PRANG!PYARRR!Suara nyaring benda yang dilempar hancur menghantam lantai. Di dalam kamar Bai Ruyu, di sana Qiao Li Ying tengah mengamuk melampiaskan emosi dan segala kelecewaaannya. Kecewa? Ya, tentu saja. Karena faktanya hadiah yang dijanjikan Bai Ruyu pada esok hari adalah pengkhianatan perasaannya. Qiao Li Ying sangat hancur tatkala mendengar berita tentang pernikahan perdamaian antara Bai Ruyu dan putri Negara Tang yang bernama Wan Ming Ye. Qiao Li Ying terluka, tidak terima, kesal dan marah."Teganya kau ... teganya kau melakukan ini padaku!" amuknya. Qiao Li Ying menatap Bai Ruyu dengan tatapan menyala api membara. Ia sangat murka dan geram.Sementara Bai Ruyu tampak santai mengulas kuas di atas kanvas. Sesekali dia melirik aksi agresif Qiao Li Ying saat menghancurkan barang-barang di dalam kamarnya. Sengaja dia membiarkan Qiao Li Ying melampiaskan emosinya."Qiao Li Ying, dari awal sudah kubilang ... kau hanyalah pemuas nafsuku. Sebaiknya kau tahu diri. Aku menikah dengan sia
"Menikah? Aku tidak mau!" tolaknya mentah-mentah."Wan Ming Ye! sampai kapan kau akan tetap bersikap keras kepala? Sampai kapan pun, kau tetap tidak ada pernah menikah dengan Ju Ji Man. Ayahanda tidak akan mengizinkan!" cetusnya lantang.Bertepatan di sebuah istana Negara Tang. Di dalamnya Kaisar Wan sedang berdebat dengan putri semata wayangnya. Dia memberi perintah keberangkatan Putri Wang Ming Ye menuju Negara Qing yang akan menikah dengan Kaisar Bai Ruyu dan menjadi permaisurinya. Akan tetapi, Wan Ming Ye menolak perintah itu dengan tegas.Wan Ming Ye tidak ingin menikah ke Negara asing, apalagi dinikahi oleh seorang pria asing. Selain itu, hatinya telah terlabuhkan kepada sosok pria lain yaitu Ju Ji Man. Ju Ji Man adalah seorang prajurit biasa. Karena statusnya yang rendah, Kaisar Wan menentang keras hubungan mereka dan meminta agar Ju Ji Man sukarela meninggalkan Wan Ming Ye. Meskipun mereka tidak diizinkan bersama, Wan Ming Ye tetap bersikeras mengejar Ju Ji Man agar kembali pad
"Selamat datang, Permaisuri!!!" sambut pra menteri dan pejabat istana.Tandu berhiaskan pita merah akhirnya telah masuk ke gerbang istana. Penyambutan meriah pun dilangsungkan. Termasuk Bai Ruyu turut menyambut kedatangan Tuan Putri Negara Tang, yaitu Wan Ming Ye.Sekian lama menunggu Wan Ming Ye keluar dari tandu, namun Wang Ming Ye tak kunjung keluar. Sampai lupa jika sepanjang perjalanan, titik akupuntur Wan Ming Ye ditekan. Dia dipaksa dikirimkan ke Negara Qing seperti pengiriman paketan melalui ekspedisi."Permaisuri, apakah ada masalah? kenapa Anda tidak keluar? Permaisuri ...?" tanya Kasim Hao dari luar tandu.'Sekelompok orang bodoh! bagaimana bisa aku keluar jika bergerak saja tidak bisa,' gerutu Wan Ming Ye dalam hati."Ah, maaf ... maaf semuanya." Salah seorang prajurit Negara Tang meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi usai teringat tentang Ming Ye."Lancang! sedang apa kau? beraninya prajurit rendahan sepertimu memasuki tandu Permaisuri!" tegur Kasim Hao dengan nad
BUK!Seseorang memukul pundak Wan Ming Ye hingga membuatnya jatuh pingsan, lalu dengan sigap Bai Ruyu menangkap tubuhnya ke dalam dekapannya."Lancang! berani sekali kalian bersikap tidak sopan kepada Tuan Putri kami!" tegas salah seorang prajurit Negara Tang yang tidak terima ketika Wan Ming Ye diperlakukan dengan kasar."Jangan khawatir. Dia baik-baik saja. Karena dia sudah datang, kenapa kalian masih di sini? tidak segera pergi?" sindir Bai Ruyu kepada para pengantar pengantin Negara Tang.Meskipun menyimpan sejuta kekesalan dalam benak mereka, orang-orang Negara Tang akhirnya terpaksa beranjak pergi. Hanya menyisakan seorang pelayan setia yang selalu berada di sisi Wan Ming Ye.Kemudian, Bai Ruyu bergegas menggendong Wan Ming Ye menuju kamar yang telah disiapkan. Tatkala dia membuka pintu kamar, ternyata di dalamnya ada sosok Qiao Li Ying yang telah menunggu lama.Sepontan Bai Ruyu mengernyitkan kedua alisnya. Rasa heran dan beribu tanya tersirat di dalam benaknya. Apalagi ketik
