Hai,,, Sebut saja aku Yoga. Namaku Yoga Atma. Seorang mahasiswa bandung. Kehidupanku sangat sulit. Diremehkan, dihina, dicaci maki sudah seperti makananku setiap hari. Tapi tunggu dulu, itu adalah kehidupan masa laluku. Mereka yang belum tahu kebenaranku. Sekarang! Yoga sudah berbeda dengan Yoga yang dulu. Dan siapa yang berani mengganggu kehidupanku dan sahabat-sahabatku. Jangan harap bisa tenang hidup di dunia ini!
Lihat lebih banyakKring....kring.... terdengar suara jam weaker kuno berbunyi menandakan hari sudah pagi. waktu itu sudah menunjukkan pukul 06.00. Saat itu sosok pemuda tampan terbangun dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampus karena ada jadwal perkuliahan. Ya...pemuda itu adalah Yoga. seorang mahasiswa di universitas ternama di kota Bandung. Ya....Yoga kuliah di Universitas Cahaya Bangsa. Dia seorang mahasiswa yang ulet dan juga pandai. Meskipun keadaannya sangat kekurangan. Dengan sigap dia beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas untuk membersihkan diri karena hari ini ada jadwal perkuliahan.
Selesai mempersiapkan dirinya. Dia mengendarai sepeda listrik ke kampusnya. melaju dengan kencang dijalan raya dengan cepat. Sesampainya dikampus dia meletakkan sepeda listriknya di parkiran. tetapi tiba-tiba ada yang mengejutkannya.
" Minggir...." bentak seorang gadis di belakang Yoga.
Yoga pun menoleh untuk melihat siapa yang membentaknya pagi-pagi ini. Tampak sosok gadis yang cantik dan anggun berada di sebuah mobil Daihatsu Sirion yang berhenti dibelakang Yoga dengan ekspresi marah seperti ingin menerkam sesuatu yang menjijikan.
" Ada apa?" Kata Yoga sambil menatap gadis itu.
Gadis itu mendengus " Sepeda listrik konyolmu itu tidak pantas diparkirkan disini! disini tempat parkir mobil-mobil mewah! sepedamu itu hanya mengotori tempat ini!...
Yoga menatap dingin gadis itu " Bukankah ini tempat umum! kenapa aku tidak boleh parkir disini".
" Pokoknya minggir!!! Mobilku mau parkir! kalau tidak akan aku tabrak sepedamu itu!
" Aliceee " terdengar suara memanggil dari gerbang kampus.
" Aduuuhh...Alice, kenapa pagi-pagi kau sudah cemberut begitu".
Alice dengan cepat menjawab " lihatlah Yul...ada orang menjijikan yang ingin menempati tempat parkirku".
" Hei... ini tempat umum! siapapun berhak parkir disini!" Teriak Yoga yang semakin kesal.
Yuli melihat Yoga dengan acuh. Dia membentak " Dasar orang miskin ga tau diri!!! pergi sana!! mukamu itu buat aku muntah!!
Yoga terkejut...tetapi Yoga sadar. Dia memang orang miskin dan kebanyakan orang selalu merendahkan dirinya. Dia tidak mau berdebat lagi. " Baiklah".
" Baguss...jangan membuat kami merasa mual" Timpal Alice dingin.
Yoga pun menuntun sepedanya menjauh dari kedua gadis itu. ...
Setengah jam kemudian Yoga berjalan di koridor kampus. Hingga dari kejauhan ada seseorang yang memanggilnya. " Yogaaa...kemari sebentar".
Yogapun menoleh dan mendapati sosok wanita berkaca mata yang memanggil dirinya. Diapu bergegas menghampiri wanita tersebut.
" Selamat pagi bu Karina...ibu memanggil saya?....sapa Yoga kepada wanita itu yang tidak lain adalah dosen wali Yoga.
" Ya yoga...ada informasi yang harus ibu sampaikan kepada kamu" Jawab bu Karina.
" Apa bu? " Yoga penasaran sekali....bu Karina menunduk seperti terjadi masalah " Dekan memanggilmu...kamu diminta ke kantor dekan sekarang".
Yoga sangat terkejut mendengarnya. "Ada apa ini?" batin Yoga. Yoga sudah bisa menebak masalah yang akan dibahas dekan. Yoga hanya bisa mengangguk pasrah " baik bu". Yoga kemudian berjalan menyusuri koridor menuju ruang Dekan. Dia berjalan sambil melamun sehingga banyak mahasiswa dan mahasiswi memperhatikannya tanpa dia sadari. Tiba-tiba terdengar sebuah panggilan dari arah belakangnya yang membuat Yoga terkejut. "Yoga..." suara seorang gadis yang sangat cantik dan anggun sedari tadi sudah berada dibelakang Yoga tanpa dia sadari. Yoga langsung menoleh dan menatap gadis itu kemudian memaksa diri untuk tersenyum "Hmmm...Oh Annet?".
" Dari tadi aku lihat kamu jalan sambil melamun, sampai-sampai tidak tahu aku ada dibelakangmu...haha memangnya apa yang kamu lamunin? apa kamu sedang jatuh cinta?" Annet terkekeh melihat wajah panik Yoga. Annet adalah ketua kelas dan sekaligus teman sekelas Yoga. Tidak peduli semua teman sekelasnya merendahkan Yoga tetapi Annet selalu baik padanya.
" Ah tidak kok..." Yoga segera menepis dugaan Annet. Annet mengerutkan keningnya bingung " lalu kenapa?". Yoga menghela nafas " Tidak apa-apa...hanya dipanggil keruang dekan".
Annet terkejut dan tidak bisa menahan untuk bertanya lagi " Kenapa kamu dipanggil ke ruang dekan?''. Yoga menunduk pelan, wajahnya memerah "aku tidak tahu".
" Berdoa saja mudah-mudahan kau semakin cepat dikeluarkan dari kampus ini!" seseorang berkata dari kejauhan dan membuyarkan mereka berdua. Sontak Yoga dan Annet menoleh ke arah sumber suara tersebut. Melihat gadis yang sedang memandang dingin kepada Yoga, Annet mengerutkan alisnya "Michelle...apa maksud kamu? dan kenapa kamu berharap Yoga di keluarkan".
Michelle menatap tajam kearah Yoga " Ya iyalah aku sangat berharap dia segera dikeluarkan! kampus kita ini kampus elit! dia ga pantas kuliah disini!" kemudian dia mengucapkan kalimat pelan " kamu.....hanya kotoran yang harus dibersihkan!".
Annet tidak tahan pada makian Michelle. Terlebih lagi dia tidak tega kepada Yoga " Michelle...Jaga bicaramu!" Annet mendengus kesal. Michelle adalah sahabatnya tetapi dia juga tidak mau Michelle merendahkan Yoga. " Annet....untuk apa sih kamu selalu baikin pada orang ini. Justru aku sedang melindungimu agar tidak tertular dengan virus kotor yang dibawa olehnya" Michelle menjawab ketus sambil menunjuk ke arah Yoga dengan tatapan sinis. Kemudian berbalik meraih tangan Annet dan membawanya pergi dari hadapan Yoga. Annet tidak kuasa, dia kemudian mengikuti Michelle sambil menoleh ke arah Yoga. Yoga hanya berdiri terpaku. Timbul pikiran terbesit dalam otak Yoga " apakah aku akan benar-benar dikeluarkan?".
Yoga tidak berani memikirkannya. Dia kemudian berbalik berjalan menyelusuri koridor kampus menuju ke ruang dekan yang berada di ujung koridor. Semua orang melihatnya sinis tetapi Yoga hanya bersikap cuek. Dia sadar dirinya memang orang yang sangat miskin. Kebanyakan Mahasiswa dan Mahasiswi dikampus itu berasal dari anak orang-orang terpandang. ada yang anak pejabat dan ada juga anak orang kaya raya. sedangkan dia bukanlah siapa-siapa.
Yoga terus berjalan tanpa menghiraukan gadis-gadis mahasiswi di sepanjang koridor yang berbisik-bisik mengenai dirinya. bahkan ada yang mengatakan aga keras kepada temannya "Sayangnya...tampan tapi miskin...apa yang bisa didaoat kalau cuma modal tampang doang" Gadis yang disebelahnya pun menganggukan. Yoga tetap cuek dan terus berjalan. Sampailah Yoga di ujung koridor tempat ruangan yang dia tuju. Terdapat pintu mewah terbuat dari kayu jati yang besar didepan. Lengkap dengan ukiran khas dari Jepara. Timbul rasa bimbang Yoga bercampur dengan rasa takut memasuki ruangan tersebut. Dia hanya berdiri di depan pintu itu. Seseorang menepuk pundaknya dari belakang dan berkata " Yakinlah...semua pasti ada jalan keluar. Jangan pesimis ya Yoga". Yoga berbalik dan memandang seseorang yang dihadapannya saat ini. Ternyata yang berdiri di depannya adalah dosen walinya yang sering dipanggil dengan bu Karina oleh mahasiswa dan mahasiswi dikampus ini. Ya...namanya adalah karina hasyim salah satu dosen muda nan cantik di Universitas Cahaya Bangsa. Dia memiliki temperamen yang sangat halus dan baik hati. Sehingga banyak yang mengidolakannya. Terutama dikalangan para mahasiswa.
" Baik bu..." Yoga menganggukkan kepalanya dan bu Karina tersenyum lalu membalikkan badannya meninggalkan Yoga. Yoga akhirnya memberanikan diri untuk mengetuk pintu besar tersebut " Tok....Tok...Tok....".
Dalam perusahaan Yoga, masalah terus bermunculan, dan situasi semakin tak terkendali. Rangkaian sabotase mulai merusak reputasi perusahaan secara signifikan. Di balik semua ini, Yoga mulai mencurigai adanya pengkhianat dalam lingkup kerjanya. Setiap kali sebuah rencana perbaikan disusun, informasi krusial selalu bocor. Perusahaan yang dulunya dikenal kuat kini berada di ambang kehancuran.Yoga mulai merasa bahwa seseorang di dalam timnya sengaja menentang dan menyabotase setiap keputusan yang ia buat. Mulai dari kerugian finansial, kebocoran proyek, hingga strategi bisnis yang selalu saja gagal terlaksana sesuai rencana. Kecurigaan ini membuatnya terpaksa memikirkan langkah-langkah yang lebih bijak dan berhati-hati, karena musuh yang dihadapinya adalah orang dalam.Ratu, yang juga sahabatnya dan menjabat sebagai salah satu kepala divisi, turut merasakan ada kejanggalan. Ia menyadari bahwa beberapa rekan kerja kerap menghindari pertanyaan-pertanyaan spesifik atau menunjukkan reaksi ane
Bayangan Hitam, dalang misterius yang penuh rahasia, mulai mempersiapkan rencana terakhir yang lebih gelap dan lebih mematikan daripada sebelumnya. Ia telah lama mengawasi setiap gerakan Yoga, Michelle, dan teman-temannya, memastikan bahwa segala sesuatu berjalan sesuai kehendaknya. Meskipun mulai ada kecurigaan dari pihak Michelle dan kawan-kawan, Bayangan Hitam tidak terpengaruh; justru ia melihat hal ini sebagai peluang untuk memperkuat strateginya. Dengan pion-pionnya yang setia dan rencana yang matang, Bayangan Hitam yakin kali ini ia akan berhasil menghancurkan segalanya tanpa menyisakan harapan sedikit pun.Bayangan Hitam menyadari bahwa serangan terhadap orang-orang terdekat Yoga telah menyebabkan kekacauan yang cukup besar, namun ia ingin memastikan bahwa kali ini tidak ada kesempatan bagi mereka untuk bangkit kembali. Rencananya melibatkan serangan di tiga the front sekaligus: bisnis, hubungan personal, dan ancaman fisik. Dengan cara ini, ia berharap dapat menghancurkan inte
