Terjerat Cinta Queen Mafia

Terjerat Cinta Queen Mafia

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-08
Oleh:  Black Rose ink  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
12Bab
745Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Dipaksa untuk menggantikan posisi sang Ayah, sebagai salah satu sosok yang ditakuti oleh orang-orang sekitarnya. Kini seorang Hafizah Elviani Wiratama harus menjalankan sebuah misi, untuk mengintai pergerakan dari putra rival terbesarnya. Sebagai awal rencana balas dendam atas kematian saudara kembar Sang Ayah. Sosok gadis yang lebih menyukai kebebasan, saat ini harus hidup di dalam sebuah tekanan dan berbagai macam aturan. Akankah kali ini misinya berhasil dan membawa kemenangan untuk Sang Ayah? Dan apakah Hafizah bisa menjadi seperti sosok Sang Ayah?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

1. Perdebatan

"Tolong, jangan kamu seret putri kita untuk masuk kedalam dunia bawah mu, Pah! Apa kamu tega jika nanti hal buruk terjadi kepadanya? Bahkan aku juga hampir gilaa, saat melihatmu yang selalu pulang bersimbah darah dan luka di sekujur tubuhmu. Apa kamu ingin membuat putri kita sama sepertimu? Huh?" racau Arumi saat mendebatkan pengganti Fathan sebagai ketua Mafia Raxtra. Mafia Raxtra adalah salah satu klan Mafia terkuat yang sangat di takuti oleh klan Mafia kecil di sekitarnya. Bahkan posisi ketua saat ini, banyak menjadi incaran oleh rival Fathan Wiratama yang notabennya adalah sepupu dari pihak keluarganya sendiri. "Ckk!! Itu semua tidak akan pernah terjadi, Mah. Karena Papah yakin, dengan kecerdasan dan kecerdikan yang di miliki oleh Fiza, akan membawa Mafia Raxtra menuju kejayaannya." ujar Andreas dengan penuh keyakinan Sedangkan Fiza yang menjadi tokoh utama perdebatan mereka, saat ini masih terdiam sambil mencerna setiap ucapan yang mereka lontarkan. Kemudian saat tersadar, Fiza

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
12 Bab

1. Perdebatan

"Tolong, jangan kamu seret putri kita untuk masuk kedalam dunia bawah mu, Pah! Apa kamu tega jika nanti hal buruk terjadi kepadanya? Bahkan aku juga hampir gilaa, saat melihatmu yang selalu pulang bersimbah darah dan luka di sekujur tubuhmu. Apa kamu ingin membuat putri kita sama sepertimu? Huh?" racau Arumi saat mendebatkan pengganti Fathan sebagai ketua Mafia Raxtra. Mafia Raxtra adalah salah satu klan Mafia terkuat yang sangat di takuti oleh klan Mafia kecil di sekitarnya. Bahkan posisi ketua saat ini, banyak menjadi incaran oleh rival Fathan Wiratama yang notabennya adalah sepupu dari pihak keluarganya sendiri. "Ckk!! Itu semua tidak akan pernah terjadi, Mah. Karena Papah yakin, dengan kecerdasan dan kecerdikan yang di miliki oleh Fiza, akan membawa Mafia Raxtra menuju kejayaannya." ujar Andreas dengan penuh keyakinan Sedangkan Fiza yang menjadi tokoh utama perdebatan mereka, saat ini masih terdiam sambil mencerna setiap ucapan yang mereka lontarkan. Kemudian saat tersadar, Fiza
Baca selengkapnya

2. Sisi Lain Seorang Fathan

"Ceklek!" Kini pintu terbuka lebar, kemudian gadis berambut pirang pun ikut masuk ke dalam lalu menutup kembali pintu tersebut. "Duduk!" titah Fathan dengan tegas.Sesuai dengan perintahnya, kini Fiza duduk di kursi yang berseberangan dengan Papahnya, Fathan Wiratama."Kamu tadi pasti sudah mendengar semua pembicaraan kami 'kan?" tanya Fathan sambil menyandarkan punggung tepat di kursi kebesarannya. "Hem, ya. Aku memang sudah mendengarnya, lalu apa yang Papah harapkan dariku?" tanya Fiza dengan ekspresi wajah yang datar. "Waow!! Ternyata kamu memang putri Papah yang cerdas, Sayang. Ehem! jadi langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah menyamar sebagai karyawan di Rider Company, untuk menggali informasi tentang Lucas Rider, putra dari Giorgio Rider." ujar Fathan sambil menyeringai. "Lalu?" tanya Fiza sambil melipat kedua tanganku di depan dada. "Lalu kamu pantau terus gerak-geriknya, dan kamu laporkan semua ke Papah. Tetapi sebelumnya kamu harus melakukan penyamaran terlebih d
Baca selengkapnya

3. Pertemuan yang Tak Terduga

"Katakan dengan tegas, Fiza! Tidak ada seorang Queen Mafia yang bersikap lemah lembut dan lembek seperti mu! Kamu harus bisa menjadi wanita yang kuat dan tegas, apalagi nanti kamu yang akan mengambil semua keputusan yang ada. Jadi mulailah belajar sekeras mungkin mulai dari sekarang!" titah Fathan dengan rahang yang mengeras dan tatapan tajamnya. Meskipun tubuh Fiza sedikit gemetar, tetapi gadis itu harus bisa menaklukkan hati Papahnya terlebih dahulu. Agar dia tidak terkekang oleh peraturan konyol yang telah di buat oleh pria paruh baya itu."Baik aku ingin Papah masih memberikan ku kebebasan tanpa menuntut apapun dariku, sebelum aku menjadi seperti yang Papah inginkan. Dan jika nanti aku sedang melakukan pengintaian, maka Papah tidak boleh ikut campur dalam rencana yang akan aku lakukan nanti." jelas Fiza dengan raut wajah yang datar. "Brak!" "Apa kamu benar-benar ingin bermain-main dengan Papah? Apa kamu pikir kamu sehebat itu untuk membuat rencana, tanpa bantuan dari Papah? Huh?
Baca selengkapnya

4. Laki-laki Angkuh

"Cepat! Jangan menyita waktu Saya! Saya juga mempunyai kesibukan yang tidak bisa ditunda lagi! Bahkan, saya juga sudah sangat terlambat untuk menghadiri rapat, dan semua ini karena kamu!" maki laki-laki asing itu sambil menunjuk ke arah Fiza.Fiza pun tidak ingin tinggal diam, dengan penuh percaya diri, akhirnya gadis cantik itu pun membuka suaranya. Meski gadis itu akui jika memang bersalah, karena kecerobohan yang tanpa sengaja dia lakukan."Baik. Saya akan bertanggungjawab, tetapi beri Saya waktu. Saya harus menghubungi orangtua Saya terlebih dahulu, karena saat ini saya tidak membawa uang banyak untuk mengganti kerugian mobil kesayangan Anda." ujar Fiza sambil menekankan kata mobil kesayangan kepada laki-laki angkuh itu. Sambil memicingkan matanya, pria itu pun menyeringai dan memasukkan kedua tangannya di saku celana. Fiza yang melihat tingkah dan sikap angkuhnya, hanya memutar bola mata malas. Kemudian gadis itu pun segera menghubungi Papahnya, agar Beliau bersedia untuk menolo
Baca selengkapnya

5. Bertemu Lucas Rider

Bosan dengan kesunyian, akhirnya Fiza membuka suara terlebih dahulu untuk sekedar basa-basi kepada laki-laki angkuh itu. "Em, kita sekarang mau kemana? Mengapa kita pergi sejauh ini? Bahkan, Saya sangat merasa asing dengan tempat ini," tanya Fiza sambil menyapu pemandangan di sekelilingnya."Ckk! Kita mau kemana? Apa kamu lupa, jika kamu baru saja menghancurkan bagian belakang mobil saya?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Fiza, kini laki-laki angkuh itu justru kembali menyudutkannya, karena kerusakan mobilnya akibat kecerobohan gadis berhidung mancung itu."It's okey! Saya memang bersalah dan ceroboh, tetapi kamu juga tidak bisa bertindak seenaknya dengan Saya. Keluarga Saya pun masih mampu untuk membayar semua kerugiannya, jadi kamu jangan coba-coba untuk bermain-main dengan Saya!" tegas Fiza sembari memperingati laki-laki angkuh itu. Sedangkan laki-laki angkuh yang duduk di belakang kemudi, hanya menyeringai dan menatap remeh kepadanya."Huh? Apa kamu pikir, aku tertarik dengan u
Baca selengkapnya

6. Akting

Seketika Lucas pun terkejut dengan penolakan yang Fiza lakukan, bahkan dia juga mengernyitkan dahinya sambil menatap tajam ke arah gadis itu.Kemudian Lucas langsung mengubah raut wajahnya seperti meremehkan. Mungkin laki-laki itu tidak tau, siapa yang sedang menjadi lawannya saat ini. "Waw! Ternyata harga dirimu tinggi juga ya, Sayang? Kalau begitu, bagaimana kalau kita melakukan negosiasi? Kamu menjadi milikku, maka semua kerugiannya akan lunas. Apa kamu bersedia?" tanya Lucas dengan penuh percaya diri. 'Apakah aku harus menerima tawarannya? Agar aku bisa dekat dengannya, tanpa harus melakukan penyamaran? Tetapi, bagaimana dengan Papah? Apa dia akan menyetujuinya?' gumam Fiza dalam hati. Meskipun sebenarnya gadis itu merasa sangat muak dengan laki-laki angkuh yang saat ini tepat berada di sampingnya. Tetapi di lain pihak gadis itu juga akan mendapatkan keuntungan dari penawaran yang laki-laki itu lakukan kepadanya. Fiza pun sangat yakin, seandainya dia bisa mendapatkan hatinya na
Baca selengkapnya

