Share

2. Striptease Dancer

Author: Merspenstory
last update Last Updated: 2023-06-04 15:44:19

Kikan tidak tahu pekerjaan seperti apa yang akan diberikan oleh Adelia untuknya dan Manda. Yang Kikan tahu, bayaran untuk pekerjaan itu sangatlah tinggi sehingga membuat Manda sangat tergiur saat mendengarnya.

Sebenarnya Manda sendiri bisa sangat tergiur seperti itu adalah karena dorongan untuk membayar hutang mereka. Manda sampai kalap dan langsung menerima tanpa bertanya soal pekerjaan apa yang akan mereka lakukan nantinya.

Saat ini Kikan dan Manda sudah berada di sebuah ruangan di salah satu kelab malam terkenal di Jakarta. Ya, Adelia adalah salah satu pekerja di kelab ini. Dan sekarang wanita bertubuh seksi itu akan menyeret Kikan berserta sahabatnya ke dalam dunia gemerlap itu bersama.

“Oke, kuperhatikan tubuh kalian berdua nggak jelek-jelek banget. Terutama Kikan, tubuh kamu cukup bagus dengan kulit putih susu itu.” Adelia memindai tubuh Kikan dan Manda dari ujung kepala hingga kaki.

Kikan meneguk saliva dengan sedikit berat. Entah mengapa perasaannya tiba-tiba terasa tidak nyaman saat mendengar ucapan Adelia barusan. Apa hubungannya pekerjaan yang akan mereka lakukan nantinya dengan keindahan tubuh?

“Del, jangan bilang pekerjaan kami nanti adalah menjual diri?” Kikan tak bisa menahan pemikirannya. Ia langsung bertanya untuk mendapatkan jawaban pasti.

Adelia sontak terkekeh saat mendengar pertanyaan Kikan barusan. “Ey, enggak lah. Kalian cuman jadi penari striptis kok,” ujarnya begitu enteng. “Di mana lagi kalian bisa dapat bayaran tinggi padahal cuman nari-nari doang?” sambungnya tersenyum lebar.

Kedua mata Kikan sontak membulat dengan sempurna. Penari striptis? Kikan tidak salah mendengar ‘kan?

“Kamu bilang penari striptis? Bukannya itu penari ....” Kikan tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Bahkan memikirkannya saja membuat Kikan merasa malu. Apalagi jika ia harus melakukannya di depan pria asing!

“Yups! Penari seksi untuk menghibur para tamu-tamu kaya,” jawab Adelia sembari memperagakan tarian seksi yang ia tahu. Sebenarnya Adelia sendiri bukan penari striptis, ia melakukan pekerjaan lain yang akan mengejutkan Kikan dan Manda jika keduanya tahu.

Kikan menggeleng tegas. Ia tidak bisa menerima pekerjaan itu meskipun katanya bayarannya sangat tinggi. Bagaimana bisa Kikan menjatuhkan harga dirinya untuk melakukan pekerjaan semacam itu?

“Enggak. Kita nggak bisa melakukan pekerjaan itu, Manda!” Kikan menatap Manda yang sedari tadi diam di atas pijakan.

Raut wajah Adelia tiba-tiba berubah tidak senang. Ia sudah mati-matian meyakinkan atasannya untuk mempekerjakan kedua orang ini. Kalau keduanya tidak jadi bekerja, ke mana Adelia harus mencarikan penggantinya dalam waktu yang singkat ini?

“Kalian jangan begini. Aku sudah mati-matian meyakinkan atasanku untuk mempekerjakan kalian. Kalau kalian hanya main-main, seharusnya jangan memintaku untuk mencarikan pekerjaan! Lagi pula, bukannya Manda bilang kalian lagi perlu duit yang banyak untuk bayar hutang?”

Ah, iya hutang. Kikan hampir melupakan hal itu. Namun tetap saja menjadi penari striptis bukan jalan keluar untuk keduanya!

“Del, bisa tinggalin kita berdua sebentar nggak? Aku mau bicara sama Kikan dulu, kamu tunggu di depan dulu ya,” pinta Manda dan Adelia setuju untuk menunggu di luar.

Sepeninggal Adelia, Manda langsung menangkap kedua tangan Kikan yang masih memasang wajah masam. “Kikan, aku tahu berat bagi kamu untuk melakukan pekerjaan itu. Bagiku pun sama, Kikan. Aku juga merasa berat.”

Kikan mengangguk pelan. “Ya makanya. Kita pergi aja sekarang. Tanpa melakukan pekerjaan ini kita pasti bisa mendapatkan kekurangan uang untuk bayar tunggakan.”

Manda menggelengkan kepala dengan mantap. Tatapannya berubah penuh harap dan saat itu juga Kikan langsung tertegun.

“Please, Kikan. Sekali ini saja.” Manda memohon dengan sungguh-sungguh. Meminta sahabat baiknya itu untuk menerima saja pekerjaan sebagai penari striptis itu. “Lagian cuman malam ini aja, nggak akan ada lain kali. Aku janji sama kamu,” sambungnya kemudian.

Kikan menatap Manda dengan penuh kecewa. Ia tidak percaya bahwa seorang Manda mau menjatuhkan harga dirinya untuk mendapatkan beberapa nominal rupiah.

“Sorry, Manda. Aku nggak bisa. Kita cari jalan keluar yang lain ya.” Suara Kikan terdengar pelan namun tetap tegas di telinga Manda.

Manda menundukkan kepala. Pikirannya telah berkecamuk tidak karuan. Bagaimanapun mereka harus mendapatkan uang jika tidak ia akan dipaksa menikah dengan Badar.

“Kalau gitu, lebih baik aku mati aja. Aku lebih baik mati daripada harus jadi istri pria tua bangka itu. Sekarang sudah hampir tengah malam, Kikan. Dan kamu bahkan masih belum menerima gaji kamu. Itu artinya peluang untuk bisa membayar iuran sangat kecil.” Suara Manda terdengar berat. Ia serius dengan ucapannya ingin mengakhiri hidup.

Kikan langsung menangkup kedua pipi Manda yang siap menangis. “Jangan bicara begitu! Aku nggak akan membiarkan kamu melakukan hal bodoh itu. Oke, aku akan menuruti keinginan kamu untuk menerima pekerjaan ini. Tapi kamu harus janji bahwa hanya untuk malam ini saja dan nggak akan ada lain kali.”

Manda mengangguk mantap. “Aku janji!” serunya antusias.

Setelah sepakat akan melakukan pekerjaan itu, Manda dan Kikan bergegas keluar mendatangi Adelia yang menunggu di depan ruangan.

“Bagaimana? Apa kalian sudah memutuskan?” tanya Adelia.

“Kami akan melakukannya,” sahut Manda dan Kikan hanya diam saja membungkam mulutnya.

“Good! Kalian mengambil pilihan yang tepat! Sekarang ganti pakaian kalian dengan ini dan jangan lupa untuk berdandan.” Adelia menyerahkan satu bag kecil berisi pakaian kepada Manda. “Jangan membuatku menunggu terlalu lama. Klien kalian malam ini adalah orang-orang penting jadi berdandan yang cantik!”

Manda mengangguk pelan sebelum akhirnya menarik Kikan untuk kembali masuk ke dalam. Tak ingin membuang waktu, Manda segera membuka tas kecil yang Adelia berikan. Ternyata di dalam tas itu terdapat beberapa pakaian super seksi yang langsung membuat Kikan bergidik ngeri saat melihatnya.

“Manda, apa seperti ini bisa disebut pakaian?” Kikan menenteng pakaian seksi di hadapan Manda. “Dan ini, kenapa mereka meminta kita hanya mengenakan pakaian dalam? Astaga, Tuhan,” sambungnya saat melihat satu set pakaian seksi yang lain.

Manda bergumam pelan sementara kedua matanya sibuk melihat-lihat pakaian mana yang harus dia kenakan. “Aku akan mengenakan ini. Dan kamu bisa mengenakan ini,” ucapnya memberikan satu set pakaian kepada Kikan.

Kedua mata Kikan sontak membulat saat melihat pakaian seperti apa yang Manda pilih untuk kenakan. “Kamu yakin mau memakai ini? Dada kamu bisa terekspos dengan jelas kalau hanya mengenakan itu, Manda!”

“It’s okay, Kikan. Sekarang ayo ganti baju dan berdandan.”

Manda mendorong tubuh Kikan untuk membuatnya segera berganti pakaian. Tidak perlu waktu lama, keduanya benar-benar bergegas sebab Adelia terus mendesak mereka untuk segera keluar dari ruangan.

“Wow! Kalian berdua benar-benar sangat seksi,” cicit Adelia saat melihat Kikan dan Manda.

Baik Manda ataupun Kikan sama-sama tidak menjawab ucapan Adelia barusan. Kedua orang itu hanya fokus melangkah mengekori Adelia menuju ke sebuah ruangan di lantai atas. Saat mereka tiba di depan sebuah ruangan yang bertuliskan Room 8, Adelia membalik tubuhnya untuk memandangi Manda dan Kikan bergantian.

“Aku peringatkan kalian sekali lagi. Orang-orang yang ada di dalam ruangan ini adalah orang penting. Jadi turuti saja semua keinginan mereka, apa pun itu. Oke?”

Kikan mengangkat tangan kirinya. “Bagaimana kalau seandainya mereka ingin melecehkan kami? Apa kami juga harus menurut saja?” tanyanya dengan raut tidak senang.

Adelia menggaruk pelipis kanannya yang tidak benar-benar gatal. “Maka kamu boleh menolaknya jika bisa. Sekarang ayo masuk!!!” ujarnya kemudian membuka pintu ruangan lalu mendorong kedua orang itu masuk ke dalam sana.

Saat Kikan baru saja memasuki ruangan nomor delapan itu. Satu-satunya hal yang ia tangkap adalah keberadaan seorang pria yang duduk tak jauh darinya. Pria itu nampak mematung dengan mata membulat menatap ke arahnya.

“Ada apa dengan pria itu? Kenapa dia menatapku seperti itu?” gumam Kikan tak senang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   3. Ex Husband

    Dewandra tidak pernah mengira bahwa ia akan bertemu dengan mantan istrinya di tempat seperti ini. Hampir enam tahun ia tidak melihat Kikan dan sekarang apa yang wanita itu lakukan di sini dengan pakaian super seksi? Dewandra hampir berpikir jika sekarang ia sedang berhalusinasi. Namun ia segera menyadari jika wanita yang saat ini berdiri menatapnya memang sungguh Kikan, mantan istrinya sendiri.Dewandra segera beranjak dari duduknya untuk menghampiri Kikan yang mematung di tempatnya. Pria itu menatap tajam, memindai Kikan dari ujung kaki hingga kepala. Hingga sepersekian detik kemudian Dewandra memutuskan untuk melucuti jas miliknya lalu menyampirkannya ke bahu Kikan.Tentu saja sikap Dewandra saat ini mengundang perhatian teman-temannya. Tidak terkecuali Manda yang sudah menganga dengan mata membulat sempurna.“Apa yang kamu lakukan di sini?” Suara Dewandra terdengar tinggi. Ia tidak senang melihat keberadaan Kikan dengan pakaian super seksi di tempat ini.Kedua kening Kikan saling

    Last Updated : 2023-06-04
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   4. Sorry

