Share

Gelisah yang Mengintai

Masih dalam dekapan Mas Dewangga, aku memejamkan mata, membiarkan kehangatan pelukannya membungkusku dalam rasa nyaman yang tak tertandingi.

Pelukan Mas Dewangga adalah tempat favoritku saat ingin berkeluh kesah. Aku merasa begitu tenang hingga tak sadar terlelap di sana.

Ketika terbangun, ternyata hari sudah sore, dan aku mendapati diriku sudah berada di kamar.

"Sepertinya Mas Dewangga yang menggendongku," gumamku pelan, membayangkan bagaimana suamiku membopongku ke sini.

Pikiran dan tubuhku kini terasa lebih segar dari sebelumnya, seolah ada kekuatan tak kasat mata yang masuk ke dalam tubuhku dan menjadikanku lebih siap menghadapi rintangan di depan sana.

Aku bergegas keluar menuju ruang tamu, tetapi Mas Dewangga tak ada di sana. Di tengah keheningan, terdengar suara tangis yang familiar dari luar rumah. Jantungku berdegup cepat saat mengenali suara itu, suara Abiyan.

Aku mengintip dari jendela dan melihat Abiyan sedang dibawa paksa, lengannya dicengkeram oleh salah satu dari tiga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status