Home / Rumah Tangga / Suami kontrak jodohku / Bab 6 - Rekaman cctv

Share

Bab 6 - Rekaman cctv

Author: IntanFa
last update Last Updated: 2024-08-20 17:53:50

Mengendus sekali lagi mulut Aruna dan memang benar kalau Aruna meneguk wine miliknya sehingga ia mabuk dan bersikap aneh.

“Kau sangat tampan di lihat dari dekat seperti ini ...” cetus Aruna seraya tertawa kecil.

Kemudian dengan tiba-tiba Aruna menyosor bibir Valda menciuminya dengan liar. Itu membuat Valda terkejut dan tidak menyangka, ia sadar kalau Aruna seperti itu karena di bawah pengaruh alkohol.

Valda mencoba melepaskannya, tetapi Aruna semakin liar. Sebagai lelaki normal, tubuhnya seakan terpancing dan ia membalas ciumann Aruna tanpa sadar menikmatinya.

Aruna mendorong tubuh Valda sampai terbaring di sofa. Ciumann mereka sempat terlepas, tetapi Aruna melakukannya lagi dengan posisi ia di atasnya Valda.

Valda tidak menyangka Aruna mampu melakukan hal seperti ini padahal dirinya terlihat lugu. Anehnya tubuh Valda tidak menolak itu, malah hawa panas menguasai tubuhnya.

“Mmmmh ... ciuman pertamaku untukmu ...” cetus Aruna dengan tertawa kecil.

“Jangan lakukan lagi!” Valda bangkit dari berbaringnya dan mendudukkan Aruna. Lalu ia berdiri dan merapikan pakaiannya.

“Aaagghhh tampannya ... jangan tinggalkan akuuuu ...” seru Aruna manja.

Valda menggelengkan kepala, Aruna sudah mulai bicara melantur. Ia memapahnya membawa ke kamar dan menidurkannya.

“Lagi pula kenapa kau meneguk wine-ku?” gumam Valda.

Aruna sudah memejamkan matanya, tetapi mulutnya masih melantur bicara tidak jelas. Dress yang Aruna kenakan menyingkap, itu membuat perasaan Valda tidak karuan. Rudal yang terkurung terbangun ingin melepaskan diri, ia menarik selimut dan menutupi tubuh Aruna kemudian berlalu pergi ke kamarnya.

“Aku harus menyelesaikannya!” Valda berlalu ke kamar mandi. Beberapa saat berdiri di bawah shower untuk melepaskan hasratnya.

Dirinya adalah lelaki sejati, ia tidak pernah merusak perempuan mana pun. Valda punya prinsip yang kuat soal itu.

Keesokan harinya ....

Valda bangun terlambat tidak seperti biasanya, ia tertidur begitu pulas. Ponselnya berdering sedari tadi yang membuatnya terbangun.

Meraih ponselnya dan melihat kalau Haris yang menghubungi. Dia sudah menunggu di loby apartemen.

“Ya Tuhan, bagaimana bisa aku terlambat seperti ini!” bangkit dari tidurnya dan bergegas mandi.

Sementara itu, Aruna terbangun dengan kepala yang terasa pusing dan tiba-tiba perutnya mual. Ia bergegas ke kamar mandi dan muntah.

“Sepertinya aku salah makan! Kepalaku juga keleyengan, kenapa ya?” gumam Aruna. Ia mencuci muka lalu keluar dari kamar, ia mengambil air putih dan meneguknya lalu duduk terdiam di kursi makan.

Tidak lama kemudian, Valda keluar dari kamar dan menghampiri Aruna yang bengong. Ia mengambil roti dan mengolesnya dengan selai strawberry dengan tatapan tidak lepas dari Aruna.

“Kau baru bangun?” tanya Valda.

Aruna mengangguk lemas.

"Kau kenapa?" tanya Valda ragu. ia mencoba tidak mengingat kejadian semalam.

“Kepalaku pusing dan perutku mual!” jawab Aruna lemas.

Valda menghabiskan rotinya lalu bangkit dari duduknya siap untuk pergi.

“Kau semalam meneguk wine-ku dan kau mabuk!” ungkap Valda lalu ia bergegas pergi.

Aruna menatap kepergian Valda sembari menyerap perkataannya.

“Wine– Mabuk?” gumamnya.

Aruna mengingat kalau dirinya meneguk minuman yang rasanya aneh dan setelah itu tidak mengingat apa-apa lagi.

“Ya Tuhan, bukannya orang mabuk selalu melakukan hal yang tidak-tidak? Apa yang aku lakukan semalam? Apa aku melakukan hal aneh? Aku harus menanyakannya pada Valda!” gerutu Aruna lalu ia bangkit dari duduknya dan pergi ke kamar mengambil ponselnya dan hendak menghubungi Valda, tapi ia mengurungkan niatnya.

Berpikir sejenak seraya mondar mandir. Aruna memutuskan untuk bertanya lewat pesan.

“Maaf, apa aku melakukan hal aneh semalam? Lagi pula itu salahmu karena menaruh wine sembarangan di gelas yang sama!” isi pesan yang Aruna kirimkan.

Valda yang baru saja sampai di kantor membuka pesan Aruna yang di terima Liam belas menit yang lalu. Kemudian senyuman tersungging di bibirnya, mengingat hal semalam bibir Aruna masih terasa.

Kemudian ia membalas pesan Aruna.

“Memangnya kau tidak ingat apapun?”

Menunggu beberapa saat sembari memutar-mutar kursi duduknya dengan senyuman tidak lepas dari bibirnya.

“Kenapa jadi aneh seperti ini perasaanku?” gumam Valda.

Ponselnya berbunyi dan itu balasan dari Aruna.

“Cepat katakan, apa yang aku lakukan?” isi pesannya.

“Apa benar kau ingin tahu?” balas Valda.

“Ya!” balasnya lagi.

Valda membuka rekaman cctv semalam dan mengirimkan bagian adegan semalam kepada Aruna. Ia tertawa menyeringai.

“Tuan ... kita harus pergi sekarang. Tuan ...” panggil Haris yang sedari tadi sudah mematung di hadapan Valda.

“Apa?” tanya Valda menatap Haris.

“Hmmm ... pagi ini kita akan pergi meeting bertemu dengan client dari Korea,” jawab Haris.

Ia merasa ada yang aneh dengan bosnya itu.

Valda melihat jam di tangannya lalu bangkit dan berlalu pergi di ikuti oleh Haris.

Di sisi lain Aruna histeris melihat rekaman yang Valda kirimkan sampai ponselnya terlempar. Rekaman dirinya berciuman dengan Valda dan rekaman itu terpotong sampai mereka masuk kamar berdua.

“Apa yang Valda lakukan padaku di dalam kamar? Aagggghhh tidak ...” Aruna memeluk erat tubuhnya sendiri. Ia merasa ternodai, merasa marah, kesal dan sedih bercampur menjadi satu.

Aruna tidak bisa menahan lagi air matanya. Ia menangis di pojok tempat tidur sampai tersedu-sedu.

“Valda mengatakan padaku tidak akan macam-macam, tapi kenapa dia memanfaatkan situasiku yang seperti itu?” gerutu Aruna.

Aruna tidak mengamati video itu dengan jelas. Padahal kenyataannya Arunalah yang mulai lebih dulu.

Setelah selesai meeting, Valda kembali ke kantor. Ia mengecek ponselnya dan tidak mendapatkan pesan balasan dari Aruna.

“Kemana dia?” gumamnya.

“Apa ada sesuatu?” tanya Haris. Ia menyadari ada sedikit yang aneh dari bosnya itu.

“Tidak ada. Jadwalku selanjutnya apa?” tanya Valda.

“Tidak ada jadwal keluar lagi. Eh iya nanti malam jangan lupa acara makan malam bersama Tuan besar dan Nyonya,” jawab Haris.

“Haduh aku malas!” ujar Valda tidak semangat.

“Kalau tidak datang kemungkinan besar akan terjadi perjodohan, jadi saya sarankan untuk datang bersama Aruna.” Haris mengingatkan.

“Kau benar! Baiklah, aku akan pergi bersama Aruna. Kau pergilah!” suruhnya.

Haris berlalu pergi.

Valda kembali mengecek ponselnya dan tidak mendapati balasan dari Aruna.

Kemudian ia mengecek cctv dari ponselnya. Tidak menemukan keberadaannya di luar kamar, lalu ia mengecek cctv yang ada di dalam kamar. Awalnya ia ragu-ragu, tetapi takut terjadi apa-apa padanya.

Ia melihat Aruna tergeletak di pinggir tempat tidur dan tidak bergerak. “Aruna!”

Bangkit dari duduknya dan bergegas pergi. Haris melihat kepergian Valda dan mengikutinya.

“Tuan, anda akan pergi kemana?” tanyanya.

“Oh aku akan pulang dulu, sepertinya terjadi sesuatu pada Aruna. Kau tetap di kantor saja,” ucap Valda. Kemudian ia pergi melajukan mobilnya.

Sesampainya di apartemen. Valda bergegas ke kamar Aruna dan mendekatinya.

“Aruna ...” ia membangunkannya.

Aruna membuka matanya lalu terduduk dan menatap Valda dengan mata sembabnya.

“Kau tidak pingsan?” tanya Valda.

Aruna mengernyitkan dahinya.

“Aku melihat di cctv kau tergeletak dan aku pikir kau pingsan.” Tunjuknya pada cctv yang terpasang di pojok atas pintu.

Aruna melihat ke arah yang Valda tunjuk. “Kau pasang cctv di kamar ini? Keterlaluan sekali!” Ia marah sembari memukul-mukul lengan Valda.

“Bu–bukan begitu maksudku—“

“Lalu apa? Kau ternyata mesum!” tuduh Aruna.

“Kau jangan berkata yang tidak-tidak padaku! Sudahlah bangun dan pergi mandi. Dirimu terlihat menyedihkan!” gerutu Valda.

Aruna bangkit dari duduknya berkacak pinggang menatap Valda.

“Kau menciumiku seperti itu dan membawaku ke kamar. Apa yang kau lakukan padaku di dalam kamar?” ungkap Aruna.

Valda menghela nafas panjang dan kembali menunjukkan rekaman cctv itu. Ia menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya, ia juga menunjukkan kalau dirinya tidak lama di kamar Aruna.

“Kau yang tiba-tiba menyosor padaku, bersikap liar dan kau menyalahkanku? Disana jelas kau yang memulai!” jelas Valda membela diri.

Aruna merasa malu, dalam rekaman jelas kalau dirinya yang memulai. Ia juga heran kenapa dirinya bisa seperti itu.

“Pergi mandi dan kita akan pergi keluar. Aku tunggu!” suruh Valda lalu ia keluar dari kamar Aruna.

“Hehhh awas! Kau jangan mengintip-intip lagi dari cctv. Tidak sopan!” ujar Aruna.

Valda tidak menghiraukan apa yang Aruna katakan. Ia duduk di sofa menunggunya lalu ia mengabari Haris kalau dirinya tidak akan kembali ke kantor.

Beberapa saat menunggu akhirnya Aruna selesai dan keluar dari kamar. Dengan mengenakan t-shirt berwarna putih di padukan dengan celana jeans dan sepatu cats. Tidak lupa rambutnya ia kuncir. Gaya casual membuatnya terlihat imut dan lucu.

“Aku sudah siap, kita pergi kemana?” tanya Aruna. Perasaannya sudah lebih baik dari sebelumnya walaupun ada sedikit rasa malu.

“Kenapa gayamu seperti itu?” tanya Valda.

“Ada yang salah?” Aruna memeriksa pakaiannya sendiri.

“Urakan sekali! Bernampilanlah yang anggun agar terlihat elegan dan berkelas!” ujar Valda.

Aruna mengernyit kesal.

“Cepatlah!” Valda berjalan lebih dulu dan Aruna mengikutinya.

Valda membawa Aruna ke sebuah salon yang besar dan ternama. Ia bertemu dengan pemiliknya yang kebetulan adalah istri temannya. Ia mengatakan ingin membuat Aruna cantik dan berbeda dari sebelumnya. Ia menyerahkan sepenuhnya pada Salma.

“Aku akan di apakan?” bisik Aruna pada Valda.

“Tidak perlu banyak bertanya, nikmati saja!” ujar Valda.

“Haii ... ayo ikut denganku. Aku akan membuatmu menjadi lebih cantik ...” ujar Salma dan membawanya masuk.

Aruna pasrah. Sebelumnya ia sering melakukan treatment bersama teman-temannya. Setahun terakhir memang tidak pernah melakukannya lagi.

Dari mulai di rapikan rambutnya, facial wajah, manicure padicure dan lainnya.

Setelah berjam-jam melakukan perawatan, akhirnya Aruna selesai dan Salma membawanya ke hadapan Valda yang setia menunggu.

“Lihatlah, Aruna sudah selesai. Tambah cantik, bukan?” ujar Salma.

Valda mendongak dan melihat Aruna. Model rambut yang baru dengan di gerai membuatnya menjadi terlihat lebih fresh di tambah dengan make up tipis, membuatnya semakin manis.

Valda tersenyum tipis dan memuji kinerja salon Salma.

“Aruna pada dasarnya sudah cantik, mau di buat seperti apapun akan tetap cantik,” pujinya.

Aruna tersipu malu apalagi Valda menatapnya berbeda dari sebelumnya.

“Semuanya berapa? Aku akan membayarnya di kasir.” Valda berjalan ke kasir.

“No ... no ... tidak masalah, semuanya gratis. Ini spesial dariku dan mas Handi,” ujar Salma.

“Kau serius? Tapi bisnis tetaplah bisnis,” ujar Valda.

“Jangan. Tidak apa-apa, kebaikanmu pada kami tidak sepadan dengan perawatan yang aku berikan pada Aruna. It’s oke ...” ujar Salma.

“Baiklah kalau begitu. Terima kasih, sampaikan salamku pada Handi. Sukses terus, kami pergi ...” Valda berlalu pergi dan Aruna mengekor padanya tanpa banyak bicara.

Di dalam mobil mereka hanya terdiam, kemudian Valda menghentikan mobilnya di sebuah butik ternama.

“Kemarin aku sudah belanja pakaian banyak, apa sekarang harus belanja lagi?” ujar Aruna. Ia tahu kalau itu adalah butik pakaian-pakaian perempuan.

“Pakaian apa yang kau pilih? Itu tidak cocok!” Valda turun dari mobil dan Aruna mengikutinya dengan cemberut.

Lagi dan lagi, Valda menyapa pemilik butik itu. Ia mengenalinya dan dia menyuruh Valda untuk mengambil pakaian yang di butuhkan tanpa membayarnya.

“Hemmm ... senangnya jadi dirimu, pergi kesana kemari selalu mendapatkan gratisan!” cetus Aruna.

“Kau tidak tahu apa-apa, tidak perlu banyak bicara. Aku akan pilihkan pakaian untukmu, tunggulah!” Valda berkeliling butik dan mengambil beberapa pakaian. Begitupun Aruna, ia berkeliling melihat-lihat pakaian disana dan terkejut karena harga satu baju berkisar lima sampai puluhan juta.

“Sudah lama aku tidak shopping pakaian mahal. Melihat ini semua, aku terkejut!” gumamnya.

Related chapters

  • Suami kontrak jodohku   Bab 7 - Permintaan Chand yang mengejutkan

    Valda membawa pakaian begitu banyaknya dan memberikan semua itu pada Aruna sampai menutupi wajahnya. Tubuhnya yang mungil kesulitan memegangi pakaian sebanyak itu dan Aruna hampir saja terjatuh untung Valda menahannya. “Kau lemah sekali!” ujar Valda seraya mengambil sebagian pakaiannya. “Kau dengan tiba-tiba memberikan pakaian sebanyak ini padaku, Aissshhh ...” Aruna mendelik. Valda memasukkan pakaian-pakaian itu ke dalam ruang ganti dan Aruna masuk. Ia mencoba setiap pakaian itu. Dress-dress seksi yang Valda pilihkan untuknya. Bahu yang terbuka lebar bahkan sampai belahan dadanya terlihat dengan panjang di atas lutut. “Pakaian apa ini?” gumam Aruna. Ia keluar dan memperlihatkannya pada Valda sembari menutupi dadanya yang terbuka membuatnya tidak nyaman. “Itu tidak cocok untukmu!” cetus Valda. Aruna kembali masuk dengan kesal dan mengganti dengan pakaian lainnya. Keluar masuk dengan pakaian gonta ganti dan Valda selalu mengatakan tidak cocok. “Aku sudah mencoba

    Last Updated : 2024-08-21
  • Suami kontrak jodohku   Bab 8 - Tidak ingin Menikah

    “Papa minta kalian menikah secepatnya! Untuk persiapan biar Papa yang atur. Kalian siapkan saja diri kalian!” Chand bangkit dari duduknya berlalu pergi di ikuti oleh Defria. “Pa ... Pa ... itu terlalu cepat! Kami belum siap.” Teriak Valda. Akan tetapi, Chand mengabaikannya. Melihat hal itu, Haris berpindah ke meja Valda. “Ada masalah, Tuan?” tanyanya. Valda hanya menggelengkan kepala. “Hehh ... kenapa jadi menikah?” tanya Aruna. Valda menghela nafas dan menatap Aruna. “Aku tidak tahu!” pasrahnya. “Sesuai perjanjian, hanya pacar pura-pura. Tidak lebih!” pungkas Aruna. Valda berpikir sejenak, dirinya terjebak dalam permainannya sendiri. Tidak terpikir akan seserius dan sejauh ini. “Hehhh ... kenapa kau diam saja?” Aruna menepuk lengan Valda. Valda tersadar. “Aku akan memikirkannya lagi nanti. Ayo pulanglah!” ajaknya. “Aku lapar. Kita disini belum makan sama sekali,” ujar Aruna seraya memegangi perutnya. Valda kembali duduk lalu membuka buku menu. Ia memes

