Share

Kamu Tampan

Mengingat semua perlakuan ayahnya yang kasar dan tidak adil, Luna merasakan napasnya mulai kasar. Dia tidak pernah istimewa di mata siapa pun. Jika dia cukup istimewa, ayahnya tidak mungkin memberikan kejutan pahit di hari ulang tahunnya, dengan menjualnya. Jika dia cukup istimewa, harta yang diwariskan ibunya padany tidak mungkin disita dan jika dia cukup istimewa, ayahnya tidak akan tega melihatnya kelaparan dan terpaksa makan roti kering sementara ayahnya lebih dari mampu membeli sepotong roti yang lebih layak untuknya.

Kadang ia bertanya-tanya, apakah dia seburuk itu atau ayahnya yang memang sekejam itu?

Luna membungkuk tegang karena terlalu sakit, tapi matanya kering dan seperti terbakar. Ketegarannya berangsung sirna. Sekarang ia menyadari betapa kesepiannya dirinya.

"Ibuku tersenyum sebelum memutuskan untuk meneguk racun yang entah sejak kapan dia siapkan. Kenapa ibuku begitu bahagia melakukan itu di hadapanku. Jika dia bisa tersenyum saat ingin meninggalkan, lantas ada apa d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status