Dia hanya gadis lugu yang kalian paksa jadi psikopat. Jangan salahkan jika dia kembali. Bersiaplah merasakan apa yang namanya kematian dengan cara terkejam. Satu per satu orang terdekat Mellani menuju kematian mereka dengan cara yang begitu tragis. Tak hanya itu, Mellani bahkan juga terus mendapatkan teror yang membuatnya hampir setengah gila. Hingga akhirnya ada satu nama yang menjadi dalang dari pembunuhan berantai yang begitu mengerikan itu. Siapakah itu? Dan apakah Mellani akan selamat? Baca selengkapnya hanya di novel ‘TEROR BERDARAH MELLANI’
Lihat lebih banyakTuuut … tuuut … tuuut …."Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan hubungi beberapa saat lagi!"Bagas berkali-kali menghubungi nomor Mellani, tapi selalu gagal. Bagas coba lagi dan hasilnya masih sama, Mellani kekasihnya tidak bisa dihubungi. Bagas khawatir hal buruk menimpa sang kekasih.Dia ingin mengabarkan kepada kekasihnya itu kalau dirinya sedang perjalanan menuju vila di Bogor.Hari ini dirinya sangat bahagia karena akhirnya Mellani mau diajak pergi berdua. Lebih tepatnya Mellani yang mengajak dirinya untuk berlibur berdua di puncak, Bogor.Walau sudah ada rencana untuk menikah, Mellani sangat menjaga jarak dengan dirinya. Jangankan berhubungan badan seperti kebiasaan teman-temannya yang lain. Jika dirinya nekat memegang tangan sang kekasih maka dirinya akan di hajar habis-habisan secara verbal. Dia tidak akan bisa berjumpa kembali dengan Mellani untuk waktu yang lama dan hal itu pasti membuat Bagas panik.Bagas yang begitu mencintai Mellani sangat takut kehilangannya.
20 April 2016, Waduk Sermo , Kulon Progo, DIY. "Ayu ... Yu ... Ayu ...! Kamu di mana? Ayu!"Mellani yang masih remaja tengah mencari sahabatnya yang tiba-tiba menghilang. Tadi sehabis acara api unggun dia langsung tidur di tenda karena terlalu lelah, seingatnya dia dan Ayu tidur berdampingan. Tapi ketika dirinya terbangun karena digigit nyamuk Ayu sudah tidak ada disampingnya. Tak biasanya sahabat cantiknya itu pergi begitu saja tanpa berpamitan dengannya. Karena khawatir dan juga penasaran, akhirnya walau hanya bermodalkan nekat yang dia paksakan, Mellani menyusuri jalan pegunungan menuju waduk. Memang lokasi perkemahan sekolahnya agak sedikit menurun dan agak sedikit menjauhi daerah waduk sehingga saat akan menuju ke arah waduk dia harus menanjak.Senter kecilnya dia arahkan lurus ke depan. Mellani mengeratkan pelukan di tubuhnya karena ternyata jaket yang dia kenakan tidak mampu menahan hawa dingin malam ini.Dia menanjak perlahan menuju waduk. Entah kenapa kakinya dengan s
"Hello, Ham? Ada apa?"Pak Rudi tengah memberi makan ikan kesayangannya di kolam belakang rumahnya saat adik iparnya menelepon. "Benarkah? Oke! Mas akan segera ke sana dengan mbakmu sekarang juga."Panggilan berakhir. Terlihat Pak Rudi mulai bersiap memanggil sang istri."Siapa yang telpon, Pah?"Entah sejak kapan Mellani sudah bediri di belakang Pak Rudi dan memperhatikan ayahnya tengah sibuk menelepon seseorang dengan wajah serius. "Oh, ini Om Ilham tadi telpon, Mell. Dia mau ketemu Mamah sama Papah, ada keperluan yang sangat mendesak.""Mellani ikut ya, Pah? Bosen di rumah nih? Nggak ada temen main.""Kamu di rumah saja ya, Mell. Kalau bosen di rumah, kamu kasih makan ikan peliharaan Papah saja. Ini urusan orang tua, anak kecil seperti kamu nggak akan paham. Hahaha."Pak Rudi mengacak rambut anak gadisnya. Sementara anak gadis kesayangannya hanya memasang wajah cemberut. Pak Rudi yang gemas dengan sang putri pun mencium puncak kepalanya. Dahi Pak Rudi berkerut saat indra pencium
"Tawaranmu gue terima, Jo. Kapan kita jalan?" Jonathan membaca pesan di ponselnya dengan penuh kebanggaan. Dirinya menyeringai hingga nampak gigi putihnya yang berjajar rapi. Dia sangat senang karena usahanya selama ini tak sia-sia. Dirinya merasa jumawa, karena selalu bisa mendapatkan apa yang dirinya mau, termasuk wanita manapun. "Akhirnya, walau modal banyak nggak apalah yang penting gue bisa puas! Haha! Semua wanita pasti bertekuk lutut di hadapan seorang Jonathan Aditama, Haha! " Jo membalas pesannya ke nomor perempuan di seberang sana sambil tertawa terbahak-bahak. "Malam ini, Honey, jam 23.00 di hotel xx. Kamar 305." Dengan cepat Jonathan dengan semangat sambil membayangkan jika dirinya akan segera melewati malam dengan penuh kenikmatan. "Kok malam banget, Jo? Nggak salah? Kok di hotel? Kita kan cuma mau ngobrol. Di kafe kan bisa, nggak harus di hotel kan, Jo!" "Nggak apa-apa, Sayang. Biar aku bisa lebih mengenal hatimu dengan leluasa, semakin malam semakin indah. Aku sun
Jam tujuh pagi Sasha sudah ada di rumah Mellani untuk bertemu. Tak biasanya wanita cantik nan seksi itu berkunjung di jam-jam seperti ini. Karena biasanya kehidupan Sasha berbeda dengan wanita lainnya. Dia itu malamnya bangun, pagi sampai siang tidur. Saat tahu jika Mellani sedang sarapan dari pembantu rumah, langkah kaki Sasha langsung mengarah ke meja makan dekat dapur. "Lo udah sehat, Sha? Tumben datang ke rumah gue! Pagi-pagi pula, ganggu orang mau sarapan aja ..!" Mellani menatap Sasha dengan wajah malasnya. "Hahaha, gue memang sengaja datang pagi-pagi Mellani sayang. Pembantu gue cuti sakit hari ini, jadi nggak ada yang masakin gue, gue numpang makan lah, sekali ini doank. Makan makanan junk food tiap hari nggak sehat buat jantung dan kegemukan. Nanti gue bisa cepat mati. Deposito gue masih sedikit. " Sasha terkekeh, sementara itu sang tuan rumah hanya memutar bola matanya dengan malas. " Terserahlah." Mellani memilih tak ambil pusing dan membiarkan Sasha melakukan apa yang
Pak Rudi perlahan menemui adik iparnya yang berada di sebuah makam. Sang adik tengah berdiri sambil mengawasi proses pembongkaran sebuah makam demi melanjutkan penyelidikannya, hal ini terpaksa dia lakukan. Saat tahu orang yang ditunggunya datang menghampiri dirinya. Ilham segera melambaikan tangannya sambil tersenyum. "Kenapa baru sampai, Mas Rudi? Saya kira Mas akan lebih cepat datang ke sini, mengingat proses pembongkaran makam Ayu sudah bisa dilakukan, walau ada beberapa kendala." "Maafkan aku, Ham. Ada sedikit masalah di Jakarta, sahabat mbakmu meninggal." Terlihat jelas raut wajah sendu Pak Rudi. Dahi Ilham berkerut mendengar jawaban kakak iparnya itu.. "Sahabat? Sahabat yang mana, Mas?" "Sabrina, kamu masih ingat Sabrina, Ham? Adik tingkat mbakmu waktu kuliah, dia seangkatan kamu kok, yang orangnya cantik dan putih itu loh. Masa kamu lupa?" Ilham hanya menanggapinya dengan raut muka dingin mendengar nama Sabrina dan hanya mengeluarkan kalimat "oh " saja. Tak mungkin dirin
"Bagas meninggal Mell, gantung diri.""Apa! Bagas gantung diri!?" Mellani terpekik.Sesuatu tiba-tiba terasa mengalir di aliran darahnya, entah perasaan apa itu. Rasanya hangat dan menyenangkan dan tanpa sadar Mellani tersenyum tipis. Normalnya dia harusnya bersedih karena Bagas kekasihnya meninggal, tapi entah kenapa justru saat mendengar kabar itu dirinya merasa.PUAS!"Hallo … hallo … hallo Mellani, kamu masih mendengar suaraku?” Mas Agung berteriak dari dalam hp Mellani, dirinya tergagap." Ooh ... emm iya Mas, Mellani masih mendengarkan kok""Kamu bisa datang kesini, Mell?""Tapi mas, aku takut dengan ibumu, dia sangat, galak. Mas tahu sendirikan sewaktu di rumah sakit gimana sikap ibu ke Mella."Mellani berkata dengan jujur mengenai perasaannya itu, dia masih ingat tamparan dari ibunya almarhum Bagas kekasihnya itu. Tamparan yang membuat pipi halusnya memerah panas. "Hmm ...." Suara mas Agung terdengar mendesah pelan."Datanglah Mell, aku akan menjamin keselamatanmu." Akhirny
