"Bai Wuxin, kenapa kau yang ada di sini? lalu ke mana Hua Rong? Aaarrggh!" Seketika Qiao Zhi Jing mengerang kesakitan sembari memegangi kepalanya. 'A-Jing, aku berhasil melindungimu. Hiduplah dengan baik.' Penggalan ingatan terlintas dalam memori ingatan Qiao Zhi Jing.Gambaran Hua Rong yang terluka parah dalam pangkuan Qiao Zhi Jing, terpampang jelas sontak menghenyakkan. Qiao Zhi Jing mematung dengan tatapan mata kosong tatkala mengingat kejadian yang seperti mimpi, namun terlalu nyata."Tidak ... ini tidak benar. Semua ini pasti mimpi. Keluargaku pasti masih hidup. Bai Wuxin, cepat katakan! apa yang terjadi dengan keluargaku?" desak Qiao Zhi Jing. Dia menatap dengan sorot netra tajam dan tak sabar menunggu jawaban Bai Wuxin."Qiao Zhi Jing, kau pasti masih ling lung karena baru saja tersadar. Beristirahatlah. Kalau begitu, aku akan ... ." Bai Wuxin sengaja menghindari percakapan, namun Qiao Zhi Jing dengan sigap mencekal pergelangan tangan Bai Wuxin untuk mencegahnya pergi."Aku i
"Aku tidak akan menyerang lagi ... asalkan kau melepaskannya. Kalian juga bisa membawaku." Bai Wuxin tawar menawar kepada si pembunuh bayaran itu."Baiklah. Kalau begitu, aku akan melepaskannya," balas sang pembunuh bayaran.Perlahan Bai Ruyu menaruh tongkat kayu ke tanah. Pada detik itu, sang pembunuh bayaran sengaja mengingkar janji. Hampir saja pembunuh bayaran itu berhasil menggorok leher Qiao Zhi Jing jika dirinya tidak lebih cerdas mengalahkannya. Tanpa ragu dan tanggung-tanggung, Qiao Zhi Jing pun tanpa ampun meremas kejantanan milik sang pembunuh bayaran hingga membuatnya mengerang kesakitan dan reflek melepaskan Qiao Zhi Jing dari kungkungannya.Bukan hanya Qiao Zhi Jing saja yang melancarkan aksi berani, Bai Wuxin pun turut melancarkan aksi tersendiri. Menaruh tongkat hanya sandiwara, tujuan yang ingin dilakukan Bai Wuxin sebenarnya yaitu meraup pasir debu dan melemparkan ke mata para pembunuh bayaran itu. Pada detik itu, kesempatan Bai Wuxin merebut pedang milik pembunuh ba
Setiap singgah di beberapa tempat, Bai Wuxin dan Qiao Zhi Jing harus mengalami sedikit rintangan ketika para petugas pemerintah telah disebarluaskan untuk menangkap mereka berdua. Beruntungnya, tidak sedikit orang yang berpihak kepada mereka dan senantiasa membantu perjalanan mereka. Hingga akhirnya, mereka dipertemukan dengan Ling Yi dan beberapa pasukan Elang Hitam yang berhasil melahirkan diri dari Ibu Kota."Ling Yi?" Satu nama terlontar dari mulut Bai Wuxin ketika mereka tak sengaja berpapasan di jalan."Pangeran Kedua, Nona ... kebetulan sekali kita bertemu seperti ini. Apa kalian baik-baik saja?" tanya Ling Yi dengan ekspresi wajah khawatir."Bukan masalah besar. Kami baik-baik saja," sahut Qiao Zhi Jing yang lebih dulu mendahului Bai Wuxin yang hendak angkat bicara untuk menjawab."Itu ... leher Anda ...," tunjuk Ling Yi ke arah leher Qiao Zhi Jing yang terbalut kain."Ini ... bukan apa-apa. Hanya goresan kecil. Bai Wuxin sudah membantuku mengobatinya," tutur Qiao Zhi Jing."
