Share

73

"Abang maksudnya apa?"

Langit langsung melayangkan protes tanpa salam begitu Raja mengangkat teleponnya.

"Salam dulu," Balan Raja dengan halus di seberang sana.

Terdengar helaan napas dari Raja yang membuat Langit mendengkus. Raja menyebalkan sekali dengan membawa Arra ke Malang bahkan bekerja di satu kantor yang sama dengannya. Langit tentu gerah.

"Aku nggak bisa lagi sabar, ya! Tadi aku telepon Abang mau protes tapi sadar harus elegan di hadapan musuh.", Langit tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Raja belum memberinya penjelasan. "Aku nggak bisa, Abang."

Biasanya, jika Langit sudah merengek seperti ini, Raja akan merasa terenyuh dan mulai luluh. Tapi entah dengan yang sekarang. Karena itu licik. Langit melihatnya sendiri tadi.

"Makanya Abang bilang: tunggu. Kamu nggak bisa asal buat ngambil keputusan balik atau malah kocar-kacir. Nanti kamu makin nangis misalnya Arra ngasih serangan yang tak terduga."

"Maksud Abang apa? Dia punya rencana apa, sih sampai harus masuk ke perusahaa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status