Share

Murka

Gandari berjalan perlahan ke kebun belakang rumahnya. Ia memetik beberapa sayuran. Wanita itu menarik napas berat, jika tak ingat dengan anak di dalam perutnya, ia tak akan menuruti selera makan yang mulai beragam. Usia kandungannya kini sudah lima bulan lewat.

Masuk ke dapur dan mencari pisau yang biasa diselipkan di tepi dinding kayu, ia duduk dan berdiri kembali ketika mendengar derap langkah kuda di depan rumahnya.

“Semoga ada yang membawa kabar baik untukku.” Gandari meraba dinding kayu sebagai pegangan. Ia yang telah hapal seluk-beluk rumahnya sendiri kehilangan senyuman ketika yang datang adalah Satrio.

“Permaisuri khawatir kau sendirian di rumah ini. Juga Asmarandana yang merindukanmu. Istana tak memperbolehkan kerabat kerajaan keluar selama perang berlangsung, Nyonya,” ucap Satrio sopan.

“Kau sendiri kenapa tak mendampingi tuan prabumu pergi?” tanya Gandari, ia sebernarnya malas berurusan lagi dengan orang istana.

“Aku ditugaskan menjaga putra kalian. Tolong, Nyonya, jan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status