Share

207

Aku mendongak dan menangis di hadapan suami, dia memandangku dengan iba, mendekat lalu membelai rambutku dan membawa kepala ini ke dalam pelukannya.

"Aku dilema di dalam situasi kita yang seperti ini Mas, sangat dilema," ucapku lirih, disela tangisku Mas Tama masih mengecup diri ini.

"Kita pasti bisa melewati, perlahan, Aira akan menerima hubungan ini," ucap Mas Tama.

"Tapi bagaimana Mas, Mbak aira masih tidak berubah sama sekali," jawabku pilu,

".... sudahlah, jangan bicara apa apa lagi. Kita bercerai saja."

"Kamu pikir, jalan satu-satunya untuk kebahagiaan kita hanya bercerai? Kamu nggak mikirin perasaan aku dan bagaimana Aku berusaha untuk mempertahankan rumah tangga ini denganmu. Bahkan aku menghancurkan ekspektasi keluargaku."

"Aku juga menghancurkan ekspektasi ayah dan bundaku yang masih menginginkan kebahagiaan dan berharap bahwa aku menikah dengan pria baik-baik. Mereka tidak pernah menyangka kalau aku akan mengalami nasib tragis diduakan suami."

"Ya Tuhan, sayang, kenapa b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status