di jasnya terlepas dengan segera Kissela menutup pintu ruang IGD lalu mulai memeriksa keadaan pasiennya dengan profesional.
"Dok, dia sangat tampan dan badannya bagus" seru salah satu perawat yang membantunya.
"Banyak kissmark di badannya, apa dia habis bermalam?" Seru beberapa perawat bersamaan.
Kissela yang mendengar nya tersedak, konsentrasi nya terganggu dengan obrolan beberapa perawat yang harusnya ia biasa saja.
Namun ini berbeda kissmark itu adalah perbuatannya.
"Apa dokter baik baik saja?" Tanya asistennya.
"Ya aku baik, ini sudah selesai" ujar Kissela dengan sopan.
"Baik dok, ayo segera kita buka handuknya, suguh aku penasaran" seru beberapa perawat yang tadi membantunya.
Kissela yang mendengar itu langsung berbalik dan mencegah salah seorang perawat yang ingin membuka handuk yang dikenakan Fano.
"Biar saya saja, kalian bisa keluar"
"Haa ternyata dokter Kissela kita tidak mau berbagi pemandangan indah" ujar seorang perawat dengan jenaka.
"Ehm apa yang kamu Katakan? Dia ini anak dari pemilik rumah sakit ini, jadi aku harus menjauhinya dari mata mata jelalatan kalian" seru kissela dengan jenaka.
"Aku hanya ingin melihat sedikit saja, karena yang kudengar dari beberapa temanku, dia sangat jantan" ujar seorang perawat yang berbadan sintal.
"Haiss sudahlah kalian bisa keluar dan bantu urus ruang rawat vvip untuk anak ini" balas Kissela sedikit mendorong para perawat itu agar keluar dari ruangan.
"Iyaaa baik lah dokter cantikk.. semoga kau tidak menerkam nya disaat seperti ini dan jangan lupa kirimkan Fotonya padaku" goda para perawat itu dengan kerlingan nakal.
Kissela hanya menanggapinya dengan senyum manis dan gelengan kepala.
Saat semua perawat sudah keluar dari ruangan itu, kissela melangkah kearah Fano yang masih terbaring diatas brangkar.
"Sepertinya aku sudah gila, kenapa harus dia anak dari pemilik rumah sakit ini" keluhnya sambil membuka handuk yang dikenakan Fano dengan sedikit memalingkan wajahnya.
"Hei anak nakal, kuharap ini terakhir kita bertemu" lanjut Kissela pelan.
Dengan perlahan ia menarik lepas handuk itu lalu dengan sabar ia memakaikan pakaian pasien pada Fano. Menghembuskan nafas kasar saat ia terus terbayang bentuk tubuh lelaki didepannya itu. Tangannya sangat gatal saat melihat kismark di dada bidang Fano, Kissela menyentuh dada itu dengan perlahan.
"Ini benar-benar gila, kau seperti pahatan patung dewa" serunya.
Ia menggeleng untuk menyadarkan pikirannya, dengan cepat memasang celana pasien dengan suguhan pemandangan yang para perawat inginkan.
Dengan cepat ia berjalan kearah pintu dan bertemu dengan ketiga pria yang masih menunggu diluar.
"Keluarga pasien" seru kissela.
"Bagai mana keadaan nya" seru seorang pria yang berwajah datar tadi.
"Tuan Fano baik-baik saja, hanya terlalu lelah" jelas Kissela dengan sopan.
"Kau sudah memeriksa nya dengan benar?" Serunya lagi dengan pandangan tajam.
"Ya, sudah saya lakukan" balasnya.
Ketiganya langsung masuk begitu saja tidak menghiraukan keberadaan kissela barang sedikit. Kissela yang melihat itu hanya bisa memutar bola matanya jengah.
"Sangat menyebalkan, tidak tahu sopan santun" keluhnya.
PoV. AuthorDiruang vvipsongdohospitalketiga lelaki itu menunduk melihat ipad mereka fokus terhadap pekerjaan masing-masing. Sampai suara ketukan pintu terdengar, membuat mereka mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara."Masuk." Ujar Ganesa.
PoV. AuthorKissela berjalan dengan terburu-buru di lorong rumah sakit, ia merasa sangat bodoh dengan berpura-pura tidak tahu apapun seperti itu. Jelas ia tahu apa yang menjadi kelemahan nya adalah berbohong. Sedikit memukul kepalanya pelan."Ahhh bodohnya aku" ujarnya."Dokter Kissela, tunggu sebentar" seorang dokter muda memanggil nya.
PoV. AuthorMalam itu Fano merasa sangat tidak nyaman dengan hatinya, ia seperti telah membuat masalah yang sangat besar. Rasa mengganjal di hati membuatnya sulit untuk tertidur, kilasan saat ia melihat Kissela bersama dengan dokter muda itu terulang terus menerus di kepalanya."Brengsek! Kenapa ini semua menyerangku balik," hembusan nafas panjang terdengar sarat akan kefrustasian.Dengan
PoV. Author"apa!? Dokter Danu di pecat?" Seru Kissela kencang.Napas gadis itu tercekat, ia sangat terkejut dengan berita ini. Bagai mana bisa dokter sekompeten dokter Danu bisa di pecat.
PoV. AuthorFano merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur nya. Dengan perlahan ia membuka satu persatu kancing kemeja nya melempar nya sembarang dan perlahan menghembuskan nafas kasar."Segeralah menemui ku Kissela, aku semakin menggila karena perasaan ini," Fano bergumam.K
PoV. AuthorKissela menaiki sebuah bus menuju sebuah panti asuhan di pinggir kota. Panti asuhan tempat ia dibesarkan, tempat dimana ia mendapat perhatian dari seorang pengasuh hingga ia bisa seperti saat ini.Dengan senyum lebar Kissela turun disebuah halte dan menyebrangi jalan untuk sampai di halaman sebuah rumah sederhana yang terdapat banyak mainan anak di depannya. Kehadirannya disambut banyak anak kecil yang memanggil nya dengan sebutan kakak.
PoV. AuthorKeesokan harinya di rumah sakit terjadi sedikit kekacauan. Beberapa orang datang dengan bersamaan menerobos masuk, berteriak sangat keras. Meminta sebuah tanggung jawab atas kematian seorang korban kecelakaan yang sempat masuk rumah sakit ini."Keluar kalian, kalian tidak pantas menjadi seorang dokter!!" Seru seorang ibu dengan menggebu-gebu.
PoV. AuthorDi sebuah cafe yang dimiliki Al terlihat empat orang pria tampan sedang berbincang.