Share

Membunuh Tanpa Menyentuh

Lapangan desa itu sudah ramai orang. Para ibu-ibu sudah kumpul di pinggir lapangan, bapak-bapak juga sudah ramai-ramai. Lapangan ini adalah lahan kami yang dipergunakan untuk kegiatan masyarakat. Jika ada acara di sinilah dilaksanakan.

Ketika kami sampai, tiga anak angkat Bang Parlin sudah menyambut kami.

“Biarkan kugantikan tempatmu, Pak Parlin, biar aku yang duel dengan orang sombong itu,” kata salah satu anak angkat Bang Parlin.

“Iya, Pak, biar aku saja, aku pernah belajar karate,” kata yang satu lagi.

“Aku saja, Pak, aku penggemar bela diri MMA,” kata yang satu lagi. Akan tetapi Bang Parlindungan tersenyum.

“Udah, biar aku saja,” jawab Bang Parlin.

Seorang ibu-ibu berdaster mendekati kami.

“Tolong Bang Parlin, tolong jewer telinganya untukku, anaknya suka membully anakku,” kata Ibu tersebut.

Ternyata sudah banyak korban bullyan si Dion ini, dalam hati aku juga berharap Bang Parlin memberikan pelajaran, karena anakku juga sudah benjol kepalanya dia pukul.

Seorang nenek-nene
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Al Qadhi
sy kira sdh tamat, ini happy ending ato gmn nti ini. kok bang parta cerai.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status