Pembantu Kesayangan Mas Mantan

Pembantu Kesayangan Mas Mantan

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-12
Oleh:  Anfisor Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
95Bab
2.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Mengalami kekerasan dalam rumah tangga, dihina mertua, hingga dilecehkan oleh adik iparnya sendiri, membuat Saras akhirnya menyerah. Dia pun tak punya tempat tinggal ataupun uang. Suatu ketika, ada seseorang menawarkan pekerjaan padanya untuk menjadi pembantu di sebuah rumah di perkomplekan elit. Saras pun setuju. Namun ternyata, hidup Saras berubah 180 derjat setelah tau siapa pemilik dari rumah megah tersebut: mantannya yang kini juga jadi duda?!

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

"Kamu sudah tidak punya apa-apa! Jangan belagu! Anak saya juga sudah tak menginginkan kamu!"

"Ayolah, Bastian nggak bakal tau kalau kita tidur berdua."

"Dasar jalang! Bisa-bisanya kamu memfitnah adik saya! Dia tidak mungkin berbuat demikian kalau bukan kamu yang memancing!"

Plak!

Buagh!

"Jangan coba-coba kabur!"

"Hahahah! Nggak bakal ada yang percaya sama kamu, kak."

"Mati saja kamu! Saya tidak akan membiarkan kamu meninggalkan rumah ini dalam keadaan bernyawa! Dasar manantu sialan! Suami saya mati juga karena kamu kan?! Dasar tidak tau diri!"

Mimpi itu lagi. Saras terjaga, menatap sekeliling toko yang sudah ramai oleh orang lalu lalang. Ia lagi-lagi ketiduran di tempat ini. Di sebuah toko, di depan jalanan umum. Saras segera beranjak, melangkah pergi. Ia bisa tertangkap jika terus-terusan berada di tempat ramai. Melangkah secepat mungkin tanpa tau kemana arahnya.

Dua hari sudah Saras menjadi gelandangan. Ia memutuskan kabur dari rumah. Ibu mertua, adik ipar bahkan suaminya tidak bisa disebut sebagai manusia. Setelah semua harta Saras habis, mereka menganggap Saras sebagai sampah yang harus di musnahkan. Mereka tidak membiarkan Saras meninggalkan rumah dalam keadaan hidup. Mungkin tanpa sepengetahuan Saras mereka telah menyusun rencana untuk membunuhnya.

"Permisi, ibu atau bapak pernah bertemu perempuan ini?"

Saras segera bersembunyi kala mendengar suara familiar itu. Ia sempat melihat wajah laki-laki yang baru saja bersuara. Itu adalah Bastian, suaminya.

Rupanya mereka benar-benar tidak membiarkan Saras pergi. Saras tidak tau kesalahan seperti apa yang telah ia perbuat sehingga keluarga Bastian berlaku demikian. Mungkin Saras yang miskin adalah sebuah kesalahan yang tak bisa dimaafkan.

Keluarga itu memang gila harta. Kekayaan Bastian tidak cukup bagi mereka untuk berfoya-foya. Sudah lama Saras menahan sabar. Ayah mertua yang kurang ajar, adik ipar yang tak ada bedanya dengan ayah mertua, ibu mertua yang gila uang dan suami yang tempramental.

Huh..

Seharusnya sejak awal Saras tidak menerima lamaran Bastian. Karena sejak awal, Saras tau bahwa pria itu tidak benar. Ada yang salah dengan Bastian dan keluarganya. Namun Saras mengabaikannya dengan dalih cinta yang membuatnya buta. Andai saja waktu bisa diulang, Saras tidak ingin mengenal Bastian.

"Itu Saras! Bang! Kak Saras!"

Nafas Saras langsung terpacu kala mereka berhasil menemukan Saras bersembunyi di balik sebuah pohon. Dengan sisa tenaganya, Saras berlari menghindar. Saras tidak mau tau. Kali ini ia tidak boleh tertangkap. Saras tidak ingin kembali ke rumah itu.

"Saras! Berhenti kamu!"

Saras mempercepat larinya. Persetan kemana, intinya Saras harus lepas dari kejaran Bastian. Pria gila itu pasti akan membunuhnya. Saras ingin mati, tapi tidak di tangan Bastian.

"Saras!"

Tanpa sadar, Saras memasuki sebuah komplek perumahan elit. Beruntung, satpam yang berjaga keluar mencegat Bastian sehingga ia bisa terbebas dari pria itu. Bisa dibilang saat ini Saras aman. Lepas dari Bastian dan lolos dari satpam penjaga.

Saras menghela nafas panjang. Ia tidak tau harus melangkah kemana. Saras ingin pulang ke rumah ibu, tapi untuk saat ini Saras tak punya uang. Saras harus bekerja agar bisa mengontrak rumah, memenuhi kebutuhannya dan pulang kampung. Hidupnya terasa begitu berat.

"DIBUTUHKAN ASISTEN RUMAH TANGGA. SILAHKAN DATANGI RUMAH INI JIKA ANDA BERMINAT."

Saras membaca sebuah brosur yang ditempel di depan pagar rumah megah dengan tiga tingkat di hadapannya. Saras menatap rumah tersebut. Ia mendekat ke pagar, mencoba melihat kondisi di dalam melalui celah pagar. Ada seorang pria yang sedang menyiram tanaman. Saras tersenyum. Saras harus segera bekerja di rumah ini.

"Permisi!"

Pria tersebut langsung menatap ke arah Saras. Lalu dengan begitu saja mengarahkan selang itu ke arahnya, membuat Saras terkena air.

"Saya tidak menerima pembantu," ucap pria tersebut dengan raut wajah datar. Setelahnya ia kembali sibuk menyiram tanaman.

Saras menatap tidak percaya. "Tapi di brosur itu katanya rumah ini nyari asisten rumah tangga!"

Mata tajam itu kembali mengarah pada Saras. "Itu tidak berlaku."

"Serius?"

"Pergi."

"Tapi saya butuh pekerjaan. Nggak mungkin nggak berlaku. Brosurnya aja masih baru. Kalau emang udah nggak berlaku, kenapa masih di tempel di sana?" Saras terpaksa mendesak, sebab ia juga butuh makan. Perutnya lapar, belum makan dari kemarin.

Pria itu berdecak pelan. "Pergi sebelum saya panggil satpam."

"Tolong, Mas. Saya yakin Mas betulan nyari asisten rumah tangga. Saya bisa masak, bisa nyuci, bisa jaga anak, bisa melipat baju, bisa bersih-bersih, bisa menyiram tanaman juga." Saras mencoba mendorong pagar ke sisi kanan. Bergerak, rupanya pagar ini tidak dikunci. Saras tersenyum, ia tidak akan menyerah sebelum berhasil bekerja di rumah ini.

Mata pria itu melebar, tidak menduga Saras seberani ini. "Tolong tinggalkan rumah saya!"

Saras menggeleng. Ia melangkah mendekat, menatap pria itu dengan sorot memelas. "Tolong, Mas. Saya butuh pekerjaan. Terserah deh mas mau bayar berapa, tapi terima saya jadi asisten rumah tangga di sini. Saya bukan orang jahat kok, Mas."

Pria itu membalas dengan gelengan kepala. "Saya tidak menerima asisten rumah tangga atau apapun itu. Cepat tinggalkan rumah ini."

"Mas..." Saras bersimpuh di hadapan pria itu. Demi uang dan demi bebas dari Bastian. "Tolong saya, Mas."

"Saya akan panggil satpam." Pria itu membuang selang di genggamannya ke sembarang arah, lalu berjalan hendak meninggalkan Saras. Namun langkah pria itu kalah cepat dengan tangan Saras yang sudah lebih dulu menahan langkahnya.

"Jangan, Mas. Saya bisa mati," tahan Saras.

"Lepas!" Kesabarannya di uji oleh perempuan asing yang berpenampilan seperti orang gila. Apa jangan-jangan perempuan ini betulan orang gila?

"Saras! Keluar kamu!"

Ternyata Saras belum sepenuhnya aman. Bastian berhasil masuk. Pasti satpam itu disogok dan membiarkan Bastian memasuki komplek ini.

"Saras! Ayo pulang sayang!"

Saras baru ingat. Gerbang ia buka lebar, membuatnya dapat dilihat dengan jelas oleh orang-orang yang lewat. Tamat riwayatnya jika Bastian menemukan Saras di sini.

"Saras!"

Tanpa memberikan aba-aba, Saras menarik tangan pemilik rumah memasuki rumah tersebut. Ya! Persetan dengan apa yang terjadi setelahnya. Intinya Saras tidak boleh ketahuan.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
95 Bab
Bab 1
"Kamu sudah tidak punya apa-apa! Jangan belagu! Anak saya juga sudah tak menginginkan kamu!""Ayolah, Bastian nggak bakal tau kalau kita tidur berdua.""Dasar jalang! Bisa-bisanya kamu memfitnah adik saya! Dia tidak mungkin berbuat demikian kalau bukan kamu yang memancing!"Plak!Buagh!"Jangan coba-coba kabur!""Hahahah! Nggak bakal ada yang percaya sama kamu, kak.""Mati saja kamu! Saya tidak akan membiarkan kamu meninggalkan rumah ini dalam keadaan bernyawa! Dasar manantu sialan! Suami saya mati juga karena kamu kan?! Dasar tidak tau diri!"Mimpi itu lagi. Saras terjaga, menatap sekeliling toko yang sudah ramai oleh orang lalu lalang. Ia lagi-lagi ketiduran di tempat ini. Di sebuah toko, di depan jalanan umum. Saras segera beranjak, melangkah pergi. Ia bisa tertangkap jika terus-terusan berada di tempat ramai. Melangkah secepat mungkin tanpa tau kemana arahnya.Dua hari sudah Saras menjadi gelandangan. Ia memutuskan kabur dari rumah. Ibu mertua, adik ipar bahkan suaminya tidak bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya
Bab 2
Alpha tidak tau harus bersikap seperti apa setelah ditarik oleh perempuan asing menerobos rumahnya sendiri. Kalau saja yang menarik Alpha dengan semena-mena adalah bu Warni—tetangganya—Alpha tidak akan marah. Namun ini beda cerita. Bukan bu Warni yang menarik pergelangan tangan Alpha, tapi perempuan asing tidak tau diri yang sudah Alpha usir tapi tidak mau pergi. Alpha ingin memukul apa saja rasanya karena kesal."Tinggalkan rumah saya. Laki-laki tadi pasti sedang mencari kamu," datar Alpha menatap Saras. Perempuan itu berdiri di hadapannya, sedangkan Alpha duduk di pinggiran sofa."Beneran nggak butuh pembantu, Mas?" Saras masih berharap. Tentu saja, ini harapan terakhir Saras untuk tetap hidup. Saras bisa saja berkelana lagi mencari lowongan pekerjaan, tapi ia terlalu malas. Alpha menggeleng tegas. "Tolong segera tinggalkan rumah ini. Mumpung saya masih baik."Saras menatap Alpha sinis. "Kalau baik ya terima saya kerja di sini, bukan ngusir." Saras mendumel. "Saya baru aja mengalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya
Bab 3
"Saya beneran boleh kerja di sini, mas?"Mungkin pertanyaan barusan sudah ditanyakan untuk ke enam kalinya sejak kepergian mama dari rumah. Tadi mama Alpha datang, mendiskusikan perihal Saras. Katanya Alpha tidak bisa hidup berdua dengan Gani. Anak kecil itu butuh teman bermain, teman bercerita sedangkan Alpha sibuk bekerja dan sering pulang larut malam. Gani juga butuh perhatian. Harus ada satu orang yang memperhatikan jadwal Gani. Dimulai dari bangun hingga bangun lagi di keesokan harinya. Alpha meminta mama saja yang menjaga Gani, tapi wanita itu menolak. Ia juga sibuk, tour ke sana kemari bersama komunitas travelingnya. Ya, semenjak ditinggal papa, mama tidak pernah betah duduk di rumah. Paling hanya empat hari, lalu esoknya pergi lagi.Alhasil, dengan sangat amat terpaksa, Alpha menerima Saras menjadi pembantu di rumahnya. Tentu saja tidak cuma-cuma. Alpha memberikan beberapa syarat yang harus Saras sanggupi jika memang ingin bekerja di rumah ini."Jangan bikin saya berubah piki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya
Bab 4
Hari ini adalah hari pertama Saras bekerja. Tugas pertamanya adalah membuat sarapan untuk Alpha dan Gani. Semalam Alpha mendatangi kamarnya, memberikan beberapa helai kemeja untuk Saras kenakan. Pria dingin itu juga membawakan makanan, sembari menegaskan sekali lagi mengenai tugas Saras di rumah ini. Ia diberikan kebebasan untuk melakukan apa saja asalkan jangan menggangu area terlarang yaitu kamar Alpha. Saras mengangguk dengan tegas, mengatakan bahwa ia tidak akan menginjakkan kakinya di kamar itu sekalipun ada urusan mendesak. Alpha melarang Saras untuk menapaki kamarnya, tapi tidak dengan mengetuk pintu kamar tersebut. Mana tau suatu saat, ada peristiwa yang mengharuskan Saras menemui Alpha di kamarnya."Selamat pagi, Tante!" Gani muncul dengan senyuman manisnya. Wajahnya masih kusut, tapi senyumnya sudah cerah. Agaknya pagi ini bocah itu bangun dengan perasaan senang."Sini sarapan dulu."Di meja makan sudah tertata rapi mahakarya Saras selama setengah jam di dapur. Simpel saja.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya
Bab 5
"Pha," panggil Derma—rekan kerja sekaligus teman dekat Alpha. Alpha ini sebetulnya CEO di sebuah perusahaan kontruksi besar, tapi memilih tidak menunjukkan dirinya dan bekerja sebagai karyawan biasa. Tidak ada yang tau identitas asli Alpha. Hanya Derma, sekretarisnya dan keluarganya."Hm." Alpha menyahut tanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputer.Derma menghela pelan. Ia melipat kedua tangannya di belakang kepala, tampak frustasi sekali."Gue capek, Pha," keluhnya menatap langit-langit ruangan. Sebagai karyawan di sebuah perusahaan industri kreatif, mereka diberikan ruangan sesuai bidang. Kebetulan Derma dan Alpha satu divisi. Bertiga sebetulnya. Ada satu orang lagi, perempuan dan telah Derma suruh membuat kopi untuk mereka.Alpha melirik Derma sekilas. "Kerjaan cuma makan tidur doang ngeluh capek.""Gue lelah sama dunia ini, Pha." Derma semakin dramatis.Alpha berdecak pelan. Lingkungan Alpha terlalu ramai untuk dirinya yang suka ketenangan dan kesendirian. Di rumah ada Gani
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya
Bab 6
Usai menyiapkan makan siang, Saras memilih menemani Gani bermain. Tadi dia melihat Gani sibuk di ruang tengah bersama deretan robot-robotnya. Sempat terpikir oleh Saras, betapa kesepiannya bocah itu kala hanya seorang diri di rumah. Bahkan Alpha dengan tenangnya membiarkan anak itu di rumah sendirian. Kalau saja Saras tidak datang, mungkin Gani akan terlihat sangat menyedihkan sebagai bocah laki-laki berumur 4 tahun. Sebab di sepanjang hari, ia hanya tertawa sendirian bersama benda mati yang akrab ia sapa teman. Terkadang Saras jadi penasaran tentang keberadaan ibu dari bocah itu. Ia masih terlalu dini untuk tidak memperoleh kasih sayang dari seorang ibu."Gani ganteng," panggil Saras seraya melangkah mendekat.Kepala Gani langsung mendongak, menatap Saras dengan dua bola mata yang selalu berbinar. Lalu dengan cepat ia beranjak, meninggalkan teman-temannya hanya untuk duduk di samping Saras. "Tante tadi masak apa?" tanya Gani menatap Saras antusias.Saras bergumam singkat. "Spaghett
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-23
Baca selengkapnya
Bab 7
Rasanya, roh Saras ingin keluar dari tubuhnya. Rupanya berita itu sudah terdengar oleh telinga Alpha. Seharusnya Saras tak perlu heran sebab ia tau siapa Bastian. Pria itu bukan orang sembarangan yang mudah di lawan. Bastian tidak akan menyerah sebelum apa yang ia inginkan berhasil ia dapatkan. Membuat berita dengan iming-iming saham tentu dengan mudah menarik atensi siapapun. Tidak ada yang tidak tergiur dengan jumlah yang cukup lumayan itu. Termasuk orang kaya seperti Alpha."Tinggalkan rumah saya dan selesaikan masalah kamu," ujar Alpha.Saras menggelengkan kepalanya. Mau bagaimanapun, Saras tidak bisa kembali. Saras lebih suka mati ketimbang harus pulang dan hidup di rumah Bastian yang tak ada bedanya dengan neraka. "Saraswati Oryza," Alpha menunduk, menatap lurus pada netra coklat Saras. "Sejak awal, saya sudah tau kalau kamu adalah Saraswati Oryza. Kamu istri dari orang terpandang yang pernikahannya disaksikan seluruh dunia. Bagaimana kamu bisa lupa dengan diri kamu dan lari ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-04