    Last Updated : 2024-08-22
  • Suami kontrak jodohku   Bab 9 - Pembuktian

    “Kau gila!” cetus Valda. “Ti–tidak ... jangan berpikiran macam-macam terhadap kami. Saya sudah menikah dan punya anak perempuan usia tiga tahun,” elak Haris. Aruna menatap Valda tajam. “Apa? Bisa-bisanya kau menuduhku seperti itu. Gila ...” cerca Valda. “Ya lagi pula dirimu seperti apa yang aku katakan tadi, tapi tidak punya pacar. Padahal aku pikir orangtuamu tidak ada salahnya mencarikanmu jodoh yang setara. Jika tidak ingin di jodohkan, gampang bagimu untuk mencari wanita yang setara. Kalau bukan penyuka sesama, ya apalagi?” tutur Aruna. Valda gemas dengan bibir mungil Aruna yang sedari tadi nyerocos tidak hentinya. Ia mendekat padanya dan tanpa aba-aba melahap bibir mungil itu dengan bibirnya. Membuat Aruna terkejut ia meremas bantal sofa di sampingnya. Haris tidak kalah terkejutnya, ia bangkit dari duduknya seraya memalingkan wajah dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua. Valda begitu menikmatinya, bibir Aruna seakan menjadi candu yang terngiang-ngiang.

    Last Updated : 2024-08-23
  • Suami kontrak jodohku   Bab 10 - Setuju

    “Mobil siapa itu?” sentak Karin pada sopir. Aruna melihat Valda dan Haris keluar dari mobil. Ia merasa sedikit lega dan tenang. “Siapa mereka?” “Tidak tahu, nyonya,” jawab sopir. “Kalian turunlah dan tanya ada perlu apa,” suruh Karin pada kedua preman itu. Dua preman itu menghadapi Valda. Mereka terlihat bicara serius dan Karin penasaran lalu turun dari mobil. “Kau diam disini!” ucapnya pada Aruna. “Tunggu, Mami ...” Aruna ikut turun karena takut terjadi hal yang tidak di inginkan. “Kau diam di mobil, kenapa kau ikut turun?” sentak Karin. “Aruna ...” panggil Valda. Mendengar panggilan itu, Karin mendekat pada Valda. “Siapa kau? Menghentikan mobil saya seenaknya! Kau mengenali Aruna?” “Kau yang siapa? Kenapa kau membawa Aruna?” tanya Valda. “Ini kesempatan bagus, mungkin Tuhan memang mengirimkan Valda untuk menyelamatkanku dari ibu tiriku. Hmmm ...” batin Aruna mengesampingkan kejadian semalam. “Saya ibunya Aruna! Ya terserah saya kalau mau membawanya

    Last Updated : 2024-08-24
  • Suami kontrak jodohku   Bab 11 - Hutang Karin

    Aruna terdiam sejenak sembari menatap Valda, ia ragu menceritakan tentang keluarganya. “Katakan saja, siapa tahu aku bisa membantumu,” ucap Valda. “Emmmh ... ya memang aku bukan orang susah. Mobil yang ibu tiriku pakai, itu mobil peninggalan Papiku dan masih ada dua mobil lagi di rumah. Papiku dulunya punya banyak bisnis, tapi kata ibu tiriku setelah meninggal sebagian bisnis Papi di jual untuk membayar hutang-hutang yang di tinggalkan. Termasuk rumah besar kenangan yang dulu aku tinggali bersama Mami dan Papi juga sudah terjual,” jelas Aruna. Valda cukup memahaminya, bukan hal aneh jika dalam bisnis ada hutang piutang. “Bisnis apa Papimu? Siapa tahu aku mengetahuinya,” tanya Valda. Aruna hanya menggelengkan kepala. “Kau ini sebagai anak kok tidak tahu!” Valda mengernyit. “Ya aku baru menyadarinya sekarang, ternyata Papi menyuruhku untuk sekolah bisnis agar aku bisa meneruskan bisnisnya. Tetapi, dulu aku tidak pernah mau sekolah bisnis dan kekeh dengan keinginanku

    Last Updated : 2024-08-25
  • Suami kontrak jodohku   Bab 12 - 1 bulan lagi

    Valda dan Aruna memasuki rumah besar itu. Nuansa putih gold membuat rumah terlihat mewah di tambah dengan ornamen barang-barang mahal. “Rumah ini sama persis dengan rumahku yang dulu,” gumam Aruna. “Jangan membuat masalah! Bersikaplah anggun ...” ucap Valda. Kedatangan mereka tidak di sambut baik oleh Defria dan Chand. Mereka hanya duduk diam. “Ma, Pa, kami datang,” ucap Valda. Lalu mereka duduk di sofa dengan tangan tetap bergandengan. “Mau ngapain kalian datang kemari?” tanya Defria ketus. “Kami datang kemari ingin menyampaikan kepada kalian kalau kami siap menikah,” ungkap Valda. Defria terkejut, tapi Chand sudah menduga ini akan terjadi dan wajahnya datar tanpa ekspresi. “Pa, bagaimana ini?” bisik Defria. “Hmmm ...” Chand mendengus kesal lalu ia bangkit dari duduknya. “Baiklah kalau memang itu keputusan kalian, tapi setelah menikah kalian harus tinggal di rumah ini!” ujarnya. Valda dan Aruna saling melihat. Bagaimana mungkin mereka tinggal di rumah ini

    Last Updated : 2024-08-26
  • Suami kontrak jodohku   Bab 13 - Di selamatkan Delova, lagi!

    “Apa yang kau lakukan, Valda?” Defria bergegas membangunkan Delova. "Aku tidak apa-apa, Ma." Valda tidak menghiraukannya, ia mendekati Aruna mengangkat tubuhnya ke dalam pangkuannya. “Aruna ... bangunlah!” ujarnya. Kemudian ia bergegas memberinya nafas buatan dan tidak lama Aruna tersadar. Terbatuk dengan air keluar dari mulutnya. Uhuuuk ... uhuuukkk .... “Kau tidak apa-apa?” tanya Valda sembari menepuk-nepuk punggung Aruna. Aruna melihat semua orang dan menatap Elisha dengan tajam. “Apa yang terjadi, bagaimana bisa kau jatuh ke kolam renang?” tanya Valda lagi. Aruna melihat kalau Elisha tidak merasa bersalah. Wajahnya biasa saja malah seperti menantang dirinya. “A–aku terpeleset dan aku tidak bisa berenang,” jawab Aruna berbohong. Ia melihat Delova yang basah kuyup dan Valda keadaan kering. “Halah ... kau ini membuat heboh saja! Berenang saja tidak bisa!” cetus Defria ketus. Chand tidak banyak bicara dan melengos pergi begitu saja. “Bibi, sepertin

    Last Updated : 2024-08-27
  • Suami kontrak jodohku   Bab 14 - Keluarga Valda

    “Kau cemburu, yaaa ...” goda Aruna seraya menarik turunkan alisnya. “Jangan-jangan kau jatuh cinta padaku? Apa kau jatuh cinta pada pandangan pertama?” ia semakin menggodanya. “Jangan terlalu percaya diri!” Valda mendelik kemudian masuk ke kamar mandi membanting pintu begitu kencang. Aruna cekikikan menahan tawanya. “Cepatlah ganti pakaianmu, nanti aku tinggal kau!” Teriak Valda dari kamar mandi. Aruna menutup mulutnya dengan tangan dan berhenti tertawa. Lalu ia masuk ke ruangan pakaian untuk mengganti bajunya. Alangkah terkejutnya saat masuk ke ruangan itu. Pakaian berjajar rapi sesuai jenis dan warnanya, sepatu berbagai model dan merek, tas-tas kerja, koper-koper besar berjajar, dasi, sabuk tersusun rapi seperti masuk ke dalam toko. “Ya Tuhan, sepertinya isi lemari ini mengalahkan isi lemari perempuan. Belum lagi di apartemen pakaian yang sehari-hari dia pakai, pasti banyak juga karena aku melihat Valda selalu memakai pakaian yang berbeda,” gumam Aruna seraya mengge

    Last Updated : 2024-08-28

Latest chapter

  • Suami kontrak jodohku   Bab 87 - Salah paham lagi

    Aruna melangkah dengan sembarang, sesekali wajahnya menengadah menatap langit yang mulai meredup. Lampu-lampu jalanan cukup terang menyinari langkahnya.“Apakah Elisha benar-benar serius dengan apa yang di katakannya? Tapi Valda mengatakan hal lainnya,” gumamnya.“Aruna ....”Sebuah mobil hitam berhenti dan terdengar suara tidak asing memanggilnya.Aruna menoleh ke arah sumber suara dan senyuman tersungging di bibirnya.“Delova ...” mendekati mobil itu dengan antusias.“Kau mau kemana?” tanya Delova. Ia bicara dari dalam mobil dan hanya membuka kaca mobilnya.“Aku mau pulang, barusan habis ngajar les piano,” jawabnya.Delova membuka pintu mobil dan meminta Aruna untuk masuk. Ia akan mengantarnya pulang.Awalnya Aruna menolak karena merasa tidak enak, tapi Delova memaksanya. Terpaksa ia masuk dan di antar pulang oleh Delova.“Kau sudah lebih baik?” tanya Aruna penasaran. Bagaimana pun ia sangat khawatir pada keadaan Delova.“Aku

