Share

Bab 11. Perasaan aneh apa ini

Laura keluar dari ruangan Kean dengan pakaian berantakan membuat seisi karyawan menatapnya kaget. Saat berada di depan pintu ruangan, dia sengaja merapikan rambutnya dan kembali mengancingkan kemejanya.

Beberapa karyawan wanita mendekatinya dan menanyakan apa yang terjadi di dalam. Mereka penasaran karena Laura berada di ruangan Kean cukup lama dan sekarang gadis itu keluar dengan berantakan.

Laura hanya tersenyum malu seakan membenarkan apa yang terlintas di pikiran para karyawan itu.

"Kuharap kalian merahasiakan ini, karena Pak Kean akan marah jika mendengar kalau semua orang mengetahuinya," ucap Laura menggigit jarinya sambil berekspresi melas.

"Apa yang terjadi? Apa Laura tidur dengan Pak Kean? Tapi bukannya Pak Kean punya calon istri? Kemarin kan...."

Beberapa karyawan berbisik setelah mendengar ucapan Laura. Sebagian tak percaya karena mereka tahu bahwa atasannya tak pernah menyentuh wanita manapun. Namun, sebagian dari mereka juga tak bisa mengelak karena melihat gadis itu keluar dengan pakaian berantakan

Para karyawan itu melirik ke arah Azelyn yang sedang mengepel lantai. Mereka melirik gadis itu dari atas sampai bawah kemudian mengalihkan pandangan pada Laura yang tersenyum manis.

Mereka membandingkan kedua gadis itu. Laura yang memiliki wajah cantik dan dikagumi seisi perusahaan dibandingkan dengan Azelyn yang hanya seorang pekerja cleaning service, mau dilihat dari mana pun, Laura adalah pilihan terbaik.

"Kejadian kemarin pasti karena Pak Kean hanya kasihan padanya," bisik salah satu karyawan yang langsung disetujui oleh beberapa dari mereka.

Semua karyawan wanita itu lebih percaya pada ucapan Laura dan memuji gadis itu yang bisa meluluhkan hati atasannya yang terkenal dingin.

Padahal kemarin mereka secara jelas melihat Kean mengakui Azelyn sebagai calon istrinya, tetapi pernyataan itu sekarang hanya menjadi berita yang berlalu begitu saja.

Para karyawan itu lebih percaya jika Laura - sang primadona perusahaan dekat dengan Kean dibanding Azelyn - pekerja baru cleaning service.

Berita tentang Laura dan Kean langsung menyebar secara cepat. Beberapa cerita dilebih-lebihkan bahkan ada yang menyebar cerita bahwa dia melihat sendiri Laura dan Kean bermesraan. Berita itu langsung membuat gosip tentang Kean dan Azelyn seketika lenyap.

Berita itu sampai ke telinga Azelyn, tetapi gadis itu terlihat tak terlalu peduli. Mengingat Kean dengan secara sembarangan memperlakukannya, dia sudah menduga bahwa ini akan terjadi.

Lagian Azelyn sadar diri bahwa Laura lebih cantik darinya. Dari pengamatannya, beberapa lelaki di perusahaan terpesona pada Laura, termasuk Kevin — mantan suaminya.

Kean yang sedang digosipkan di seluruh bagian perusahaan hanya berdiam diri di ruangan sehingga tak tahu berita yang menyebar tentang dirinya.

Sejak memergoki Kevin dan Azelyn di ruangan cleaning service, Kean tak pernah keluar ruangan lagi. Dia menyibukkan diri memeriksa berkas-berkas pekerjaan. Itu membuat asistennya merasa heran, meski dari luar Kean terlihat fokus, tetapi perasaan pria itu terlihat tak tenang.

"Apa yang sedang Anda pikirkan?" tanya Lino yang membuat Kean langsung menoleh.

"Lino, bagaimana pertemuan dengan Perusahaan Marvino?" tanya Kean memanggil nama asistennya itu lalu kembali memeriksa berkas.

"Sepertinya Beliau sampai 10 menit lagi," jawab Lino  sambil melihat jam tangan. "Saya akan menunggu di luar untuk menyambutnya," lanjutnya.

Kean menganggukkan kepala mengizinkan. Lino membungkuk pamit lalu segera keluar ruangan. Saat membuka pintu, lelaki itu berhenti sebentar dan menoleh ke arah Kean.

Lino berniat memberitahukan tentang gosip yang tersebar di perusahaan, tetapi ketika melihat wajah Kean yang kembali fokus pada berkasnya membuat dirinya mengurungkan niat.

Setelah asistennya pergi, Kean menyadarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan menghela napas berat. Dia menatap langit-langit ruangan masih terbayang wajah Azelyn yang menatapnya dengan pakaian yang robek.

Setelah mendengar perkataan Kevin, Azelyn menatapnya dalam dan raut wajah gadis itu seperti ingin mengatakan sesuatu, tetapi gadis itu terlihat ragu.

Meski mencoba memahami raut wajah itu, dirinya tetap tak mengerti maksud dari ekspresi yang ditunjukkan gadis itu.

Apakah dia berekspresi seperti itu karena merasa bersalah dipergoki olehnya sedang bermesraan dengan lelaki lain?

Jika menganggap mereka sedang bermesraan, tetapi Kean tak melihat secara langsung karena yang dilihatnya hanya punggung Kevin yang membelakanginya.

Bisa saja mereka berdua hanya sedang mengobrol, tetapi kenapa baju Azelyn harus robek jika hanya sekedar mengobrol?

Ingatan saat Azelyn menyebut nama Kevin di sela hubungan panas mereka malam itu selalu terbayang. Jika benar adanya bahwa mereka pernah tidur bersama. Apa itu berarti perkataan Laura juga benar bahwa Azelyn sering tidur dengan pria sembarangan?

Kean bangkit berniat menemui Azelyn untuk berbicara dengan gadis itu. Dia ingin menghilangkan perasaan aneh yang menjalari hatinya.

Baru saja bangkit, tiba-tiba pintunya diketuk. Lino muncul dari balik pintu bersama seorang lelaki gagah yang memakai setelan biru.

Kean berjalan menuju sofa dan menyambut kedatangan lelaki yang memiliki senyuman hangat itu. Dia adalah Allen, CEO dari Perusahaan Marvino. Allen datang untuk membicarakan tentang proyek yang akan mereka kerjakan bersama.

***

Azelyn berdiri di depan perusahaan sambil melihat sekeliling, dia mencari keberadaan Kean. Gadis itu tak pernah bertemu dengan Kean lagi setelah kejadian itu.

Azelyn bisa saja pulang lebih dulu dan bertemu di apartemen, tetapi entah kenapa Azelyn ingin menunggu kedatangan Kean. Dirinya berharap bisa melihat wajah lelaki itu sekarang.

Azelyn berjalan ke sana kemari, tetapi Kean tak kunjung terlihat. Dia menendang kerikil-kerikil kecil yang berada di hadapannya karena bosan menunggu. Perusahaan sudah mulai sepi, dirinya berpikir apa mungkin Kean sudah lebih dulu meninggalkannya?

"Azel?"

Suara seorang lelaki yang memanggil namanya membuat Azelyn tiba-tiba membeku.

Azelyn menoleh dan mencoba menebak-nebak siapa lelaki yang berdiri memakai setelan biru itu, tetapi meski dia sudah memperhatikan wajah lelaki itu dengan teliti, dia tetap tak mengenalinya.

"Kamu benar Azel, kan?" Lelaki itu berlari dan segera memeluk Azelyn tanpa ragu. "Aku sudah mencarimu selama 18 tahun, ke mana kamu selama ini? Apa kamu baik-baik saja? Kamu tinggal di mana sekarang?"

Bertubi-tubi pertanyaan dilontarkan oleh pria bermanik hitam itu membuat Azelyn semakin bingung. Tiba-tiba sebuah nama terlintas di benak gadis itu, mendengar pria itu menanyakan banyak pertanyaan mengingatkan dirinya pada seseorang.

Azelyn membalas pelukan lelaki itu seakan melepaskan rindu.

Dari dalam perusahaan, Kean melihat pemandangan itu. Lelaki itu terpaku melihat hal yang semakin membuat perasaannya terasa aaneh

Melihat Azelyn berpelukan dengan laki-laki lain disaat gadis itu berstatus sebagai istrinya membuat ucapan Kevin dan Laura memaksa masuk ke dalam ingatannya lagi. Sepertinya ucapan mereka berdua adalah sebuah kebenaran.

Tiba-tiba sebuah pesan masuk. Pesan itu dikirimkan oleh Allen, CEO Perusahaan Marvino yang akan menjalin kerja sama dengannya.

Sebelumnya Kean dan Allen membuat janji untuk makan bersama malam ini sebagai tanda sepakat untuk menjalin kerja sama. Namun, Allen mengirimkan pesan mengatakan bahwa dia mungkin akan datang terlambat karena ada urusan penting.

Kean menatap tajam pada Azelyn yang masuk ke dalam mobil. Dia menggenggam erat ponselnya menahan perasaannya yang terasa terbakar.

"Azelyn... sepertinya kamu ingin mempermainkanku." Kean memandangi mobil yang membawa Azelyn perlahan menjauh meninggalkan perusahaan.

Komen (3)
goodnovel comment avatar
Dwi Kurniawati
pamannya ya
goodnovel comment avatar
Allifah Muallifah
penasaran...tp gak bisa buka kunci
goodnovel comment avatar
Eulis siti Nengsih
siapa laki laki yg bersama azelym ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status