"Aku hanya penasaran. Pertunjukan sebagus ini, sayang sekali jika harus dilewatkan," celetuk Bai Ruyu. "Kenapa berhenti? lanjutkan saja," sambungnya.Bukannya melanjutkan, Qiao Li Ying justru menaruk cambuk berduri ke tempat semula. Lalu, dia angkat bicara, "Kau benar. Dia baru saja siuman setelah berperang dengan maut. Jika aku melanjutkannya lagi, mungkin dia bisa mati lebih cepat. Perlahan saja. Masih banyak waktu," ujarnya."Apa sekarang, kau sedang berbelas kasihan?" selidiknya."Aku? untuk apa? dia hanyalah kelinci percobaan. Hanya ... aku tidak ingin kehilangan satu-satunya objek percobaan," paparnya."Benarkah? bahkan setelah dia meludahi wajahmu?" ejek Bai Ruyu.Sorot mata Qiao Li Ying sepontan menajam tatkala melirik wajah Bai Ruyu. Namun, ia tetap berusaha menahan emosinya."Oleh karena itu, aku tidak akan membiarkannya mati dengan mudah," cetus Qiao Li Ying.***[Pavilium Feng Xi]Tampak seorang pemuda yang tengah berlutut di depan pavilium sembari mengangkat pedang di tel
DUAARRR!!!Bunyi suara ledakan yang begitu lantang hingga terasa mengguncang tanah tempat berpijak. Suara tersebut berasal dari arah kamp militer yang berjarak setengah kilometer dari tempat Bai Wuxin dan Qiao Zhi Jing dengan para rekannya. “Gawat! Sesuatu pasti terjadi,” duga Bai Wuxin, “Qiao Zhi Jing, pegangan erat. Jangan sampai jatuh. Jika kau jatuh, aku akan langsung meninggalkanmu.” Di saat genting, Bai Wuxin masih sempat-sempatnya melontarkan candaan yang terkesan tidak lucu sedikit pun.JIAH!JIAH!JIAH!Bai Wuxin memacu kudanya lebih cepat dari sebelumnya. Kuda berlari begitu kencang, sepontan membuat Qiao Zhi Jing semakin mempererat dekapannya. Berbeda dengan Hua Rong yang memposisikan Qiao Zhi Jing di depan, sedangkan posisi duduk Qiao Zhi Jing yakni di belakang Bai Wuxin. Jarak setengah kilometer berhasil dikikis dalam waktu hanya sekitar 15 menit. Dan ternyata, sesuai dengan dugaan Bai Wuxin. Sesuatu telah terjadi di kamp militer. Tak disangka, ternyata dalam kam
'Tidak jadi kagum. Dasar genit,' batin Qiao Zhi Jing. Setelah diingat-ingat, akhirnya Qiao Zhi Jing mengenal siapa pria yang menolongnya."Duan Jia Lun?" tanya Qiao Zhi Jing."Akhirnya kau mengingatku," timpalnya.Duan Jia Lun berhasil mengendalikan kuda, lalu menghentikannya. Kemudian, ia turun dan mengulurkan tangannya untuk Qiao Zhi Jing. Namun, dengan angkuhnya Qiao Zhi Jing menolak uluran tangan Duan Jia Lun. Qiao Zhi Jing turun dengan cara melompat."Bagaimana pun, terimakasih," ucapnya, "terakhir kali, aku ingat Bai Ruyu memukulimu hingga babak belur. Apa sekarang kau sudah baik-baik saja?" sambungnya."Qiao Zhi Jing, itu sudah sangat lama. Tentu saja lukaku sudah lama sembuh. Selain itu, jika bukan karena si sialan Bai Ruyu menyerangku secara tiba-tiba, aku tidak mungkin kalah darinya," gerutunya. Dia tidak terima karena merasa kesan terakhir kali yang membekas di hati Qiao Zhi Jing, dirinya hanyalah sesosok pria lemah yang bisa dipukuli hingga babak belur."Baiklah. Lupakan
Bai Ruyu menerima surat rahasia dari Kaisar Negara Tang. Meskipun keduanya belum bertemu secara langsung, mereka ternyata sudah lama berkolusi dan menekan perjanjian. Perjanjian itu berisi tentang kesepakatan jika Bai Ruyu berhasil merebut takhta dari ayahnya, maka Kaisar Negara Tang akan menikahkan Bai Ruyu dengan putrinya yang cantik jelita. Jika Bai Ruyu berhasil, maka Negara Tang dan Negara Qing tidak perlu berperang lagi. Tidak akan ada lagi Negara Qing, karena wilayahnya akan menjadi wilayah Negara Tang. Sedangkan saat ini, Bai Ruyu akhirnya telah berhasil memenuhi syarat perjanjian. Oleh sebab itu, Kaisar Negara Tang pun mengirimkan surat melalui informan rahasia.Surat itu berisi:[Selamat atas keberhasilanmu. Akhirnya rencana kita berhasil. Setelah Negara Qing disatukan, maka putriku satu-satunya akan menjadi permaisurimu. Sedangkan takhta, aku bisa menyerahkan kepadamu dengan tenang]Semirik senyum penuh kepuasan terlukis jelas di wajah tampan Bai Ruyu. Ada perasaan yang sa
PRANG!PYARRR!Suara nyaring benda yang dilempar hancur menghantam lantai. Di dalam kamar Bai Ruyu, di sana Qiao Li Ying tengah mengamuk melampiaskan emosi dan segala kelecewaaannya. Kecewa? Ya, tentu saja. Karena faktanya hadiah yang dijanjikan Bai Ruyu pada esok hari adalah pengkhianatan perasaannya. Qiao Li Ying sangat hancur tatkala mendengar berita tentang pernikahan perdamaian antara Bai Ruyu dan putri Negara Tang yang bernama Wan Ming Ye. Qiao Li Ying terluka, tidak terima, kesal dan marah."Teganya kau ... teganya kau melakukan ini padaku!" amuknya. Qiao Li Ying menatap Bai Ruyu dengan tatapan menyala api membara. Ia sangat murka dan geram.Sementara Bai Ruyu tampak santai mengulas kuas di atas kanvas. Sesekali dia melirik aksi agresif Qiao Li Ying saat menghancurkan barang-barang di dalam kamarnya. Sengaja dia membiarkan Qiao Li Ying melampiaskan emosinya."Qiao Li Ying, dari awal sudah kubilang ... kau hanyalah pemuas nafsuku. Sebaiknya kau tahu diri. Aku menikah dengan sia