Share

Terjerat Obsesi Mantan Suami
Terjerat Obsesi Mantan Suami
Author: Merspenstory

1. Dipecat

Author: Merspenstory
last update Last Updated: 2023-06-04 15:43:23

Kikan duduk termenung di bangku taman setelah menerima telepon bahwa dirinya dipecat dari pekerjaan. Baru satu bulan Kikan mengembani pekerjaan sebagai asisten dari seorang desainer terkenal itu. Sekarang ia harus menerima kenyataan bahwa ia telah kehilangan pekerjaan.

Kikan tidak tahu apa kesalahannya di masa lalu sehingga harus menerima hal semacam ini. Kikan dipecat karena sebuah kesalahpahaman yang bahkan tidak bisa ia luruskan sebab sang bos tidak mau mendengarkan.

“Baru kali ini aku dipecat lewat telepon begini. Syukur-syukur kalau gaji satu bulanku kemarin dibayar,” gumam Kikan dengan mata sendu.

Bagi Kikan dipecat dari pekerjaan sama saja dengan bermimpi buruk. Bagaimana ia bisa membayar hutang jika tidak punya penghasilan? Kikan merasa nyawanya sudah terancam sekarang.

“Andai saja aku nggak mengalami kecelakaan itu. Manda pasti nggak akan berpikiran pendek untuk meminjam pada rentenir dan kehidupan kami akan damai sentosa.” Kikan menghela napas berat. Matanya kian sendu dari sebelumnya.

Manda—sahabat terbaik Kikan—tidak punya pilihan selain meminjam pada rentenir untuk membayar biaya operasi dan pengobatan Kikan. Bagaimanapun bagi Manda, Kikan adalah sahabat terbaik yang sudah seperti saudaranya sendiri. Manda tidak bisa membiarkan nyawa Kikan tidak selamat.

Mulanya Manda tidak memberi tahu Kikan di mana ia mendapatkan uang untuk biaya operasi serta pengobatannya. Hingga beberapa bulan yang lalu sekelompok pria berwajah sangar datang mengamuk di rumah Manda, Kikan akhirnya tahu jika sahabatnya itu berhutang pada rentenir.

Merasa bertanggung jawab atas keputusan yang diambil Manda, Kikan memutuskan untuk meminta Manda membiarkan dirinya yang menanggung semua hutang dan membayarnya setiap bulan. Namun sudah tiga bulan belakangan Kikan menunggak iuran dan sekarang mereka didesak untuk segera membayar tunggakan berserta bunganya yang terus bertambah banyak.

Kikan pusing tujuh keliling. Bagaimana dia akan membayar tunggakan iuran berserta bunganya itu? Sebab sekarang Kikan telah dipecat dan hanya tersisa beberapa lembar uang untuknya makan di dalam dompet.

Drrttt...

Kikan terkesiap saat ponselnya di dalam saku celana bergetar. Didapatinya nama Manda terpampang di layar ponsel itu.

Kikan berusaha mendorong salivanya dari batang tenggorokan. Rasanya sedikit sulit. Kikan tidak tahu apa yang harus dia katakan kepada Manda jika sahabatnya itu bertanya soal uang tunggakan.

“Halo, Manda,” sapa Kikan dengan suara sedikit bergetar. Tangan kanannya terus meremas ujung blouse yang saat ini ia kenakan.

Di seberang telepon, Manda yang saat ini sedang bersembunyi di dalam kamarnya menjawab, “Kikan, orang-orang itu datang lagi. Kulihat masing-masing dari mereka membawa tongkat bisbol. Mereka terus menggedor pintu, aku takut,” ujarnya menggigil ketakutan.

Kikan langsung beranjak dari duduknya. Matanya membulat dan rasa panik tercetak jelas di raut wajahnya. “Aku akan ke rumah kamu sekarang. Jangan takut ya, mereka nggak akan macam-macam sama kamu. Jangan buka pintu sampai aku datang, oke?” sahutnya kemudian mengakhiri panggilan.

