Share

8. Sehari Bersamamu

Penulis: Rahmi Aziza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-21 16:45:17
Minggu pagi menjelang siang, Ayana datang ke sebuah kafé. Ia sudah janjian dengan Yudis di kafe ini.

“Kafénya bagus sekali, pasti harga makanannya mahal.” Ayana membatin, tampak ragu melangkahkan kaki masuk. Ia mengingat-ingat ada berapa uang di dompetnya, lalu memilih mengirim pesan pada Yudis dan menunggunya di dekat pintu masuk.

Tak lama Yudis muncul. “Ayana, sudah lama?”

“Hmmm 5 menitan mungkin.”

“Kenapa tidak langsung masuk? Ayo!”

Ayana megikuti langkah Yudis masuk ke dalam kafé.

“Pesanlah!” Yudis menyodorkan buku menu setelah mereka menemukan tempat duduk.

Ayana meihat-lihat dan nampak kaget dengan harga makanan yang tertera.

“Kenapa kita janjian di sini, sih?” Gadis itu berbisik pada Yudis.

“Ya, masa aku ajak calon istri bos ke warteg!” canda Yudis.

“Hus!” Ayana mengibaskan tangan kirinya.

“Aku nggak bawa banyak uang!” bisiknya lagi.

“Tenang aja, Ay, hari ini aku yang traktir.”

“Wah, gaji kamu banyak, ya?”

“Haha, ya nggak juga.”

“Hah, jadi Pak Bagas menggaji kamu sedikit?”

Y
Rahmi Aziza

Siapa yang bacaa, komen doong, sepi bener.

| 1
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   9. Akad Nikah

    “Ayana, kamu cantik sekali,” puji Amanda saat melihat Ayana selesai dirias oleh make up artis pilihannya.“Terimakasih, Bu.” Ayana tersenyum canggung. Tak butuh waktu lama setelah ia menyetujui lamaran Bas, seminggu kemudian akad nikah diselenggarakan.“Hal yang baik harus disegerakan,” kata Amanda. “Acara kecil-kecilan saja di rumah. Cukup panggil penghulu, keluarga dekat, beberapa teman kantor Bas, dan perwakilan warga. Yang penting sah. Kau tidak keberatan kan, Ayana?” tanya Amanda saat itu.“Tidak apa-apa, Bu,” jawab Ayana. Ia bahkan berharap lebih baik tidak usah ada yang tahu pernikahan ini. Tapi Amanda menolak.“Pernikahan itu harus disiarkan, kalau tidak, akan menimbulkan fitnah.”Ayana pun menurut.“Oh, ya, mas kawin apa yang kau minta?” tanya Amanda kemudian.“Saya tidak mau apa-apa, Bu, kalau boleh meminta sesuatu, saya hanya ingin… kuliah,” jawab Ayana ragu, apakah bosnya akan memenuhinya?“Tidak bisa!” Bas menjawab cepat.“Mas kawin itu berupa benda Ayana, mana ada mas ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   10. Di dalam HOT

    Bas terdiam cukup lama di depan kamarnya dan Ayana yang sudah disiapkan Amanda untuk malam pertama. Perasaan canggung, kuatir, ragu, kesal, berkecamuk di hatinya.“Bismillah ...” Ia bergumam pelan, lalu membuka pintu kamar.“Aaak ....” Ayana spontan menjerit, terkejut dengan kedatangan Bas yang tiba-tiba.Cepat-cepat Bas menutup pintu lalu membekap mulut Ayana. “Ayana, diam! Mengapa kau berteriak, orang akan berpikir yang tidak-tidak, jika mendengar!” bentaknya. Beberapa detik kemudian ia baru sadar, posisinya saat ini begitu dekat dengan Ayana, bahkan seperti memeluknya. Satu tangannya melingkar di bahu sementara satu tangannya lagi menutup mulut Ayana."Ehem, ma-maaf." Bas bergeser menjauh. Tapi ujian keimanannya tak hanya sampai di situ. Ia menelan ludah ketika baru menyadari busana yang dikenakan Ayana saat ini.“Ya Tuhaan Ayanaaa, kau pakai baju apaaa?” Bas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   11. Bilang Sayang

    Terdengar suara berisik di dapur ketika Bas bangun. Ia menyingkap selimut yang membalut dirinya di atas sofa.“Sayang … kau lagi apa? Kau memasak?” Dengan mata masih setengah mengantuk bergegas Bas menuju dapur. Hari ini Mbok Nem tidak masuk, ia kuatir jika membiarkan Amanda sendirian di dapur.“Sayang, kau tidak perlu …” Kalimatnya terhenti ketika melihat bukan Amanda yang berada di ruangan itu.“Oh, kau, Ayana.”“Iya, Pak,” jawab Ayana sedikit kecewa, ia sempat berpikir panggilan sayang itu untuknya.“Bapak mau mandi air hangat?” Gadis itu menawarkan. Pemanas air otomatis sedang rusak sehingga ia harus memanaskan air secara manual jikalau suaminya ingin mandi air hangat. Terlalu banyak hal yang diurus menjelang pernikahan, hingga pemanas air yang rusak luput dari perhatian seisi rumah. “Ya, boleh.”“Bapak mau sarapan apa? Nasi goreng atau roti?” Ia bertanya lagi.“Roti saja," jawab Bas lantas membalikkan badan.“Beritahu aku jika airnya sudah siap.” Bas berlalu dari dapur, meningga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   12. Dia Istriku

    “Ayana, lihatlah!” Amanda menyodorkan gawainya pada Ayana. Sudah sekitar setengah jam ia sibuk menggeser-geser layar ponsel.“Menurutmu ini bagus?” Amanda menunjukkan foto sebuah kamar hotel bintang lima. Kamarnya luas dan mewah. Di slide setelahnya ada foto kamar mandi hotel lengkap dengan bath up. Lalu ada juga foto kolam renang dan pemandangan hotel yang asri nan indah.“Waaah, bagus sekali, Bu." Ayana takjub.“Tapi kalau saya sih nggak akan nyaman tidur di tempat sebagus itu,” sambungnya.“Kenapa?” Amanda menatap heran pada Ayana, katanya bagus sekali mengapa tak nyaman?“Sepanjang malam saya pasti nggak bisa tidur mikirin besok makan apa,” jawab Ayana polos.Tawa amanda pecah mendengarnya. “Mengapa memikirkan besok makan apa? Tentu saja makan enak di hotel."“Terus setelahnya saya puasa sebulan, dong, Bu. Harga kamarnya saja senilai biaya makan sebulan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   13. Katanya Cinta, Tapi...

    "Woee pengantin baru!" Al menepuk-nepuk pundak Bas. Ia merupakan bawahan yang juga teman baik Bas. Di kantor ini, lelaki bernama lengkap Alfano itu menjabat sebagai manager divisi social media.Bas hanya menanggapi Al dengan decakan lalu kembali fokus ada pekerjaannya, mengecek dokumen yang harus ditandatangani."Gimana rasanya punya istri masih muda belia, Bro? Malam pertama, aman, kan? Kalo mau, aku punya video edukasi tentang pst pst ..."Kalimat terakhir yang dibisikkan Al di dekat telinga Bas membuat lelaki itu tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya. "Nggak perlu!""Weitts, udah bisa ngajarin sendiri, ya, Bro. Ya namanya juga udah pengalaman yee." Al menaik turunkan alis lantas tertawa. Tapi bagi Bas itu tidak lucu."Kuberi tahu ya, kalau kau berniat punya istri lebih dari satu, kusarankan, JA-NGAN!"Dahi lelaki yang masih lajang di usianya yang ke 34 tahun ini mengernyit. Padahal, beberapa temannya banyak yang ingin nambah istri meski itu hanya kelakar belaka. "Kenapa, Bro?""Ca

