Beranda / CEO / Terikat Cinta CEO Posesif / Bab 07. Kesepakatan Kontrak

Share

Bab 07. Kesepakatan Kontrak

Wajah Azelyn memucat mendengar tawaran Kean. Gadis itu memalingkan wajah dan mendorong tubuh pria itu agar sedikit menjauh darinya. Sikap Azelyn membuat Kean tersenyum kecil, sepertinya dia semakin tertarik dengan gadis itu.

Azelyn terdiam tak tahu harus berkata apa. Situasi yang dia hadapi benar-benar di luar perkiraannya. Dia melirik Kean yang kini sedang menopang dagu sambil menatapnya. Lelaki itu masih menunggu jawaban darinya.

"Meski saya memikirkannya berkali-kali, saya benar-benar tak mengerti," ucap Azelyn kembali menatap bosnya itu. "Kenapa Anda ingin menikah dengan saya, Pak?"

"Untuk apa kamu memikirkannya? Kontrak ini cukup menguntungkan untukmu, kamu bisa membalas dendam," jawab Kean dengan tersenyum simpul.

Gadis berambut merah itu menyipitkan mata mendengar ucapan lelaki di hadapannya. Setelah mereka bertemu lagi di rumah sakit, Kean tiba-tiba mengajaknya tidur bersama, dan sekarang pria itu langsung mengajak dirinya untuk menjalin kontrak pernikahan?

Melihat status Kean yang seorang CEO, menurut Azelyn lelaki itu bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dan cantik dibanding dia, tetapi kenapa harus dirinya?

"Bagaimana?" tanya Kean membuat Azelyn tersadar dari lamunannya.

Azelyn terdiam sebentar.

Walaupun awalnya dirinya tak memiliki niat untuk membalas dendam. Namun, melihat sikap Laura yang terus berusaha mengancurkan hidupnya, Azelyn mulai berpikir untuk memberi wanita itu pelajaran. Dengan menjadi calon istri dari Pak Kean, maka hal itu memang pasti dapat membantu dirinya dan Laura tidak akan terlalu berani menganggunya lagi. 

"Baik, saya setuju. Tapi, saya memiliki syarat sebagai jaminan," ujar Azelyn. 

Kean mengangkat sebelah alisnya tertarik untuk mendengarkan syarat yang akan diberikan Azelyn. Gadis bermanik biru itu memberikan isyarat dengan mengangkat jadi telunjuk dan tengahnya. Dia menginginkan dua syarat sebagai jaminan untuk kontrak mereka.

"Pertama, kita tak perlu mencampuri urusan pribadi masing-masing. Kedua, hubungan ini hanya ada di atas kertas dan tidak melewati batas, saya ingin pernikahan ini tetap menjadi rahasia di antara kita berdua."

Kean menerima syarat itu tanpa mengomentarinya sedikit pun dan menyuruh Lino - asistennya membawa berkas untuk dilengkapi dengan syarat tambahan dari Azelyn. Setelah selesai, keduanya menandatangani kontrak itu untuk membentuk kesepakatan. 

"Lalu, aku bisa memberikanmu pekerjaan baru jika mau-" belum selesai Kean melanjutkan ucapannya, Azelyn yang sudah tahu ke mana arah pembicaraan ini segera menggeleng. 

"Tidak perlu Pak, terima kasih. Saya akan tetap bekerja sebagai cleaning service," ucap Azelyn bangkit dari duduknya, sebelum lanjut berkata, "Karena sudah selesai, maka saya permisi, Pak," 

Kean menatap punggung Azelyn yang berjalan menuju pintu ruangan.

"Tunggu!" Azelyn yang hendak membuka pintu menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah Kean. "Sepulang nanti, tunggu aku di depan perusahaan," perintah pria itu lalu kembali memfokuskan diri pada dokumennya.

