Kenzo saat ini sedang berberes-beres merapikan rumah nya yang berada di kampung. Mulai dari mengelap meja, kursi-kursi tua kemudian dilanjutkan menyapu lantai, mengepel hingga membersihkan jaring laba-laba yang berada diatas sudut dinding rumah. lanjut kedalam kamar mandi yang tampak sangat kotor akibat beberapa tahun tak dipakai. Mulai menyikat lantai, bak mandi hingga dinding. Membersihkan seluruh ruangan dengan telaten. Saat semua sudah selesai, Kenzo dudul sambil memperhatikan sekeliling ruangan yang tampak jauh lebih bersih dan rapi. Kenzo bangkit dari duduk nya, pergi keluar rumah dan menatap para warga kampung yang sedang bekerja. Melangkah mendekat kearah bapak-bapak yang sedang memanen jagung.
"Permisi pak, saya mau bantu bapak boleh?" tanya Kenzo kepada sekumpulan bapak-bapak.
Dengan senang hati para bapak-bapak itu mengatakan boleh. Kenzo diajari cara memanen jagung. Kenzo juga diajak mengobrol bareng.
"Kalau bapak gak salah ingat,
Aku baru saja pulang lari pagi. Bulir-bulir keringat bercucuran di kening dan tubuhku. Aku menatap kearah pintu apartemen seeorang yang sudah beberapa hari tak kulihat. Sedikit rasa rindu melihat wajah tampan pria itu. Berjalan masuk kedalam apartemen milik ku, lalu melangkah ke dapur dan membuka kulkas mengambil minuman dingin. Aku berjalan ke arah rak piring ingin mengambil cangkir. Mataku terhenti pada sebuah kotak makan. Mengambil nya, lalu kembali teringat pada seseorang yaitu Kenzo. Kemana dia? Aku kangen masakannya. Berjalan keluar dan mendekati apartemen Kenzo. Memencet bell siapa tau ada didalam namun tak ada jawaban membuatku menghembuskan nafas.“Kemana kau?” Aku mengatakan itu dengan suara pelan.Saat ini Kenzo masih berada di kampung tempat tinggalnya dulu. Dirinya sedang mempersiapkan barang-barang untuk dia pulang. Tentu saja dia tak boleh berlama-lama disini, sebab ada banyak pekerjaan yang harus dituntaskannya. Berjalan keluar rumah lalu me
BRAK!!!Aku memukul maling tersebut tanpa ampun. Merasa puas dengan semua yang ku lakukan, namun ku mendengar suara kesakitan maling itu tampak familiar ditelinga ku. Membalikkan badan sang maling, betapa terkejutnya aku saat melihat siapa maling tersebut.“Shit, Re ini aku Kenzo!” Ya orang tersebut adalah Kenzo, aku terkejut dan meminta maaf padanya. Lalu membantu dia berdiri.“Astaga maafkan aku, mari ku bantu mengobatinya,” ucapku tak enak hati.“Tidak apa-apa, untunglah aku kuat jadi tak merasa sakit,” ucapnya dengan nada sombong. Aku tertawa mendengarnya. Tetapi sebuah pertanyaan ada dalam pikiranku, mengapa malam-malam begini Kenzo datang. Bukannya dia sudah menghilang selama beberapa hari? Mungkin akan ku tanya saja agar tak penasaran.“Kenzo aku ingin bertanya boleh?” Aku meminta ijin terlebih dahulu yang di balas dengan anggukan kepalanya.“Kau kenapa datang
Aku merasakan sesuatu menimpa tubuh. Mataku perlahan terbuka, betapa terkejut nya saat melihat sebuah tangan di hadapanku. Jantung ini hampir mau copot rasa nya. Bagaimana tidak, baru saja membuka mata dan di depan ku langsung ada sebuah tangan menggelantung, kan kirain hantu. Bangkit dari tidur, lalu mulai berdiri. Pipi ku memanas saat mengetahui bahwa Kenzo dan aku tidur berdempetan. Mengambil sweater yang tadi menyelimuti ku. Tersenyum lalu meletakan sweater tersebut ke tubuh Kenzo. “Pagi.” Terdengar sapaan dari Kenzo, membuat ku terkejut. “Sudah bangun?” Tanyaku “Maaf membuatmu terganggu,” sambungku kembali dengan tak enak hati. “Mari sarapan bersama.” Tawaran nya tentu ku setujui dengan cepat, lumayan penghematan. Kemudian kami pergi ke sebuah kafe yang berada di seberang butik. Beberapa jam setelah nya, Kenzo mengantar ku tepat di depan pintu. “Terimakasih banyak,” ucapku tulus sambil tersenyum lembut. Lalau dia mengangguk dan ijin untuk pergi k
“Fyuh sulit banget sih, perasaan pas nonton gampang.” Ya saat ini aku tengah mencoba membuat kue. Tak kusangka bakal serumit ini, bahkan lebih gampang mendesain baju daripada memasak sepert ini. Aku memasukan dua butir telur, lalu tepung. Okey Tepung terigu dan tepung roti, apa perbedaannya sekarang? Karena terlihat sama saja aku pun mencium kedua tepung tersebut agar tau perbedaannya. Bukannya menemukan, aku malah bersin sambil membersihkan tepung yang ada di wajah. “Sialan!” Maki ku dengan keras, tanpa peduli mana tepunng terigu atau roti aku langsung memasukan semua nya menjadi satu. Kemudian aku memasukan tiga butir telur dan bahan-bahan lainnya. Saat di mixer dia merasa adonan kue nya sangat cair bukan seperti video yang sedang ditonton nya. “Tampak nya aku harus mengulang kembali!!!” Merasa gagal dengan percobaan yang pertama, aku kembali mengulang sampai tiga kali percobaan masih saja gagal. Ingin menyerah namun bayangan Kenzo memberiku makanan
"AKAN KUPASTIKAN SELURUH KETURUNAN PARA BAJINGAN INI MATI DITANGANKU"Seorang lelaki tampan memiliki mata bewarna coklat muda, memilik tinggi badan kurang lebih 170 cm dan memiliki brewok tipis yang menambah pesona pada lelaki tersebut. Memiliki darah campuran dua negara yang membuatnya sedikit lebih berbeda dari orang lain. Lelaki yang dikenal sebagai pemancar aura bagi para wanita, dirinya sangat menikmati dunia malam bersama wanita-wanita pilihannya. Dia berani membayar mahal siapapun wanita yang masih virgin dan juga tak pernah disentuh sama pria manapun. Dia menyuruh orang-orangnya untuk mencari sesuai kriteria. Tak segan-segan dia menghabisi orang yang berani membohonginya. Pernah kejadian seorang wanita yang mengaku virgin dan tak pernah tersentuh datang menemuinya, tentu saja dia menerima wanita tersebut. Tetapi saat berada di mansionnya dia langsung mencekik wanita tersebut, karena saat ingin mulai pertempuran dirinya merasa wanita itu sudah bekas orang
Saat ini Renata berada di depan pintu masuk apartemen. Dirinya melihat isi pesan dari ayahnya yang telah memesankan apartemen untuk dia tinggali. Saat dia merasa sudah pas, dengan segera dirinya melangkah masuk kedalam dan menekan lift seseuai lantai yang dia tuju. Pintu lift terbuka dan segera berjalan mendekati pintu apartemennya. Namun saat dirinya ingin masuk kedalam, matanya terpaku pada seseorang yang berada di seberang tempatnya. Orang itu juga melihatnya kemudian mendekati dirinya."Hai nona! Bertemu lagi kita. Bolehkah aku ingin tau nama seorang wanita cantik yang ada di depanku?" Orang tersebut ternyata adalah pria yang kutemui di kafe waktu itu. Tentu saja aku mengulurkan tangan ku dan memperkenalkan diriku. Tatapannya yang membuatku terpana hingga melupakan jabatan tanganku yang belum terlepas dari tadi. Aku tertawa grogi sambil melepaskan tanganku. Ya aku menjadi orang bodoh jika di hadapkan dengan pria tampan dan berenergi segar buat
Renata saat ini berada di toko butik nya, menyelesaikan dekoran untuk acara peresmiannya besok. Tinggal sedikit lagi menuju selesai, Renata bersama teman-temannya tampak serius.... mendekor, mereka tak mempekerjakan orang lain untuk mendekor, mereka melakukannya sendiri. Hari sudah siang dan mereka telah menyelesaikan semua, Renata merasakan getaran di saku celananya dan mengambil ponsel yang bergetar."Ya halo ma?"....................."Oh iya Renata ingat kok."....................."Iya Renata sama teman-teman otw ke bandara."....................."See you mama, love you muach!"Renata menutup sambungan telepon dan menyimpan kembali ke dalam saku. Dia menghampiri teman-temannya dan meminta tolong untuk menemaninya menjemput kedua orang tuanya di bandara. Dengan senang hati mereka menemani, karena orang tua Renata sangat lah humble, dan mereka sudah kenal lama dengan orang tua masing-masing. Pergilah
“Mencariku nona?”Aku terperanjat mendengar suara seseorang yang tiba-tiba terdengar di belakang telinga ku. Aku berbalik dan melihat Kenzo menatapku sambal berdiri, tangan di masukan ke dalam saku celana. Terlihat sangat tampan dan menawan. Aku tersenyum gugup saat di tatap dalam seperti ini.“H-hah? Oh t-tidak.” Berbohong sedikit mungkin tak apa sepertinya.“Yah sedihnya aku, kirain mencari ku.”Aku yang mendengarnya menjadi tak enak, ya sebenarnya aku mencarinya. Namun tak mungkin aku jujur mengatakannya, gengsi lah brayyyy. Jantungku berdetak tak karuan saat Kenzo menggandeng tanganku kemudian menatapku dengan tatapan mautnya.“Kau tak ingin mengenalkan ku pada orang lain? Aku tak mengenal siapapun disini nona.” Astaga aku kelupaan untuk mengenalkannya pada teman-temanku. Ku pastikan mereka akan heboh melihat ketampanan Kenzo. Aku pun membawanya kearah perkumpulan teman-teman ku yang tampa m