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   14. Lelaki Pengganggu

    Pukul empat sore, Ayana dan Bas tiba di hotel yang telah dipesan oleh Amanda beberapa hari lalu. Benar kata Amanda, Bas pasti mau. Ya meski terpaksa, Bas tidak akan menolak apapun yang Amanda pinta. Ia terlalu mencintai wanita itu.“Saya mau check in, Mbak.” Bas menunjukkan bukti pembayaran kamar pada salah seorang resepsionis.“Oh, baik, Pak, tunggu sebentar.”“Apa masih tersedia kamar? saya mau membooking satu kamar lagi,” ucap Bas saat resepsionis tengah mengetikkan sesuatu pada komputernya.“Baik, sebentar, Pak, saya cek dulu.”“Bapak pesan kamar lagi? Buat siapa Pak?” Ayana bertanya lirih.“Tentu saja untuk kita. Kau dan aku, kita akan menempati kamar sendiri-sendiri,” bisik Bas dengan suara tegas.Ayana menghembuskan napas. Kecewa. Lantas untuk apa bulan madu ini?“Maaf, Pak, ternyata semua kamar full booked,” ucap mbak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   15. Malam Bulan Madu

    Ayana mempercepat langkah, tak sedikitpun menoleh pada sekumpulan pemuda itu.Tapi samar-samar ia mendengar ada suara langkah kaki di belakangnya. Seseorang seperti sedang mengikutinya. Keringat dingin menetes deras di wajahnya juga membasahi telapak tangannya. Suara derap langkah kakipun semakin dekat terdengar.Tiba-tiba seseorang menggenggam dengan kuat sebelah tangannya….“Aaaaak …!" Spontan Ayana berteriak.“Ayana, diamlah, ini aku!”Ayana membuka mata.“Bapak!” Ia memeluk Bas saking takut sekaligus leganya. Ulu hati Bas dapat merasakan jantung Ayana yang bedetak sangat cepat.“Ayana, lepaskan aku. Orang-orang bisa berpikir kita sedang berbuat mesum jika berpelukan seperti ini!”Ayana sadar, segera melepaskan pelukannya.“Sudah kubilang, kan, tunggu aku. Mengapa kau pergi duluan, hah?” Bas mengguncang pelan kedua pundak Ayana.“Bapak lama!”“Aku harus menelepon istriku memastikan ia baik-baik saja.”“Tapi saya juga istri Bapak, kan?”Sebuah motor besar dengan suara knalpot yang be

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   16. Pelukan

    “Hanya sampai lutut saja, ingat!” Bas akhirnya bersedia dipijat oleh Ayana dengan syarat ketentuan berlaku. “Iya ... iya ... takut amat, sih, Pak!” sahut Ayana kesal. Tiba-tiba terbersit pikiran menjahili Bas. Tangan Ayana meraih ujung baju kaos yang dikenakan Bas, lalu menyingkapnya. “Hei Ayana kau mau apa?” Bas panik. Ayana diam-diam tersenyum, geli melihat ekspresi Bas. “Perut Bapak bunyi tuh dari tadi, mau saya kasih minyak kayu putih. Boleh, nggak?” “Kemarikan, biar aku sendiri!” sentak Bas. Dengan cemberut Ayana meletakkan botol minyak kayu putih di atas telapak tangan Bas yang terulur ke arahnya. Ia kembali fokus memijat kaki Bas. Mengurut dengan tekanan yang pas. Tidak terlalu keras tidak juga terlalu pelan. Bas sebenarnya merasa nyaman tapi tak mau mengakuinya. Beberapa saat kemudian, Ayana melihat Bas sudah memejamkan mata. Sudah tidurkah ia? “Pak ... Pak!” Ayana mengguncang pelan kaki Bas. Ia ingin meyakinkan suaminya itu sudah tidur atau belum. “Pak Bagas, sudah t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03