Bayangan Hitam, sosok misterius yang selama ini hanya terdengar lewat bisikan-bisikan samar, terus menjalankan rencananya untuk menghancurkan hidup Yoga dan orang-orang terdekatnya. Ia memiliki kekuatan dan pengaruh yang tak terlihat, memanipulasi orang-orang dengan strategi penuh kelicikan. Kali ini, Bayangan Hitam berusaha menggerakkan pion-pionnya dalam permainan jahat yang ia kendalikan dari balik layar.Bayangan Hitam bukanlah orang biasa. Dengan jaringan yang luas, ia mampu mengendalikan banyak orang dari jarak jauh, termasuk Mila, Vina, dan Anneth. Meski Anneth sudah kembali ke kelompoknya, Bayangan Hitam merasa perlu memastikan bahwa setiap langkah musuhnya tetap terpantau. Untuk itu, ia mulai menggerakkan para pionnya agar dapat mengacak-acak hidup Yoga dan orang-orang terdekatnya tanpa menimbulkan kecurigaan besar.Melalui pesan-pesan rahasia yang dikirimkan dalam bentuk kode sandi, Bayangan Hitam menyusun siasat manipulasi untuk mengendalikan pikiran Mila dan Vina. Ia mengi
Ketegangan yang telah lama tersimpan antara Jasmine dan Vina akhirnya memuncak. Pertemuan yang seharusnya berlangsung singkat berubah menjadi ajang konfrontasi penuh emosi, di mana segala rasa sakit hati, cemburu, dan amarah yang selama ini mereka pendam mencuat tanpa terkendali.Jasmine sebenarnya tidak berniat bertemu dengan Vina. Namun, ketika ia sedang mengantar dokumen penting untuk perusahaan Yoga, ia melihat sosok Vina di seberang jalan. Tak disangka, Vina yang sedang dalam misi rahasia Bayangan Hitam juga terkejut melihat Jasmine berada di sana. Tatapan keduanya bertemu, dan dalam sekejap, suasana berubah tegang. Seperti api yang tersulut, ketegangan yang selama ini tersimpan di antara mereka pun seolah meledak.Jasmine langsung berjalan mendekati Vina dengan tatapan penuh amarah. Ia ingat bagaimana Vina dan Mila telah menyerang teman-temannya, bahkan berusaha menghancurkan hidup Michelle dan Yoga. Vina, di sisi lain, menyadari bahwa Jasmine adalah penghalang yang harus ia had
Yoga yang begitu sibuk dengan ancaman dari luar, tak menyadari bahwa dalam perusahaannya sendiri mulai muncul riak-riak ketidakpuasan dan konflik inner. Perusahaan yang telah dibangunnya dengan jerih payah kini berada di tengah prahara yang perlahan mengancam kestabilan dan reputasi yang selama ini ia pertahankan.Ketidakpuasan mulai mencuat dari beberapa departemen penting, terutama sejak keamanan di perusahaan ditingkatkan secara signifikan. Setiap karyawan harus melewati proses verifikasi yang lebih ketat setiap kali mereka masuk, dan akses mereka ke region tertentu semakin dibatasi. Beberapa karyawan menganggap bahwa langkah-langkah ini adalah bentuk ketidakpercayaan dari manajemen, khususnya dari Yoga sendiri.Desas-desus mulai beredar bahwa Yoga terlalu berfokus pada ancaman dari luar tanpa memperhatikan kesejahteraan karyawan. Bahkan, beberapa orang dalam perusahaan merasakan bahwa kepemimpinan Yoga kini lebih tertutup dan penuh rahasia, yang menyebabkan kebingungan di antara p
Yoga tahu ancaman yang mereka hadapi semakin serius setelah membaca surat dari Vina yang disampaikan Jasmine. Ancaman dari Bayangan Hitam dan sosok misterius di baliknya tidak hanya sekadar intimidasi—ini adalah ancaman yang mengincar hidup mereka semua dan juga kekuatan yang telah ia bangun. Keamanan bukan lagi hal yang bisa dianggap sepele, dan Yoga pun segera membuat rencana pertahanan yang matang demi melindungi orang-orang yang ia sayangi. Langkah pertama yang diambil Yoga adalah menambah lapisan keamanan di sekitar rumahnya yang luas, yang kini menjadi tempat perlindungan utama bagi Jasmine, Alice, Michelle, dan bahkan Ratu. Yoga memperkerjakan tim keamanan profesional dengan teknologi canggih yang mampu mendeteksi pergerakan atau ancaman sekecil apa pun di sekitar rumah. Ia memasang sensor gerak di semua sudut dan kamera tersembunyi di setiap vicinity strategis, termasuk pintu-pintu masuk dan halaman belakang. Yoga juga mengganti semua sistem alarm menjadi alarm anti-peretasan
Pada suatu sore yang tenang, Jasmine tengah beristirahat di rumah Yoga bersama Alice dan Michelle ketika seorang pengawal keamanan mengetuk pintu dan menyerahkan sebuah surat. Jasmine terkejut saat melihat nama pengirim yang tertulis di amplop: Vina. Suasana seketika berubah tegang. Alice dan Michelle memperhatikan ekspresi Jasmine, menyadari betapa berbahayanya surat itu, karena mereka tahu, setelah segala pengkhianatan dan serangan yang dilakukan oleh Vina dan Mila, tak ada alasan untuk mempercayai isi surat tersebut. “Jangan dibuka, Jasmine. Siapa tahu ada ancaman lagi,” ujar Alice, mencoba melindungi sahabatnya. Namun Jasmine, meski merasa ragu, merasa harus mengetahui isi surat itu untuk memahami apa yang sebenarnya diinginkan Vina. “Aku akan berhati-hati,” jawabnya sambil mulai membuka amplop dengan hati-hati. Tulisan tangan Vina tampak rapi, tetapi ada sesuatu yang terasa dingin di setiap lekuk hurufnya. Jasmine membaca surat itu dengan suara pelan, namun cukup jelas sehingg
Malam itu, Alice dan Jasmine baru saja pulang dari sebuah pertemuan di kantor Yoga yang membahas proyek besar yang sedang mereka kerjakan bersama Michelle. Alice berjalan di sebelah Jasmine, membicarakan perkembangan proyek tersebut. Meski hubungan keduanya kerap dipenuhi perselisihan, dalam hal pekerjaan, mereka kompak dan profesional. Di tengah perjalanan pulang, saat mereka melalui jalan yang agak sepi dan gelap, tiba-tiba mobil hitam yang mencurigakan melaju lambat di belakang mereka. Jasmine merasakan firasat buruk dan memperhatikan mobil itu dari sudut matanya. “Alice, aku rasa kita sedang diikuti,” bisik Jasmine, suaranya menunjukkan nada waspada. Alice segera menoleh ke arah mobil itu. “Kamu benar. Mobil itu sudah mengikuti kita sejak tadi.” Tak ingin mengambil risiko, mereka berusaha untuk tetap tenang dan mempercepat langkah, berharap bisa sampai ke vicinity yang lebih ramai. Namun, tak lama kemudian, dua orang pria bertubuh besar keluar dari mobil hitam itu dan mulai men
Di sebuah ruangan gelap yang tersembunyi di sudut kota, Bayangan Hitam duduk dengan tenang menunggu kehadiran sosok pria misterius yang selama ini menjadi dalang dari semua kekacauan yang ia orchestrakan. Suara langkah kaki berat terdengar, dan pintu ruangan perlahan terbuka, memperlihatkan seorang pria berjas hitam, dengan wajah yang setengah tertutup oleh bayangan topinya. Sosok itu adalah pria berkuasa yang penuh misteri, seorang yang bahkan Bayangan Hitam sendiri jarang bertemu langsung. Ia hanya dikenal sebagai “Tuan X,” seorang pengusaha kaya dengan pengaruh yang luar biasa besar. Dialah yang telah menyokong setiap aksi balas dendam dan sabotase yang dirancang oleh Bayangan Hitam, termasuk rekrutmen Anneth, Mila, dan Vina. Pria ini adalah sosok yang selalu bergerak di balik layar, mengendalikan keadaan tanpa terdeteksi. Mereka berdua duduk di meja kayu besar yang terletak di tengah ruangan. Tuan X menyilangkan tangannya dengan ekspresi dingin dan mulai berbicara dengan nada ren
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen