Home / Rumah Tangga / Suami kontrak jodohku / BAB 2 - Ini pacarku!

Share

BAB 2 - Ini pacarku!

Author: IntanFa
last update Last Updated: 2024-08-13 10:36:51

“Kau sudah siuman?” tanyanya seraya menepuk pundak Aruna.

Aruna berbalik badan sembari mengangkat kedua tangan pasrah dengan mata masih tertutup.

“Jangan apa-apakan diriku, tolong. Kalau bisa lepaskanlah diriku ... aku masih kecil belum siap menjadi seorang istri, aku tidak bisa apa-apa dan lihatlah diriku juga tidak menarik sama sekali!” cerocosnya tanpa membuka mata.

Pria itu mengernyitkan dahinya keheranan. Kemudian menjitak dahinya sampai keluar bunyi.

Taaaakkk ....

“Kau bicara apa?” tanyanya.

Aruna meringis kesakitan seraya mengelus-elus dahinya yang memerah.

“Awww sakit ....”

Kemudian ia mendongak membuka matanya melihat pada pria yang berdiri di hadapannya. Pria tinggi dengan perawakan gagah dan sangat tampan dengan rahang tegas serta mata coklat yang terlihat bersinar.

Pemandangan yang membuat Aruna terpana seakan terhipnotis.

“Apa yang kau lihat?” pria itu menjitak kembali dahi Aruna sehingga membuatnya tersadar.

“Siapa kau sebenarnya?” tanyanya.

“Kau yang siapa?” tanya Aruna.

“Kau pingsan di samping mobilku dan aku membawamu kemari ke rumahku! aku tidak menemukan identitasmu, Siapa kau?” jelasnya.

Aruna mengingat dirinya bersembunyi di dekat mobil. “Ooh ... kau pemilik mobil?” tanyanya.

Ia mengangguk.

Aruna merasa lega saat mendengar itu, ternyata pria ini bukanlah suruhan ibu tirinya. Ia mengulurkan tangan dengan percaya diri.

“Perkenalkan, aku Aruna ... terima kasih sudah menolongku dan maaf merepotkan ...” ucap Aruna.

Pria itu hanya melihat tangan Aruna dan mengabaikannya. Aruna kembali menarik tangannya.

"Kenapa kau pingsan di dekat mobilku?" tanyanya.

Perutnya tidak bisa di ajak kompromi, Aruna memegangi perutnya yang berbunyi dan terasa lapar.

“Kau kenapa?”

“Emmmh ... aku belum makan dari kemarin, aku lapar ... mungkin itu yang membuatku pingsan!" jawabnya jujur.

“Merepotkan!” gerutunya.

Aruna tersenyum tipis malu-malu.

“Haris, bawa dia ke dapur!” Suruhnya pada asisten pribadi yang sedari tadi mematung di belakangnya.

“Eh siapa namamu?” tanya Aruna.

“Namaku Valda!” jawabnya singkat seraya melengos pergi.

“Ikuti kami,” suruh Haris.

Aruna mengekor pada mereka berdua dan pergi ke dapur. Aruna duduk di kursi makan dan Valda bersiap untuk masak, memakai afron-nya dan mengeluarkan bahan-bahan makanan dari kulkas. Auranya tidak berubah, malah semakin menarik perhatian.

Valda cukup menjaga asupan makannya, ia selalu membuat makanan sehat sendiri dan jarang makan di luaran apalagi makan makanan junkfood.

“Ya Tuhan, pria ini terlihat begitu sempurna. Tampan, badan atletis, di tambah bisa masak ... oooh pria idaman ...” batin Aruna menatapnya tanpa berkedip.

Memasak memainkan alat masak dengan lihai, perlahan aroma masakan memenuhi ruangan itu. Semakin membuat perut Aruna keroncongan.

Tidak lama menunggu, makanan sudah siap. Valda menyajikan tiga porsi makanan di meja.

Scramble egg dengan brokoli dan wortel kukus lengkap dengan fotato wedges. Menu makanan yang Valda sajikan, itu sangat mengiurkan.

“Silahkan ...” ujar Valda lalu kemudian ia duduk.

Aruna menyantap makanan yang terhidang di hadapannya. Sesuai tampilannya yang menarik, rasanya juga sangat enak. Ia begitu menyukainya dan tidak menyangka akan seenak itu.

Menghabiskan makanannya dengan cepat karena sangat lapar.

“Rakus sekali kau?” cetus Valda.

“Aku tidak makan dari kemarin!” jawab Aruna.

“Apakah hidupmu semenyedihkan itu?” tanya Valda.

“Hmmm ... aku di kurung ibu tiriku dan tidak di beri makan,” jawab Aruna jujur.

Aruna berdiri dari duduknya dan membungkukkan badan pada Valda. “Terima kasih sudah menolongku, terima kasih sudah memberiku makan. Emmmh ... tapi aku tidak bisa membalasnya.”

Valda memperhatikan Aruna dengan saksama.

Aruna merasa tidak enak dan sedikit takut karena mereka orang asing. lalu memutuskan untuk pergi.

"Sepertinya aku akan pergi saja. sekali lagi terima kasih," ujar Aruna seraya pergi.

“Memang kau mau pergi kemana? Pulang?” tanya Valda.

Aruna hanya mendengus dengan nafas berat.

“Tidak punya tujuan?” tanya Valda.

“Ya, aku akan pergi kemana pun kaki ini membawanya. Aku tidak punya siapa-siapa lagi dan tidak mungkin untuk pulang," jawab Aruna dengan tersenyum. “Sekali lagi terima kasih,” sambungnya seraya berjalan ke pintu dengan terpincang-pincang.

Valda mengekor pada Aruna. “Apa kau butuh uang?”

Aruna terhenti, lalu ia berbalik badan mendongak pada Valda.

“Bagaimana kalau kau bekerja denganku?” Valda menawarinya.

Aruna tersenyum sembringah. “Kau serius mau memperkerjakanku? Mmmh ... tapi aku tidak mengerti apa-apa! Aku tidak punya bakat juga. Sepertinya tidak perlu ...” jawabnya pasrah.

Valda menatap Aruna dari ujung kaki sampai ujung rambut. Ia memperhatikannya dengan saksama, kulit putih kemerahan, rambut panjang yang hitam, mata bulat dan berbadan langsing. Aruna terlihat begitu cantik walaupun dengan pakaian biasa.

Aruna menyadari kalau Valda menatapnya. Ia mundur beberapa langkah lalu dengan sigap menutup bagian dada dengan kedua tangannya, tapi kakinya yang masih sakit membuat ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Akan tetapi, dengan sigap Valda menarik tangan Aruna masuk ke dalam pelukannya.

Mata mereka saling bertemu, menatap begitu dekat.

“Ya Tuhan, kenapa dia terlihat tampan kalau dari dekat seperti ini. Oooh sempurna ...” batin Aruna memujinya.

Ia merasakan deru nafas Valda yang hangat serasa menusuk Sampai ke relung hatinya.

Waktu seakan berhenti beberapa saat. Kemudian Valda meniup Wajah Aruna yang membuatnya tersadar dan melepaskan diri dari pelukan Valda.

“Apa kau terpana dengan ketampananku?” cetus Valda percaya diri.

Aruna mengernyitkan dahinya seraya menyeringai. “Hahhh ... percaya diri sekali kamu?”

“Tidak ada perempuan yang tidak terpesona melihatku!” ujar Valda.

Aruna membuang nafas pasrah. “Terserahlah!– eh kamu loh yang sedari tadi menatapku. Jangan-jangan kau yang terpesona padaku?" ujarnya.

“Wanita sepertimu bukanlah seleraku, kau tidak menarik sama sekali. ya, tapi mungkin kalau di poles bisa cantik ...” ujar Valda tanpa melepaskan matanya menyapu tubuh Aruna dari atas sampai bawah.

Aruna memelototkan matanya dan semakin mengeratkan tangannya menutup dada.

“Ternyata semua lelaki sama saja! Tidak ... aku harus segera pergi!” batin Aruna.

Berbalik badan dan membuka pintu hendak pergi dengan kaki yang masih terpincang-pincang. Akan tetapi, Aruna di kejutkan oleh seorang perempuan yang berdiri di hadapannya. Terlihat siap mengetuk pintu.

“Mama ...” ujar Valda dari belakang Aruna. Kemudian mendekat pada Aruna dan dengan tiba-tiba merangkulnya dengan erat dan mesra.

Itu membuat Aruna terkejut dan melotot pada Valda.

“Kenapa pagi-pagi Mama datang kemari?” tanya Valda.

Perempuan itu adalah Defria-mama Valda. Berpenampilan modis dengan barang-barang branded menempel di tubuhnya.

“Siapa perempuan ini?” tanya Defria ketus.

“Masuklah!” ajak Valda pada Defria dan tidak melepaskan rangkulannya pada Aruna.

Defria masuk dan duduk dengan tenang di sofa. Valda juga mendudukkan Aruna di sampingnya tanpa melepaskan rangkulannya.

Aruna tidak bisa melepaskan rangkulan Valda karena begitu erat.

“Ini orang kenapa sih? Tiba-tiba ngerangkul kayak gini di depan wanita ini. Gak bener nih ...” batin Aruna. Mencoba melepaskan rangkulannya, tapi sangat sulit.

Valda menatap Aruna dengan tersenyum tipis. Lagi-lagi, Aruna terpesona seakan senyuman itu menghipnotisnya.

“Siapa dia?” tanya Defria ketus.

“Perkenalkan, ini pacarku ...” ungkapnya tiba-tiba.

Aruna terkejut.

“Pacarmu?” Defria tidak kalah terkejutnya.

“Iya, namanya—“ Valda lupa lalu menatap Aruna mengedipkan matanya agar menyebutkan nama sembari mencubit bahunya.

Aruna melotot kesal pada Valda lalu berganti menatap Defria dengan tersenyum. “Nama saya Aruna, Tante ....”

“Iya, namanya Aruna ... cantik, bukan?” tanya Valda.

Defria bangkit dari duduknya mendekat pada Aruna. Depan, samping, belakang di lihatnya dengan teliti.

“Kau yakin dia pacarmu? Apa tidak salah? Rambut kering berantakan, aroma tubuhnya juga tidak enak. Lihat kulit wajahnya, tidak terawat terlihat tidak sehat! Pakaiannya pun, itu pasti pakaian murahan,” tutur Defria penuh cercaan.

Kemudian ia duduk kembali dengan raut wajah yang kesal.

Valda menyadari apa yang Mama-nya tuturkan dan itu memang benar, tapi ia harus mengelakan itu.

“Aruna perempuan sederhana dan itu yang membuatku suka!” ujar Valda.

“Kau ini ... Papamu akan marah jika tahu semua ini. Kau harus nurut pada Papamu, Mama capek kalau harus mendengar kalian bertengkar terus. Mama tidak mau menjelaskan apa-apa pada Papamu, terserah padamu saja!” jelas Defria seraya melengos pergi.

“Mama jangan mengkhawatirkanku. Bye ...” teriak Valda seraya melambaikan tangan.

Aruna melihat kalau Defria sudah pergi, lalu ia mengibaskan tangan Valda dan bergeser menjauh darinya.

“Apa-apaan kau ini? Memegangku seenaknya. Iiih ... iiih ...” ujarnya seraya mengusap-usap bekas tangan Valda.

“Hehhh ... kau harusnya bersyukur. Banyak perempuan yang mengantri ingin di peluk olehku!”

“Aiish ...” Aruna mendelik. “Eh apa maksudmu mengatakan kalau aku pacarmu?” tanyanya.

Related chapters

  • Suami kontrak jodohku   Bab 3 - Pacar pura-pura

    “Ya itu maksudku, pekerjaan untukmu.” Aruna mengernyit tidak mengerti dengan apa yang Valda katakan. “Aku akan memberikanmu pekerjaan sebagai pacar pura-puraku. Bagaimana?” ujar Valda. “Tidak ... tidak ...” Aruna tegas menolaknya. Ia bangkit dari duduknya dan hendak pergi mendekat pada pintu. “Tunggu ... kau akan mendapatkan bayaran yang besar. Apa kau tidak butuh uang?” tanya Valda. Aruna menghentikan langkahnya. “Bayaran yang besar? Apa aku ambil saja tawarannya, toh hanya pacar pura-pura saja. Kalau sekarang aku pergi, akan pergi kemana? Tidak mungkin aku pulang ke rumah dan tanpa uang bagaimana aku bisa hidup di luaran sana. Kalaupun bekerja, akan bekerja apa?” batin Aruna bergelut. “Cepatlah berpikirnya!” cetus Valda. Aruna berbalik badan melihat pada Valda. “Hanya pacar pura-pura saja, kan?” tanya Aruna. “Ya, hanya pacar pura-pura. Paling beberapa kali menghadiri acara dan jika bertemu orangtuaku setelah itu selesai ...” jelas Valda. “Benar bay

    Last Updated : 2024-08-13
  • Suami kontrak jodohku   Bab 4 - Shopping

    Valda bangkit dari duduknya. “Semua perempuan sama saja, kalau tidak gila uang, ya gila pria tidak cukup satu pria. Mana ada perempuan tulus!” cetusnya. Haris mengangguk mengerti. “Pergilah ... belikan apa yang dia butuhkan dan bawalah dia ke dokter. sepertinya kaki dia masih sakit.” Valda menyerahkan satu black card miliknya. Haris berlalu pergi. “Emmmh setelah kepergian Marisa, mana mungkin aku percaya lagi pada perempuan. Aku tidak akan pernah mencintai siapapun lagi termasuk anak cengeng yang yang dulu di jodohkan oleh Papa dan aku tidak akan pernah menikahinya!” gumam Valda. Valda memang mempunyai trauma soal cinta. Masa lalunya bersama Marisa cukup membunuh hatinya. Di sisi lain .... Aruna sudah memakai kembali pakaiannya. Untung saja mesin cuci canggih bisa mengeringkan dengan cepat. Pintu ada yang mengetuk, Aruna bergegas pergi. Akan tetapi, ia ragu untuk membukanya. Pintu terus di ketuk. “Siapa, ya?” Tokkk ... tokkk .... Aruna menghela nafas panja

    Last Updated : 2024-08-13
  • Suami kontrak jodohku   Bab 5 - Perjodohan akan tetap terjadi!

    Karin mendapatkan telepon dari kantor polisi perihal kedua preman yang di bawa ke kantor polisi. Kemudian ia dan Nanda pergi kesana. Tidak butuh waktu lama, Karin bisa membebaskan mereka dengan uang jaminan. Kembali ke rumah, Karin marah besar kepada mereka berdua. “Untuk bulan ini, gaji kalian saya potong untuk mengganti uang yang saya bayarkan pada polisi!” cetusnya. “Terima kasih, Nyonya ....” “Lagi pula Mami ngapain sih belain mereka dan menjamin mereka. Biarkan saja mereka membusuk di penjaraa, kerja juga gak becus!” timpal Nanda. “Jangan mengajari Mami. Mereka di penjara, siapa yang akan memberikan informasi tentang Aruna. Bodoh sekali kau!” cerca Karin. Nanda anak kandungnya sendiri, tetapi ia memperlakukannya seperti itu. Menganggapnya bodoh tidak berguna dan hanya beban karena Nanda adalah anak dari hasil hubungan gelap. Ayahnya tidak tahu siapa dan dimana? “Kenapa kalian bisa di kantor polisi?” tanya Karin dengan bertolak pinggang sembari menghisap sebata

    Last Updated : 2024-08-13
  • Suami kontrak jodohku   Bab 6 - Rekaman cctv

    Mengendus sekali lagi mulut Aruna dan memang benar kalau Aruna meneguk wine miliknya sehingga ia mabuk dan bersikap aneh. “Kau sangat tampan di lihat dari dekat seperti ini ...” cetus Aruna seraya tertawa kecil. Kemudian dengan tiba-tiba Aruna menyosor bibir Valda menciuminya dengan liar. Itu membuat Valda terkejut dan tidak menyangka, ia sadar kalau Aruna seperti itu karena di bawah pengaruh alkohol. Valda mencoba melepaskannya, tetapi Aruna semakin liar. Sebagai lelaki normal, tubuhnya seakan terpancing dan ia membalas ciumann Aruna tanpa sadar menikmatinya. Aruna mendorong tubuh Valda sampai terbaring di sofa. Ciumann mereka sempat terlepas, tetapi Aruna melakukannya lagi dengan posisi ia di atasnya Valda. Valda tidak menyangka Aruna mampu melakukan hal seperti ini padahal dirinya terlihat lugu. Anehnya tubuh Valda tidak menolak itu, malah hawa panas menguasai tubuhnya. “Mmmmh ... ciuman pertamaku untukmu ...” cetus Aruna dengan tertawa kecil. “Jangan lakukan la

    Last Updated : 2024-08-20
  • Suami kontrak jodohku   Bab 7 - Permintaan Chand yang mengejutkan

    Valda membawa pakaian begitu banyaknya dan memberikan semua itu pada Aruna sampai menutupi wajahnya. Tubuhnya yang mungil kesulitan memegangi pakaian sebanyak itu dan Aruna hampir saja terjatuh untung Valda menahannya. “Kau lemah sekali!” ujar Valda seraya mengambil sebagian pakaiannya. “Kau dengan tiba-tiba memberikan pakaian sebanyak ini padaku, Aissshhh ...” Aruna mendelik. Valda memasukkan pakaian-pakaian itu ke dalam ruang ganti dan Aruna masuk. Ia mencoba setiap pakaian itu. Dress-dress seksi yang Valda pilihkan untuknya. Bahu yang terbuka lebar bahkan sampai belahan dadanya terlihat dengan panjang di atas lutut. “Pakaian apa ini?” gumam Aruna. Ia keluar dan memperlihatkannya pada Valda sembari menutupi dadanya yang terbuka membuatnya tidak nyaman. “Itu tidak cocok untukmu!” cetus Valda. Aruna kembali masuk dengan kesal dan mengganti dengan pakaian lainnya. Keluar masuk dengan pakaian gonta ganti dan Valda selalu mengatakan tidak cocok. “Aku sudah mencoba

    Last Updated : 2024-08-21
  • Suami kontrak jodohku   Bab 8 - Tidak ingin Menikah

    “Papa minta kalian menikah secepatnya! Untuk persiapan biar Papa yang atur. Kalian siapkan saja diri kalian!” Chand bangkit dari duduknya berlalu pergi di ikuti oleh Defria. “Pa ... Pa ... itu terlalu cepat! Kami belum siap.” Teriak Valda. Akan tetapi, Chand mengabaikannya. Melihat hal itu, Haris berpindah ke meja Valda. “Ada masalah, Tuan?” tanyanya. Valda hanya menggelengkan kepala. “Hehh ... kenapa jadi menikah?” tanya Aruna. Valda menghela nafas dan menatap Aruna. “Aku tidak tahu!” pasrahnya. “Sesuai perjanjian, hanya pacar pura-pura. Tidak lebih!” pungkas Aruna. Valda berpikir sejenak, dirinya terjebak dalam permainannya sendiri. Tidak terpikir akan seserius dan sejauh ini. “Hehhh ... kenapa kau diam saja?” Aruna menepuk lengan Valda. Valda tersadar. “Aku akan memikirkannya lagi nanti. Ayo pulanglah!” ajaknya. “Aku lapar. Kita disini belum makan sama sekali,” ujar Aruna seraya memegangi perutnya. Valda kembali duduk lalu membuka buku menu. Ia memes

    Last Updated : 2024-08-22
  • Suami kontrak jodohku   Bab 9 - Pembuktian

    “Kau gila!” cetus Valda. “Ti–tidak ... jangan berpikiran macam-macam terhadap kami. Saya sudah menikah dan punya anak perempuan usia tiga tahun,” elak Haris. Aruna menatap Valda tajam. “Apa? Bisa-bisanya kau menuduhku seperti itu. Gila ...” cerca Valda. “Ya lagi pula dirimu seperti apa yang aku katakan tadi, tapi tidak punya pacar. Padahal aku pikir orangtuamu tidak ada salahnya mencarikanmu jodoh yang setara. Jika tidak ingin di jodohkan, gampang bagimu untuk mencari wanita yang setara. Kalau bukan penyuka sesama, ya apalagi?” tutur Aruna. Valda gemas dengan bibir mungil Aruna yang sedari tadi nyerocos tidak hentinya. Ia mendekat padanya dan tanpa aba-aba melahap bibir mungil itu dengan bibirnya. Membuat Aruna terkejut ia meremas bantal sofa di sampingnya. Haris tidak kalah terkejutnya, ia bangkit dari duduknya seraya memalingkan wajah dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua. Valda begitu menikmatinya, bibir Aruna seakan menjadi candu yang terngiang-ngiang.

    Last Updated : 2024-08-23
  • Suami kontrak jodohku   Bab 10 - Setuju

    “Mobil siapa itu?” sentak Karin pada sopir. Aruna melihat Valda dan Haris keluar dari mobil. Ia merasa sedikit lega dan tenang. “Siapa mereka?” “Tidak tahu, nyonya,” jawab sopir. “Kalian turunlah dan tanya ada perlu apa,” suruh Karin pada kedua preman itu. Dua preman itu menghadapi Valda. Mereka terlihat bicara serius dan Karin penasaran lalu turun dari mobil. “Kau diam disini!” ucapnya pada Aruna. “Tunggu, Mami ...” Aruna ikut turun karena takut terjadi hal yang tidak di inginkan. “Kau diam di mobil, kenapa kau ikut turun?” sentak Karin. “Aruna ...” panggil Valda. Mendengar panggilan itu, Karin mendekat pada Valda. “Siapa kau? Menghentikan mobil saya seenaknya! Kau mengenali Aruna?” “Kau yang siapa? Kenapa kau membawa Aruna?” tanya Valda. “Ini kesempatan bagus, mungkin Tuhan memang mengirimkan Valda untuk menyelamatkanku dari ibu tiriku. Hmmm ...” batin Aruna mengesampingkan kejadian semalam. “Saya ibunya Aruna! Ya terserah saya kalau mau membawanya

    Last Updated : 2024-08-24

Latest chapter

  • Suami kontrak jodohku   Bab 89 - Jodoh

    Valda menyusul Chand ke ruangan kerjanya. “Papa ....” “Ada apa lagi?” tanya Chand tanpa memedulikan kehadiran Valda. “Pa, jangan marah padaku dan Aruna seperti ini. Ya, aku tahu papa ingin kita semua berkumpul. Akan tetapi, aku juga tidak ingin rumah tanggaku berantakan.” Valda menjelaskannya. “Jadi benar, Aruna yang memintamu untuk pergi dari rumah ini?” cetus Chand. “Bukan begitu, pa. Aku hanya ingin membuat Aruna nyaman. Setelah kejadian kemarin tentang kesalahpahamannya dengan Delova, itu membuatnya takut,” jawab Valda. Chand menatap Valda dengan pasrah. Tidak ada gunanya bersikap selalu egois dan malah membuatnya semakin jauh dengan Valda. “Pa, jarak dari apartemen ke rumah ini tidaklah jauh. Mungkin nanti kami bisa setiap hari datang ke rumah ini. Pa, kebahagiaanku dengan bersama Aruna!” tegas Valda. Sementara itu, Aruna yang mendengar percakapan mereka merasa semakin bersalah. “

  • Suami kontrak jodohku   Bab 88 - Kembali bersama

    “Delova ...” panggil Valda.“Ada apa?” tatap Delova heran.Valda mencoba mengontrol emosinya, bagaimana pun dengan keadaan Delova seperti ini membuat hatinya terenyuh dan merasa kasihan.“Hmmm ... aku tahu kau menemui Aruna. Katakan jujur padaku, apa yang kau katakan padanya? Aku memang mengikhlaskannya untukmu, tapi kau tidak bisa sembarangan memfitnahku!” ungkap Valda.Chand dan Defria menghampiri mereka berdua. Berdiri diantara mereka dan mencoba menghentikan Valda agar tidak melakukan hal yang tidak-tidak.“Jangan sakiti adikmu lagi!” cetus Defria.“Papa tahu ini semua salah perempuan itu!” tunjuk Chand pada Aruna yang berdiri di pintu kamar.Aruna menatap semua orang bergantian, apa yang sekarang terjadi memang salah dirinya.“Apa maksud Papa? Jangan salahkan Aruna seperti itu!” timpal Delova membela Aruna.Valda menatap Delova dengan penuh amarah. Aruna tahu kemarahan itu dan harus menghentikannya.“Tu–tunggu ... emmmh Valda, k

  • Suami kontrak jodohku   Bab 87 - Salah paham lagi

    Aruna melangkah dengan sembarang, sesekali wajahnya menengadah menatap langit yang mulai meredup. Lampu-lampu jalanan cukup terang menyinari langkahnya.“Apakah Elisha benar-benar serius dengan apa yang di katakannya? Tapi Valda mengatakan hal lainnya,” gumamnya.“Aruna ....”Sebuah mobil hitam berhenti dan terdengar suara tidak asing memanggilnya.Aruna menoleh ke arah sumber suara dan senyuman tersungging di bibirnya.“Delova ...” mendekati mobil itu dengan antusias.“Kau mau kemana?” tanya Delova. Ia bicara dari dalam mobil dan hanya membuka kaca mobilnya.“Aku mau pulang, barusan habis ngajar les piano,” jawabnya.Delova membuka pintu mobil dan meminta Aruna untuk masuk. Ia akan mengantarnya pulang.Awalnya Aruna menolak karena merasa tidak enak, tapi Delova memaksanya. Terpaksa ia masuk dan di antar pulang oleh Delova.“Kau sudah lebih baik?” tanya Aruna penasaran. Bagaimana pun ia sangat khawatir pada keadaan Delova.“Aku

  • Suami kontrak jodohku   Bab 86 - Les piano

    Saat makan malam, Elisha datang menghampiri semua orang tanpa rasa malu. Sekarang ia berani kembali datang setelah tahu Aruna pergi.Defria dan Chand menyambutnya dengan ramah sama seperti sebelumnya. Sementara Valda merasa risih dan tidak nyaman.“Kenapa dia datang lagi kemari?” ujar Delova.Karena selesai makan, Valda beranjak pergi meninggalkan meja makan tanpa bicara dengan siapa pun.Elisha menatap kepergian Valda dan ia harus mengerti mendekatinya pelan-pelan membiarkannya pergi begitu saja.Keesokan harinya ....Di sore hari Aruna pergi ke rumah Grace untuk mengajari Briel bermain piano. Ia memulai pekerjaannya dengan semangat dan riang.Grace menyambutnya dengan hangat dan membawanya ke ruangan musik.“Hallo kakak cantik ...” sambut Briel.“Haiii cantik ... apa kau siap? Wah pianomu sangat bagus. Aku juga punya piano–“ cetusnya lalu bicara terhenti karena teringat dengan piano yang Valda belikan.“Cepatlah kakak, aku tidak sa

  • Suami kontrak jodohku   Bab 85 - Menemui Aruna

    Wajah Aruna berubah menjadi tersenyum berbinar, senang akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan.“Kakak serius?”Grace mengangguk seraya tersenyum.“Wah aku senang kalau kakak cantik akan menjadi guru les pianoku. Dari pada pak tua yang ketus itu!” cetus Briel.“Terima kasih, ya, kak.” Aruna menundukkan badannya hormat.“Kau bisa datang ke rumahku setiap sore mulai besok,” ucap Grace.Kemudian Grace meminta nomor ponsel Aruna agar mudah untuk di hubungi.Aruna sangat senang dan cukup antusias. Berbincang sebentar lalu ia berlalu pulang.Berdiri di pinggir jalan melihat kepergian Grace dan Briel. Dirinya di tawari untuk di antar pulang, tapi Aruna menolaknya.“Semoga hidupku berjalan baik ke depannya dan di pertemukan dengan orang-orang baik. Perlahan harus melupakan tentang Valda! ya harus ...” Aruna berdoa.Karena tidak perlu mencari kerja lagi, ia memutuskan untuk kembali pulang ke rumah dengan menaiki taxi online yang di pesannya.

  • Suami kontrak jodohku   Bab 84 - Ingin bekerja

    Valda menghentikan mobilnya di tengah perjalanan. Memendamkan wajahnya pada setir mobil. Menyesali kenapa terlambat mencari Aruna?“Aruna pergi kemana? Aku harus mencarinya kemana lagi?” pikirnya.Setelah terdiam beberapa saat, Valda kembali melajukan mobilnya. Sepertinya ia sudah tahu akan pergi kemana.Ia pergi ke rumah kedua, menemui pelayan yang menjaga rumah itu dan bertanya apakah Aruna datang ke rumah itu atau tidak. Ternyata pelayan mengatakan kalau Aruna tidak ada datang.Valda kembali melajukan mobilnya menuju ke makam orang tua Aruna. Ia sedikit bernafas lega, melihat kelopak bunga di atas makam. Memegangnya dan kelopak bunga itu baru.“Sepertinya Aruna baru saja dari sini.” Melihat sekitar berharap Aruna masih ada disana.“Hmmm ... Aruna sudah pergi!”Saat hendak berlalu pergi, Valda menghentikan langkahnya. Ia berjongkok diantara nisan kedua orang tua Aruna.“Maafkan aku ... aku tidak bisa menjaga Aruna dengan baik dan malah membi

  • Suami kontrak jodohku   Bab 83 - Kembali ke rumah lama

    Sampai di rumah dengan cepat, ia mencari keberadaan Aruna. Pergi ke kamar dan tidak mendapati keberadaan Aruna. Mencoba menghubungi beberapa kali, tapi nihil masih tetap tidak bisa di hubungi. Saat akan keluar dari kamar, matanya terhenti pada meja samping tempat tidur. Ia menemukan catatan yang Aruna tinggalkan. Sebelum membacanya, ia melihat sebuah cek dan uang tunai. “Cek satu milyar dan uang. Apa ini?” gumamnya. Membaca catatan yang Aruna tulis itu. “Valda, mungkin saat kau membaca ini aku sudah pergi. Maafkan aku telah membuat Delova menderita. Ini semua salahku membuatmu marah pada Delova. Mungkin memang lebih baik aku pergi, aku tidak ingin menjadi penyebab kau bertengkar dengan Delova. Satu hal yang harus kau tahu kalau antara aku dan Delova tidak ada hubungan apa-apa. Aku menganggapnya hanya sebagai kakak yang baik padaku. Kau jangan salah paham dan marah pada Delova, dia tidak salah. Untuk cek dan uang ini, aku tidak bisa menerimanya. Tolong sampaikan pad

  • Suami kontrak jodohku   Bab 82 - Pergi!

    Aruna bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan mendekati ruangan rawat Delova. Menatapnya dari kaca pada pintu. Melihat kalau Delova sudah bangun dengan keadaannya yang memprihatinkan, kepala, tangan dan kaki terbalut perban.“Hmmm syukurlah kau baik-baik saja, ini semua gara-gara aku!” lirih Aruna bergumam.“Hmm ....”Suara seseorang di belakang Aruna yang tidak asing. Aruna membalikkan badannya melihat kepada orang itu.“Papa ....”“Apa kau bisa ikut papa pulang ke rumah?” tanya Chand.Aruna melirik semua orang di dalam ruangan.“Delova baik-baik saja dan sudah ada yang menjaganya!” cetus Chand.Aruna berganti melirik Chand dan tersenyum getir. Ia mengangguk setuju untuk ikut pulang, perasaan tidak enak menggelayut di hatinya.Di perjalanan pulang, tidak ada obrolan di dalam mobil. Hening ....Sampai di rumah, sebelum turun dari mobil Chand berkata padanya. “Temui papa di ruangan kerja papa!”Ia turun lebih dulu dan Aruna t

  • Suami kontrak jodohku   Bab 81 - Donorkan darah

    “Semuanya, mohon maaf. Jangan membuat keributan, itu akan mengganggu pasien! Saat ini pasien membutuhkan banyak darah. Siapa diantara kalian yang memiliki golongan darah AB negatif?” ujar dokter. “AB negatif?” gumam Chand. “Itu cukup langka dan kami di rumah sakit kehabisan stok. Kami baru menghubungi bank darah pusat dan itu butuh waktu lama,” jelas Dokter. Defria terkulai lemas terduduk di kursi. Ia menangis tersedu. “Dokter, aku dan istriku memiliki golongan darah yang berbeda. Ba–bagaimana?” cetus Chand. “Kalau bisa cari saudara atau kerabat dekat, biasanya akan ada yang sama. Tolong secepatnya sebelum darah dari bank pusat tersedia,” ucap dokter lalu melengos pergi. Chand tertegun sejenak. Ia berpikir harus mencari darah kemana? “Ma, darahku juga tidak sama. Siapa yang bisa kita hubungi?” tanya Valda seraya menenangkan Defria. Ia merasa bersalah dengan apa yang telah di lakukan. Penyesalan tidak ada gu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status