Baca selengkapnya
Bab 8
Alpha kembali ke kantor usai makan siang. Saras sedikit lega kala Alpha tidak bertanya lebih jauh lagi perihal dirinya dan Bastian. Setidaknya Saras bisa tenang hingga semua barangnya tersimpan dalam koper, lalu bersiap untuk meninggalkan rumah ini. Biarlah Saras menjadi gelandangan lagi asalkan ia tidak ditemukan oleh Bastian. Yang paling penting Alpha dan Gani tidak boleh terlibat.Usai makan malam bersama Gani, Saras mulai merapikan barang-barangnya. Sedangkan Gani pergi ke kamarnya untuk bermain dengan robot-robot dan mainan baru yang entah ia dapat darimana.Helaan napas panjang keluar dari mulut Saras. Akhir-akhir ini hidupnya penuh dengan ujian. Setelah perusahaan bangkrut, lalu keluarga dan suami yang berubah drastis dan kini harus hidup luntang lantung. Agak lucu sebetulnya. Saraswati yang dulunya bisa membeli seluruh dunia mendadak tidak bisa makan. Hidupnya berubah begitu cepat. Karena kelalaiannya, Saras harus menderita dan hidup seperti gelandangan. Bahkan untuk mengabari
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya
Bab 9
Saras berada di posisi serba salah. Sebetulnya ia bisa pergi tanpa harus peduli pada Gani yang sejak tadi duduk di sudut ruang tamu sembari menekuk lutut. Tadi bocah itu menangis, meminta Saras untuk tetap di sini karena ia bisa kesepian lagi jika Saras pergi. Tapi Saras tidak bisa. Ia mendadak tidak tega. Dari arah pintu masuk, Alpha berlari menghampiri Saras yang berdiri sembari menggenggam gagang koper yang siap diseret. Nafas pria itu tak beraturan, seperti sehabis berlari dari Anyer ke Panarukan.Melihat kedatangan Alpha, Gani yang tadinya tidak bergerak langsung berlari memeluk kaki pria itu. Tangisnya masih ada, tapi tak bersuara. Tangis seperti itulah yang membuat hati Saras terasa teriris.Seumur hidup, Alpha tidak pernah berada di situasi seperti ini. Anaknya menangis karena tidak ingin seseorang yang sama sekali tidak dia kenal pergi meninggalkannya. Gani tidak pernah bersikap seperti ini. Bahkan pada pembantu-pembantu sebelumnya yang jauh lebih lama bekerja di rumah ini.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-05
Baca selengkapnya
Bab 10
Saras terbangun kala mendengar suara riuh yang berasal dari dapur. Melirik jam di dinding, ternyata masih pukul setengah enam pagi. Siapa yang bangun sepagi ini dan membuat keributan? Apa mungkin Alpha? Atau...Gani? Atau mungkin saja ada perampok yang terjebak di rumahnya dan sedang mencari barang berharga di dapur?Memikirkan hal itu, kantuk Saras langsung hilang. Ia buru-buru turun dari ranjang. Menyambar bantal guling, lalu melangkah tergesa-gesa menuju dapur. Lampu ruang tengah masih belum dinyalakan. Begitu juga dengan lampu di ruang tamu. Besar kemungkinan pelaku keributan di dapur adalah perampok. Kalau Alpha, tak mungkin pria itu membiarkan rumah dalam keadaan gelap seperti ini.Lantas dengan hati-hati, Saras menginjakkan kakinya di ruang makan yang menyatu dengan dapur. Ruangan itu tidak gelap. Lampu bersinar terang, membuat Saras bisa melihat dengan jelas sosok bertubuh tegap yang berdiri menghadap kompor. Seorang pria dengan tubuh bagian atas yang terekspos dengan jelas.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-10
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status