The Day I Ruined Your Life

The Day I Ruined Your Life

By:  Nosaetre  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
4Chapters
15views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Sebagai putri terpilih Suku Mhthyr, Kaiâ ditakdirkan untuk hidup penuh kehormatan. Namun, penculik dari tanah asing menghancurkan segalanya. Kaiâ dimasukan ke dalam sangkar emas milik Hunter Riviéra, pria yang merenggut kebebasannya. Kaiâ sangat membenci Hunter. Mungkinkah menemukan cinta di pelukan musuh atau akankah perlawanan Kaiâ menghancurkan mereka berdua? Bahkan jika itu berarti menantang pria yang memegang kendali hidup dan matinya.

View More
The Day I Ruined Your Life Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
4 Chapters

Chapter 01: Suku Mhthyr

Gadis muda itu bergerak segesit mungkin tanpa suara di antara pepohonan. Dengan sebelah tangan membekap mulut, dia menahan napas, sementara mata secerah safir kuning mengawasi sekeliling. Ia memastikan tempat persembunyiannya aman dan posisinya tidak diketahui oleh siapa pun. Setelah memastikan dengan teliti selama beberapa detik, gadis itu bersembunyi di antara semak berduri yang terlindung oleh pohon besar yang kokoh dan megah seperti pagar raksasa. Pohon tersebut memberikan perlindungan alami dari mata sang pencari, sehingga gadis itu merasa aman dan terlindung.Kaiâ mengintip dengan hati-hati, menguping percakapan di seberang jalan dengan telinganya yang sangat peka. Suasana di sekitar menjadi sangat tenang, hanya dihuni oleh suara-suara alam, pertemuan rahasia, dan desahan kabut.Di sana, ada sebuah pertemuan rahasia kecil yang disebut hazásit, sebuah ritual tahunan Suku Mhthyr.Kaiâ melihat Tetua Rosaliè bersama dua saudari sesukunya yang mengikuti hazásit. Dikelilingi wanita
Read more

Chapter 02: Mimpi

Persis tiga jam sebelum Suku Mhthyr berubah menjadi lautan darah, Kaiâ menyelinap keluar dari rumah. Malam pemberkahan sudah dekat, tapi dia tidak ingin terjebak dalam persiapan yang terasa membosankan. Diam-diam, dia menyelinap keluar dari jendela kamar. Rumah sukunya terbuat dari perpaduan tanah liat dan batang kayu, diapit oleh pohon besar kauri raksasa setinggi 50 meter yang berfungsi sebagai pagar alami antar bangunan rumah warga suku. Bentuknya yang besar menyerupai sebuah menara tinggi mampu untuk menyembunyikan tubuh kecilnya dari mata sang pengawas. Niatnya hanya keluar sebentar, mencari ketenangan sebelum melewati malam pemberkahan. Paling-paling hanya tiga puluh menit, lalu kembali sebelum ada yang menyadarinya. Kemungkinan kecil Serèia tahu karena ibunya itu sedang mengikuti pertemuan dengan para tetua di rumah utama, kecuali seseorang mengadukannya kepada ibunya. Maka dari itu, tidak ada yang boleh melihatnya saat keluar rumah. Titik! “Kaiâ?” Ah, sial. Baru saja dia m
Read more

Chapter 03: Malam Tragedi

Di tengah porak porandai kobaran api, segelintir manusia saling berlarian menyelamatkan diri. Ada pun sedikit orang yang nekat menerjang ke depan, mencoba menghalau lidah api yang menjalar ke atap rumah dengan ganas. Ada pula yang sudah tergeletak tak bernyawa dengan anggota tubuh terpisah. Beragam jenis raungan saling bersahutan di tengah kekacauan pada malam tragedi. Anak-anak yang tak salah apa-apa meraung ketakutan tatkala di hadapkan malapetaka. Berjuang pun sia-sia belaka sebab mereka sudah hancur semenjak menyaksikan dengan mata kepala kematian tragis sang ibu dan para saudari. Tak ada lagi harapan. Para orang dewasa telah meninggalkan mereka dengan egois berlari sendirian menjauh dari kekacauan. “YÀRA!” Sang pejuang wanita terpukul telak menyaksikan kematian saudarinya. Kepala gadis muda itu terkena tembakan api—senjata andalan para pencuri dari tanah asing. Semangat juangnya pupus sudah. Sekujur tubuhnya menegang dan si pencuri memanfaatkan kesempatan itu dengan melontark
Read more

Chapter 4: Who Need Diana?

Hunter Rivièra turun dari jet pribadinya di tengah suasana kota yang terbungkus oleh warna-warna senja. Langit jingga keemasan membentang luas, memantulkan kilauan di atas hamparan kota yang tak pernah tidur. Bandara itu sibuk, pesawat-pesawat jet pribadi bertengger di landasan seperti serigala yang menunggu mangsanya. Di sana, Hunter tak punya waktu untuk menikmati sejenak angin malam yang menyegarkan. Udara dingin yang menusuk kulitnya mengingatkan pada kenyataan—dia bukan orang yang bisa bersantai begitu saja. Dia menghela napas panjang, memandang langit yang berubah dari jingga ke ungu pekat sebelum memusatkan kembali perhatiannya pada deretan limosin yang menunggu.Bandara ini mungkin salah satu simbol kebesaran dunianya: dunia di mana segala sesuatu bergerak cepat dan setiap momen diukur dalam nilai tukar uang dan kekuasaan. Tanpa buang waktu, dia segera memasuki salah satu mobil mewahnya, ditemani sang pengawal setia, Finley. Waktu sudah berjalan sempit. Pertemuan dengan klien
Read more
DMCA.com Protection Status