Kikan bergegas membuka langkah untuk mendatangi Manda di kediamannya. Untuk mempersingkat waktu, Kikan memutuskan untuk menggunakan jasa ojek dan membiarkan uang makannya digunakan. Kikan hanya takut Manda sampai kenapa-kenapa jika ia terlalu lama.

“Cepetan ya, Mas! Saya buru-buru banget soalnya,” kata Kikan, meminta abang ojek untuk menambah laju kecepatan.

Abang ojek setuju menambah laju kecepatan sesuai permintaan Kikan. Hingga kurang dari sepuluh menit kemudian mereka tiba di kediaman Manda yang sudah dipenuhi oleh pria berwajah sangar di halamannya.

Kikan membuka langkah lebar kemudian berhenti tidak jauh dari para pria itu. Tanpa basa-basi salah satu pria berwajah sangar itu membuka suara. Memberi tahu Kikan tentang tujuan mereka.

“Heh, perempuan! Hari ini sudah jatuh tempo untuk kalian membayar tunggakan dan juga bunganya.”

Kikan refleks mundur satu langkah ke belakang saat pria itu melangkah mendatanginya. Matanya berkeliling memandangi satu per satu pria yang berdiri di belakang ketuanya. Kemudian menatap kembali pria yang berbicara dengannya sebelumnya.

“B-bisa kasih kita waktu lagi sampai besok? Saya sedang menunggu gaji saya dibayar oleh bos saya. Kalau gaji itu sudah dibayar olehnya, saya pastikan untuk langsung membayar tunggakan pada kalian.” Kikan tidak tahu apakah cara ini akan berhasil atau tidak. Dalam hatinya sangat berharap jika mereka akan mau memberinya waktu sampai besok.

“Apa? Memberi kalian waktu sampai besok? Heh! Jangan main-main dengan kami. Kalian sudah menunggak selama tiga bulan dan sekarang masih minta waktu sampai besok?” ujar pria gundul di hadapan Kikan. Kesabarannya benar-benar setipis tisu.

Kikan menunduk ke bawah. Kedua kakinya nampak bergetar namun ia tetap berusaha untuk tidak jatuh merosot ke bawah.

“T-tapi saya beneran nggak punya uangnya hari ini. Dan Manda juga nggak punya. Saya mohon, Pak. Beri waktu sampai besok dan saya janji akan segera membayarnya.” Kikan menempelkan kedua telapak tangannya satu sama lain. Ia benar-benar memohon agar pria gundul itu mau memberinya waktu sampai besok.

“Oke! Aku kasih kamu waktu sampai besok siang. Kalau kamu berbohong, tanggung sendiri akibatnya nanti.”

Kikan menghela napas lega saat sekumpulan pria berwajah sangar itu pergi. Hampir saja ia jatuh merosot ke lantai kalau saja tidak mengingat Manda yang ketakutan di dalam kamarnya.

“Manda, bukain. Ini aku, Kikan,” teriak Kikan sembari mengetuk pintu rumah Manda.

Tidak lama berselang pintu rumah itupun terbuka. Kikan segera menghamburkan diri memeluk Manda yang berdiri gemetar dengan mata sembapnya.

“Maafin aku ya, Manda. Karena aku kamu harus ketakutan begini,” ucap Kikan sembari mengusap punggung Manda.

Kikan membawa Manda masuk ke dalam untuk menenangkan sahabatnya itu. Diposisikannya Manda di atas sofa ruang tamu. Kemudian dirinya juga ikut duduk di samping sahabat baiknya itu.

“Mereka setuju kasih kita waktu sampai besok siang. Aku bilang ke mereka kalau aku lagi nunggu gajiku dibayarkan. Semoga saja Bu Reana segera membayar gajiku jadi aku bisa membayar tunggakan ke rentenir itu.”

Manda mengangguk pelan. “Iya, semoga saja. Tapi kita tetap harus nyari kekurangannya ‘kan? Tabunganku juga sepertinya nggak cukup. Kita harus gimana, Kikan?”

