Share

Pidato Kepala Desa

"Aku mau punya adik!" katanya polos.

Ah, anak ini! Mungkin karena keinginannya soal punya adik itu belum terpenuhi, Abiyan jadi berkata begitu. Aku mengulum senyum, merasa geli membayangkan reaksi Mas Dewangga.

Namun, sebelum sempat aku beranjak, Abiyan melanjutkan dengan suara yang sedikit lebih pelan, tetapi masih jelas untuk kudengar.

"Papa, Abiyan juga mau kita pindah rumah."

Hatiku langsung terasa berdebar, dan senyum di wajahku perlahan memudar. Ada sesuatu dalam nada suaranya yang membuatku ingin terus mendengarkan.

"Kenapa Abiyan ingin pindah?" tanya Mas Dewangga dengan lembut.

Akhirnya, aku mencondongkan tubuh sedikit, menajamkan pendengaranku.

"Aku mau kita pindah agar Paman Jahat tidak mengganggu Mama lagi," jawabnya lirih.

Seolah petir menyambar, tubuhku langsung tegang.

Mas Dewangga terdiam sejenak, lalu berkata hati-hati, "Abiyan ... Paman siapa yang kamu maksud?"

"Yang itu, Pa. Abiyan tidak suka kalau dia datang ke rumah. Kata nenek, paman itu akan menjadi ayah baru Ab
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status