Share

Bab 06. Tawaran Mengejutkan

"T-tidak, Pak, ini hanya kesalahpahaman," ucap salah satu karyawan. Mereka saling berbisik dan satu per satu mulai segera pergi dari tempat meninggalkan Laura sendirian.

"Bagaimana denganmu?" tanya Kean dingin menatap tajam pada Laura.

Laura hanya terdiam menunduk sambil menyembunyikan rasa kesal serta terkejutnya. Dia masih tidak habis pikir, mengapa Azelyn bisa mengenal dan bahkan disebut sebagai calon istri CEO-nya.

"Tidak ada, Pak, sepertinya saya yang lupa menaruh kalung saya," jawab Laura menggigit bibir bawahnya menahan emosi. Dia tak menyangka bahwa Azelyn ternyata dekat dengan Kean.

Meskipun Laura memang selama ini terlihat mendekati Kevin, namun itu semua hanya untuk merusak rumah tangga Azelyn dan membuat wanita itu menderita. Yang sesungguhnya dia inginkan adalah, Kean yang sudah dia incar sejak lama. Siapa yang tidak ingin menikah dengan pewaris kaya dan tampan seperti Kean?

"Baiklah, kalau begitu maka kamu bisa kembali bekerja." Tatapan Kean masih nampak mengintimidasi, membuat Laura akhirnya bergegas pergi dari sana.

Di sisi lain, Kevin yang sempat ikut melihat kejadian itu juga tak kalah terkejut. Pasalnya, dirinya belum lama bercerai dari Azelyn, lalu mengapa sekarang wanita itu sekarang disebut menjadi calon istri Pak Kean.

Dirinya menduga bahwa Azelyn memang wanita serakah dan pasti menjual tubuhnya ke pria - pria lain yang dianggap lebih kaya, termasuk kepada Pak Kean. Dalam hatinya, Kevin merasa kesal. Ia menatap tajam ke arah Azelyn sebelum ikut pergi dari sana.

Azelyn ingin menyampaikan rasa terima kasihnya pada Kean. Namun, pria itu sudah lebih dulu menggandeng tangan Azelyn untuk mengikutinya.

Tidak ingin kembali membuat keributan, Azelyn pasrah untuk dibawa Kean ke ruangannya. Lagi pula Azelyn juga masih harus menanyakan kembali perihal ucapan Kean tadi di depan para karyawan. 

***

Kean duduk di kursi kerjanya setelah mempersilahkan Azelyn untuk duduk di hadapannya. Mata lelaki itu masih menatap dirinya dengan cukup dalam, membuat Azelyn menelan ludah gugup. Takut jika Kean akan memperhitungkan soal dirinya yang terakhir kali menampar Kean dan bahkan menginjak kakinya dengan keras. 

"Maaf mengenai pukulan saya waktu itu dan terima kasih telah membantu saya tadi, Pak Kean," ucap Azelyn memecah keheningan di antara mereka.

Tidak merasa bahwa Kean akan menjawab ucapannya, Azelyn kembali lanjut berkata dengan tegas, "Kemudian sepertinya ada kesalahpahaman di antara kita, Pak. Sejak kapan saya menjadi calon istri anda?"

Bukannya menjawab pertanyaan Azelyn. Kean mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang. Setelah panggilan berakhir, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk.

Asisten Kean masuk dengan membawa map bewarna coklat. Setelah menyerahkan map itu ke tangan Kean, ia kembali keluar dari ruangan.

Kean meletakkan map di depan Azelyn dan berkata dengan nada serius, "Bacalah."

Azelyn awalnya sedikit ragu, tetapi dia meraih map dan membaca lembaran demi lembaran kertas di dalam map itu. Melihat isi yang tertulis membuat Azelyn tercengang.

"Ini..apa maksudnya?" Dirinya melirik ke arah Kean seakan meminta penjelasan.

Kean memperhatikan setiap raut wajah yang diekspresikan oleh gadis bermata biru itu. Tanpa sadar untuk pertama kalinya lelaki itu tersenyum tipis. 

"Bukankah sudah cukup jelas? Itu adalah kontrak pernikahan kita," jawab Kean yang membuat Azelyn secara spontan bangkit berdiri dari tempat duduknya.

Azelyn mencoba mengatur pikirannya untuk mengerti situasi yang sedang dia hadapi. Bagaimanapun ini baru kali ketiga mereka bertemu, tetapi atasannya ini secara tidak masuk akal mengajaknya untuk menjalin kontrak pernikahan dan akan memberikannya nominal yang cukup besar.

"Apa anda masih menganggap saya wanita bayaran? Saya tekankan sekali lagi, bahwa saya bukanlah wanita bayaran seperti yang Anda pikirkan, Pak. Malam itu adalah sebuah kesalahan."

Kean mengangkat alisnya, Sebenarnya jika mengingat malam itu, Kean juga curiga bahwa wanita di hadapannya ini bukan wanita bayaran yang dikirimkan oleh temannya untuk membantunya yang sedang dalam jebakan obat perangsang.

Karena setahu Kean, wanita bayaran akan memakai pakaian minim dan terbuka serta berusaha keras menggodanya, sedangkan Azelyn saat itu menggunakan pakaian sederhana dan tampak mabuk.

Namun, meskipun demikan Kean enggan untuk melepaskan Azelyn. Dirinya memerlukan wanita itu untuk berada di sampingnya. Karena untuk pertama kalinya dia bisa menyentuh seorang wanita tanpa merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Maka dari itu, Kean kemudian memikirkan hal lain untuk membuat wanita di depannya ini menerima penawarannya. Jika memang wanita itu tidak tertarik dengan jumlah uang yang ditawarkan, maka ia akan memberikan penawaran lainnya...

Kean bangkit dari kursinya dan menghampiri Azelyn. Kean mempersempit jarak mereka berdua dan tersenyum membuat Azelyn waspada.

"Apa kamu ingin membalas dendam pada wanita yang telah menuduhmu tadi?" Azelyn mengernyitkan kening semakin tidak mengerti dengan ucapan Kean.

Lelaki itu memutar komputer kerjanya dan menyuruh Azelyn untuk melihat rekaman CCTV yang diputar di layar itu. Mata Azelyn menatap marah begitu melihat sosok Laura sedang menaruh kalungnya sendiri di loker Azelyn.

Tangannya mengepal dengan keras, berusaha menahan amarah yang bergejolak.

Walaupun Azelyn sudah sempat menduga bahwa tuduhan pada dirinya adalah jebakan Laura, namun melihat hal ini di depan matanya kembali membuat Azelyn merasa kecewa dan murka.

Setelah mencoba menghancurkan rumah tangganya, Laura juga berniat menghancurkan pekerjaannya, sejauh apa sebenarnya Laura ingin menghancurkan hidupnya...

Kean tentu dapat merasakan perubahan ekspresi di wajah Azelyn. Lelaki itu berucap dengan lembut di telinga Azelyn, "Aku bisa membantumu membalas dendam, Azelyn Valerie. Akan tetapi, sebagai gantinya, menikahlah denganku."

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ipak Rosniar
misi sudah di depan mata azelyn
goodnovel comment avatar
Khalijah Siregar
Lanjutkan misi mu Azelyn
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status