Azelyn mengangkat sebelah alisnya bingung, sedetik kemudian dia memilih untuk tak terlalu memikirkannya. Mungkin atasannya itu hanya ingin mendiskusikan tentang kontrak ini lebih lanjut.

Ketika Azelyn membuka pintu, asisten Kean sudah berdiri di depan pintu hendak masuk. Dia mempersilahkan pria itu masuk lebih dulu kemudian dirinya keluar dari ruangan.

Lino berjalan mendekat kemudian memberikan map berwarna coklat yang sudah selesai dia lengkapi pada atasannya.

"Kamu sudah melakukan seperti yang kuminta?" Lino mengangguk sebagai jawaban.

"Kerja bagus, kamu boleh keluar," lanjut Kean memeriksa berkasnya.

Ketika Azelyn berjalan keluar ruangan Kean, masing-masing karyawan menatapnya dengan berbeda-beda arti pandangan. Ada yang terlihat takut, merasa terancam dan merasa tersaingi.

Karyawan wanita yang menyebutnya pencuri tadi berjalan menuju Azelyn dan mencegat gadis itu. Wanita itu meminta maaf pada Azelyn karena telah menuduhnya mencuri tadi siang.

Meski dia merasa gengsi dan enggan untuk meminta maaf pada orang yang memiliki jabatan di bawahnya, tetapi dia menyingkirkan gengsinya demi mempertahankan posisinya di perusahaan.

Laura memandang dari kejauhan sambil menggigit ujung jarinya kesal. Laura berpikir bahwa dia berhasil merusak kebahagiaan Azelyn, tetapi lagi-lagi gadis itu justru berhasil melangkahinya.

Selama ini dia mengejar Kevin hanya untuk menghancurkan rumah tangga Azelyn. Namun, pria yang sebenarnya dia inginkan adalah Kean. Siapa yang tidak ingin menjadi istri dari pria tampan yang juga seorang pewaris perusahaan raksasa?

***

Suasana perusahaan kembali normal. Gosip panas yang tersebar tadi siang mulai memudar terbawa angin. Para karyawan menyibukkan diri untuk menyelesaikan pekerjaan karena sebentar lagi jam kerja berakhir.

Azelyn segera merapikan dan mengunci lokernya lalu berjalan keluar perusahaan.

Azelyn menghentikan langkahnya ketika sebuah mobil sport tiba-tiba berhenti di hadapannya. Kaca jendela mobil itu perlahan turun dan memperlihatkan Kean yang berada di kursi pengemudi.

Kean mengangkat sebelah alisnya memberi isyarat pada Azelyn untuk masuk ke dalam mobil. Gadis itu masuk dan duduk di samping Kean.

Kean langsung mengendarai mobilnya menjauh dari perusahaan. Azelyn melihat keluar jendela bertanya-tanya ke mana atasannya itu akan membawanya pergi.

Tak ada percakapan di antara mereka berdua selama perjalanan. Ketika dia melirik Kean, raut wajah pria itu terlihat dingin seakan memancarkan aura yang mengintimidasi membuatnya enggan mengajak bicara.

Setelah 30 menit perjalanan, Kean memarkirkan mobilnya setelah sampai di tujuan. Azelyn melihat sekeliling dan melongo melihat tulisan besar yang terpampang di gedung itu. Dia melirik Kean dengan ekspresi bertanya-tanya.

Kean membawa map coklat yang sudah dipersiapkan asistennya lalu menyuruh Azelyn untuk turun dan mengikutinya masuk ke kantor catatan sipil. 

"Tunggu, kenapa kita ke sini, Pak?" tanya Azelyn menghentikan langkahnya.

Kean melirik Azelyn dengan wajah datar. "Untuk mendaftarkan pernikahan," jawab Kean membuat Azelyn terkejut.

"Secepat ini?!"  

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eulis siti Nengsih
berbahagialah azelym singkirkan si laura. dari purasahau si kevin buang jauh-jauh dari hadapan mu saya kesal sama orang yg suka sirik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status