Rasa khawatir kembali menggelung di hati Manda. Saat ini situasi mereka sama-sama sulit. Kemungkinan terburuknya jika mereka tidak bisa membayar dan terus menunggak adalah ia harus menjadi istri ketiga dari seorang Badar.

Fyi, Badar adalah rentenir yang terkenal di lingkungan tempat tinggal Manda. Pria tua itu sangat kaya tetapi juga sangat kejam. Saat pertama kali memutuskan untuk meminjam uang kepada Badar, Manda sudah diperingatkan bahwa ia harus menjadi istri Badar jika tidak bisa membayar.

Kikan menggenggam kedua tangan Manda. Ditatapnya sahabatnya itu dengan penuh keyakinan. “Kamu nggak usah khawatir soal itu. Aku akan memikirkan caranya dan mendapatkan kekurangannya bagaimanapun juga.”

Manda menarik napas dalam. Tidak! Manda tidak yakin jika Kikan akan bisa mendapatkan kekurangan uangnya dalam waktu semalam.

“Sebenarnya sebelum kamu datang ke mari, aku sempat bicara sama Adelia di telepon. Kamu tahu ‘kan dia adalah teman kita yang paling enak kehidupannya sekarang.”

Kikan mengangguk pelan. “Iya, kamu benar. Dia adalah teman kita yang paling enak kehidupannya. Lalu kenapa?” tanyanya.

“Aku minta sama dia untuk nyariin kita pekerjaan dengan bayaran tinggi dalam satu malam.”

“Manda! Kita sama-sama tahu dia kerja di mana ‘kan? Kalau kamu minta carikan pekerjaan sama dia, pasti dia akan membuat kita bekerja di tempat yang sama dengannya. Enggak! Aku nggak setuju.” Kikan menggelengkan kepalanya.

“Tapi, Kikan! Dari mana lagi kita dapat bayaran tinggi hanya dalam satu malam? Ayolah, kamu tega kalau aku berakhir jadi istri pria tua bangka itu? Kamu tahu sendiri ‘kan konsekuensinya kalau kita nggak bisa bayar hutang itu?” Manda menatap Kikan dengan mata memelas. “Ini satu-satunya jalan keluar supaya kita bisa dapat uang banyak, Kikan. Please.”

Related chapters

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   2. Striptease Dancer

    Kikan tidak tahu pekerjaan seperti apa yang akan diberikan oleh Adelia untuknya dan Manda. Yang Kikan tahu, bayaran untuk pekerjaan itu sangatlah tinggi sehingga membuat Manda sangat tergiur saat mendengarnya. Sebenarnya Manda sendiri bisa sangat tergiur seperti itu adalah karena dorongan untuk membayar hutang mereka. Manda sampai kalap dan langsung menerima tanpa bertanya soal pekerjaan apa yang akan mereka lakukan nantinya.Saat ini Kikan dan Manda sudah berada di sebuah ruangan di salah satu kelab malam terkenal di Jakarta. Ya, Adelia adalah salah satu pekerja di kelab ini. Dan sekarang wanita bertubuh seksi itu akan menyeret Kikan berserta sahabatnya ke dalam dunia gemerlap itu bersama.“Oke, kuperhatikan tubuh kalian berdua nggak jelek-jelek banget. Terutama Kikan, tubuh kamu cukup bagus dengan kulit putih susu itu.” Adelia memindai tubuh Kikan dan Manda dari ujung kepala hingga kaki.Kikan meneguk saliva dengan sedikit berat. Entah mengapa perasaannya tiba-tiba terasa tidak nya

    Last Updated : 2023-06-04
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   3. Ex Husband

