Share

66

Era tahu jika hidup selalu punya sisi menderitanya. Setiap orang juga punya garis yang tidak bisa disamakan dengan orang lainnya. Cinta, sakit dan penderitaan menjadi hal yang lumrah terjadi.

Setelah mengenal Raja, Era tidak mempermasalahkan hidupnya jika harus menderita. Apa pun itu asal Raja, Era tidak akan mempedulikan dirinya sendiri. Asalkan Raja, semuanya rela Era lakukan. Terdengar bodoh, tapi Era tidak bisa melakukan apa pun selain menginginkan Raja.

"Bodoh! Padahal banyak pekerjaan yang harus dilakukan daripada meratap nasib. Jangan lemah cuma karena cinta, please. Itu menjijikkan."

Cibiran dari Rea, jika rungu orang lain yang mendengarnya akan sakit hati. Namun karena Era sudah biasa, mengabaikan perempuan yang ada di hadapannya adalah jalannya. Mulutnya memang setajam silet.

"Yang kamu cintai Raja atau hartanya? Nggak tanggung-tanggung, aset yang Raja punya itu banyak. Mana tahu kamu goyah, 'kan?"

Era berdecak. Rea bak kompor meletup di pagi hari saat sumbunya berjumpa de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status