    Tepat pukul lima pagi bel apartemen Kikan berbunyi. Semalaman suntuk Kikan tidak bisa tidur sebab ia tidak bisa menghubungi Manda karena ponselnya tertinggal di kelab malam. Kikan segera berlari menuju pintu dan mendapati Manda berdiri di baliknya.“Manda, syukurlah kamu ke mari,” ucap Kikan lalu membawa Manda masuk ke dalam.Manda melangkah dengan kedua mata yang sangat mengantuk. Sekujur tubuhnya juga terasa sangat lelah. Namun wanita itu tersenyum dengan begitu lebar sebab di dalam tasnya terdapat banyak uang tunai. Tidak sia-sia semalaman ia habiskan untuk menari dan menemani para pria kaya itu duduk minum.“Kikan, aku merasa sangat penasaran kenapa pria itu membawa kamu pergi. Tapi sekarang aku sangat mengantuk dan pengen tidur.” Manda melangkah menuju kamar Kikan. Kedua matanya sudah tidak bisa menahan rasa kantuk yang sedari tadi menyerang.Kikan memapah Manda menuju kamarnya lalu merebahkan sahabat baiknya itu ke atas ranjang. “Sekarang kamu tidur dulu. Aku akan menceritakanny

    Last Updated : 2023-06-04
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   5. Aku Ingin Punya Mama

    Dewandra masih terus memikirkan pertemuannya dengan Kikan tadi malam. Dan bagaimana wanita itu bersikeras jika mereka tidak saling kenal benar-benar mengganggu pikirannya. Terlebih lagi sekarang wanita itu bekerja di kelab malam, Dewandra merasa Kikan sungguh keterlaluan.“Apa benar aku salah mengenali orang? Tapi aku sangat yakin jika wanita itu adalah Kikan! Bagaimana bisa aku tidak mengenalinya meski sekian tahun telah berlalu. Ini tidak benar, aku harus mencari tahu apa yang terjadi sebenarnya.”Dewandra atau yang lebih sering dipanggil Dewa itu segera meraih ponselnya untuk menghubungi sekretarisnya. Dewa perlu tahu yang sebenarnya terjadi, maka dari itu ia ingin sekretarisnya itu mencari tahu apa yang terjadi dengan Kikan si mantan istrinya itu.Tidak perlu waktu lama hingga panggilan Dewa bersama sekretarisnya berhasil tersambung. Terdengar suara sang sekretaris yang masih sangat mengantuk di seberang telepon.“Halo, Pak Dewa?” sapa Chiko dengan suara mengantuknya.Dewa membetu

    Last Updated : 2023-06-04
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   6. Bertemu Teman Lama

    Setelah kehilangan pekerjaannya karena sebuah kesalahpahaman. Sekarang Kikan telah resmi menjadi seorang pengangguran. Padahal pekerjaan itu sudah susah payah ia dapatkan. Sekarang usianya hampir menginjak angka tiga puluh tahun. Seperti yang Kikan tahu, tidak banyak peluang yang dia miliki untuk mendapatkan pekerjaan impian. Syukur-syukur kalau dia segera mendapatkan pekerjaan dalam waktu dekat ini. Kikan menghela napas berat. Salah satu tangannya terulur merogoh dompet di dalam tas untuk menghitung ada berapa lembar lagi rupiah yang tersisa. Apakah akan cukup untuknya bertahan hingga mendapatkan pekerjaan baru atau tidak? “Astaga, uang ini mungkin hanya akan bertahan sampai akhir pekan saja.” Helaan napas Kikan semakin berat. Saat kepalanya terasa begitu pening luar biasa, kedua netra Kikan tak sengaja menangkap sebuah amplop berwarna cokelat yang cukup tebal berada di dalam tasnya. Benar juga! Kikan belum mengembalikan uang yang Dewa titipkan kepada Adelia yang katanya sih untuk

    Last Updated : 2023-07-13
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   7. Penyelamat Hidup

    Kikan tidak tahu harus bereaksi seperti apa usai mendengar semua cerita dari Terry. Ternyata hubungan mereka tidak ‘biasa saja’ seperti yang Kikan pikir. Bagi Terry, Kikan adalah penyelamatnya. Sama seperti Kikan yang menganggap Manda adalah penyelamat hidupnya. Pantas saja wanita itu terlihat sangat gembira dan bahkan bersyukur saat mereka bertemu kembali. “Aku mungkin nggak akan bisa hidup sampai sekarang kalau saja waktu itu kamu nggak menyelamatkan aku. Cuman kamu satu-satunya yang menganggapku sebagai manusia dan mau berteman sama aku.” Kehidupan semasa Sekolah Menengas Atas adalah kehidupan yang paling berat untuk Terry. Memiliki ibu yang merupakan seorang wanita penghibur dan pemuas nafsu para lelaki merupakan suatu hal yang sangat membebani Terry. Tidak ada yang mau berteman dengannya dan bahkan mereka memperlakukan Terry seolah ia bukan manusia. Tapi hal yang berbeda Kikan lakukan. Wanita itu justru menerima Terry tanpa menghakimi sama sekali. Sejak saat itulah Kikan adala