    Dewandra tidak pernah mengira bahwa ia akan bertemu dengan mantan istrinya di tempat seperti ini. Hampir enam tahun ia tidak melihat Kikan dan sekarang apa yang wanita itu lakukan di sini dengan pakaian super seksi? Dewandra hampir berpikir jika sekarang ia sedang berhalusinasi. Namun ia segera menyadari jika wanita yang saat ini berdiri menatapnya memang sungguh Kikan, mantan istrinya sendiri.Dewandra segera beranjak dari duduknya untuk menghampiri Kikan yang mematung di tempatnya. Pria itu menatap tajam, memindai Kikan dari ujung kaki hingga kepala. Hingga sepersekian detik kemudian Dewandra memutuskan untuk melucuti jas miliknya lalu menyampirkannya ke bahu Kikan.Tentu saja sikap Dewandra saat ini mengundang perhatian teman-temannya. Tidak terkecuali Manda yang sudah menganga dengan mata membulat sempurna.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Suara Dewandra terdengar tinggi. Ia tidak senang melihat keberadaan Kikan dengan pakaian super seksi di tempat ini.Kedua kening Kikan saling

    Last Updated : 2023-06-04
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   4. Sorry

    Tepat pukul lima pagi bel apartemen Kikan berbunyi. Semalaman suntuk Kikan tidak bisa tidur sebab ia tidak bisa menghubungi Manda karena ponselnya tertinggal di kelab malam. Kikan segera berlari menuju pintu dan mendapati Manda berdiri di baliknya.“Manda, syukurlah kamu ke mari,” ucap Kikan lalu membawa Manda masuk ke dalam.Manda melangkah dengan kedua mata yang sangat mengantuk. Sekujur tubuhnya juga terasa sangat lelah. Namun wanita itu tersenyum dengan begitu lebar sebab di dalam tasnya terdapat banyak uang tunai. Tidak sia-sia semalaman ia habiskan untuk menari dan menemani para pria kaya itu duduk minum.“Kikan, aku merasa sangat penasaran kenapa pria itu membawa kamu pergi. Tapi sekarang aku sangat mengantuk dan pengen tidur.” Manda melangkah menuju kamar Kikan. Kedua matanya sudah tidak bisa menahan rasa kantuk yang sedari tadi menyerang.Kikan memapah Manda menuju kamarnya lalu merebahkan sahabat baiknya itu ke atas ranjang. “Sekarang kamu tidur dulu. Aku akan menceritakanny

    Last Updated : 2023-06-04
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   5. Aku Ingin Punya Mama

    Dewandra masih terus memikirkan pertemuannya dengan Kikan tadi malam. Dan bagaimana wanita itu bersikeras jika mereka tidak saling kenal benar-benar mengganggu pikirannya. Terlebih lagi sekarang wanita itu bekerja di kelab malam, Dewandra merasa Kikan sungguh keterlaluan.“Apa benar aku salah mengenali orang? Tapi aku sangat yakin jika wanita itu adalah Kikan! Bagaimana bisa aku tidak mengenalinya meski sekian tahun telah berlalu. Ini tidak benar, aku harus mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya.”Dewandra atau yang lebih sering dipanggil Dewa itu segera meraih ponselnya untuk menghubungi sekretarisnya. Dewa perlu tahu yang sebenarnya terjadi, maka dari itu ia ingin sekretarisnya itu mencari tahu apa yang terjadi dengan Kikan si mantan istrinya itu.Tidak perlu waktu lama hingga panggilan Dewa bersama sekretarisnya berhasil tersambung. Terdengar suara sang sekretaris yang masih sangat mengantuk di seberang telepon.“Halo, Pak Dewa?” sapa Chiko dengan suara mengantuknya.Dewa membetu

    Last Updated : 2023-06-04
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   6. Bertemu Teman Lama

