"Aku hanya penasaran. Pertunjukan sebagus ini, sayang sekali jika harus dilewatkan," celetuk Bai Ruyu. "Kenapa berhenti? lanjutkan saja," sambungnya.Bukannya melanjutkan, Qiao Li Ying justru menaruk cambuk berduri ke tempat semula. Lalu, dia angkat bicara, "Kau benar. Dia baru saja siuman setelah berperang dengan maut. Jika aku melanjutkannya lagi, mungkin dia bisa mati lebih cepat. Perlahan saja. Masih banyak waktu," ujarnya."Apa sekarang, kau sedang berbelas kasihan?" selidiknya."Aku? untuk apa? dia hanyalah kelinci percobaan. Hanya ... aku tidak ingin kehilangan satu-satunya objek percobaan," paparnya."Benarkah? bahkan setelah dia meludahi wajahmu?" ejek Bai Ruyu.Sorot mata Qiao Li Ying sepontan menajam tatkala melirik wajah Bai Ruyu. Namun, ia tetap berusaha menahan emosinya."Oleh karena itu, aku tidak akan membiarkannya mati dengan mudah," cetus Qiao Li Ying.***[Pavilium Feng Xi]Tampak seorang pemuda yang tengah berlutut di depan pavilium sembari mengangkat pedang di tel
DUAARRR!!!Bunyi suara ledakan yang begitu lantang hingga terasa mengguncang tanah tempat berpijak. Suara tersebut berasal dari arah kamp militer yang berjarak setengah kilometer dari tempat Bai Wuxin dan Qiao Zhi Jing dengan para rekannya. “Gawat! Sesuatu pasti terjadi,” duga Bai Wuxin, “Qiao Zhi Jing, pegangan erat. Jangan sampai jatuh. Jika kau jatuh, aku akan langsung meninggalkanmu.” Di saat genting, Bai Wuxin masih sempat-sempatnya melontarkan candaan yang terkesan tidak lucu sedikit pun.JIAH!JIAH!JIAH!Bai Wuxin memacu kudanya lebih cepat dari sebelumnya. Kuda berlari begitu kencang, sepontan membuat Qiao Zhi Jing semakin mempererat dekapannya. Berbeda dengan Hua Rong yang memposisikan Qiao Zhi Jing di depan, sedangkan posisi duduk Qiao Zhi Jing yakni di belakang Bai Wuxin. Jarak setengah kilometer berhasil dikikis dalam waktu hanya sekitar 15 menit. Dan ternyata, sesuai dengan dugaan Bai Wuxin. Sesuatu telah terjadi di kamp militer. Tak disangka, ternyata dalam kam
'Tidak jadi kagum. Dasar genit,' batin Qiao Zhi Jing. Setelah diingat-ingat, akhirnya Qiao Zhi Jing mengenal siapa pria yang menolongnya."Duan Jia Lun?" tanya Qiao Zhi Jing."Akhirnya kau mengingatku," timpalnya.Duan Jia Lun berhasil mengendalikan kuda, lalu menghentikannya. Kemudian, ia turun dan mengulurkan tangannya untuk Qiao Zhi Jing. Namun, dengan angkuhnya Qiao Zhi Jing menolak uluran tangan Duan Jia Lun. Qiao Zhi Jing turun dengan cara melompat."Bagaimana pun, terimakasih," ucapnya, "terakhir kali, aku ingat Bai Ruyu memukulimu hingga babak belur. Apa sekarang kau sudah baik-baik saja?" sambungnya."Qiao Zhi Jing, itu sudah sangat lama. Tentu saja lukaku sudah lama sembuh. Selain itu, jika bukan karena si sialan Bai Ruyu menyerangku secara tiba-tiba, aku tidak mungkin kalah darinya," gerutunya. Dia tidak terima karena merasa kesan terakhir kali yang membekas di hati Qiao Zhi Jing, dirinya hanyalah sesosok pria lemah yang bisa dipukuli hingga babak belur."Baiklah. Lupakan
Bai Ruyu menerima surat rahasia dari Kaisar Negara Tang. Meskipun keduanya belum bertemu secara langsung, mereka ternyata sudah lama berkolusi dan menekan perjanjian. Perjanjian itu berisi tentang kesepakatan jika Bai Ruyu berhasil merebut takhta dari ayahnya, maka Kaisar Negara Tang akan menikahkan Bai Ruyu dengan putrinya yang cantik jelita. Jika Bai Ruyu berhasil, maka Negara Tang dan Negara Qing tidak perlu berperang lagi. Tidak akan ada lagi Negara Qing, karena wilayahnya akan menjadi wilayah Negara Tang. Sedangkan saat ini, Bai Ruyu akhirnya telah berhasil memenuhi syarat perjanjian. Oleh sebab itu, Kaisar Negara Tang pun mengirimkan surat melalui informan rahasia.Surat itu berisi:[Selamat atas keberhasilanmu. Akhirnya rencana kita berhasil. Setelah Negara Qing disatukan, maka putriku satu-satunya akan menjadi permaisurimu. Sedangkan takhta, aku bisa menyerahkan kepadamu dengan tenang]Semirik senyum penuh kepuasan terlukis jelas di wajah tampan Bai Ruyu. Ada perasaan yang sa