  • Suami kontrak jodohku   Bab 86 - Les piano

    Saat makan malam, Elisha datang menghampiri semua orang tanpa rasa malu. Sekarang ia berani kembali datang setelah tahu Aruna pergi.Defria dan Chand menyambutnya dengan ramah sama seperti sebelumnya. Sementara Valda merasa risih dan tidak nyaman.“Kenapa dia datang lagi kemari?” ujar Delova.Karena selesai makan, Valda beranjak pergi meninggalkan meja makan tanpa bicara dengan siapa pun.Elisha menatap kepergian Valda dan ia harus mengerti mendekatinya pelan-pelan membiarkannya pergi begitu saja.Keesokan harinya ....Di sore hari Aruna pergi ke rumah Grace untuk mengajari Briel bermain piano. Ia memulai pekerjaannya dengan semangat dan riang.Grace menyambutnya dengan hangat dan membawanya ke ruangan musik.“Hallo kakak cantik ...” sambut Briel.“Haiii cantik ... apa kau siap? Wah pianomu sangat bagus. Aku juga punya piano–“ cetusnya lalu bicara terhenti karena teringat dengan piano yang Valda belikan.“Cepatlah kakak, aku tidak sa

  • Suami kontrak jodohku   Bab 85 - Menemui Aruna

    Wajah Aruna berubah menjadi tersenyum berbinar, senang akhirnya bisa mendapatkan pekerjaan.“Kakak serius?”Grace mengangguk seraya tersenyum.“Wah aku senang kalau kakak cantik akan menjadi guru les pianoku. Dari pada pak tua yang ketus itu!” cetus Briel.“Terima kasih, ya, kak.” Aruna menundukkan badannya hormat.“Kau bisa datang ke rumahku setiap sore mulai besok,” ucap Grace.Kemudian Grace meminta nomor ponsel Aruna agar mudah untuk di hubungi.Aruna sangat senang dan cukup antusias. Berbincang sebentar lalu ia berlalu pulang.Berdiri di pinggir jalan melihat kepergian Grace dan Briel. Dirinya di tawari untuk di antar pulang, tapi Aruna menolaknya.“Semoga hidupku berjalan baik ke depannya dan di pertemukan dengan orang-orang baik. Perlahan harus melupakan tentang Valda! ya harus ...” Aruna berdoa.Karena tidak perlu mencari kerja lagi, ia memutuskan untuk kembali pulang ke rumah dengan menaiki taxi online yang di pesannya.

  • Suami kontrak jodohku   Bab 84 - Ingin bekerja

    Valda menghentikan mobilnya di tengah perjalanan. Memendamkan wajahnya pada setir mobil. Menyesali kenapa terlambat mencari Aruna?“Aruna pergi kemana? Aku harus mencarinya kemana lagi?” pikirnya.Setelah terdiam beberapa saat, Valda kembali melajukan mobilnya. Sepertinya ia sudah tahu akan pergi kemana.Ia pergi ke rumah kedua, menemui pelayan yang menjaga rumah itu dan bertanya apakah Aruna datang ke rumah itu atau tidak. Ternyata pelayan mengatakan kalau Aruna tidak ada datang.Valda kembali melajukan mobilnya menuju ke makam orang tua Aruna. Ia sedikit bernafas lega, melihat kelopak bunga di atas makam. Memegangnya dan kelopak bunga itu baru.“Sepertinya Aruna baru saja dari sini.” Melihat sekitar berharap Aruna masih ada disana.“Hmmm ... Aruna sudah pergi!”Saat hendak berlalu pergi, Valda menghentikan langkahnya. Ia berjongkok diantara nisan kedua orang tua Aruna.“Maafkan aku ... aku tidak bisa menjaga Aruna dengan baik dan malah membi

  • Suami kontrak jodohku   Bab 83 - Kembali ke rumah lama

    Sampai di rumah dengan cepat, ia mencari keberadaan Aruna. Pergi ke kamar dan tidak mendapati keberadaan Aruna. Mencoba menghubungi beberapa kali, tapi nihil masih tetap tidak bisa di hubungi. Saat akan keluar dari kamar, matanya terhenti pada meja samping tempat tidur. Ia menemukan catatan yang Aruna tinggalkan. Sebelum membacanya, ia melihat sebuah cek dan uang tunai. “Cek satu milyar dan uang. Apa ini?” gumamnya. Membaca catatan yang Aruna tulis itu. “Valda, mungkin saat kau membaca ini aku sudah pergi. Maafkan aku telah membuat Delova menderita. Ini semua salahku membuatmu marah pada Delova. Mungkin memang lebih baik aku pergi, aku tidak ingin menjadi penyebab kau bertengkar dengan Delova. Satu hal yang harus kau tahu kalau antara aku dan Delova tidak ada hubungan apa-apa. Aku menganggapnya hanya sebagai kakak yang baik padaku. Kau jangan salah paham dan marah pada Delova, dia tidak salah. Untuk cek dan uang ini, aku tidak bisa menerimanya. Tolong sampaikan pad

  • Suami kontrak jodohku   Bab 82 - Pergi!

    Aruna bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan mendekati ruangan rawat Delova. Menatapnya dari kaca pada pintu. Melihat kalau Delova sudah bangun dengan keadaannya yang memprihatinkan, kepala, tangan dan kaki terbalut perban.“Hmmm syukurlah kau baik-baik saja, ini semua gara-gara aku!” lirih Aruna bergumam.“Hmm ....”Suara seseorang di belakang Aruna yang tidak asing. Aruna membalikkan badannya melihat kepada orang itu.“Papa ....”“Apa kau bisa ikut papa pulang ke rumah?” tanya Chand.Aruna melirik semua orang di dalam ruangan.“Delova baik-baik saja dan sudah ada yang menjaganya!” cetus Chand.Aruna berganti melirik Chand dan tersenyum getir. Ia mengangguk setuju untuk ikut pulang, perasaan tidak enak menggelayut di hatinya.Di perjalanan pulang, tidak ada obrolan di dalam mobil. Hening ....Sampai di rumah, sebelum turun dari mobil Chand berkata padanya. “Temui papa di ruangan kerja papa!”Ia turun lebih dulu dan Aruna t

  • Suami kontrak jodohku   Bab 81 - Donorkan darah

    “Semuanya, mohon maaf. Jangan membuat keributan, itu akan mengganggu pasien! Saat ini pasien membutuhkan banyak darah. Siapa diantara kalian yang memiliki golongan darah AB negatif?” ujar dokter. “AB negatif?” gumam Chand. “Itu cukup langka dan kami di rumah sakit kehabisan stok. Kami baru menghubungi bank darah pusat dan itu butuh waktu lama,” jelas Dokter. Defria terkulai lemas terduduk di kursi. Ia menangis tersedu. “Dokter, aku dan istriku memiliki golongan darah yang berbeda. Ba–bagaimana?” cetus Chand. “Kalau bisa cari saudara atau kerabat dekat, biasanya akan ada yang sama. Tolong secepatnya sebelum darah dari bank pusat tersedia,” ucap dokter lalu melengos pergi. Chand tertegun sejenak. Ia berpikir harus mencari darah kemana? “Ma, darahku juga tidak sama. Siapa yang bisa kita hubungi?” tanya Valda seraya menenangkan Defria. Ia merasa bersalah dengan apa yang telah di lakukan. Penyesalan tidak ada gu

  • Suami kontrak jodohku   Bab 80 - Celaka

    Setelah beberapa saat menunggu, Valda kembali ke rumah sakit. Ia akan mengantarkan Aruna kembali ke apartemen, tapi Defria menahannya dan mengatakan kalau Chand ingin bicara penting.“Delova, tolong antarkan Aruna kembali ke apartemen. Setelah selesai bicara dengan papa, aku akan menyusul kalian.” Valda bicara pada Delova.“Baiklah, tidak perlu khawatir!” Delova setuju.“Aruna, pulanglah dulu dengan Delova. Aku masih harus ada yang di bicarakan,” ujar Valda pada Aruna kemudian mengecup keningnya.Aruna mengangguk dan bangkit dari duduknya kemudian berlalu pergi dengan Delova.Valda masuk ke ruangan Chand dan mereka bicara.“Papa minta kau bisa segera ceraikan Aruna, dengan begitu papa akan kembali mencari teman papa dan kau menikah dengan jodoh yang seharusnya, papa sudah pikirkan ini!” tutur Chand.Valda terlihat begitu kecewa, ia bangkit dari duduknya dan menentang apa yang Chand katakan.“Aku mencintai Aruna dan tidak akan pernah berpisah d

  • Suami kontrak jodohku   Bab 79 - Ungkapan hati Delova

    “Aku harus menghubungi Delova, apakah dia sudah menemukan Aruna atau belum?” gumam Valda.Merogoh ponselnya dan menghubungi Delova. Sementara itu Delova sudah tertidur dan tidak mendengar ponselnya berdering.Sampai keesokan harinya, Delova terbangun. Ia menyadari kalau dirinya memakai selimut. Menatap pada pintu kamar Aruna dan senyuman tersungging di bibirnya.“Ternyata Aruna perhatian padaku!” gumamnya.Mengecek ponselnya dan ada dua kali panggilan dari Valda. “Ya Tuhan, aku tidak mendengarnya? Apa ada yang terjadi dengan Papa?”Delova bergegas menghubunginya kembali dan kemudian Valda menjawabnya.“Hallo kak ... ada apa semalam menghubungiku? Apa ada sesuatu yang terjadi dengan papa?” tanyanya pada Valda di balik telepon.“....”“Aruna?”Saat akan menjawab, Delova melihat Aruna keluar dari kamar. “A–Aruna ....”Aruna seakan tahu kalau yang menghubunginya adalah Valda, kemudian ia menggelengkan kepala agar tidak memberitahuk

DMCA.com Protection Status