    Setelah kehilangan pekerjaannya karena sebuah kesalahpahaman. Sekarang Kikan telah resmi menjadi seorang pengangguran. Padahal pekerjaan itu sudah susah payah ia dapatkan. Sekarang usianya hampir menginjak angka tiga puluh tahun. Seperti yang Kikan tahu, tidak banyak peluang yang dia miliki untuk mendapatkan pekerjaan impian. Syukur-syukur kalau dia segera mendapatkan pekerjaan dalam waktu dekat ini. Kikan menghela napas berat. Salah satu tangannya terulur merogoh dompet di dalam tas untuk menghitung ada berapa lembar lagi rupiah yang tersisa. Apakah akan cukup untuknya bertahan hingga mendapatkan pekerjaan baru atau tidak? “Astaga, uang ini mungkin hanya akan bertahan sampai akhir pekan saja.” Helaan napas Kikan semakin berat. Saat kepalanya terasa begitu pening luar biasa, kedua netra Kikan tak sengaja menangkap sebuah amplop berwarna cokelat yang cukup tebal berada di dalam tasnya. Benar juga! Kikan belum mengembalikan uang yang Dewa titipkan kepada Adelia yang katanya sih untuk

    Last Updated : 2023-07-13
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   7. Penyelamat Hidup

    Kikan tidak tahu harus bereaksi seperti apa usai mendengar semua cerita dari Terry. Ternyata hubungan mereka tidak ‘biasa saja’ seperti yang Kikan pikir. Bagi Terry, Kikan adalah penyelamatnya. Sama seperti Kikan yang menganggap Manda adalah penyelamat hidupnya. Pantas saja wanita itu terlihat sangat gembira dan bahkan bersyukur saat mereka bertemu kembali. “Aku mungkin nggak akan bisa hidup sampai sekarang kalau saja waktu itu kamu nggak menyelamatkan aku. Cuman kamu satu-satunya yang menganggapku sebagai manusia dan mau berteman sama aku.” Kehidupan semasa Sekolah Menengas Atas adalah kehidupan yang paling berat untuk Terry. Memiliki ibu yang merupakan seorang wanita penghibur dan pemuas nafsu para lelaki merupakan suatu hal yang sangat membebani Terry. Tidak ada yang mau berteman dengannya dan bahkan mereka memperlakukan Terry seolah ia bukan manusia. Tapi hal yang berbeda Kikan lakukan. Wanita itu justru menerima Terry tanpa menghakimi sama sekali. Sejak saat itulah Kikan adala

    Last Updated : 2023-07-14
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   8. Mendapat Pekerjaan Baru

    Seperti yang sudah Kikan janjikan kepada Terry bahwa ia akan datang tepat waktu hari ini. Dengan semangat yang begitu menggebu, Kikan berdiri di samping Terry yang sedari tadi menjelaskan dengan begitu rinci hal-hal apa saja yang harus wanita itu lakukan semasa bekerja di cafe ini. “Di sini sistem kerjanya terbagi menjadi dua shift. Kemudian pukul sembilan malam cafe sudah benar-benar harus tutup, jadi kita nggak akan menerima orderan lagi setengah jam sebelum itu apapun alasannya.” Kikan mengangguk paham. Semua hal yang Terry jelaskan dan ajarkan kepadanya secara kilat dapat Kikan pahami dengan begitu mudah. “Sepertinya kamu sudah paham. Kalau gitu, mau sarapan bareng nggak? Kamu pasti belum sarapan ‘kan?” Terry berani bertaruh jika Kikan tidak sempat sarapan sebelum datang ke mari. Dan sebenarnya asumsi Terry sama sekali tidak salah. Kikan memang belum sarapan untuk mengisi perutnya yang bahkan terasa sangat lapar sekarang. Bagaimana wanita itu tidak kelaparan jika sejak tadi ma

    Last Updated : 2023-07-19
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   9. Unfair

    Lonceng yang terpasang di pintu cafe berbunyi saat seseorang mendorong pintu itu hingga terbuka. Detik berikutnya muncul sosok pria yang begitu tinggi dengan setelan jas yang membalut tubuhnya dan berjalan masuk hingga ke dalam. Kikan merasa seolah waktu berjalan dengan sangat lambat saat kedua matanya menangkap sosok yang begitu tinggi dan rupawan itu. Pria itu, di mana Kikan pernah melihatnya? Benarkah dia manusia dan bukan malaikat maut yang ingin mencabut nyawa nya? “Kikan?” seru pria itu. Kening Kikan sedikit berkerut. Rasa-rasanya suara ini pernah ia dengar sebelumnya di suatu tempat. Tapi di mana? “Akhirnya kita bertemu di tempat yang pantas. Senang melihatmu berada di sini daripada kelab malam.” Ah benar juga! Kelab malam! Kikan seketika bisa mengingat pertemuan mereka saat pria itu menyinggung soal kelab malam. Dia ‘kan pria yang sama yang tiba-tiba menyeretnya keluar dari ruangan lalu memarahinya seolah mereka saling kenal. Yup! Pria jangkung nan rupawan yang berdiri di

    Last Updated : 2023-07-27

Latest chapter

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   37. Ingatan yang Kembali

    “Kikan! Syukurlah kamu sadar!” Dewandra sampai berdiri dari duduk saat mendapati Kikan sudah siuman. Pria itu tampak bersyukur dan langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan mantan istrinya itu. Kikan berusaha duduk sambil merasakan nyeri di kepalanya. Potongan demi potongan ingatan mulai membayangi dan Kikan hampir menjerit karena kepalanya semakin sakit. “Tante Kikan!” Kikan sontak menoleh ke samping saat mendengar suara Rosetta menggema. Bocah kecil itu langsung berlari dan memeluk Kikan sambil menangis. Sementara di belakangnya—Handi—ayah Dewandra, datang menyusul dan langsung menyapa Kikan dengan ramah. Tak lama setelah itu, Dewandra kembali bersama seorang dokter dan Kikan langsung mendapat pemeriksaan. “Aku … mendapatkan ingatan saat kita menikah dulu,” ucap Kikan sambil memandangi Dewandra setelah dokter selesai memeriksa dan pergi dari ruangan. Dewandra tidak bisa menutupi rasa terkejutnya mendengar pengakuan dari Kikan. Dewandra tidak tahu harus mengatakan apa.

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   36. Rahasia yang Terbongkar

    Sekembalinya dari supermarket, Kikan langsung menyimpan stok belanjaan dan menyusunnya dengan rapi. Sebelum bergulat dengan peralatan memasak untuk makan siang, Kikan berniat membersihkan beberapa sudut ruangan di dalam rumah ini. Ruangan pertama yang Kikan datangi adalah kamar Rosetta. Kikan mengembangkan senyuman saat mengamati seluruh ruangan bocah kecil itu. Beberapa boneka dan buku tampak berhamburan di lantai.Kikan melangkah maju dan mulai membersihkan ruangan tersebut. Entah mengapa perasaannya begitu senang seolah sedang membersihkan kamar putrinya sendiri."Apa ini?" Kikan meraih selembar kertas yang terselip di antara buku-buku. Ternyata sebuah tulisan berisi tentang dirinya. Kikan membaca tulisan tersebut dengan mata berkaca-kaca. Sebuah tulisan yang tidak terlalu rapi yang ditulis sendiri oleh Rosetta. Di dalam tulisannya, Rosetta menyebutkan betapa dia sangat bahagia telah mengenal Kikan."Ya Tuhan, bocah ini sangat manis. Tante juga menyukaimu, Tata," gumamnya sambil

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   35. Grocery Date

    Dewandra kembali dibuat pusing setelah memikirkan ucapan ayahnya saat pria tua itu berkunjung tadi. Jujur saja, hingga sekarang persoalan tentang pulihnya ingatan Kikan masih membebani Dewandra hingga mengganggu ketenangannya. Entah bagaimana wanita itu akan bereaksi jika ingatannya kembali pulih, Dewandra jadi ngeri sendiri. “Apa aku harus memintanya untuk tinggal di sini agar bisa mengawasinya? Aku sudah bertindak sejauh ini. Semuanya akan kembali kacau jika Kikan mendapatkan kembali ingatannya, bukan?” Dewandra bergumam gelisah. Dalam pikiran Dewandra, jika di masa lalu ia gagal mempertahankan Kikan di sisinya, maka tidak kali ini. Ia tidak bisa kehilangan Kikan lagi seperti sebelumnya. Meski ia harus menjadi orang jahat sekalipun—Dewandra tidak keberatan untuk menghalangi ingatan Kikan kembali seperti semula. Yang hanya Dewandra pikirkan adalah Kikan harus bersama dirinya dan juga Rosetta. “Tapi dia pasti menolak untuk menginap. Argh! Ini benar-benar membuatku pusing.” Dewandra

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   34. Bagaimana Jika ....