PRANG!PYARRR!Suara nyaring benda yang dilempar hancur menghantam lantai. Di dalam kamar Bai Ruyu, di sana Qiao Li Ying tengah mengamuk melampiaskan emosi dan segala kelecewaaannya. Kecewa? Ya, tentu saja. Karena faktanya hadiah yang dijanjikan Bai Ruyu pada esok hari adalah pengkhianatan perasaannya. Qiao Li Ying sangat hancur tatkala mendengar berita tentang pernikahan perdamaian antara Bai Ruyu dan putri Negara Tang yang bernama Wan Ming Ye. Qiao Li Ying terluka, tidak terima, kesal dan marah."Teganya kau ... teganya kau melakukan ini padaku!" amuknya. Qiao Li Ying menatap Bai Ruyu dengan tatapan menyala api membara. Ia sangat murka dan geram.Sementara Bai Ruyu tampak santai mengulas kuas di atas kanvas. Sesekali dia melirik aksi agresif Qiao Li Ying saat menghancurkan barang-barang di dalam kamarnya. Sengaja dia membiarkan Qiao Li Ying melampiaskan emosinya."Qiao Li Ying, dari awal sudah kubilang ... kau hanyalah pemuas nafsuku. Sebaiknya kau tahu diri. Aku menikah dengan sia
"Menikah? Aku tidak mau!" tolaknya mentah-mentah."Wan Ming Ye! sampai kapan kau akan tetap bersikap keras kepala? Sampai kapan pun, kau tetap tidak ada pernah menikah dengan Ju Ji Man. Ayahanda tidak akan mengizinkan!" cetusnya lantang.Bertepatan di sebuah istana Negara Tang. Di dalamnya Kaisar Wan sedang berdebat dengan putri semata wayangnya. Dia memberi perintah keberangkatan Putri Wang Ming Ye menuju Negara Qing yang akan menikah dengan Kaisar Bai Ruyu dan menjadi permaisurinya. Akan tetapi, Wan Ming Ye menolak perintah itu dengan tegas.Wan Ming Ye tidak ingin menikah ke Negara asing, apalagi dinikahi oleh seorang pria asing. Selain itu, hatinya telah terlabuhkan kepada sosok pria lain yaitu Ju Ji Man. Ju Ji Man adalah seorang prajurit biasa. Karena statusnya yang rendah, Kaisar Wan menentang keras hubungan mereka dan meminta agar Ju Ji Man sukarela meninggalkan Wan Ming Ye. Meskipun mereka tidak diizinkan bersama, Wan Ming Ye tetap bersikeras mengejar Ju Ji Man agar kembali pad
"Selamat datang, Permaisuri!!!" sambut pra menteri dan pejabat istana.Tandu berhiaskan pita merah akhirnya telah masuk ke gerbang istana. Penyambutan meriah pun dilangsungkan. Termasuk Bai Ruyu turut menyambut kedatangan Tuan Putri Negara Tang, yaitu Wan Ming Ye.Sekian lama menunggu Wan Ming Ye keluar dari tandu, namun Wang Ming Ye tak kunjung keluar. Sampai lupa jika sepanjang perjalanan, titik akupuntur Wan Ming Ye ditekan. Dia dipaksa dikirimkan ke Negara Qing seperti pengiriman paketan melalui ekspedisi."Permaisuri, apakah ada masalah? kenapa Anda tidak keluar? Permaisuri ...?" tanya Kasim Hao dari luar tandu.'Sekelompok orang bodoh! bagaimana bisa aku keluar jika bergerak saja tidak bisa,' gerutu Wan Ming Ye dalam hati."Ah, maaf ... maaf semuanya." Salah seorang prajurit Negara Tang meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi usai teringat tentang Ming Ye."Lancang! sedang apa kau? beraninya prajurit rendahan sepertimu memasuki tandu Permaisuri!" tegur Kasim Hao dengan nad
BUK!Seseorang memukul pundak Wan Ming Ye hingga membuatnya jatuh pingsan, lalu dengan sigap Bai Ruyu menangkap tubuhnya ke dalam dekapannya."Lancang! berani sekali kalian bersikap tidak sopan kepada Tuan Putri kami!" tegas salah seorang prajurit Negara Tang yang tidak terima ketika Wan Ming Ye diperlakukan dengan kasar."Jangan khawatir. Dia baik-baik saja. Karena dia sudah datang, kenapa kalian masih di sini? tidak segera pergi?" sindir Bai Ruyu kepada para pengantar pengantin Negara Tang.Meskipun menyimpan sejuta kekesalan dalam benak mereka, orang-orang Negara Tang akhirnya terpaksa beranjak pergi. Hanya menyisakan seorang pelayan setia yang selalu berada di sisi Wan Ming Ye.Kemudian, Bai Ruyu bergegas menggendong Wan Ming Ye menuju kamar yang telah disiapkan. Tatkala dia membuka pintu kamar, ternyata di dalamnya ada sosok Qiao Li Ying yang telah menunggu lama.Sepontan Bai Ruyu mengernyitkan kedua alisnya. Rasa heran dan beribu tanya tersirat di dalam benaknya. Apalagi ketik