Share

187 Berusaha Yang Terbaik

Khaila terdiam. Dia seperti ragu harus berkata apa.

"Makan dulu ya, lupakan tentang amarah. Kamu harus sehat. Anak kamu butuh asi. Kebetulan menu makan siangnya ada sayur katuk. Sengaja agar asi kamu segera lancar," rayuku lagi, tetap berusaha agar Khaila mau makan.

Dia melirik anaknya yang tertidur di dalam box. Kemudian menoleh ke arahku. Bibirnya gemetar seperti hendak bicara namun tertahan.

"Saya akan makan sendiri." Akhirnya dia bicara.

"Biarkan saya saja yang suapin ya. Kamu kan masih lemas." Aku tetap bersi kukuh dengan niatku.

Khaila diam. Ia meraba perut bagian bawahnya sedikit merintih. Mungkin bekas jaitan caesarnya kembali terasa.

"Saya akan siapin. Biasanya kalau setelah caesar memang jangan banyak bergerak."

Aku mulai menyendok makanan untuk Khaila. Beruntung aku berinisiatif memesam sayur katuk tadi pagi.

Akhirnya Khaila membuka mulutnya. Dia bersedia saat sesendok makanan aku sodorkan ke depannya. Khaila memamakannya. Aku menghela napas lega. Usahaku berhasil. Aku me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status