Share

Bab 18 Dia Bukan Miliknya

Prilly mengendarai mobil Porsche merah. Meskipun tidak sekaya Keluarga Aditama, keluarganya termasuk terkemuka di Kota Hadam.

Prilly adalah anak tunggal sehingga sangat disayangi sejak kecil. Bisa dibilang, selain kisah cintanya yang menyedihkan saat SMA 3, wanita ini tidak pernah merasakan kesedihan lain.

Prilly berujar, "Jangan pulang ke apartemen itu lagi. Nggak usah tinggal di hotel juga. Tinggal saja di tempatku untuk sementara waktu. Anggap kamu menemaniku."

"Tolong antar aku ke rumah sakit," balas Syifa sambil menggeleng.

Prilly sungguh kehabisan kata-kata. Dia bertanya, "Untuk apa? Kamu ingin menyibukkan diri supaya melupakan kesedihanmu?"

"Nggak juga," bantah Syifa.

"Jadi, untuk apa ke rumah sakit? Kamu akhirnya dapat cuti. Gimana kalau kita jalan-jalan? Aku akan membawamu ke luar negeri untuk mencari pria tampan!" seru Prilly.

Syifa terdiam sejenak sebelum berkata dengan susah payah, "Aku mau melakukan aborsi."

Syifa mulai belajar kedokteran pada usia 18 tahun. Gelar sarjanan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status