    Last Updated : 2023-07-14
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   8. Mendapat Pekerjaan Baru

    Seperti yang sudah Kikan janjikan kepada Terry bahwa ia akan datang tepat waktu hari ini. Dengan semangat yang begitu menggebu, Kikan berdiri di samping Terry yang sedari tadi menjelaskan dengan begitu rinci hal-hal apa saja yang harus wanita itu lakukan semasa bekerja di cafe ini. “Di sini sistem kerjanya terbagi menjadi dua shift. Kemudian pukul sembilan malam cafe sudah benar-benar harus tutup, jadi kita nggak akan menerima orderan lagi setengah jam sebelum itu apapun alasannya.” Kikan mengangguk paham. Semua hal yang Terry jelaskan dan ajarkan kepadanya secara kilat dapat Kikan pahami dengan begitu mudah. “Sepertinya kamu sudah paham. Kalau gitu, mau sarapan bareng nggak? Kamu pasti belum sarapan ‘kan?” Terry berani bertaruh jika Kikan tidak sempat sarapan sebelum datang ke mari. Dan sebenarnya asumsi Terry sama sekali tidak salah. Kikan memang belum sarapan untuk mengisi perutnya yang bahkan terasa sangat lapar sekarang. Bagaimana wanita itu tidak kelaparan jika sejak tadi ma

    Last Updated : 2023-07-19
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   9. Unfair

    Lonceng yang terpasang di pintu cafe berbunyi saat seseorang mendorong pintu itu hingga terbuka. Detik berikutnya muncul sosok pria yang begitu tinggi dengan setelan jas yang membalut tubuhnya dan berjalan masuk hingga ke dalam. Kikan merasa seolah waktu berjalan dengan sangat lambat saat kedua matanya menangkap sosok yang begitu tinggi dan rupawan itu. Pria itu, di mana Kikan pernah melihatnya? Benarkah dia manusia dan bukan malaikat maut yang ingin mencabut nyawa nya? “Kikan?” seru pria itu. Kening Kikan sedikit berkerut. Rasa-rasanya suara ini pernah ia dengar sebelumnya di suatu tempat. Tapi di mana? “Akhirnya kita bertemu di tempat yang pantas. Senang melihatmu berada di sini daripada kelab malam.” Ah benar juga! Kelab malam! Kikan seketika bisa mengingat pertemuan mereka saat pria itu menyinggung soal kelab malam. Dia ‘kan pria yang sama yang tiba-tiba menyeretnya keluar dari ruangan lalu memarahinya seolah mereka saling kenal. Yup! Pria jangkung nan rupawan yang berdiri di

    Last Updated : 2023-07-27
  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   10. Kekesalan Kikan

    Kikan menarik napas sedalam mungkin sementara kedua matanya terpejam dengan rapat. Di telinganya masih terngiang suara Dewandra yang melontarkan pertanyaan yang mampu membuat wanita itu jengkel setengah mati. Sebisa mungkin Kikan mengendalikan emosi yang hampir meledak di dalam dirinya. “Apa dia sudah nggak waras? Kenapa dia terus bersikap dan melontarkan pertanyaan yang membuatku nggak nyaman?” Kikan mendengus sebal bersamaan dengan kedua matanya yang dibuka perlahan. Tiba-tiba saja ia merasa sangat kepanasan. Kikan tidak mengerti, kenapa setiap kali bertemu dengan Dewandra ia selalu dibuat kesal? Apa salah Kikan sebenarnya? “Bukankah pertanyaannya semacam itu termasuk lancang? Nggak seharusnya dia bertanya soal itu kepada orang asing, ‘kan?” Kikan semakin dibuat bingung. “Apanya yang lancang?” Kikan terkesiap dan langsung memutar tubuhnya ke belakang saat suara seseorang memasuki indra pendengarannya. Kikan tidak berpikir akan ada orang lain di sini selain dirinya. “Arman ...,”