Bab terbaru

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   33. Bulan Madu Kedua

    Kedua orang di kamar itu kompak menoleh saat Ayana membuka pintu.“Ayana ....” Bas memanggil lirih.Matanya dan Ayana sempat saling pandang beberapa detik sebelum istri kecilnya itu membalikkan badan lalu membanting pintu.Ayana berlari keluar rumah, tangisnya pecah. Baru kemarin Pak Bas mengusirnya dari kamar, menolak ditemani dan disuapinya, tapi perempuan itu, siapa dia? Kenapa Pak Bas bisa dengan mudah menerimanya?“Ayana mau ke mana?”Yudis yang sedang membersihkan mobil langsung melempar kanebo di tangan, begitu melihat ada yang tak beres dengan istri Tuannya.Gegas ia mengejar Ayana. “Minggir Yudis, aku mau lewat!” seru Ayana ketika tubuh tinggi laki-laki itu menghadang di depannya.“Jangan pergi lagi Ayana, semua mengkhawatirkanmu.”“Bohong!”Ayana berusaha melewati Yudis, namun cekalan tangan Yudis menahannya.“Yudis!!!” Sebuah teriakan membuat Yudis dan Ayana menoleh.“Berani kau sentuh lagi istriku?” Bas melangkah dengan cepat dan beringas ke arah mereka. Cepat-cepat Yudis

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   32. Ayana Pergi

    “Kondisi vital pasien semakin melemah, Pak. Hanya keajaiban Allah yang bisa menyelamatkan. Silakan Bapak masuk untuk mentalqin Ibu.”Kalimat dokter barusan membuat Bas tercekat. “Istri saya pasti bisa selamat, Dok. Lakukan apa saja yang bisa menyematkannya, Dok! Tolong!” Bas mengguncang bahu dokter yang sudah dikenalnya cukup baik itu.“Maafkan saya, Pak, hidup mati di tangan Allah.”“Tolong, Dok, tolong!” Kali ini Bas menggenggam erat tangan sang dokter.Ayana mengusap-usap punggung suaminya, mencoba menenangkannya. “Ayo Pak, kita temui ibu mumpung masih ada waktu.”Ia membimbing Bas masuk ke dalam kamar Amanda.“Sayang, bangun Sayang, kita harus membesarkan anak kita bersama!” Bulir bening mulai membasahi pipi Bas yang menggenggam erat tangan sang istri.“Pak, bisikkan kalimat tauhid di telinga ibu, Laailahaillallah…” Ayana mengingatkan.Sudah dua kali ia berada di sisi orang yang sedang menghadapi sakratul maut, yaitu saat meninggal kakek dan ayahnya. Saat itu, selain ia dan ibunya,

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   31. Bayi Tampan

    Dengan waktu tempuh sekitar dua jam, akhirnya taksi yang ditumpangi Bas dan Ayana tiba di rumah sakit. “Pak, kita sudah sampai.” Ayana berbisik di telinga Bas. Suaminya itu memang sempat tertidur di tengah perjalanan tadi, selepas dokter kandungan meneleponnya dan mengatakan akan melakukan tindakan operasi demi menyelamatkan ibu dan bayi. Bas menurut, apapun yang menurut dokter terbaik, ia pasrah. “Bapak, kita sudah sampai!” ulang Ayana sambil menepuk pelan pipi Bas. “Hah, sudah sampai di mana kita, Ayana?” Bas membelalakkan matanya.“Rumah Sakit, Pak.”Suami tampannya itu tiba-tiba terlonjak, segera turun dari taxi. Yudis yang kebetulan tengah berada di lokasi parkir menghampiri tuannya.“Mana istriku, Yudis?” Bas mengguncang pundak Yudis.“Ibu sudah melahirkan, Tuan.”“Istriku … baik-baik saja, kan?”“Baik Tuan, hanya masih lemas dan belum bisa bangun dari tempat tidur. Saya mau pulang ambil beberapa pakaian Ibu.”“Alhamdulillah." Bas mengusap wajah dengan kedua tangannya, lalu m

