Share

Hamil, Mungkinkah?

Penulis: Oryza_Sativa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-24 20:37:11
"Gimana perasaanmu, Al, sehabis melihat adegan live show mereka?" goda Yasa melihat Alina yang sedari tadi hanya diam dan terus menunduk.

Alina mendongak dan meringis sambil menggelengkan kepalanya, "Live show gundulmu!" balasku tak terima.

Yasa, dia belum juga puas menggodaku, juga Alina.

"Tuh buktinya, Alina, sampai malu sendiri pasti kalian sudah buat Alina melihat apa yang seharusnya belum boleh dia lihat, kan?" tudingnya.

"Pancen angel ngomong ro awakmu, Sa, piktor melulu yang ada di kepalamu."

"Coba jelaskan Al, apa yang kamu lihat tadi?"

Lagi! Yasa masih terus mendesak Alina, sementara sang empunya nama wajahnya sudah merah padam. Bukan karena malu melihat adegan yang dituduhkan oleh Yasa, melainkan karena digoda terus-menerus oleh Yasa, yang mulutnya tidak bisa berhenti mengoceh.

Dan Mas Ryan hanya senyum-senyum sendiri melihat perdebatanku dengan Yasa. Setelah insiden Alina yang menerobos masuk ke ruanganku juga disusul oleh Yasa tidak lama kemudian seketika ruangan 5x6 yang s
Oryza_Sativa

Heppy reading All!

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Insiden Menegangkan

    Pikiranku seakan dipenuhi tentang kehamilan setelah perbincanganku dengan Mbak Anggita, juga Sena. Bagaimana mungkin aku sama sekali tidak pernah terpikirkan sampai sana? Satu tahun delapan bulan, itu bukanlah waktu yang sebentar, lantas kenapa aku sama sekali tidak pernah berpikir akan hamil dan mempunyai anak dengan Mas Ryan.Awal pernikahan aku memang sengaja untuk menunda kehamilan terlebih dahulu, bukan tanpa alasan aku melakukannya. Aku hanya berjaga-jaga sebab hubunganku dengan Mas Ryan dulunya tanpa tujuan yang jelas. Bahkan aku cenderung tidak yakin akan bisa mempertahankan pernikahan kami, sehingga mencegah kehamilan adalah solusi yang paling tepat waktu itu. Agar tidak akan ada anak yang bernasib sama dengan Alshad, kedepannya. Bagaimanapun juga anak lah yang akan menjadi korban dan paling terluka dengan adanya perceraian dari kedua orang tuanya. Dan aku tidak ingin memberi luka itu terhadap anakku sendiri."Sayang!"Panggilan Mas Ryan diikuti remasan

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-25
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Arti Sebuah Keluarga

    "Kamu sudah bangun?"Suara Mas Ryan terdengar tepat di depan wajahku, tapi entah kenapa ketika aku akan membuka lebar mataku seperti ada yang menahannya. Pening yang kurasakan di kepalaku semakin kuat, sehingga aku tetap bertahan pada posisi berbaringku."Jangan dipaksakan jika masih ngantuk tidurlah, mas akan tetap di sini menjagamu," ujar Mas Ryan yang melihatku sudah bisa membuka mata dan ingin segera bangkit."Mas, kepala Nisya terasa sakit?" keluhku sambil memegangnya."Kamu demam tinggi semalam, apa sakit banget? Kita ke rumah sakit, ya," ajak Mas Ryan yang langsung kutolak dengan gelengan pelan."Apa yang sudah terjadi? Dan ini kita di mana, Mas?" Aku melihat sekeliling ruangan ini yang nampak asing bagiku."Kamu tidak ingat?"Sekali lagi aku menggeleng sambil mengingat-ingat apa yang sudah terlewatkan karena terakhir yang kuingat hanya saat aku berbincang dengan Sena, juga menanggapi ocehan Wira sel

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-26
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Awas!

    "Mas, Nisya boleh ya, ke kantor.""Jangan dulu, Sayang! Kamu belum benar-benar pulih, lagian mas sekarang lagi sibuk dan nggak bisa keluar.""Nisya bosan, Mas, sudah tiga hari nggak keluar rumah, seenggaknya kalau di kantor, Nisya bisa bantuin Yasa, proyek yang kemarin juga belum rampung sepenuhnya dari pada Nisya nggak ngapa-ngapain di rumah.""Kamu bisa nonton sepuasnya, juga baca koleksi buku-buku yang sudah jarang kamu buka, dan masih banyak kegiatan lainya yang bisa dikerjakan di rumah."Begitu sulit bagiku melawan omongan Mas Ryan, aku diamkan saja biar dia menunggu jawabanku di seberang sana. Aku sudah jenuh berdiam diri di rumah, oke lah kalau untuk mengajar aku masih terima Mas Ryan, tidak mengijinkanku pergi. Tapi kenapa untuk ke kantor yang merupakan zona amanku bahkan aku yakin tidak akan ada orang luar yang akan berniat jahat terhadapku di sana Mas Ryan juga melarangnya."Sayang!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-27
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Sebuah Pesan

    "Kaki sebelah kirinya patah, jadi untuk sementara waktu biarkan dia lebih banyak beristirahat. Tapi bila bosan boleh ajak jalan-jalan agar ototnya tidak kaku, asal tetap diperhatikan untuk kaki yang patah jangan dulu terlalu banyak melakukan pergerakan supaya proses penyambungan tulangnya berjalan dengan cepat.""Tapi bisa langsung dibawa pulang kan, Dok?""Bisa, sesuai yang sudah saya jelaskan barusan.""Baik Dok, kalau begitu saya permisi dan terima kasih."Setelah dari ruangan Dokter, aku menuju bagian administrasi guna membayar tagihan lalu baru menghampiri Yasa, yang masih setia menungguiku di ruangan perawatan."Gimana?" tanyanya."Bisa langsung pulang, kata Dokternya tidak boleh terlalu banyak bergerak terutama kaki yang patah.""Ya sudah, ayo! tunggu apalagi?""Sa, itu di bawa dong, masa mau kamu tinggal begitu saja.""Kamu serius Nis, mau bawa dia pulang?""Ak

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-28
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Tamparan Menyakitkan

    "Sa, anterin aku sekarang bisa?""Ryan gak bisa jemput?"Aku menggeleng tegas, "Bukan pulang, aku mau menemui mantan istrinya yang kembali berulah.""Ada apa lagi, Nisya? Sepertinya masalah kalian nggak ada habisnya.""Nanti aku jelasin, sekarang buruan anterin aku ke rumahnya. Karena jika menunggu Mas Ryan, yang bertindak mau sampai lebaran monyet juga nggak bakalan bereaksi."Bukan sekedar mengantar, Yasa, bahkan ikut turun dan kini kami sudah berada di depan pintu rumah kontrakan Mbak Sarah."Mbak Sarah, keluar! Aku tahu kalau kamu ada di dalam!" seruku sambil mengetuk pintu."Sabar Nisya! ini rumah orang." Yasa mencegahku saat akan kembali melakukan hal yang sama."Yang bilang ini rumahku juga siapa! Aku sudah terlalu sabar ,Sa, selama ini tapi apa? Dia bahkan selalu mengusikku lagi dan lagi."Ceklek!Suara pintu terbuka, menghentikan perdebatanku dengan Yasa,

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-29
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Was-Was

    Setibanya di rumah aku melihat mobil Mas Ryan, sudah terparkir rapi di garasi. Fix, doi beneran marah kali ini dan aku harus siapin mental untuk menghadapinya."Mau aku bantu jelasin ke Ryan?""Nggak usah," tanganku sigap membuka seat belt dan bersiap turun. Namun urung saat aku teringat akan sesuatu yang tertinggal. "Sa... Moly," lirihku menoleh kearahnya."Biar aku yang urus anak pungutmu itu, lebih baik sekarang cepat turun dan temui suamimu sebelum dia benar-benar akan menghajarku!"Aku tidak mendebatnya lagi, karena sama sepertinya aku juga merasa takut buat menemui Mas Ryan. Tapi tidak ada cara lain sebab aku harus tetap menemuinya dan menjelaskan kesalah pahaman ini agar tidak semakin melebar."Kalau butuh bantuan kamu tahu kan harus ke mana?" ujarnya sambil mengelus puncak kepalaku saat aku akan turun dari mobilnya.Kubalas dengan anggukan juga senyuman untuk rasa terima kasihku padanya karena sudah bersedia aku r

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Aku Menyerah, Mas!

