Share

16. Pelukan

“Hanya sampai lutut saja, ingat!” Bas akhirnya bersedia dipijat oleh Ayana dengan syarat ketentuan berlaku.

“Iya ... iya ... takut amat, sih, Pak!” sahut Ayana kesal.

Tiba-tiba terbersit pikiran menjahili Bas. Tangan Ayana meraih ujung baju kaos yang dikenakan Bas, lalu menyingkapnya.

“Hei Ayana kau mau apa?” Bas panik. Ayana diam-diam tersenyum, geli melihat ekspresi Bas.

“Perut Bapak bunyi tuh dari tadi, mau saya kasih minyak kayu putih. Boleh, nggak?”

“Kemarikan, biar aku sendiri!” sentak Bas.

Dengan cemberut Ayana meletakkan botol minyak kayu putih di atas telapak tangan Bas yang terulur ke arahnya. Ia kembali fokus memijat kaki Bas. Mengurut dengan tekanan yang pas. Tidak terlalu keras tidak juga terlalu pelan. Bas sebenarnya merasa nyaman tapi tak mau mengakuinya.

Beberapa saat kemudian, Ayana melihat Bas sudah memejamkan mata.

Sudah tidurkah ia?

“Pak ... Pak!” Ayana mengguncang pelan kaki Bas. Ia ingin meyakinkan suaminya itu sudah tidur atau belum.

“Pak Bagas, sudah t
Rahmi Aziza

Mana komen serunyaaa

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status