"Apa maksudmu?""Apanya yang apa maksudmu?" tanyanya balik."Kau. Apa yang sedang kaurencanakan? Qiao Li Ying, aku peringatkan. Jangan sekali-kali memgacaukan rencanaku," ancam Bai Ruyu.Tepatnya di sebuah pavilium yang terletak tak jauh dari Istana Timur. Di sanalah Bai Ruyu menghentikan langkahnya, sementara Qiao Li Ying pun turut berhenti. Setelah mencermati keadaan sekitar dan merasa tak ada yang mengawasi mereka berdua, Bai Ruyu pun mulai menginterogasi Qiao Li Ying atas perihal yang tengah dilakukannya saat ini. Perihal apa lagi?Tentu saja alasan mengapa Qiao Li Ying tiba-tiba berada di Istana Timur dengan mengenakan pakaian seragam pelayan Istana Timur. Tak perlu ditebak lagi, tentu saja Bai Ruyu sangat penasaran apa yang tengah direncanakan oleh seorang Qiao Li Ying. "Hekh!" Qiao Li Ying menampilkan senyum seringai yang menghiasi ujung bibirnya. "Kenapa? apa sekarang kau mulai takut padaku? kalau begitu, apa kau ingin membunuhku?" selidik Qiao Li Ying. Berbasa-basi sebab se
Terlalu sulit untuk menghentikan tindakan gila Qiao Li Ying. Bahkan, darah segar pun terus menetes dari telapak tangannya akibat robekan kulit yang tergores belati ketika Bai Ruyu berusaha menghentikannya. Tak ingin Qiao Li Ying terluka lebih parah, Bai Ruyu segera memukul pundaknya dengan keras hingga berhasil membuatnya jatuh pingsan."Ming Tian!" Sekali Bai Ruyu memanggil nama Ming Tian dengan lantang. "Ming ... ." Ah, dia sampai lupa jika pelayannya yang bernama Ming Tian sudah menjabat dalam pemerintahan.Pavilium di Istana Timur tampak sangat sepi. Namun, itu bukan hal yang buruk. Dengan demikian, Bai Ruyu dapat membawa Qiao Li Ying pergi tanpa sepengetahuan siapa pun. Peristiwa yang baru saja terjadi itu tak boleh diketahui oleh siapa pun. Jadi, Bai Ruyu terpaksa harus memutar arah dengan mengambil rute jalan belakang.Bai Ruyu menggendong tubuh Qiao Li Ying yang bersimbah darah menuju istananya secara diam-diam.***"Hei! Bai Wuxin, kenapa kau muncul di mana-mana. Pergi sekar
"Tidak, aku masih ingin mengganggumu," imbuh Bai Wuxin dengan santainya."Hei, sudah kubilang jangan menyentuhku! singkirkan tanganmu!" marahnya tatkala merasakan hawa dingin menggerayangi pergelangan tangannya."Apa maksudmu? aku sama sekali tidak menyentuhmu." Bai Wuxin gegas mengangkat kedua tangannya ke permukaan air guna membuktikan ucapannya. "Lihat!" Ternyata dia sama sekali tidak berbohong. Dia sama sekali tak menyentuh Qiao Zhi Jing.Lantas, mengapa Qiao Zhi Jing merasa pergelangan tangannya terlebit seolah dicengkram oleh sesuatu?Sepontan manik netra Bai Wuxin membola tatkala menyaksikan penampakan di balik tubuh Qiao Zhi Jing. Dengan sigap, lengannya langsung menerobos ke balik tubuh Qiao Zhi Jing. Pada detik itu, Qiao Zhi Jing sangat terkejut dan reflek menoleh ke belakang."Aaaa!!!" Qiao Zhi Jing berteriak histeris karena sangat ketakutan kala melihat penampakan seekor ular berukuran sedang yang tengah melingkar di tubuhnya."Jangan bergerak!" Bai Wuxin menarik tubuh Qia
“Selamat pagi, Permaisuri. Sekarang saya adalah pelayan yang akan melayani kebutuhan Anda di istana ini,” sambut seorang wanita yang mengenakan pakaian pelayan Istana Timur. Pelayan wanita itu adalah Qiao Li Ying. Setelah siuman, Qiao Li Ying pun bergegas melarikan diri dari kediaman Bai Ruyu demi menuju Istana Timur dan menyamar menjadi seorang pelayan yang akan melayani Tuan Putri Negara Tang, Wan Ming Ye. “Ouch … sejak kapan aku tertidur?” tanya Wan Ming Ye sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing akibat efek obat bius dari dupa yang baru saja dimatikan oleh Qiao Li Ying. Dupa yang mengandung obat bius sengaja dihidupkan untuk menjaga Wan Ming Ye tetap terlelap. Sedangkan Qiao Li Ying sengaja mematikan dupa agar Wan Ming Ye tersadar dari lelapnya.“Semalam Anda tertidur nyenyak. Mungkin Anda tidak terlalu mengingatnya,” ujar Qiao Li Ying. “Benarkah? Jadi, sekarang kau adalah pelayanku. Lalu, di mana pelayanku biasanya?” cecar Wan Ming Ye. “Maaf, Permaisuri. Istana