    Kupercepat langkah kakiku menuju pintu, yang sedari tadi terdengar suara bunyi bel tiada henti. Aku sedang berkutat di dapur, sementara Mas Ryan masih berada di kamar entah apa yang sedang dilakukannya.Setelah pintu terbuka lebar, tidak ada satu orangpun yang kujumpai di depan pintu. Namun aku melihat ada sebuah paket dengan setangkai mawar hitam di atasnya.Mengingat teror yang kami terima belakangan ini, aku urung untuk mengambil paket itu dan kembali masuk untuk memberi tahu Mas Ryan soal ini. Karena terlalu panik aku tidak melihat jika Mas Ryan sudah berada tepat di belakangku sehingga membuatku menubruk dada bidangnya."Hati-hati Sayang!" kedua tangannya sigap merengkuh pinggangku. "Siapa yang datang?" tanyanya kemudian."Bukan siapa Mas, tapi... Mas lihat sendiri saja deh."Aku bergeser ke samping guna memberi jalan Mas Ryan untuk melihat apa yang ada di depan pintu."Mas jangan!" seruku melihat Mas Ryan akan m

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Penguntit Misterius

    Dua minggu sudah berlalu sejak insiden teror yang kembali kami terima. Jujur aku merasa takut, sebab pesan bernada ancaman itu hanya ditujukan kepadaku seorang. Aku bahkan tidak berani untuk keluar rumah sendirian, bayangan seseorang yang akan mencelakaiku membuatku tidak tenang selama berada di luar rumah. Beruntung aku mempunyai suami juga teman yang bersedia untuk mengantar jemputku ke sekolah, karena aku tidak sampai hati untuk mengabaikan pekerjan yang sudah menjadi tanggung jawabku.Mengenai keputusan yang dibuat Mas Ryan, aku tidak lagi dapat berkata-kata. Tanpa pikir panjang, Mas Ryan langsung melaporkan teror itu kepada pihak yang berwajib. Tepatnya setelah aksiku yang berurai air mata, pun dengannya."Seharusnya mas sudah melakukan ini dari dulu, sayangnya mas terlalu menganggap kalau ini hanya masalah sepele. Nyatanya mas salah karena terlalu menyepelekan itu semua, terlepas dari siapa pun pelaku yang terlibat, mas janji akan tetap memprosesnya s

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   EXTRA PART

    Dinginnya malam tidak menjadi halangan untuk sepasang suami istri yang sedang memadu kasih. Saling membelit satu sama lain, erangan juga desahan saling bersahutanMenikmati permainan yang seakan tidak akan ada kata puas bagi keduaanya. "Ah.. Sayang.. Mas akan segera sampai." "Tetap pada posisi Mas ya, please ...," Tidak mengindahkan permohonan sang istri, ketika dirasa puncak kenikmatan akan segera diraih sang suami yang semula bergarak lincah di atas istrinya mendadak melepaskan diri dari liang yang semula memberinya kenikmatan. Ia merelakan sedikit kenikmatan itu terenggut demi melindungi sang istri, menurutnya. Namun bukan ucapan terima kasih yang didapatkan, melainkan aksi merajuk dari istrinya setelah ia berhasil menumpahkan buah dari hasil pergulatan panas mereka di atas perut sang istri.

