Share

Kedatangan Calon Presiden

Aku menatap Mas Dewangga dengan kening berkerut, masih tak percaya.

"Jadi ... kamu benar-benar berbohong selama ini? Kamu sebenarnya mafia?" Suaraku bergetar, campuran marah dan takut menghiasi setiap kata.

Dunia seakan berhenti sejenak. Aku ingin bicara, tetapi bibirku seakan terkunci. Hatiku bergetar, dingin menjalar ke seluruh tubuh. Apa selama ini aku hidup dengan seorang penjahat?

Namun, Mas Dewangga tiba-tiba mengubah nada bicaranya.

"Ya, aku mafia ... mafia hatimu!" serunya sambil membentuk tanda hati dengan kedua tangannya. Senyumnya melebar tanpa beban.

Aku tersentak, bingung sejenak. Namun, rasa kesal segera menyeruak.

"Kamu bercanda? Kenapa main-main soal ini?" Aku memukul dada bidang Mas Dewangga dengan tangan yang gemetar. Namun, pukulanku lemah, tak ada tenaga di balik emosiku yang tertahan.

"Kenapa kamu mempermainkanku seperti ini?" Suaraku hampir pecah, air mata mulai menggenang.

Mas Dewangga tersadar aku benar-benar terluka. Dia mendekat, mencoba memelukku.

"Maa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status