Mellani dan kedua orang tuanya pergi melayat ke rumah tante Sabrina.Tampak Bu Rosa sangat sedih mengetahui kabar meninggalnya tante Sabrina yang dia anggap kawan karib tapi nyatanya lintah penghisap dalam rumah tangganya.Bu Rosa tak tahu jika wanita yang dia anggap sahabat nyatanya duri dalam daging rumah tangganya. Wanita yang dengan tega bermain api dengan suaminya sendiri. Sementara itu, Pak Rudi, ayah Mellani dari raut wajahnya nampak di tegar-tegarkan, walau mungkin dalam hatinya remuk karena gundik kesayangannya meninggal.Sabrina ... wanita simpanannya.Walaupun almarhumah mata duitan tapi bagi Pak Rudi dia adalah wanita yang selalu mengobarkan hasrat lelakinya.Wanita yang pandai dalam memberikan sentuhan demi sentuhan kasih sayang yang tak diberikan oleh istrinya.Uang tak masalah bagi Pak Rudi. Berapapun akan dia berikan karena wanitanya yang telah terbujur kaku itu telah mengisi sebagian sisi hatinya yang kosong karena haus belaian seorang wanita.Istrinya yaitu Bu Rosa
"Aaa!"Mellani berteriak frustasi. Sepulang dari rumah Sasha dirinya langsung merebahkan badan di ranjang kamar. Matanya menatap langit-langit kamarnya, masih nampak jelas tatapan mengerikan dari bola mata Sasha."Kalau penghianatan persahabatan, gue bakal bunuh dia!"Perkataan Sasha tersus terngiang di kepalanya. Bahkan badannya menggigil ketakutan.Di mata Mellani, seorang Sasha adalah perempuan yang hebat, ah bukan hebat tapi mengerikan, ya mengerikan.Bagaimana tidak mengerikan, saat mata itu terpancar dendam, tiba-tiba auranya berubah menjadi semangat saat dirinya bertanya perihal membuat lelaki menjadi miskin.Sasha sangat bersemangat menceritakan bagaimana dirinya merayu lelaki agar menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuknya, ya walaupun ada harga yang harus dia bayar, Sasha harus menumbalkan tubuhnya agar dijamah mereka hingga mereka puas.Tanpa sadar dirinya menceritakan kebusukan ayahnya yang berselingkuh dengan wanita, sebut saja tante Sabrina.Mellani tanpa diminta
Teng … teng … teng ….Suara bunyi jam menunjukkan angka sebelas."Woy Mella, mabok lo ya? Udah jam sebelas malam tuh, lo nggak pulang?" Seorang perempuan dengan gaun seksi dan potongan leher V dan rendah yang membuat belahan dadanya yang di atas rata-rata terpampang jelas siap memanjakan mata lelaki hidung belang.Tangan kanannya perempuan itu memegang segelas red wine yang warna merahnya serasi dengan polesan lipstik pada bibir perempuan seksi tersebut. "Nanti lah gampang, Sha. Lagian nanggung amat masih juga jam sebelas malam, nanti lah jam dua belas malam sekalian, lagian partynya juga belum selesai, kalian ngusir gue? Gitu?" Gadis cantik dengan dress hitam selutut tanpa dengan dan aksen renda minimalis tapi terkesan elegan dan misterius menatap gadis yang tengah mengajaknya berbicara itu.Bibirnya yang terpoles lipstik warna pink soft yang di ombre dengan warna mera dara memberikan kesan lembut tapi menantang sekaligus menantang tapi lembut."Yaelah, sensitif amat kamu jadi anak....
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen