Share

75 Lunas Begitu Saja

Author: Setia_AM
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Mau ke mana, Yol?” tanya Sony ketika melihat putrinya berjalan terburu-buru dengan penampilan super rapi.

“Pa, aku izin keluar sebentar ya?” pinta Yolla dengan wajah memelas.

“Mendung sekali, kamu mau ngapain?” tanya Sony menyelidik.

“Ada teman yang ternyata nunggu aku di kafe,” jawab Yolla jujur. “Boleh ya Pa, dia sudah ada di sana sejak tiga jam yang lalu.”

“Minta sopir antar kamu, papa nggak mau kamu nyetir sendirian.” Sony mengajukan syarat.

“Oke Pa,” angguk Yolla dengan wajah lega, baginya yang penting dirinya bisa bertemu dulu dengan Callisto yang sejak tadi sudah menunggunya di kafe.

Hujan gerimis mulai turun mengguyur bumi ketika Yolla sedang dalam perjalanan menuju kafe. Dia masih tidak percaya jika Callisto benar-benar menanti kedatangannya sejak tiga jam yang lalu. Kalaupun iya, kenapa dia tidak berinisiatif menghubunginya lebih awal?

Setibanya di kafe, sopir pribadi Sony bermaksud mengantarkan Yolla sampai ke dalam. Namun, Yolla menolaknya d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    76 Siapa Aku Sebenarnya?

    Clerin meletakkan ponselnya di atas meja kemudian mendekati Vhea yang sudah tertidur lelap di peraduannya. “Mimpi indah ya, Sayang?” ucapnya sembari mendaratkan bibirnya di atas kening sang putri dengan lembut. “Mama nggak akan membiarkan siapapun merebut Papa Callisto dari kamu, akan mama buat papa menemani kita selamanya. Kamu jangan khawatir ....” Dengan kedua mata mengkristal, Clerin memandangi Vhea yang masih terus terpejam nyenyak dalam tidurnya. Keesokan harinya, Clerin tiba di kantor lebih awal dan sengaja menunggu di ruangan Callisto sampai pria itu datang tepat sepuluh menit sebelum jam kerja. “Bu Clerin?” ucap Callisto dengan kening mengernyit. “Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?” Clerin berdiri dengan ekspresi datar pada wajahnya dan memandang Calllisto lurus-liurus. “Kamu tidak perlu basa-basi sama saya,” komentarnya. “Kenapa semalam kamu tidak menemani Vhea? Kamu tahu kan kalau setiap malam dia selalu men

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    77 Peringatan Halus

    Clerin menatap Yolla lurus-lurus sebelum melanjutkan ucapannya. "Anda sudah kenal Pak Callisto seberapa jauh?" tanya Clerin dengan bahasa yang cukup sopan. "Tidak sejauh yang Anda pikir," jawab Yolla apa adanya. "Oh, kalau begitu izinkan saya untuk memberi fakta yang mungkin Anda belum tahu." Clerin melanjutkan. "Callisto itu memiliki tanggung jawab terhadap seorang putri kecil yang sedang membutuhkan banyak perhatian darinya." Yolla tidak segera menanggapi, tapi dia punya dugaan bahwa wanita di depannya ini sedang mencoba memperingatinya secara halus. "Ya... dia pernah bilang kalau dia berutang budi sama Anda," sahut Yolla tanpa ekspresi. "Jadi Callisto pernah bilang?" komentar Clerin dengan wajah yang nampak terkesan. "Kalau begitu... saya rasa Anda akan sangat paham kalau saya mengatakan ini sama Anda. Tolong beri Callisto kesempatan untuk membahagiakan putri saya." Yolla terdiam, dia tidak mengerti kenapa

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    78 Pesan dari Callisto

    “Rekan kerja,” jawab Callisto apa adanya. “Setidaknya selama saya sama dia terlibat dalam proyek Pak Keva. Kenapa?” “Kelihatannya lebih dari itu,” komentar Clerin sambil menatap Callisto. “Seberapa dekat kamu sama dia? Ingat, ada Vhea yang masih butuh kamu.” “Tolong jangan panggil saya Callisto lagi,” katanya datar. “Nama itu hanya boleh kamu sebut kalau di depan Vhea saja.” Clerin membalikkan tubuh Callisto dengan gerakan cepat. “Maksud kamu?” sahutnya tersinggung. “kamu merasa terhina menyandang nama besar mendiang suami saya? Itu maksud kamu?” Callisto menggelengkan kepalanya. “Bukan begitu, tapi ... saya mulai berat dengan nama suami kamu,” jawab Callisto jujur. “Lagipula, kenapa semakin ke sini kamu seakan seperti ... memaksakan saya untuk bisa menjadi seperti sosok mendiang suami kamu?” Wajah Clerin yang semula tegang, seketika melembut saat mendengar ucapan Callisto.

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    79 Menghapus Semua Pesan

    Masih teringat jelas dalam ingatan Yolla bagaimana cara Clerin memberinya peringatan malam itu. Meskipun secara halus dan jauh dari kekerasan, tetap saja sangat membuat dirinya tersinggung setengah mati. Untung saja saat itu kedua orang tuanya sedang tidak berada di rumah. “Memangnya ada hubungan khusus antara Callisto sama bosnya?” tanya Sisty ingin tahu. “Semacam balas budi,” jawab Yolla datar. “Tapi jelas kalau dia nggak punya istri ....” “Nah, terus ngapain kamu harus pusing-pusing?” tanya Sisty lagi. “Selama Callisto masih sendiri, siapapun bebas mendapatkannya. Termasuk kamu.” Yolla terdiam, bingung harus menjawab apa. Membicarakan Callisto membuat otaknya mendadak tidak bisa berpikir dengan jernih. Setelah mengakhiri percakapannya dengan Sisty, Yolla menghabiskan makan siangnya sampai licin tak bersisa. Setelah itu dia kembali ke kantor untuk memeriksa beberapa dokumen yang tadi d

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    80 Tidak Mencoba Pergi

    “Siapa?” ulang Yolla dengan nada angkuh, dia tahu kalau Callisto mulai merasa tersudut. “Tidak ada,” jawab Callisto enggan. “tapi masalahnya ponsel saya kemungkinan baru saja dibajak orang.” “Pintar sekali Anda bicara,” komentar Yolla sembari melipat kedua tangannya di dada. “Setelah tadi Anda mengatai saya sombong, sekarang mendadak bilang kalau ponsel Anda dibajak orang ....” “Silakan periksa sendiri,’ suruh Callisto datar sembari mengulurkan kedua ponsel itu ke tangan Yolla. “Jangan harap kalau saya akan percaya ...” Yolla berkata sembari memandang kedua ponsel bergantian dengan kening berkerut. Terlihat olehnya ada perbedaan tampilan pesan di ponsel Callisto dan ponsel miliknya. “Anda pasti sengaja menghapus pesan-pesan saya kan?:” tuduh Yolla sambil mengembalikan ponsel Callisto. “Tapi terlambat, saya tahu kalau Anda sudah membacanya tapi sengaja tidak mau membalas satupun pesan i

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    81 Vhea Lebih Berhak

    Clerin memandang Callisto tanpa ekspresi, tapi gestur tubuhnya kelihatan begitu tenang meskipun pria itu menatapnya begitu tajam dari garis matanya. “Maaf, kamu ini bicara apa?” tanya Clerin dengan nada biasa. “Kamu jangan pura-pura, Bu Clerin. Apa yang kamu lakukan dengan ponsel saya saat saya menggendong Vhea di luar?” tanya Callisto menyelidik. “Saya minta kamu jujur sama saya.” Clerin tidak ingin ambil pusing, sehingga dia tetap mempertahankan sikap anggunnya di hadapan Callisto yang tidak sabar menunggu jawabannya. ‘Saya minta maaf kalau ponsel kamu rusak gara-gara saya,” ucap Clerin, nadanya yang halus seharusnya bisa membuat hati yang sekeras baja seketika mencair. “Apa maksud kamu?” tanya Callisto tajam, dia tidak peduli meskipun sikapnya terhadap sang bos dinilai tidak sopan. “Ponsel kamu sempat berbunyi, jadi saya mengambilnya dan bermaksud untuk menyerahkannya sama kamu.” Clerin mengarang alasan yang pertama terl

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    82 Terikat dengan Kepura-puraan

