Kejadian masa lalu membawa seorang pria yang dulunya hanyalah seorang anak kecil manja dan penakut berubah menjadi pria tangguh dan tak takut akan kematian. Pria tersebut bernama Kenzo Alastor pemilik perusahaan Ilegal dimana perusahaan tersebut incaran polisi, namun keberadaan perusahaan ini banyak ditutupi oleh sekelompok orang-orang suruhan Kenzo. Kenzo Alastor sejak dahulu sedang mencari keberadaan pembunuh keluarganya yang telah mengilang sejak terjadinya peristiwa mengerikan itu. Kenzo bersumpah akan menghabiskan seluruh keturunan pembunuh keluarganya. Setelah belasan tahun mencari, orang-orang suruhan Kenzo telah menemukan keberadaan pembunuh tersebut. Saat informasi itu dia dengar, dirinya langsung saja menyusun rencana balas dendam dan dirinya berhasil menyingkirkan keluarga pembunuh tersebut. Namun satu fakta mengejutkan membuatnya bimbang, apakah dia harus membunuh orang yang selama ini membuatnya merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Lihat lebih banyak“Fyuh sulit banget sih, perasaan pas nonton gampang.” Ya saat ini aku tengah mencoba membuat kue. Tak kusangka bakal serumit ini, bahkan lebih gampang mendesain baju daripada memasak sepert ini. Aku memasukan dua butir telur, lalu tepung. Okey Tepung terigu dan tepung roti, apa perbedaannya sekarang? Karena terlihat sama saja aku pun mencium kedua tepung tersebut agar tau perbedaannya. Bukannya menemukan, aku malah bersin sambil membersihkan tepung yang ada di wajah. “Sialan!” Maki ku dengan keras, tanpa peduli mana tepunng terigu atau roti aku langsung memasukan semua nya menjadi satu. Kemudian aku memasukan tiga butir telur dan bahan-bahan lainnya. Saat di mixer dia merasa adonan kue nya sangat cair bukan seperti video yang sedang ditonton nya. “Tampak nya aku harus mengulang kembali!!!” Merasa gagal dengan percobaan yang pertama, aku kembali mengulang sampai tiga kali percobaan masih saja gagal. Ingin menyerah namun bayangan Kenzo memberiku makanan
Aku merasakan sesuatu menimpa tubuh. Mataku perlahan terbuka, betapa terkejut nya saat melihat sebuah tangan di hadapanku. Jantung ini hampir mau copot rasa nya. Bagaimana tidak, baru saja membuka mata dan di depan ku langsung ada sebuah tangan menggelantung, kan kirain hantu. Bangkit dari tidur, lalu mulai berdiri. Pipi ku memanas saat mengetahui bahwa Kenzo dan aku tidur berdempetan. Mengambil sweater yang tadi menyelimuti ku. Tersenyum lalu meletakan sweater tersebut ke tubuh Kenzo. “Pagi.” Terdengar sapaan dari Kenzo, membuat ku terkejut. “Sudah bangun?” Tanyaku “Maaf membuatmu terganggu,” sambungku kembali dengan tak enak hati. “Mari sarapan bersama.” Tawaran nya tentu ku setujui dengan cepat, lumayan penghematan. Kemudian kami pergi ke sebuah kafe yang berada di seberang butik. Beberapa jam setelah nya, Kenzo mengantar ku tepat di depan pintu. “Terimakasih banyak,” ucapku tulus sambil tersenyum lembut. Lalau dia mengangguk dan ijin untuk pergi k
BRAK!!!Aku memukul maling tersebut tanpa ampun. Merasa puas dengan semua yang ku lakukan, namun ku mendengar suara kesakitan maling itu tampak familiar ditelinga ku. Membalikkan badan sang maling, betapa terkejutnya aku saat melihat siapa maling tersebut.“Shit, Re ini aku Kenzo!” Ya orang tersebut adalah Kenzo, aku terkejut dan meminta maaf padanya. Lalu membantu dia berdiri.“Astaga maafkan aku, mari ku bantu mengobatinya,” ucapku tak enak hati.“Tidak apa-apa, untunglah aku kuat jadi tak merasa sakit,” ucapnya dengan nada sombong. Aku tertawa mendengarnya. Tetapi sebuah pertanyaan ada dalam pikiranku, mengapa malam-malam begini Kenzo datang. Bukannya dia sudah menghilang selama beberapa hari? Mungkin akan ku tanya saja agar tak penasaran.“Kenzo aku ingin bertanya boleh?” Aku meminta ijin terlebih dahulu yang di balas dengan anggukan kepalanya.“Kau kenapa datang
Aku baru saja pulang lari pagi. Bulir-bulir keringat bercucuran di kening dan tubuhku. Aku menatap kearah pintu apartemen seeorang yang sudah beberapa hari tak kulihat. Sedikit rasa rindu melihat wajah tampan pria itu. Berjalan masuk kedalam apartemen milik ku, lalu melangkah ke dapur dan membuka kulkas mengambil minuman dingin. Aku berjalan ke arah rak piring ingin mengambil cangkir. Mataku terhenti pada sebuah kotak makan. Mengambil nya, lalu kembali teringat pada seseorang yaitu Kenzo. Kemana dia? Aku kangen masakannya. Berjalan keluar dan mendekati apartemen Kenzo. Memencet bell siapa tau ada didalam namun tak ada jawaban membuatku menghembuskan nafas.“Kemana kau?” Aku mengatakan itu dengan suara pelan.Saat ini Kenzo masih berada di kampung tempat tinggalnya dulu. Dirinya sedang mempersiapkan barang-barang untuk dia pulang. Tentu saja dia tak boleh berlama-lama disini, sebab ada banyak pekerjaan yang harus dituntaskannya. Berjalan keluar rumah lalu me
Kenzo saat ini sedang berberes-beres merapikan rumah nya yang berada di kampung. Mulai dari mengelap meja, kursi-kursi tua kemudian dilanjutkan menyapu lantai, mengepel hingga membersihkan jaring laba-laba yang berada diatas sudut dinding rumah. lanjut kedalam kamar mandi yang tampak sangat kotor akibat beberapa tahun tak dipakai. Mulai menyikat lantai, bak mandi hingga dinding. Membersihkan seluruh ruangan dengan telaten. Saat semua sudah selesai, Kenzo dudul sambil memperhatikan sekeliling ruangan yang tampak jauh lebih bersih dan rapi. Kenzo bangkit dari duduk nya, pergi keluar rumah dan menatap para warga kampung yang sedang bekerja. Melangkah mendekat kearah bapak-bapak yang sedang memanen jagung."Permisi pak, saya mau bantu bapak boleh?" tanya Kenzo kepada sekumpulan bapak-bapak.Dengan senang hati para bapak-bapak itu mengatakan boleh. Kenzo diajari cara memanen jagung. Kenzo juga diajak mengobrol bareng."Kalau bapak gak salah ingat,
Matahari bersinar terang, jalanan dipenuhi oleh banyak pengguna membuat kemacetan terjadi. Aku menatap lurus dan melihat kericuhan yang terjadi. Banyak yang tak mau mengalah, jelas-jelas lampu lalu lintas bewarna merah, tapi masih aja ada yang menerobos, dan melanggar. Indahnya kota ini. Lampu sudah bewarna hijau, aku mulai melajukan mobil dengan perlahan. Hari ini aku akan pergi ke sebuah kampung yang sangat terpencil. Kampung itu adalah tempat ku tinggal saat masih kecil. Namun aku sekarang tinggal di kota untuk merubah nasib sesuai keingingan orang tua ku. Dan juga ingin mencari pelaku pembunuh keluargaku. Kejadian itu masih terekam jelas di otak ku dan tak akan pernah di lupakan.Betapa indahnya masa kecilku sebelum peristiwa itu menyerang, walaupun dulunya keluargaku adalah keluarga yang tak berkecukupan namun kasih sayang mereka sangat melimpah. Ibu adalah seorang malaikat bagiku, masih teringat jelas dirinya yang tak pernah marah kepadaku apapun itu permas