7. Drama pagi hari

Tak terasa kini sang mentari pun kembali bersinar menembus dari balik tirai jendela, setelah semalaman dia menyembunyikan dirinya. "Hoam! Mengapa hari berganti cepat sekali sih!" gerutu Fiza sambil merenggangkan otot-ototnya yang terasa sangat kaku. Perlahan kakinya turun ke lantai yang dingin, karena saat ini AC di dalam kamar gadis cantik itu masih menyala untuk mendinginkan seisi ruangan. "Seandainya saja Papah tidak memberikan tugas kepadaku, pasti saat ini aku masih menikmati mimpi indahku. Dan semalaman menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman ku." keluh Fiza, kini langkah kakinya mulai berjalan menuju ke dalam kamar mandi. Karena pagi ini, Fiza harus bertemu kembali dengan Lucas seperti janjinya kemarin kepada laki-laki itu.*** "Jadi kamu akan tetap melakukan penyamaran itu, Fiza?" tanya Arumi sambil menatap tajam ke arah putrinya.Belum Fiza menjawab pertanyaan dari Mamahnya. Kini Fathan menjawabnya terlebih dahulu dengan suara yang cukup tinggi. "Tentu saja dia aka
Baca selengkapnya

8. Isi Hati Terpendam

Fathan yang sangat memahami bagaimana situasi saat ini hanya mengedipkan matanya, sebagai isyarat agar putrinya mengalah dan tidak membantah ucapan Mamahnya.Tiba-tiba nafsu makan Fiza menghilang, kemudian dia meletakkan alat makannya di atas piring, lalu menyandarkan punggungnya di kursi. "Kenapa tidak kamu habiskan makanan mu, Fiza? Bukankah tadi kamu bilang sangat menyukainya?" tanya Arumi sambil menatap lekat wajah putrinya yang tiba-tiba saja terdiam.Sesaat suasana terasa hening, karena gadis itu masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Sejujurnya pagi ini Fiza hanya ingin tenang, dan menjalankan rencananya dengan sebaik mungkin. Akan tetapi, pagi ini mood gadis cantik itu sudah memburuk, karena perdebatkan kecil yang baru saja terjadi. "Aku sudah kenyang, Mah. Dan Fiza ingin kembali ke kamar, karena harus bersiap-siap untuk pergi." ucap Fiza sambil mendorong kursi ke belakang. Kemudian Fiza pun berlalu meninggalkan mereka yang masih menikmati hidangan sarapan paginya."Ceklek!
Baca selengkapnya

9. Melukai Diri Sendiri

"Ayo, Pah! Lakukan lagi! Jika Papah mau, silahkan bunuh aku daripada harus mendapatkan perlakuan tidak adil seperti ini. Aku akui memang selama ini aku tidak pernah kekurangan materi dan kemewahan dari kalian. Tetapi apa kalian tau? Jika selama ini aku sangat haus kasih sayang dari kalian. Bahkan sekedar untuk menoleh ke arahku pun seakan kalian merasa jijik kepadaku. Apa benar jika aku sebenarnya bukan bagian dari kalian? Huh?" celetuk Fiza dengan gemuruh di dalam dada yang sedang berapi-api. "Fiza, hentikan!" Kemudian gadis itu pun mengalihkan pandanganya ke arah suara itu berasal. Ternyata sejak tadi Arumi sedang memperhatikan perdebatan mereka.Perlahan wanita itu melangkah ke arah dua orang terkasihnya dengan tatapan sendu. Napas Fiza saat ini terengah-engah dan tidak beraturan. Saat langkah kaki Arumi berhenti tepat di samping Fathan, saat itu juga wanita itu mencoba untuk meraih tangan putrinya. Tetapi dengan cepat gadis itu segera berjalan mundur dan menepisnya. "Jangan sen
Baca selengkapnya

10. Janji yang terlupakan

Tak terasa kini hari mulai gelap. Lampu penerangan di dalam kamar gadis itu belum menyala. Dan itu membuatnya tersadar jika seharian ini aku benar-benar mengurung dirinya sendiri, tanpa ada orang lain yang mempedulikan dirinya."Apakah aku tidur di lantai seharian sambil meringkuk seperti ini?" gumam Fiza sambil menyandarkan tubuhnya di dinding kamar. Lalu Fiza memandangi jendela yang masih terbuka, kini angin pun berhembus kencang dan menerobos masuk ke dalam. Perlahan gadis itu berdiri dan melangkah menuju ke balkon dan menelusuri gelapnya malam, tanpa secercah cahaya di dalam kamarnya. Saat tiba di balkon Fiza mendongakkan kepalanya dan menatap ke atas awan yang di penuhi dengan taburan bintang-bintang, sambil tersenyum getir. "Seandainya saja aku bisa sebebas bintang yang bertaburan di sana, bersinar menembus gelapnya malam. Menjadi penerang setiap makhluk hidup di bumi ini. Ah, benar-benar khayalan tingkat tinggi." gumam Fiza sambil tersenyum kecut. Saat Fiza ingin merenggangk
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status