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   30. Dua Sejoli

    Pukul lima pagi lebih sedikit. Di luar masih gelap, tapi suara musik yang membangkitkan semangat sudah terdengar. Agenda rombongan piknik hari ini adalah senam pagi.Bas mengulurkan tangan pada Ayana yang baru saja selesai mengikat tali sepatutnya. “Ayo!”Pasangan yang keluar kamar sambil bergandengan tangan itu, menjadi sorotan.“Suit-suit couple of the year udah keluar kamar tuuuh!” kata salah seorang yang sudah berada di pekarangan hotel semenjak tadi disambut sorak sorai yang lain.“Wah Ayana pagi-pagi udah keramas aja. Ngga dingin Ay!” goda seorang yang lain, gatel pengen komen melihat rambut Ayana yang basah.“Namanya juga pengantin baru, kalo perlu sehari tiga kali keramas juga dijabanin!”Semuanya tekekeh. Kecuali Stella tentu saja, yang memandang dua sejoli itu dengan tatapan penuh dengki.Ayana tersenyum canggung, apalagi Bas tiba-tiba mencium pucuk kepalanya di depan orang-orang. “Aaaaakkk." Karyawan cewek pada histeris, uwuw sekali, begitu menurut mereka.“Ngga usah lebay,

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   29. Ciee, I Love You

    “Ciye Ayana, ciyeee …” Office boy dan office girl yang turut serta piknik dan duduk di bagian belakang bus menyoraki Ayana ketika gadis itu nampak berjalan bersama bos mereka. Ayana hanya melambaikan tangan sambil tersenyum. Tak terlalu lama Ayana mengenal teman-teman OB nya itu. Ia hanya bekerja sehari sebagai Office Girl di kantor Bas setelah itu alih profesi menjadi perawat Amanda. Tapi ada satu dua orang yang ia kenal cukup baik, karena selepas keluar dari kantor Bas, mereka masih saling bertukar kabar lewat chat WA.“Maaf, Pak, saya hanya menuruti perintah Ibu Amanda,” ucap Ayana ketika ia dan Bas telah duduk di bus. Ia merasa tak enak hati, takut kehadirannya tak diharapkan Bas.“Tak apa, aku senang kau ikut, aku merasa lebih aman bersamamu.”Bas risih terus-terusan didekati Stella, tapi mau bicara jujur pada Stellapun ia tak tega. Dengan adanya Ayana, pasti Stella jadi tau diri, tak akan pedekate lagi pada Bas, begitu pikirnya.“Ih, Bapak, emang saya satpam!” protes Ayana.Bas m

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   28. Piknik Kantor

    “Hmm… Harum sekali ....” ucap Bas begitu menginjakkan kaki ke ruang makan. Di sana kedua istrinya sudah berkumpul mempersiapkan sarapan. Ayana memasak sementara Amanda menata meja makan sambil duduk di kursi rodanya.“Ayana masak nasi goreng kemangi Bas,” jawab Amanda yang lalu mendapat satu kecupan Bas di keningnya.“Oh, ya?” Bas lalu beralih menuju dapur di mana Ayana sedang berdiri di depan kompor, mengaduk nasi dengan spatula di atas wajan.“Kelihatannya enak.”Ayana menoleh ketika Bas mengecup pipinya. Semenjak kedatangan Bu Ratih, memang sikap Bas sedikit demi sedikit mulai mencair terhadapnya. Pasti Bu Ratih memberi nasihat yang banyak pada anak lelaki semata wayangnya itu, tebak Ayana.Mencium kedua istrinya adalah rutinitas Bas setiap pagi sebelum berangkat kantor dan sore sepulang kerja. Tanpa perlu disuruh Amanda lagi, Bas akan memberikannya juga untuk Ayana. Terkesan tulus, tak lagi terpaksa seperti sebelumnya.Bas juga tak lagi menjadikan kehamilan Amanda sebagai alasan un