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   EPILOG

    "Kak, ikut Papa, yuk.""Mbak juga diajak kan, Pah?"Dedek ikut!""Jadi kalian semua mau ikut Papa? Boleh asal nanti tidak ada yang rewel cari-cari Bunda.""Mbak gak mau ikut.""Dedek mo cama Bunda.""Nah itu lebih baik, karena Papa akan pergi bersama Kakak lama sekali. Jadi kalian para princesnya Papa di rumah sama Bunda, ya."Dua anak perempuan yang tak lain adalah Arsy, dan Risya itu pun mengangguk patuh menatap pria dewasa yang dipanggilnya Papa. Keduanya harus merelakan sang Kakak yang akan pergi bersama Papanya untuk sementara waktu. Putri dari Ryan dan Nisya yang sudah berusia 6 dan 2 tahun itu kini hanya bisa memandang punggung kakaknya yang semakin menjauh dan menghilang dari pandangannya."Ayah, kapan Kakak Al pulangnya?""Mbak, Kakak baru saja pergi sudah ditanyain kapan pul

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   End

    "Bunda, susu."Balita berusia 4 tahun itu menarik-narik baju yang dikenakan oleh ibunya. Adalah Nisya yang sedang memangku putrinya yang baru saja terlelap."Ngomongnya yang baik gimana, Sayang? Bunda kan sudah ajarkan, Mbak Arsy.""Bunda, minta tolong buatkan susu.""Subhanallah pintarnya anak Bunda, tunggu sebentar bisa? Tapi bunda juga minta tolong sama Mbak jagain Dedek bayi, boleh?""Kakak Al?""Kakak Al kan masih sekolah.""Ayah?""Mbak lupa emangnya tadi pagi Ayah pamit mau kemana?""Mo kelja, cali uangna buat beli susu Mbak, sama Dedek bayi.""Artinya Mbak sekarang mau dong tolongin Bunda jaga Dedek?"Balita perempuan itu mengangguk, meski setengah hati. Ia bukan tidak ingin menjaga adiknya, tetapi balita 4 tahun itu merasa takut karen

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Akhir Sebuah Penyelesaian

    "Jangan bebaskan aku, Mbak. Biarkan aku menebus kesalahanku, dan dosaku di sini.""Tidak, kamu memang sempat bersalah tapi karena kamu juga nyawa Mbak dan anak Mbak terselamatkan. Jadi sebagai rasa terima kasih Mbak, tolong terima lah bantuan Mbak demi Ibu.""Bahkan untuk bertatap muka dengan Ibu aku sudah tidak berani, Mbak. Ibu pasti kecewa banget sama aku.""Siapa bilang? Ibu sangat menunggu putranya bisa segera bebas dan bisa berkumpul kembali."Tidak ada jawaban dari pemuda di hadapan Nisya, hanya isak tangis tertahan yang keluar dari mulutnya. Reno, pemuda itu terlihat begitu menyesali tindakannya yang gegabah. Demi rasa dendamnya yang salah, ia harus rela mendekam di balik jerusi besi."Kamu sudah menyesali perbuatanmu, itu sudah cukup buat Mbak, Ren. Mbak tahu kalau kamu sebenarnya tidak sejahat itu, terbukti kamu juga yang sudah selamatkan Mbak."

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Terlahir Kembali

    "Al, ayah minta tolong bisa?""Iya, Ayah. Minta tolong apa?""Tolong jaga adik-adik sebentar, ya.""Ayah mau kemana?""Ayah ada urusan, nanti kalau mereka rewel tolong panggil Nenek, atau Bibik di bawah.""Ayah, apa ayah akan ke tempat Bunda?""Iya, kalian di tunggu di rumah saja, ya. Ayah janji tidak akan lama.""Apa.. Al, boleh ikut, Yah?""Kalau Al ikut nanti yang bantu Ayah jaga adek siapa? Di rumah saja, ya. Ayah hanya sebentar setelah iku kita bisa jagain adek sama-sama."Anak itu mengangguk patuh, mengambil alih tanggung jawab dari sang ayah. Lalu mulai mengajak kedua adik perempuannya untuk bermain. Tidak terlalu sulit karena dua adiknya sangat mengerti situasi, kecuali yang paling kecil. Alshad masih belum bisa untuk mengatasi jika sedang rewel, kondisinya yang masih sangat l