    Last Updated : 2023-08-29

Latest chapter

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   43. Hari yang Baru, Cinta yang Sama

    Kikan berdiri di dapur, masih mengenakan piyamanya, sibuk menyiapkan sarapan. Aroma kopi yang baru diseduh bercampur dengan wangi roti panggang memenuhi ruangan. Ia tersenyum puas melihat meja yang kini sudah tertata rapi—segelas kopi untuk Dewandra, segelas susu untuk Rosetta, dan piring berisi omelet serta roti panggang.Langkah kaki terdengar mendekat, dan tak lama kemudian, sepasang lengan melingkari pinggangnya dari belakang.“Rajin sekali,” bisik Dewandra di dekat telinganya, suaranya masih berat karena baru bangun tidur.Kikan tersenyum kecil, meski pipinya merona. “Kalau bukan aku, siapa lagi yang mau menyiapkan sarapan buat suami sendiri?” godanya.Dewandra tertawa pelan, mengecup pipi Kikan sekilas sebelum akhirnya melepaskan pelukan dan mengambil secangkir kopi.Kikan melirik sekilas ke arahnya dan tersenyum. “Ayo sarapan sebelum Rosetta bangun,” ajaknya.Mereka duduk berdua menikmati sarapan dalam suasana tenang dan intim. Sekali-sekali, Dewandra mencuri pandang ke arah Kik

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   42. Malam Pertama Setelah Sekian Lama

    Setelah resepsi yang penuh kebahagiaan dan tawa, Dewandra membawa Kikan ke rumah mereka—rumah yang kini benar-benar menjadi milik mereka berdua, tanpa bayang-bayang masa lalu yang menyakitkan.Begitu memasuki kamar, Kikan terdiam. Kamar itu telah dihias dengan sangat indah—kelopak mawar putih tersebar di atas ranjang, lilin-lilin kecil menyala lembut di sudut ruangan, menciptakan suasana yang begitu hangat dan romantis.Dewandra berdiri di belakangnya, memerhatikan ekspresi Kikan yang terlihat gugup, namun matanya bersinar lembut.“Kamu suka?” tanyanya pelan.Kikan berbalik, menatap pria yang kini sah menjadi suaminya kembali. Ia mengangguk. “Sangat indah,” sahutnya tersenyum.Dewandra tersenyum tipis, lalu mendekat. “Aku ingin malam ini menjadi malam yang spesial untuk kita.”Kikan menahan napas ketika Dewandra mengangkat tangannya, kemudian menyentuh pipinya dengan kelembutan yang begitu menenangkan. “Aku masih tidak percaya kalau akhirnya kita sampai di titik ini,” bisiknya.Dewandr

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   41. Hari Bahagia

    Setelah malam yang penuh kehangatan itu, hubungan antara Kikan dan Dewandra semakin erat. Kikan masih sering terbangun dengan perasaan tidak percaya bahwa ia benar-benar telah menerima lamaran pria itu lagi. Ada kegugupan, ada ketakutan, tetapi yang paling mendominasi adalah perasaan bahagia yang perlahan-lahan memenuhi hatinya.Di rumah, Rosetta menjadi orang yang paling gembira mendengar kabar itu.“Jadi Tante Kikan bakal jadi Mama beneran lagi?” seru Rosetta dengan mata berbinar.Kikan tertawa sambil mengusap kepala gadis kecil itu. “Mama dari dulu tetap mamamu, Tata.”“Tapi kali ini aku bisa bilang ke semua orang! Mama dan Papa bakal menikah lagi! Aku bakal punya keluarga lengkap!” Rosetta melompat-lompat kegirangan, membuat Dewandra dan Kikan tak bisa menahan tawa.“Kita harus buat pesta, Pa!” lanjut Rosetta dengan penuh semangat.Dewandra mengangkat alis. “Pesta?”“Iya! Aku mau jadi flower girl!”Kikan dan Dewandra saling berpandangan sebelum akhirnya tersenyum.“Baiklah,” kata D

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   41. Dinner

    Waktu berlalu dengan cepat sejak Rosetta mengetahui kebenaran tentang Kikan. Hubungan mereka semakin erat, dan tanpa Kikan sadari, hari-harinya kini selalu diwarnai dengan canda tawa bocah kecil itu. Namun, di sisi lain, ada sesuatu yang lain—sesuatu yang perlahan mulai berubah dalam dirinya terhadap Dewandra.Pria itu tidak lagi mendesaknya untuk segera memberi jawaban tentang rujuk, tapi Kikan tahu Dewandra masih menyimpan harapan. Dan kini, setelah berminggu-minggu, ia mengajak Kikan makan malam di luar. Bukan sekadar makan malam biasa, tapi sesuatu yang dirancang dengan sangat sempurna.Kikan berdiri di depan cermin menatap pantulan dirinya dengan ragu. Gaun berwarna merah marun yang membalut tubuhnya terlihat begitu anggun, sederhana namun tetap elegan. Ia bahkan merasa sedikit gugup, sesuatu yang sudah lama tidak ia rasakan.Saat ia membuka pintu apartemen, Dewandra sudah menunggunya di depan sana. Pria itu mengenakan setelan jas berwarna hitam, tampak lebih berkarisma dari biasa

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   40. Aku Punya Mama

    Beberapa hari kemudianBeberapa hari kemudianBeberapa hari kemudian, Kikan dan Dewandra akhirnya sepakat. Sudah terlalu lama mereka menyembunyikan kebenaran ini, dan Rosetta berhak tahu siapa ibunya sebenarnya.Siang itu, mereka duduk di ruang tamu menunggu Rosetta yang masih asyik bermain dengan bonekanya di lantai. Kikan menggigit bibirnya dengan gugup, sementara Dewandra meremas tangannya sendiri, mencoba menyusun kata-kata yang tepat.“Apa menurutmu dia akan marah?” bisik Kikan pelan.Dewandra menoleh padanya, lalu tersenyum kecil. “Aku rasa tidak. Tapi dia mungkin akan terkejut.”Kikan menghela napas, lalu menatap Rosetta yang masih belum sadar akan percakapan serius yang menunggunya.“Tata,” panggil Dewandra lembut.Bocah itu menoleh cepat. “Iya, Papa?”“Kemari sebentar, Sayang. Papa dan Tante Kikan punya sesuatu yang penting untuk dibicarakan,” ujar Dewandra sambil menepuk sofa di sampingnya.Rosetta berdiri dan berjalan mendekat. Wajahnya penuh rasa ingin tahu. “Apa itu?” tanya

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   39. Piknik

    Akhir pekan pun tiba. Sejak pagi, Rosetta sudah bersemangat berlarian ke sana kemari di dalam rumah untuk memastikan semua yang dibutuhkan telah siap. Ia mengenakan gaun berwarna kuning dengan topi kecil yang menghiasi kepalanya.“Tante Kikan, Papa, ayo cepat! Tata sudah nggak sabar!” seru Rosetta, lalu menarik tangan Kikan dan Dewandra bersamaan.Kikan terkekeh melihat antusiasme bocah itu, sementara Dewandra hanya menggelengkan kepala pelan. “Iya, iya, kita berangkat sekarang,” ucapnya sebelum meraih keranjang piknik yang sudah dipersiapkan.Mereka pergi ke taman besar di pinggiran kota. Cuaca sangat cerah, angin berembus sepoi-sepoi, dan suara anak-anak lain yang bermain terdengar di kejauhan. Kikan menggelar tikar piknik di bawah pohon rindang, sementara Dewandra membantu Rosetta melepas sepatunya agar bisa berlari di atas rumput.“Tata mau main dulu!” Rosetta berseru sebelum berlari ke taman bermain.“Jangan jauh-jauh, ya!” Pesan Dewandra yang hanya dibalas anggukan cepat oleh put

