Komik berjudul “Lily Princess” merupakan cerita romansa klise zaman ini dengan konflik yang klise pula. Ringan, mudah dinikmati. Tapi, faktor utama yang membuat Kalyna begitu menyukai komik
tersebut adalah karena gambarnya yang sangat cantik dan memukau. Ia bisa betah memandangi satu panel dalam komik itu bermenit-menit, memperhatikan detail gambar dan mengaguminya.Tokoh utama dalam cerita “Lily Princess” bernama Liliana Revalina Johnson, mahasiswi jurusan Manajemen Bisnis di salah satu universitas yang cukup terkenal di Jakarta. Ya, komik
itu merupakan karya asli anak bangsa dan sangat populer di kalangan pembaca.Lili, begitu ia disapa—sesuai dengan judul ceritanya, memiliki kepribadian positif, baik hati, dan menyenangkan. Lili pandai mengambil perhatian dan simpati publik, selayaknya tokoh protagonis utama dalam cerita-cerita.
Sosok Lili digambarkan sebagai perempuan dengan tubuh mungil, mata bulat yang selalu tampak berbinar, wajah oval yang sempurna, dan rambut lurus panjang sepunggung yang selalu terlihat terawat. Tentu, karakter utama seperti Lili diciptakan untuk mencuri perhatian pembaca sehingga digambar sebaik mungkin. Kalyna sendiri juga menyukai penggambaran karakter Liliana dalam cerita itu.
Menjelang semester akhir perkuliahan, Lili bertemu dengan tokoh utama pria, Edgar Emiliano Mahawira, sebagai dosen tamu pada salah satu mata kuliah yang diambilnya.
Edgar dengan watak tegas dan dinginnya berhasil mengusik Liliana. Karakter mereka saling bertolak belakang, tetapi juga saling tarik-menarik layaknya magnet sehingga tanpa terasa seiring berjalannya waktu, hubungan mereka semakin dekat.
Edgar yang telah lama menutup hati setelah kematian istrinya dua tahun lalu, perlahan mulai luluh dengan tingkah laku Liliana yang hangat. Begitu pula dengan sang mahasiswi, Liliana mulai terpikat oleh pesona pria dewasa yang melekat pada diri Edgar.
Lagipula, siapa yang tidak akan terpesona dengan sosok Edgar Emiliano Mahawira. Putra tunggal keluarga Mahawira, the hottest duda di Indonesia, dan pewaris kerajaan bisnis transportasi PT. Mahawira Trans Utama, juga bisnis perhotelan sekaligus pariwisata Mahawira Holdings.
Belum lagi, perusahaan sang mendiang istri yang kini juga dikelola olehnya, Osmond Diamond & Jewelry, toko perhiasan langganan para pejabat dan selebritas yang telah memiliki puluhan cabang di seluruh Indonesia.
Total kekayaan Edgar tak berseri, fisiknya rupawan dengan perpaduan darah Indonesia dan Inggris. Kedua hal itu saja mampu membuat seluruh perempuan menatapnya dengan mata lapar dan memuja.
Meskipun memiliki banyak perusahaan dengan jangkauan yang luas, Edgar memilih untuk fokus pada cabang utama perusahaannya yang terletak di ibu kota Jakarta, sedangkan sisanya ia serahkan pada orang-orang kepercayaannya.
Edgar seorang pebisnis handal, tetapi juga menyukai kegiatan mengajar. Ia tidak keberatan berbagi pengetahuannya dalam berbisnis pada anak-anak muda. Sudah beberapa kali Edgar menjadi dosen tamu di beberapa universitas, mengisi seminar, dan menjadi bintang tamu di beberapa acara televisi bertema bisnis.
Salah satu alasan Edgar begitu mencintai kegiatan berbagi ilmu pengetahuan adalah karena mendiang ibunya adalah seorang dosen dan aktivis kemanusiaan yang sering kali membantu sekolah-sekolah di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Edgar semasa kecil kerap diajak oleh sang ibu saat mengunjungi sekolah-sekolah itu, dan dari sanalah ia jatuh cinta dengan profesi guru.
Sebagai pewaris satu-satunya keluarga Mahawira, Edgar dituntut untuk mengabdikan masa depan dan kariernya sebagai penerus bisnis yang telah berjaya puluhan tahun itu. Karena menganggap kegiatan mengajar tidak bisa ditinggalkannya, maka Edgar mencari cara lain agar dapat melakukan hal yang disukainya tetapi tidak meninggalkan kewajibannya sebagai pemegang utama perusahaan.
Hal tersebut menambah nilai plus sosok Edgar Mahawira di mata orang-orang. Ia bahkan dijuluki sebagai menantu idaman ibu-ibu, bahkan tidak ada yang peduli dengan status duda beranak duanya.
Meski diminati banyak perempuan dan diincar banyak ibu-ibu untuk dijadikan menantu, rupanya tidak ada yang berani mendekati seorang Edgar Mahawira secara terang-terangan. Hal tersebut dikarenakan adanya sosok Kaluna Hermione Osmond yang selalu beredar di sekitar Edgar.
Banyak perempuan yang langsung mundur dan balik badan saat sudah berhadapan dengan sosok Kaluna. Bisa dibilang, Kaluna adalah satu-satunya wanita yang berhubungan dekat dengan Edgar juga keluarganya setelah kematian sang istri.
Kaluna, adik dari mendiang Elvina Rosaline Osmond, mendiang istri Edgar.
Sebuah cerita akan terasa hambar tanpa adanya konflik, mau besar atau kecil skalanya, konflik akan selalu menarik perhatian pembaca. Maka, terciptalah sosok Kaluna Hermione Osmond, adik ipar Edgar dari mendiang istrinya, sebagai tokoh antagonis utama.
Kaluna merupakan seorang pelukis, ilustrator, dan penulis buku cerita anak yang cukup terkenal di dalam negeri maupun luar negeri. Lain dengan Liliana, sosok Kaluna digambarkan seperti model, tinggi semampai, tubuh ideal, dan wajah cantik yang angkuh.
Meski telah dewasa dan memiliki karir yang sempurna, Kaluna memilih menetap di Indonesia, tepatnya di rumah mendiang kakaknya bersama Edgar, sang kakak ipar.
Jika sebelumnya Edgar adalah tuan rumah dan istrinya nyonya rumah, maka satu tahun setelah kepergian Elvina—istri Edgar—Kaluna lah yang menjadi nyonya rumah di kediaman itu. Hampir seluruh urusan keperluan rumah dipegang oleh Kaluna, dan Edgar tidak begitu peduli.
Bisa dibilang, sosok Kaluna di rumah itu seperti pengganti Elvina. Selama dua tahun belakangan, Kaluna mencoba berbagai pendekatan pada kakak iparnya.
Tepat sekali, Kaluna memiliki perasaan pada Edgar, perasaan yang bersemi perlahan setelah kepergian kakaknya. Rasa empati karena saling ditinggalkan kini telah berubah menjadi cinta dan obsesi.
Kaluna menganggap bahwa hanya ia satu-satunya yang dapat menggantikan sosok kakaknya sebagai istri Edgar dan ibu sambung bagi anak-anaknya.
Kedatangan Liliana di tengah-tengah keluarga mereka membuat Kaluna kalang kabut. Ia merasa iri karena gadis belia itu mampu mengambil seluruh perhatian Edgar yang selama ini selalu ia perjuangkan.
Kaluna menganggap Liliana tidak pantas berdampingan dengan Edgar dan tidak akan mampu merawat dua keponakannya. Liliana yang merasakan permusuhan dan ketidaksukaan Kaluna memilih mundur.
Dan selayaknya kisah cinta klasik, Edgar maju untuk mempertahankan Liliana. Hal itu membuat Kaluna mencapai batasnya dan meledak, ia mencoba berbagai cara untuk menyingkirkan Liliana, hal-hal kotor dan mengerikan dilakukannya demi menjauhkan Liliana dari keluarga Mahawira.
Tapi sebagaimana tupai yang pandai melompat, pasti ia akan jatuh juga. Itulah yang dialami oleh Kaluna. Serapi dan sesempurna apapun tipu daya yang ia gunakan untuk menjebak Liliana maupun Edgar, semuanya berakhir sia-sia. Edgar mengetahui seluruh perbuatannya dan menegurnya keras.
“Beruntunglah karena kau adik dari Elvina, jadi hanya ini peringatan dari saya. Tapi jika kau melangkah lebih jauh dari ini, jangan harap saya berbelas kasih, meskipun itu kamu, Kaluna,” itu ucapan Edgar pada Kaluna setelah mengetahui tindakan kotornya.
Edgar memutuskan untuk mengirim Kaluna ke Austria dengan dalih agar wanita itu dapat menenangkan diri. Tentu saja niat utamanya adalah menjauhkan wanita jahat seperti Kaluna dari gadisnya.
Cerita berakhir dengan Kaluna yang berhasil diasingkan ke luar negeri dan pernikahan megah Edgar bersama Liliana diselenggarakan tak lama setelahnya. Tidak ada epilog, sequel, maupun bonus cerita yang disuguhkan penulis cerita “Lily Princess”.
Adegan terakhir dalam komik
itu adalah panel yang menggambarkan sosok Liliana dengan gaun pengantinnya tengah tertawa bahagia di pelukan Edgar.Kembali ke masa kini, pada Kalyna yang masih tidak ingin mempercayai jika dirinya telah menjadi seorang Kaluna Hermione Osmond.
Meskipun cukup menikmati cerita-cerita bertema reinkarnasi dan transmigrasi jiwa, tapi Kalyna tidak benar-benar mempercayai akan adanya fenomena itu. Dan ia mulai percaya tiga puluh menit yang lalu, sesaat setelah mendengar nama-nama yang disebutkan Damian—yang ternyata adalah anak sulung dari Edgar dan Elvina.
Ngomong-ngomong, kedua anak itu sekarang sedang tertidur pulas di tempat tidur ekstra yang tersedia di pojok ruangan.
Kalyna masih mengagumi fasilitas yang tersedia di kamar rawatnya ini, mulai dari televisi 65 inchi, kulkas dua pintu, mini pantry, satu set sofa untuk tamu, tempat tidur ekstra yang terlihat lebih nyaman dan bagus daripada ranjang rumah sakit yang ditempatinya, sampai kamar mandi yang mewahnya seperti kamar mandi hotel bintang lima.
Kalyna bagaikan bermimpi dapat dirawat di ruangan seberkelas itu. Ah, dirinya berpindah raga saja sudah serasa mimpi, apalagi menjadi tokoh antagonis dengan kelakuan minus. Ini mimpi buruk!
Sambil mengamati Damian dan Lavanya yang tampak pulas, Kalyna mencoba mengingat kembali jalan cerita
“Lily Princess”. Ia menerka-nerka sampai mana cerita telah berlangsung, apakah ada adegan tentang Kaluna yang dirawat di rumah sakit karena terjatuh dari tangga? Hmm, sepertinya tidak.Kalyna mengingat jelas jalan cerita ini dari awal sampai akhir, karena ia membacanya berulang kali. Dan tidak pernah digambarkan adegan yang sedang dialaminya kini. Jika begitu, apakah kejadian saat ini berada di luar skenario alur cerita asli?
Apakah jalan ceritanya berubah karena jiwanya menempati raga Kaluna? Lalu, jika jiwa Kalyna menempati tubuh Kaluna, ke mana perginya jiwa Kaluna yang asli?
Sedang asyik melamun sambil memainkan kuku-kuku jarinya, Kalyna dikejutkan dengan pintu kamarnya yang terbuka. Tampak dua orang berjalan masuk. Salah satunya adalah Edgar, dan satu lainnya belum pernah dilihat oleh Kalyna.
Seorang gadis muda yang mengenakan sweater putih dan rok plisket kuning pastel mengikuti langkah Edgar dari belakang, kedua tangannya membawa sekeranjang buah-buahan. Kalyna terus mengamati gadis itu karena hatinya tiba-tiba terasa janggal dan sesak.
“Apakah kau masih ingin menyakiti Lili meskipun keadaanmu seperti itu, Kaluna?” suara berat Edgar menyentak Kalyna dan mengejutkannya.
Jadi, gadis yang datang bersama Edgar ini Lili? Liliana Revalina Johnson, tokoh utama dalam komik
“Lily Princess”?Tuhan, Kalyna ingin pingsan saja sekarang. Rupanya ia tidak dapat menyangkal lagi dari kenyataan telak di hadapannya. Ayudia Kalyna Prameswari telah benar-benar menjadi Kaluna Hermione Osmond.
***
Note: Penyebutan tokoh Kalyna sekarang telah berubah menjadi Kaluna. Kaluna melirik Edgar dan Liliana yang kini duduk di kursi samping ranjang. Kursi itu memang cukup panjang dan muat untuk diduduki dua orang. Tapi karena postur tubuh Edgar cukup kekar, mereka tampak duduk menempel layaknya perangko dan kertas, rapat sekali. Kaluna tidak bisa mengelak bahwa pemandangan di sampingnya sedikit membuat jengah. Please deh, itu di sisi ranjang seberang masih ada satu kursi single satu. Kenapa pula dua-duanya harus duduk di sana. Kaluna melemparkan pandangan tidak nyaman pada kedekatan Edgar dan Liliana. Meskipun jiwanya telah berganti, tapi sepertinya perasaan jiwa Kaluna yang asli masih banyak tertinggal, itu mengapa ia merasa tidak senang dengan kedekatan keduanya. Edgar sepertinya menyadari tatapan Kaluna dan memutuskan untuk pindah ke kursi di sisi lain ranjang. Mengamati ekspresi wajah Kaluna yang berangsur tenang, Edgar mulai berbicara. “Lili bilang ingin menjengukmu, jadi kubaw
Sudah beberapa hari terlewat dari kunjungan kejutan Damian, Lavanya, Edgar, juga Liliana. Kaluna berdoa agar Liliana tidak lagi memiliki niatan untuk menjenguknya karena ia belum merasa siap berhadapan lagi dengan sang tokoh utama. Kedatangan Liliana bersama Edgar waktu itu meninggalkan perasaan tidak nyaman yang cukup mengganggu. Kaluna tahu kalau jiwanya tidak pernah mengenal sosok Liliana sejauh jiwa asli yang selama ini berperan dalam melakukan segala tindakannya pada mahasiswi Edgar itu. Meskipun begitu, Kaluna terus-terusan merasakan ujung jari-jarinya terasa gatal untuk meremas sesuatu saat bayangan wajah lugu Liliana tidak sengaja terlintas di benaknya. Hari ini, Kaluna membuat otaknya bekerja keras untuk memikirkan seluruh fakta yang sejauh ini berhasil ia dapatkan. Wanita muda itu mencoba mencari tahu sampai mana alur cerita komik “Lily Princess” ini sudah berlangsung melalui orang-orang di sekitarnya. Sejauh ini semua informasi yang didapat Kaluna dari dokter dan para pe
Esok paginya, ia mendapati seorang wanita paruh baya yang dikirim Edgar melalui asistennya untuk membantu mengurus keperluannya selama dirawat di rumah sakit. Selama membantu Kaluna, wanita yang dipanggil Bu Rini itu terlihat sangat terampil dan berpengalaman. Kaluna menjadi salut pada kerja keras asisten Edgar dalam menemukan dan merekrut orang seahli itu dalam hitungan jam. Tentu saja Kaluna yakin uang yang tidak sedikit banyak berperan di dalamnya. Kaluna berdecak, hidup orang kaya memang enak, asal uang terus mengalir, aku minta dibangunkan seribu candi dalam semalam pun sepertinya akan terkabul, batinnya ngawur. Hari-hari Kaluna selanjutnya hanya berisi kegiatan pemulihannya. Edgar tak lagi datang berkunjung, mungkin sedang sibuk dengan berkas-berkas perusahaan, atau sibuk menyenangkan hati mahasiswi favoritnya. Ia refleks mendengus begitu teringat pertemuan pertamanya dengan Liliana, sikap gadis itu terasa terlalu janggal bagi Kaluna. M
Saat mobil memasuki kawasan perumahan tempat rumah utama keluarga Mahawira berada, Kaluna tidak berhenti untuk membuka mulutnya takjub. Ia mengetahui jika di dunianya dulu ada beberapa perumahan elit di daerah Jakarta yang mirip seperti kawasan perumahan ini. Meski tidak seratus persen sama, tapi sepertinya penulis cerita memang mengambil referensi dari salah satu kompleks perumahan elit yang cukup terkenal akan kemewahannya di dunia nyata. Untuk mencapai area perumahan, mobil yang dinaiki Kaluna harus melewati gerbang dengan keamanan yang cukup ketat. Orang yang ingin masuk ke area perumahan itu harus memiliki kartu akses khusus, kartu dengan barcode itu akan discan pada bagian security untuk membuka gerbang. Satu hal itu saja sudah membuat Kaluna takjub, tetapi saat mobil mulai memasuki area dalam gerbang, ia merasa tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Setelah gerbang utama, ada jalan dua arah sepanjang tiga ratus met
Edgar memperhatikan suasana ruang makan yang lebih ramai dan hangat dari biasanya. Rasanya sudah lama sekali mereka tidak makan bersama di ruang makan ini. Sejak Elvina pergi, rumah ini terasa jauh lebih kosong dan sepi, setidaknya bagi Edgar. Ia jarang berada di rumah dan lebih suka menyibukkan diri di kantor pusat maupun ruang dosennya di kampus. Edgar semakin merasa enggan menginjakkan kaki di rumah semenjak sikap Kaluna yang berubah terhadapnya. Wanita muda yang memutuskan menetap di rumahnya itu semakin bertindak seolah-olah ia telah menjadi nyonya rumah menggantikan sang kakak. Awalnya Edgar membiarkan, ia berpikir jika anak-anaknya tidak akan terlalu bersedih dan kesepian dengan kehadiran Kaluna setelah Elvina tiada. Selama istrinya masih hidup, adik iparnya itu sudah sering menginap untuk membantu Elvina mengurus Damian. Kesibukan Kaluna memang tidak sepadat Elvina yang mengurus galeri perhiasan keluarga mereka. Orang tua Elvina dan Kaluna sudah lama berpulang, meninggalk
Selepas kepergian Edgar dan Liliana, Kaluna memutuskan untuk istirahat. Awalnya ia ingin menemani Damian dan Lavanya bermain, tetapi Damian bersikeras agar ia beristirahat di kamar, anak itu keukeuh jika Kaluna tidak boleh banyak-banyak beraktivitas agar lekas sembuh.Selain itu, pengasuh Damian juga Lavanya—yang bernama Mbak Lala dan Mbak Mara—juga mengatakan kalau kedua anak itu harus tidur siang, jadilah Kaluna mengalah untuk istirahat.Bu Rini mengantar Kaluna menuju kamarnya di lantai dua. Semua kamar penghuni rumah ini memang terletak di lantai dua, kecuali kamar tamu yang terletak di lantai dasar, sedangkan para pekerja memiliki kamar masing-masing di paviliun khusus yang dibangun tidak jauh dari rumah utama, tepatnya di belakang kebun rumah."Kalau di lantai tiga ada ruangan apa aja, Bu?" tanya Kaluna saat mereka keluar dari ruang makan.Meski sedikit heran dengan pertanyaan nyonya rumahnya, Bu Rini tetap menjawab sopan. "Ada ruang ker
Edgar pulang ke rumah lebih cepat dari perkiraan jadwalnya. Dia berjalan santai memasuki area ruang keluarga sambil menikmati cahaya keemasan matahari sore yang masuk dari jendela-jendela besar di sekeliling ruang keluarga. Dua orang pelayan tak sengaja berpapasan dengan Edgar dan berhenti sejenak untuk memberi salam. “Untuk siapa itu?” tanya Edgar menunjuk nampan berisi beberapa jenis kue, seteko besar minuman infused water dingin, dan tiga buah gelas pada nampan lainnya. “Untuk Nyonya, Tuan Muda, dan Nona, Tuan,” jawab satu dari mereka sopan. Edgar mengernyit, “Kaluna yang memintanya sendiri? Atau anak-anak?” “Bukan, Tuan. Selepas makan siang tadi Nyonya menemui kepala koki untuk berterima kasih atas menu makan siang yang enak. Chef Hardy sangat senang dan bersyukur jika Nyonya menyukai masakannya, jadi dia membuatkan beberapa kue untuk menemani waktu sore Nyonya sebagai ungkapan terima kasih.” Mendengar penjelasan
Kaluna duduk di depan meja riasnya sambil mengeringkan rambut, matanya tak lepas dari bayangan dirinya sendiri di cermin. Ia mengagumi bagaimana sosok tokoh fiksi yang selama ini dilihatnya pada gambar dua dimensi kini menjadi nyata, dengan visual berkali lipat lebih menawan dari yang dapat digambarkan oleh tangan manusia. Kaluna menyentuh rambutnya yang sudah setengah kering. Jika dilihat secara seksama dan disentuh, rambut ini memang rambut alami Kaluna karena kondisinya sangat sehat dan bagus. Ia yakin, jika rambut warna ash brown ini hasil pewarnaan maka tidak akan sebaik itu kondisinya, mau semahal apapun perawatan rambut yang digunakan. Dulu, saat membaca komik“Lily Princess” Kaluna beranggapan warna rambutnya adalah coklat gelap, karena warna itulah yang tampak dalam matanya. Tak disangka ternyata rambut aslinya lebih cantik dari yang selama ini ia bayangkan. Seperti rambut para aktris Hollywood yang ser