Share

Pemberian yang Tak Diterima

Setelah ibu pergi, aku merasakan sentuhan lembut di bahuku. Aku berbalik. Mas Dewangga menatapku dengan penuh perhatian, sorot matanya menenangkan.

"Sayang, kamu baik-baik saja?" Suara lembut Mas Dewangga menyapa telingaku.

Aku langsung memeluk tubuhnya dengan erat. Suamiku membalas, mengusap punggungku perlahan, seolah ingin menyalurkan ketenangannya padaku.

"Mas, kenapa tidak beritahu ibu saja? Lihat tadi, hanya karena mendengar gosip kalau aku dekat dengan donatur itu, ibu langsung bereaksi seperti tadi. Padahal dulu dia yang mendesakku untuk menikah dengan Kak Dirfan," ucapku dengan suara bergetar. "Aku lelah, Mas."

"Aku tahu. Tolong bersabar sedikit lagi, ya, Sayang," jawabnya sambil menepuk lembut punggungku. "Sekarang belum saatnya."

Aku hanya diam, tak merespons, sedikit kecewa karena Mas Dewangga selalu menunda.

"Bagaimana kalau kita jemput Abiyan? Sebentar lagi dia pulang. Sekalian kita makan siang di luar, kamu mau?" lanjut Mas Dewangga.

Aku yang mendengar ide itu mendongak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status