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   38. Mencoba Memulai

    Beberapa hari kemudian, meski perasaan canggung masih menyelimuti, Kikan tetap datang ke kediaman Dewandra untuk menjalankan pekerjaannya sebagai pengasuh Rosetta. Ia tetap bersikap profesional, menjaga jarak yang seharusnya antara dirinya dan sang anak.Namun, perhatiannya semakin bertambah setiap harinya. Ada momen-momen di mana ia tertegun, menatap Rosetta lebih lama dari biasanya, dan tak jarang ia menangis terharu ketika bocah itu menunjukkan kasih sayang kepadanya tanpa tahu bahwa ia sebenarnya adalah ibu kandungnya.“Tante Kikan, lihat! Aku menggambar keluarga kita!” seru Rosetta dengan antusias, memperlihatkan gambar tiga sosok—seorang pria, seorang wanita, dan seorang anak kecil yang berpegangan tangan.Kikan menelan ludah. Dadanya sesak saat melihat dirinya tergambar di sana, berdiri di samping Dewandra dan Rosetta. Ia tersenyum, berusaha menahan air matanya. “Gambar Tata sangat bagus. Tante suka,” ucapnya lembut, lalu mengusap kepala bocah itu dengan penuh kasih.Baik Kikan

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   37. Ingatan yang Kembali

    “Kikan! Syukurlah kamu sadar!” Dewandra sampai berdiri dari duduk saat mendapati Kikan sudah siuman. Pria itu tampak bersyukur dan langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan mantan istrinya itu. Kikan berusaha duduk sambil merasakan nyeri di kepalanya. Potongan demi potongan ingatan mulai membayangi dan Kikan hampir menjerit karena kepalanya semakin sakit. “Tante Kikan!” Kikan sontak menoleh ke samping saat mendengar suara Rosetta menggema. Bocah kecil itu langsung berlari dan memeluk Kikan sambil menangis. Sementara di belakangnya—Handi—ayah Dewandra, datang menyusul dan langsung menyapa Kikan dengan ramah. Tak lama setelah itu, Dewandra kembali bersama seorang dokter dan Kikan langsung mendapat pemeriksaan. “Aku … mendapatkan ingatan saat kita menikah dulu,” ucap Kikan sambil memandangi Dewandra setelah dokter selesai memeriksa dan pergi dari ruangan. Dewandra tidak bisa menutupi rasa terkejutnya mendengar pengakuan dari Kikan. Dewandra tidak tahu harus mengatakan apa.

  • Terjerat Obsesi Mantan Suami   36. Rahasia yang Terbongkar

    Sekembalinya dari supermarket, Kikan langsung menyimpan stok belanjaan dan menyusunnya dengan rapi. Sebelum bergulat dengan peralatan memasak untuk makan siang, Kikan berniat membersihkan beberapa sudut ruangan di dalam rumah ini. Ruangan pertama yang Kikan datangi adalah kamar Rosetta. Kikan mengembangkan senyuman saat mengamati seluruh ruangan bocah kecil itu. Beberapa boneka dan buku tampak berhamburan di lantai.Kikan melangkah maju dan mulai membersihkan ruangan tersebut. Entah mengapa perasaannya begitu senang seolah sedang membersihkan kamar putrinya sendiri."Apa ini?" Kikan meraih selembar kertas yang terselip di antara buku-buku. Ternyata sebuah tulisan berisi tentang dirinya. Kikan membaca tulisan tersebut dengan mata berkaca-kaca. Sebuah tulisan yang tidak terlalu rapi yang ditulis sendiri oleh Rosetta. Di dalam tulisannya, Rosetta menyebutkan betapa dia sangat bahagia telah mengenal Kikan."Ya Tuhan, bocah ini sangat manis. Tante juga menyukaimu, Tata," gumamnya sambil

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status