    “Saya pikir ucapan saya dulu bisa membuat Anda mengerti betapa pentingnya dia bagi putri saya.” Sebelum Yolla sempat menanggapi, Clerin kembali melanjutkan kata-katanya. “Saya tidak bermaksud ikut campur dalam urusan Anda dan Callisto sebenarnya,” ujar Clerin sembari memandang Yolla lurus-lurus. “Tapi demi kebahagiaan putri saya, saya terpaksa harus mengatakannya lagi kepada Anda.” Yolla mengernyit saat mendengar ucapan Clerin. “Maaf, izinkan saya bicara.” Dia menyela. “Kenapa Anda kelihatannya semakin merasa kalau saya akan menjadi pengganggu di antara putri Anda dan Callisto?” Clerin diam saja. “Apa selama ini saya menghambat Callisto berinteraksi sama putri Anda?” kejar Yolla lagi. “Padahal saya sejujurnya tidak tahu menahu soal seberapa dekatnya hubungan di antara kalian bertiga.” Clerin mengembangkan senyumnya dengan begitu anggun meskipun

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    83 Bukan Suami Kamu

    “Saya ingin terus bersama Anda kalau itu mungkin,” ucap Callisto sembari memandang Yolla lekat-lekat.“Anda ...” Yolla jusru terpaku dengan ucapan Calliso barusan. “Apa Anda masih mengharapkan suami Anda kembali?” tanya Callisto lambat-lambat. “Kalau iya, saya akan ....” “Bukan begitu juga,” geleng Yolla. “Sudah kira-kira dua tahun yang lalu dia menghilang dan sampai sekarang tidak ada kabarnya sama sekali. “Papa saya bahkan sudah setuju kalau saya mencari pendamping lain.” Callisto mendengarkan ucapan Yolla dengan sangat tenang. “Lalu apakah sebaiknya kita ....” “Jangan terburu-buru,” geleng Yolla. “Saya minta Anda selesaikan dulu urusan Anda dengan Bu Clerin, saya tidak kalau saya dianggap sebagai pengganggu di antara hubungan kalian.” “Saya dan Bu Clerin tidak ada hubungan apa-apa selain utang budi,” sahut Callisto menegaskan. “dan anaknya telanjur menganggap saya sebagai papanya.” “Soal Vhea, saya ti

Latest chapter

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    118 Perwujudan Suami Kamu

    "Begitulah," sahut Clerin melalui sambungan telepon. "Kalau nggak, mana mungkin dia bisa tahu soal obat yang kamu berikan itu." Sunyi sesaat selain hanya dengusan napas yang Clerin dengar dari seberang sana. "Sekarang bagaimana? Aku bisa dicabut izin praktekku kalau sampai masalah Callisto ini ketahuan ...." "Tenang!" potong Clerin segera. "Aku akan menanggung semua risikonya, kamu nggak perlu khawatir izin praktek kamu dicabut." Teman Clerin tentu saja mulai gelisah mendengar kabar ini. Dulu, awalnya dia sudah tidak setuju saat Clerin memintanya untuk menangani Callisto dengan masalah ingatannya. "Aku akan berusaha bikin Callisto mau periksa di tempat kamu lagi," janji Clerin. "Asal kamu ...." "Ya ampun Clerin, jangan lagi-lagi deh!" tolak teman Clerin. "Aku nggak mau terlibat lebih jauh soal pria asing yang kamu panggil pakai nama mendiang suami kamu. Sadarlah, suami kamu sudah meninggal dan bukan hal yang bagus kalau kamu sengaja menghidupkannya kembali dalam diri pria itu .

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    117 Mungkin Akan Layu dan Mati

    "Halo?" "Kamu suka?" tanya Callisto begitu Yolla menjawab panggilannya. "Buket bunga yang aku kirim tadi ...." "Suka sekali!" sahut Yolla, nyaris melonjak seperti anak kecil yang mendapatkan mainan kesukaannya. "Bunga yang kamu kirimkan ke aku selalu bagus-bagus, terima kasih." Sunyi sebentar. "Bunga itu mungkin akan layu dan mati dalam beberapa hari ke depan, tapi kamu harus yakin kalau niat aku untuk melamar kamu tidak akan pernah mati." Callisto menegaskan. "Kamu cuma harus bersabar sedikit, Yolla." "Iya ..." lirih Yolla tersipu saat Callisto terang-terangan memanggil namanya. "Kamu juga ya ... Niat baik pasti akan menemukan jalannya sendiri." "Kamu benar," sahut Callisto. "Ya sudah, aku kerja dulu. Ingat, jangan mikir macam-macam hanya karena aku satu kantor sama Bu Clerin." "Iya ..." sahut Yolla sambil tersenyum meskipun Callisto tidak dapat melihat tingkahnya. "yang penting kamu tidak macam-macam sama dia. Jangan kegenitan juga, ingat kalau dia yang sengaja membuat ingat

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    116 Nggak Muda Lagi

    Yolla langsung lemas saat mendengar jawaban papanya yang tidak sesuai harapan. "Tapi kenapa, Pa?" tanya Yolla ingin tahu. "Kan yang penting Shano masih sendiri. Bukannya itu yang Papa tunggu sejak Shano melamar aku?" Sony menarik napas dan memandang Yolla lurus-lurus. "Papa lega kalau memang benar Shano itu masih sendiri," katanya lambat-lambat. "Tapi di luar itu, ada beberapa hal lain yang menjadi pertimbangan papa juga. Misalnya saja siapa kedua orang tua Shano dan keluarganya yang lain." Yolla menarik napas. "Namanya juga orang hilang ingatan, Pa. Shano juga sedang menjalani proses pengobatan ... Tapi kalau Papa mengharapkan dia sembuh dalam waktu dekat, siapa yang bisa menjamin itu? Apa aku juga harus nunggu sampai Shano benar-benar sembuh total?" Sony tidak segera menjawab. "Ayo dong, Pa ..." bujuk Yolla dengan wajah memelas. "Apa Shano yang mendesak kamu untuk segera menikah?" tanya Sony ingin tahu. Yolla buru-buru menggelengkan kepalanya. "Shano sudah tahu kalau Pap

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    115 Dosa tidak Termaafkan

    "Maksud kamu apa sih?" tanya Callisto bingung. "Aku sama Bu Clerin hanya bertemu setiap hari di kantor, itu juga karena pekerjaan saja. Tidak lebih, jadi kenapa kamu harus mempermasalahkan soal ini?" Yolla melengos. "Aku tidak mempermasalahkannya," bantah Yolla. "Kalau aku menjadikannya masalah, pasti aku sudah dari kemarin protes sama kamu." Callisto tersenyum samar, menurutnya ucapan Yolla sangat berbanding terbalik dengan sikapnya. "Kamu mempermasalahkannya dengan cara menghindari aku," komentar Callisto sambil mengangkat cangkir kopinya. "sengaja tidak mau menjawab telepon dari aku bahkan tidak membalas pesanku sama sekali." Yolla tidak menampik, karena semua yang diucapkan Callisto adalah benar adanya. "Terus maksud kamu kalau aku sama Bu Clerin itu seperti keluarga kecil yang bahagia itu apa?" tanya Callisto ingin tahu. "Kamu tidak perlu berpikir jelek soal aku ...." "Memang itu kenyataannya," potong Yolla sambil merogoh tasnya untuk mengambil ponsel. "Kamu tidak perlu m

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    114 Aku Tunggu Kamu

    Hari itu Yolla sedang mengendarai mobilnya di jalan raya sepulangnya dia dari kantor. Tanpa dia sadari, ada sebuah mobil merah yang berjalan tepat beberapa meter di belakangnya. Awal-awal, lalu lintas di sekitar ruas jalan yang dilalui Yolla terlihat biasa-biasa saja. Sampai pada saat mobil yang dia kendarai memasuki jalanan yang lebih lebar tapi dengan dominasi kendaraan-kendaraan besar seperti mobil dan truk. Mobil merah yang semula berjarak agak jauh dari mobil Yolla, perlahan menambah kecepatan hingga kini jaraknya agak lebih mendekat. Namun, Yolla sama sekali tidak memperhatikan karena baginya jalan raya adalah tempat umum yang siapapun bebas mengendarai mobilnya di sana. Namun, lama kelamaan Yolla merasa juga jika mobil itu seakan sengaja membuntutinya. "Kok mobil itu nggak nyalip-nyalip sih?" gumam Yolla curiga. "Perasaan dari tadi di belakang terus ... apa jangan-jangan tujuannya sama?" Yolla tanpa ragu menambah kecepatan mobilnya demi memperlebar jarak dengan mobil merah

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    113 Memenangkan Hatimu Lagi

    "Papa ...?" Callisto tidak mampu lagi untuk tidak mempedulikan bocah perempuan yang tak berdosa itu. "Vhea, kamu harus cepat tidur ya?" ucap Callisto akhirnya, membuat langkah Clerin terhenti. "Aku kangen Papa," ulang Vhea sambil melongok melewati bahu sang mama. "Aku mau Papa temani aku ... Aku sayang Papa ...." Beberapa kata terakhir yang dilontarkan Vhea sukses membuat hati Callisto terenyuh, dan dia seketika sadar yang menjadi musuh dalam selimutnya adalah Clerin. Bukannya Vhea. "Kamu mau tidur sama papa?" tanya Callisto sambil berdiri. Vhea diam saja dan hanya menganggukkan kepalanya. "Tidak perlu kalau kamu sedang tidak ingin diganggu," geleng Clerin sambil menolehkan wajahnya. "Saya mengerti kalau kamu juga mempunyai kehidupan sendiri." Callisto kali ini yang terdiam, seharusnya dia senang saat Clerin menyadari hal itu. Namun, kenapa rasanya dia tidak tega jika harus menolak Vhea dan membuat bocah perempuan itu kecewa? "Malam ini kamu boleh tidur di tempat papa k

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    112 Takut Kehilangan Kamu

    Callisto sudah tidak percaya lagi dengan apa yang dikatakan oleh bosnya. "Apa begini cara kamu menyayangi Vhea?" komentarnya dengan nada dingin. "Dengan menghalalkan segala cara untuk membuat dia berpikir bahwa papanya masih hidup?" Clerin mengerjabkan kedua matanya yang kini terasa basah. "Kamu mungkin tidak akan bisa mengerti ..." tutur Clerin dengan suara lemah. "Kamu belum punya memiliki anak, jadi kamu tidak tahu ... bagaimana rasanya kehilangan pendamping hidup ... dengan seorang anak kecil yang masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya ...." Callisto memalingkan wajahnya dengan jengah. "Kehilangan seorang pendamping hidup, ya?" komentarnya. "Lalu bagaimana dengan saya yang kehilangan semuanya? Keluarga saya, bahkan ingatan saya ... Semuanya pergi meninggalkan saya, bandingkan dengan diri kamu! Seperti itu kamu merasa bahwa hidup kamu dan Vhea adalah yang paling menderita? Lalu bagaimana dengan yang saya rasakan?" Clerin tidak berkata apa-apa, untuk sementar

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    111 Fitnah yang Keji

    “Lagipula bukankah status saya adalah sebagai penyewa mansion, jadi kenapa kamu keberatan?” Clerin tidak segera menyahut informasi yang diberikan Callisto kepadanya. “Kalau kamu keberatan atau merasa terganggu dengan kedatangan Yolla tadi, saya tidak masalah kalau harus pindah dari mansion kamu.” Callisto melanjutkan. “Saya pikir sudah saatnya saya mencari tempat tinggal baru.” Tanpa sadar, jemari Clerin mengepal saat dia mendengar ucapan Callisto barusan. “Kamu tidak perlu seperti itu,” katanya berusaha menekan egonya hingga ke dasar. “apalagi masa sewa kamu masih panjang, jadi jangan buang-buang uang.” Callisto mengangkat bahunya. “Jadi tidak masalah kan kalau Yolla sesekali datang ke mansion?” tanya pria itu sambil memandang sang bos. “Kamu tidak perlu khawatir karena saya dan Yolla tidak akan melakukan perbuatan yang tak pantas.” Clerin memaksakan diri tersenyum sebelum berkomentar, dia sadar bahwa dia sedang menghadapi pria yang bukanlah suaminya. "Baiklah, saya r

  • Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar    110 Nama Mendiang Suami

    Yolla sendiri tidak kalah terkejut saat mendapati sang pemilik mansion sudah berdiri di hadapannya. “Bu Yolla ... ada perlu apa?” tanya Clerin dengan bahasa tubuh yang begitu anggun meskipun dalam hatinya begitu bergemuruh saat melihat jika Yola sudah berani mendatangi mansion miliknya secara terang-terangan seperti ini. “Maaf Bu, saya ... mencari Callisto.” Yolla menyahut apa adanya tanpa gentar sedikitpun. “Callisto?” ulang Clerin sambil mengernyit. “Apa Anda tahu kalau ... Callisto itu adalah nama mendiang suami saya?” Yolla tertegun sebentar, tapi kemudian dia cepat-cepat meralat ucapannya. “Maksud saya Shano,” timpal Yolla sambil tersenyum. “Saya mau mengunjungi Shano, bukan Callisto.” Senyuman itu memudar sedikit dari wajah Clerin, menurutnya Yolla sama sekali tidak tahu malu saat berani-beraninya datang ke mansion untuk menemui Callisto. Punya hak apa dia? “Pak, Callisto di mana?” tanya Clerin kepada sang penjaga mansion. “Mungkin sebentar lagi pulang, Bu.” Penjaga it

DMCA.com Protection Status