    Tidak ada yang tahu tentang masa depan. Begitupun dengan Dewandra yang tidak pernah tahu bahwa hal semacam ini akan terjadi setelah perceraiannya dengan Kikan. Tidak pernah sekalipun ia berpikir bahwa ia akan kembali bertemu dengan Kikan yang kehilangan ingatan. Dan yang lebih tidak pernah ia pikirkan selain hal itu adalah saat Kikan yang mendadak menjadi seorang pengasuh untuk putri mereka sendiri. Rasanya bagaikan sebuah lelucon. Lelucon yang membuat Dewandra merasa sangat tergelitik hingga tak sadar menyematkan senyum lebar di bibirnya. Setelah Kikan memutuskan untuk pergi meninggalkan dirinya dan putri mereka beberapa tahun silam. Setiap hari Dewandra selalu menanamkan kebenciannya untuk sang mantan istri. Ia bertekad untuk membalas rasa sakit itu jika di kemudian hari mereka kembali bertemu. Namun semua rencananya gagal begitu saja karena ternyata perasaannya terhadap Kikan masih belum usai. Siapa yang menyangka? Bahkan Dewandra sendiri tidak menyangka akan sekacau itu. Sement

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   33. Fakta Tiga Tahun Lalu

    “Kenapa sih kamu selalu bela dia? Harusnya kamu marah karena dia mengacaukan kencan buta itu. Kamu tahu sendiri ‘kan sesibuk apa Vino! Dia jadi buang-buang waktu!” Erik menumpahkan kekesalannya usai mendengar kabar dari Vino bahwa kencan butanya bersama Kikan berakhir dengan cepat karena Wanita itu mendadak harus pergi. “Aku gak bisa marah juga karena sebenarnya kita juga salah di sini. Kita mengatur kencan buta itu tanpa persetujuan Kikan. Sebelumnya aku juga udah bilang ‘kan kalau sekarang Kikan nggak berminat untuk menjalin suatu hubungan, tapi kamu bersikeras karena Vino meminta.” Salah satu kening Erik terangkat sedikit ke atas. Ia merasa tersinggung sebab kini Manda berbalik menyalahkan dirinya. “Oh, jadi sekarang kamu menyalahkan aku? Begitu? Aku benar-benar heran sama kamu. Apa sih istimewanya Kikan sampai kamu selalu bela dia daripada aku!” Helaan napas pelan berembus keluar dari mulut Manda. Sumpah demi semesta Manda tidak ingin ribut dengan kekasihnya karena masalah ini l

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   32. Merawat Dewandra

    “Tante!” Kedatangan Kikan di kediaman Dewandra langsung disambut oleh Rosetta yang menghambur ke pelukannya dengan mata sedikit sembap. Di belakangnya terlihat Chiko yang berjalan menyusul kemudian berhenti tak jauh dari mereka. “Maaf karena menghubungi kamu di luar jam kerja. Tapi Rosetta terus merengek meminta saya untuk menghubungi kamu. Saya juga jadi sedikit panik melihat dia menangis ketakutan karena papanya pingsan.” Chiko mengungkapkan penyesalannya. “Bukan apa-apa. Aku paham kamu merasa panik karena Rosetta menangis ketakutan. Akupun sama paniknya saat mendapat telepon tadi.” Chiko mengangguk pelan. “Pak Dewa pasti kelelahan. Jarang sekali dia sampai pingsan seperti hari ini,” ucapnya memberi tahu pokok utama dari semua kepanikan ini. Entah bagaimana jadinya jika seandainya ia tidak datang tadi. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Rosetta. “Lalu bagaimana keadaan Pak Dewa sekarang?” “Dia sudah siuman, sekarang sedang beristirahat di kamarnya. Uhm, dia sedikit kesa

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   31. Kencan Buta

    “Apa sih yang kamu lakukan, Manda? Kenapa kamu bohong soal pesta ulang tahun Citra?” Tahu apa yang paling menjengkelkan bagi Kikan? Yup! Saat Manda membohonginya untuk hal-hal tidak masuk akal. Dan yang paling membuat Kikan jengkel setengah mati sekarang adalah karena Manda mengatur kencan buta untuk dirinya. Sumpah demi semesta, Kikan tidak mau kencan buta. “Sorry, aku akan memohon pengampunan kamu setelah kita pulang nanti. Tapi untuk sekarang kamu harus segera duduk ke sana karena aku sama Erik sudah bersusah payah mengatur ini.” “Apa? Kamu sama Erik?” Kedua mata Kikan hampir membulat saat Manda menyeret nama Erik ke dalam acara kencan buta ini. Bagaimana bisa pria itu juga ikut terlibat? Kikan benar-benar dibuat meradang. “Pelankan suara kamu. Jadi, pria yang duduk di sana itu temennya Erik. Sekarang kamu ke sana dan samperin dia dengan senyuman. Oke?” Manda mengacungkan kedua telunjuknya lalu mendorong kedua sudut bibir Kikan ke atas hingga membentuk senyuman. Kemudian membali

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   30. Posisi Spesial Kikan di Hati Dewandra

    Dewandra masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai sementara tangan kirinya sibuk melucuti dasi serta beberapa kancing kemejanya. Hari ini sungguh melelahkan bagi pria itu. Namun saat kakinya menapak di lorong yang akan membawanya ke ruang tengah, sebuah aroma yang begitu lezat menguar menggelitik hidungnya. Kedua matanya yang sempat lesu mendadak terbuka sedikit lebih lebar dari sebelumnya. Aroma ini. Bukankah aroma ini adalah aroma dari makanan kesukaannya? Dewandra pun memilih untuk bergegas ke dapur dan pria itu langsung tersadarkan dengan keberadaan Kikan yang mengenakan apron merah muda di tubuhnya. Benar juga. Dewandra lupa kalau wanita itu kini bekerja menjadi pengasuh putrinya—uhm, sebenarnya putri mereka berdua. “Hey, baru datang? Maaf kalau aku lancang memasak di dapur kamu. Tapi Rosetta merengek minta dibuatkan makanan.” Kikan membuka suara saat melihat Dewandra berdiri tak jauh darinya. Sementara dirinya sibuk menghidangkan makanan ke atas meja makan. Dewandra segera

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   29. Hari Pertama Sebagai Pengasuh

    “Tante Kikan!” Rosetta berteriak histeris saat melihat presensi Kikan yang tengah berdiri sembari tersenyum di ambang pintu kamarnya. Bocah kecil itu sama sekali tidak mengira akan melihat Kikan di kediaman mereka. Dengan cepat ia turun dari atas ranjang dan berlari mendatangi Kikan kemudian menghamburkan pelukan. Kikan membalas pelukan Rosetta dengan tak kalah erat dari pelukan yang bocah kecil itu berikan. Keduanya sama-sama terlihat begitu senang dilihat dari tarikan senyum mereka yang begitu lebar. Rosetta bahkan meminta Kikan untuk berjongkok agar ia bisa mendaratkan kecupan hangatnya di kedua pipi Kikan. Sementara tak jauh dari mereka, Dewandra memperhatikan dalam diam. Pria jangkung itu berdiri sembari menyematkan senyuman. Dalam hatinya ingin sekali ikut bergabung dengan kedua orang itu untuk berpelukan. “Tata kangen banget sama Tante Kikan,” seru bocah itu lagi. Senyuman di bibirnya kian melebar dan satu detik kemudian ia kembali melingkarkan pelukan. “Tante juga kangen b

DMCA.com Protection Status