Share

81. Dia telah datang

"K-kau…"

Melihat cengkraman Dewa mengendur, Cakra segera mengambil alih si penculik agar tidak sampai melarikan diri.

"Be–benarkah i-itu k-kau," ulang Floren gugup.

Tidak tahan ingin mengetahui siapa yang sudah membuat Floren seperti sedang melihat hantu, Dewa segara berpaling—mengikuti arah pandang perempuan itu.

"Kau!"

Dan, begitu tahu siapa yang berdiri di belakangnya—mematung dengan tatapan terkunci pada Floren, benak Dewa seketika menerka-nerka. Benarkah Roland dan Floren memiliki kisah di masa lalu seperti yang pernah Gusti jelaskan?

Hal tersebut diperkuat dengan reaksi keduanya yang seperti menahan rindu. Terlebih Floren, meski tampak sangat terkejut, tetapi dari sorot matanya Dewa bisa melihat seberapa dalam perempuan itu menyimpan kerinduan pada Roland—lelaki yang Dewa anggap rival.

"Kak Land.."

Kendati suara Floren sudah bergetar, tapi Dewa cukup jelas mendengarnya, dan panggilan itu memperkuat dugaannya–mereka memang pernah memiliki kisah di masa lalu.

"Tidak mungkin. A
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status