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   27. Nasihat Ibu Mertua

    “Silakan tehnya Nyonya, Den Bagas…” Mbok Nem meletakkan dua cangkir teh di atas meja. Satu untuk Bas, satu lagi untuk Bu Ratih ibunda Bas yang baru datang dari kota sebelah untuk mengunjungi anak mantunya. “Terimakasih, Mbok,” sahut Bu Ratih. “Mbok sekarang ke rumah Amanda saja ya, siapa tahu dia butuh sesuatu, saya mau di sini dulu bicara pada Bas.”“Baik, Nyonya.” Mbok Nem paham, ada hal penting dan pribadi yang akan dibicarakan Bu Ratih pada anaknya, maka iapun bergegas pergi.Bu Ratih mengambil cangkir tehnya, minum seteguk, lalu menarik napas panjang. “Bas… Bas…” Ia mengusap-usap penuh sayang kepala sang anak.“Ternyata, jatuh cinta bisa membuat orang sekacau ini, ya," ujarnya. "Meski sudah tua." Ia lalu tertawa kecil.Bu Ratih datang tepat saat Bas melayangkan tinjunya pada Yudis, tapi ia memilih untuk cepat-cepat datang ke rumah Amanda, memastikan bahwa mantunya tidak mengetahui apa yang terjadi dengan suaminya. “Bukan masalah jatuh cinta, Bu, tapi aku ini suaminya. Di mana ha

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   26. Ayana Sakit

    Tiga puluh menit Bas dan Amanda duduk di meja makan, tapi Ayana tak jua datang untuk sarapan seperti biasa. Bas melirik arlojinya dengan gelisah.Kemana anak itu? Apa ia masih marah karena kejadian kemarin?“Coba kau tengok ke rumahnya, Bas.” Amanda memberi saran. Meski tidak diungkapkan ia tahu, suaminya menunggu Ayana. "Rumahnya? Rumah siapa?" tanya Bas, pura-pura tak paham."Tentu saja rumah Ayana, Bas. Kau menunggu dia, kan?" "Hah? Menunggu? Tidak sama sekali. Biarkan saja, mungkin dia belum lapar." Bas mulai menyuap sarapannya, berusaha terlihat tak peduli. "Bas, ayolah. Apa aku yang harus ke sana?" “Eh, jangan-jangan, Sayang. Biar aku saja kalau kau memaksa." Bas pun beranjak, menuju rumah Ayana.Tanpa mengetuk, Bas membuka pintu rumah lalu menuju kamar Ayana. Ia dapati Ayana masih meringkuk di atas ranjang dengan selimut.“Astaga, kau masih tidur?” Bas berdecak. Ia melangkahkan kaki mendekati ranjang.“Semalam kau pasti begadang gara-gara menonton drama Korea lagi, kan.” Lel

  • Terpaksa Menjadi Istri Kedua CEO Arogan   25. Di Bawah Rintik Hujan

    Pagi hari, Ayana sudah berpakaian rapi ketika tiba di rumah Amanda untuk sarapan. Sudah menjadi rutinitas mereka bertiga untuk sarapan bersama sebelum Bas berangkat ke kantor.“Cantik sekali Ayana,” puji Amanda begitu melihat adik madunya datang.Bas yang tengah mengupas apel untuk Amanda melirik, ingin mengatakan hal yang sama namun ia urungkan, cukuplah dalam hati saja.Ayana tersenyum, menarik kursi kosong di samping Amanda lalu duduk.“Biar saya, Pak!” Ia menengadahkan tangan kanannya, meminta apel yang dipegang Bas. “Bapak sarapan saja.”Bas menurut, diserahkannya apel itu pada Ayana tanpa kata, lalu mengambil roti tawar di atas meja dan mengolesnya dengan selai.“Kau sudah belajar semalam?” tanya Amanda. Hari ini Ayana akan berangkat untuk ujian masuk Universitas Negeri.“Sudah, Bu.”“Baguslah, semoga lulus, ya, Ayana. Kau bisa kuliah di tempat yang kau impikan.”“Terimakasih, Bu,” ucap Ayana lalu memberikan sepiring apel yang sudah ia kupas dan potong-potong pada Amanda. Setelah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status