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Memohon Keselamatan

    "Mas, jangan banyak bergerak dulu. Bekas oprasi di kepala Mas masih sangat rentan, Didi gak mau kalau di suruh nangis lagi. Mas pikir gak capek apa nangis dua hari dua malam.""Mas mau bertemu Mbak, Dek. Gimana keadaannya?""Mbak baik, Mas jangan khawatir soal itu. Kita semua di sini untuk kesembuhan Mas Mbak dan juga anak kalian.""Dia, apa dia masih bertahan, Dek?""Tentu, karena dia anak yang kuat. Sangat kuat, Mas sepatutnya berbangga sama dia.""Dek, apa tidak bisa ruang perawatan kita di satukan saja?""Mas kata ini hotel bisa tawar menawar?""Tapi Mas beneran ingin ketemu mereka, Dek. Kalian tidak sedang menutu-nutupi sesuatu dari Mas, kan?"Diandra menatap netra Ryan dalam diam, berusaha sekuat tenaga agar terlihat biasa saja di hadapan Mas-nya, yang baru saja bangun dari tidur panjangnya.

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Aksi Penyelamatan Nisya

    "Pa, sudah ada kabar dari orang suruhan papa?""Belum, Sa. Mereka masih menyelidiki setiap sudut rumah sakit ini yang memungkinkan bisa terpantau oleh kamera cctv.""Apa menurut Papa ini orang sama?""Kalau dari Nisya mungkin iya, tapi kita tidak tahu dari Ryan. Bisa jadi di pihak lain ada yang ingin menjatuhkan Ryan, sehingga melakukan ini semua."Abraham merasa kecolongan atas apa yang menimpa anak dan menantunya. Dia pikir keadaan sudah aman terkendali, nyatanya dia melupakan sesuatu jika dalang dari semua teror yang diterima putrinya dulu masih belum berhasil di tangkap kembali oleh pihak polisi."Maaf bukan maksud lancang, tapi jika diperbolehkan saya bisa membantu masalah ini. Kebetulan saya punya kenalan detektif juga yang selama ini membantu saya."Langit, Kakak dari Biru suami Sena yang kebetulan datang menjenguk Ryan ikut bersuara. Ia m

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Dalang Penculikan Nisya

    "Eengghh!"Nisya sudah mulai tersadar dari efek obat bius yang diberikan oleh perawat yang membawanya pergi dari rumah sakit. Untuk sesaat Nisya melihat sekeliling ruangan yang ditempatinya. Otaknya berpikir keras apa saja yang diingatnya, sampai ia sadar jika saat ini dirinya sedang dalam bahaya.Nisya ingat terakhir dia berada di basment yang tiba-tiba kesadaranya menghilang karena perawat yang membawanya membekapnya sehingga dia tidak sadarkan diri.Entah sudah berapa lama ia tertidur karana kini efek obat bius sudah mulai terasa efek sampingnya. Nisya merasa pusing yang teramat, berikut mual yang tak tertahankan. Ia ingin mengeluarkan isi perutnya saat ini juga. Tapi keadaan yang memaksa Nisya untuk menahannya, kedua tangan serta kakinya sudah terikat dengan erat menyatu pada sebuah kursi.Ceklek!Suara pintu yang terbuka dari luar membuat Nisya

  • Terjerat Cinta Duda Bucin   Menghilangnya Nisya

    "Dok, tolong jangan ucapkan kata itu. Kami semua tidak ingin mendengar kata 'maaf'.""Saya mengerti, tapi dengan berat hati saya harus mengatakan jika memang oprasinya telah berjalan dengan lancar. Tapi mohon maaf, pasien kami nyatakan koma untuk waktu yang belum bisa kami pastikan akan sampai kapan."Fakta itu membuat semua yang ada di sana tertunduk lesu, tidak ada yang bisa mereka lakukan. Selain pasrah akan vonis dokter yang menangani Ryan. Setelah menjelaskan kondisi Ryan, juga berpesan untuk tidak dulu memperbolehkan membesuk Ryan yang sudah dipindahkan ke ruangan ICU.Mereka hanya bisa melihat tubuh Ryan yang terbujur di atas brangkar dengan berbagai alat yang menempel di tubuhnya."Gimana dengan Nisya? Apa kita akan mengatakan yang sebenarnya?""Sebaiknya memang jangan, dia sudah sangat shock atas kejadian ini. Jika dia tahu kondisi Ryan koma, dia pasti akan

DMCA.com Protection Status