Renata saat ini telah berbaring di kasur kamarnya. Kejadian di restoran tadi masih terbayang-bayang di pikirannya. Sungguh dia tak bisa menghapus kejadian manis tadi. Alay dan lebay namun ini lah kenyataannya. Wanita mana sih yang tak baper jika di panggil sayang di depan wanita lain terus di rengkuh pinggang kita. Tak mau berlarut dalam pikirannya, Renata segera duduk di meja kerja nya. Menatap gambar yang telah di buat. Masih belum selesai dan jauh dari kata sempurna. Otaknya tak mendapat ide apapun belakangan ini.Aku berjalan ke ruangan yang berisi buku-buku. Ku lihat satu persatu rak yang berisi buku, membacanya dan melihat buku mana saja yang bisa dijadikan inspirasi oleh ku. Melihat buku satu persatu dan mencoba mendesain. Deadline dari perlombaan ini sisa satu minggu tiga hari lagi, dan dirinya belum ada yang di buat. Ditengah keseriusan mengerjakan, deringan ponsel membuat nya harus berhenti sejenak. Mengambil ponsel tersebut kemudian melihat nama pemanggil, ternyata
Aku memencet bel pintu apartemen milik Kenzo. Sesuai isi pesan tadi malam, yang mengundangku untuk sarapan bersama. Pintu terbuka, terlihatlah Kenzo menggunakan celemek masak, dan keringat di dahi nya membuatku terpesona. Kenzo mempersilahkan diriku masuk kemudian ia menghidangkan seluruh masakannya ke atas meja. Aku kagum padanya, selain memiliki wajah tampan, ternyata bisa masak makanan sebanyak ini. Aku boro-boro masak banyak, dua menu aja terkadang udah malas. Malu sendiri jadinya jika di bandingkan dengan Kenzo notabe nya seorang pria.Dia mengatakan agar menunggu sebentar, baiklah walaupun tak sabar ingin mencicipi tapi aku masih punya malu dan sopan santun. Ku lihat dirinya membawakan dua gelas berisi minuman yang kelihatannya tampak segar.“Baiklah nona silahkan cicipi dan katakan bagaimana rasanya.”Aku tersenyum menanggapi perkataan itu. Sebelum mencicipi makanan, aku tak lupa untuk berdoa. Setelah selesai langsung saja men
“Mencariku nona?”Aku terperanjat mendengar suara seseorang yang tiba-tiba terdengar di belakang telinga ku. Aku berbalik dan melihat Kenzo menatapku sambal berdiri, tangan di masukan ke dalam saku celana. Terlihat sangat tampan dan menawan. Aku tersenyum gugup saat di tatap dalam seperti ini.“H-hah? Oh t-tidak.” Berbohong sedikit mungkin tak apa sepertinya.“Yah sedihnya aku, kirain mencari ku.”Aku yang mendengarnya menjadi tak enak, ya sebenarnya aku mencarinya. Namun tak mungkin aku jujur mengatakannya, gengsi lah brayyyy. Jantungku berdetak tak karuan saat Kenzo menggandeng tanganku kemudian menatapku dengan tatapan mautnya.“Kau tak ingin mengenalkan ku pada orang lain? Aku tak mengenal siapapun disini nona.” Astaga aku kelupaan untuk mengenalkannya pada teman-temanku. Ku pastikan mereka akan heboh melihat ketampanan Kenzo. Aku pun membawanya kearah perkumpulan teman-teman ku yang tampa m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen