Share

74. kuasa Dewa

Author: Damaya
last update Last Updated: 2023-12-08 18:47:57
"Keluar kalian semua, Pengecut!!"

Dengan membawa tongkat baseball di tangan kanan, Dewa menantang semua orang yang ada dibalik pintu seng yang masih tertutup rapat di hadapannya. Kedatangan Dewa tidak sendiri, melainkan bersama Gusti serta puluhan pemuda lain yang juga membawa tongkat yang sama di tangan masing-masing.

Jengah dengan semua sepak terjang Firman the geng yang sudah melukai dua temannya, Dewa merasa perlu menghentikan kebrutalan mereka. Pasalnya, tidak hanya masih melakukan balap liar di sembarang jalan raya, Firman the geng juga kerap kali sengaja membuat kerusuhan di berbagai tempat hiburan, tak terkecuali sirkuit Dewa yang baru dibuka beberapa bulan lalu.

Selain itu, Firman juga kedapatan sering menghasut calon customer yang ingin menguji lintasan, pun para pengunjung yang sekedar ingin hangout menikmati pemandangan di area sirkuit.

Berada di lahan yang sangat luas hingga ribuan kilometer, tempat yang berada tepat di bawah perbukitan tersebut tidak hanya menyedi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suami Muda Nona Konglomerat   75. Pilihan sulit

    "Jangan khawatir Tuan, aku akan pergi begitu Kak Dewa datang," ujar Melati setelah cukup lama terperangkap dalam keheningan. Sejak kepergian Dewa, Melati duduk berhadapan dengan Adiraksa sudah dari satu jam yang lalu. Tapi tak sekalipun Adiraksa membuka mulut. Sehingga Melati mulai dihinggapi rasa was-was, apa yang sebenarnya pria itu pikirkan tentang dirinya? Sebenarnya Melati bisa langsung meninggalkan penthouse mewah Adiraksa malam itu juga. Hanya saja ia tidak ingin membuat Dewa khawatir dengan memilih pergi daripada bertahan—menunggu sampai Dewa kembali, seperti yang diperingatkan sebelum Dewa tergesa pergi tadi. Kendati masih sangat awal untuk menilai Dewa sosok kakak yang baik. Tetapi tidak tahu kenapa, hati Melati seakan bisa melihat ketulusan, serta kesungguhan Dewa yang layak menjadi kakak laki-laki seperti yang selama ini diinginkan. Mungkinkah hal tersebut terjadi lantaran Melati terlalu banyak berharap? Lantas, bagaimana jika ia salah? Nyatanya sekarang, berada di

    Last Updated : 2023-12-10
  • Suami Muda Nona Konglomerat   76. Licik!

    Brak!!! "Bodoh!!! Apa yang sudah kau lakukan sampai ADS Group bisa mengakhiri kontrak bekerjasama dengan kita! Kau tahu, perusahan terancam hancur karena kecerobohanmu!!" Roland masih sangat tenang menikmati minuman beralkohol di gelasnya, bahkan suara gebrakan meja tak membuatnya terpengaruh sedikitpun. "Katakan sesuatu, Roland! Atau kau ingin tekanan darah papa naik karena masalah ini?" Tuan Liem benar-benar naik pitam melihat ketenangan Roland yang masih bisa menikmati alkohol. "Tidak ada yang perlu aku katakan lagi. Mereka sudah memutuskan." Roland malah kembali menuang wine ke dalam gelasnya yang telah kosong. "Apalagi setelah kita tidak bisa membuktikan apapun pada Cantika, aku merasa semua telah berakhir." Roland sudah tidak peduli lagi dengan perusahaan sang ayah. Ia benar-benar sudah lelah dan ingin berhenti. "Dia mendesakmu?" selidik Tuan Liem. "Dia berhak untuk sesuatu yang sepadan dengan apa yang sudah diberikan pada kita." Tuan Liem langsung memijat pangkal hidu

    Last Updated : 2023-12-12
  • Suami Muda Nona Konglomerat   77. Luka yang sama

    Dewa kembali turun dengan wajah yang lebih segar. "Ingat. Apapun masalah kalian, bicara secara baik-baik. Jangan sekali-kali kamu berkata kasar pada putri mama." Fatma langsung memperingatkan begitu Dewa duduk di samping Tika. Setelahnya Fatma membawa Arkhan naik untuk ditidurkan. Sepertinya bayi itu juga paham masalah yang sedang terjadi pada kedua orang tuanya, terbukti saat merasa Dewa di dekatnya—-Arkhan langsung melepaskan diri. Kendati masih sempat mengecapkan bibir berkali-kali dengan mata mengerjap-ngerjap pelan, akhirnya bayi itu tertidur. Melihat keposesifan Fatma pada istrinya, Dewa hanya mendesahkan nafas sekali sebelum mulai bicara. "Apa seharian ini dia merepotkanmu?" "Tidak. Tadi dia hanya terkejut saat ada petir. Untuk itu, aku membawanya turun." Tika terpaksa berbohong mengenai penyebab rewelnya Arkhan yang tidak diketahui pasti. Sebenarnya Tika sangat ingin tahu kemana seharian itu Dewa pergi di hari libur, berangkat pagi buta dan pulang saat sudah larut mal

    Last Updated : 2023-12-14
  • Suami Muda Nona Konglomerat   78. Menantu Rubah

    Roland kembali memastikan di beberapa tempat lain, setelah mengetahui kelas serta kamar putrinya kosong. Ia sudah seperti orang gila yang terus berlarian mengelilingi asrama. Naasnya, tidak ada siapapun yang ia temui di sana. Kemana perginya semua murid dan guru pengawas? Tempat yang biasanya selalu ramai ketika ia datang berkunjung, saat itu tak ubahnya seperti bangunan megah yang dibiarkan kosong—tanpa ada satupun penghuni kasat mata yang tinggal. Semakin khawatir dengan keadaan yang sepi mencengkam, Roland memutuskan keluar dari asrama—kembali memperhatikan dari tengah halaman yang bisa melihat setiap penjuru asrama. Namun, hasilnya tetap sama—sepi tak ada satu orang pun yang ia temui. "Brengsek! Kemana perginya semua orang!" Roland tidak bisa memikirkan yang lain, lantaran terlalu mencemaskan putrinya. "Tuan.. ," Mendengar suara dari arah belakang, Roland segera berbalik badan. Ternyata wanita berpinggang lebar mendekati dirinya. "Apa yang Anda lakukan di sini? Bukankah seko

    Last Updated : 2023-12-19
  • Suami Muda Nona Konglomerat   79. Diculik

    "Mereka mengambil jalur selatan, tetap siaga di tempat." Dewa menoleh saat mendengar Gusti berbicara dengan seseorang melalui sambungan telepon. "Kau bicara dengan siapa?" "Babe," singkat Gusti kembali fokus ke depan begitu panggilan berakhir. "Ck. Kenapa kau masih melibatkan Bang Cakra dalam masalah ini? Dia sudah terlalu tua untuk bergulat di jalanan." "Kau tenang saja, dia masih cukup mampu melakukan itu. Sepadan dengan kemampuannya yang membuat mama hamil lagi." Gusti menjawab tak acuh—masih fokus ke depan. "Hah!" Di tengah ketegangan yang terjadi, nyatanya Dewa dibuat terkejut mengetahui kabar Nina kembali hamil. "Benarkah? Tak kusangka Bang Cakra secepat itu memutuskan kembali memiliki anak. Padahal Lili saja masih terlalu kecil untuk menjadi kakak." Dewa masih ingat bagaimana perubahan sikap Nina saat awal mengandung Lili dulu, membiarkan Cakra yang perfeksionis kemana-kemana hanya mengenakan kolor. Itu pun harus motif tokoh kartun doraemon. "Apa kehamilannya yang sekar

    Last Updated : 2023-12-21
  • Suami Muda Nona Konglomerat   80. Tetap pergi

    Tiga jam sebelumnya."Kau yakin ini tempatnya?"Bersandar pada pintu mobil dengan tangan terlipat di dada, Gusti memperhatikan bangunan satu lantai di depannya yang terdapat tulisan besar di atas pintu masuk."Seharusnya ini sudah benar. Sesuai alamat yang Tika berikan semalam." Dewa berjalan memutari mobil Gusti, begitu sudah berdiri di sebelah sahabatnya, ia ikut memperhatikan objek yang sama."Apa kita akan masuk sekarang?""Tunggu sebentar. Selain pihak keluarga mereka tidak mengizinkan orang asing masuk." Dewa merogoh ponsel di dalam saku celana, dan tidak lama setelahnya pesan singkat terkirim pada seseorang. "Aku sudah menghubungi salah satu Dokter jaga yang Tika kenal, dan Flo juga mengenalnya. Dia sebentar lagi akan keluar.""Dia laki-laki atau perempuan.""Laki-laki. Cih! Sebenarnya aku malas menyalin nomor laki-laki dari ponsel Tika. Bahkan mengetahui dia menyimpannya saja aku sudah sangat kesal.""Dasar bucin!" Gusti seketika menoleh, begitu mendengar helaan nafas panjang D

    Last Updated : 2023-12-23
  • Suami Muda Nona Konglomerat   81. Dia telah datang

    "K-kau…"Melihat cengkraman Dewa mengendur, Cakra segera mengambil alih si penculik agar tidak sampai melarikan diri. "Be–benarkah i-itu k-kau," ulang Floren gugup.Tidak tahan ingin mengetahui siapa yang sudah membuat Floren seperti sedang melihat hantu, Dewa segara berpaling—mengikuti arah pandang perempuan itu."Kau!" Dan, begitu tahu siapa yang berdiri di belakangnya—mematung dengan tatapan terkunci pada Floren, benak Dewa seketika menerka-nerka. Benarkah Roland dan Floren memiliki kisah di masa lalu seperti yang pernah Gusti jelaskan?Hal tersebut diperkuat dengan reaksi keduanya yang seperti menahan rindu. Terlebih Floren, meski tampak sangat terkejut, tetapi dari sorot matanya Dewa bisa melihat seberapa dalam perempuan itu menyimpan kerinduan pada Roland—lelaki yang Dewa anggap rival. "Kak Land.."Kendati suara Floren sudah bergetar, tapi Dewa cukup jelas mendengarnya, dan panggilan itu memperkuat dugaannya–mereka memang pernah memiliki kisah di masa lalu."Tidak mungkin. A

    Last Updated : 2023-12-25
  • Suami Muda Nona Konglomerat   82. Mari berdamai

    Melati yang sedang membersihkan sofa ruang tamu, seketika menegakkan tubuh, mendengar seseorang menekan sandi pintu apartemen Adiraksa. Menyadari orang tersebut sudah pasti bukan orang lain, atau mungkin saja Dewa, Melati buru-buru mendekat—-bermaksud menyambut kedatangan kakaknya. Namun, begitu mengetahui siapa yang melewati pintu, Melati berubah tegang bercampur cemas. "Nyo-nyonya.." Tidak hanya Melati, Fatma juga langsung mematung begitu tahu siapa yang berdiri di hadapannya. Gadis muda itu? Sepersekian menit berlalu, kedua perempuan berbeda generasi itu tetap bertahan dengan pemikiran masing-masing. Menciptakan keheningan dalam ketegangan yang memicu menipisnya atmosfer ruangan. "Ma-maaf… a-aku bisa tinggal di sini atas permintaan Tu-tuan Adi se-semalam, Nyonya." Melati berusaha menjelaskan meski tergagap. Melani hanya tidak ingin kehadirannya menimbulkan kesalahpahaman, apalagi berakhir permasalahan untuk Adiraksa dengan wanita yang kini masih menatap terkejut dirinya. "Se-

    Last Updated : 2023-12-27

Latest chapter

  • Suami Muda Nona Konglomerat   105. Tamat

    Begitu tahu siapa yang sedang menunggu mereka di ruang tamu, Tika beralih pandang pada Dewa yang juga akan menuju tempat yang sama. Mengetahui Dewa mengangguk samar—seolah mengatakan semua pasti baik-baik saja, Tika mengatur nafas terlebih dulu sebelum memutuskan memasuki ruangan tersebut. Melihat kemunculan pemilik rumah, Floren segara bangkit dari sofa. "Tika! Maaf. Aku baru bisa datang sekarang." Melihat sikap ramah Floren yang seakan tidak pernah terjadi ketegangan di antara mereka, Tika seketika berhenti, dan kembali menoleh Dewa yang juga ikut berhenti."Sebaiknya kita duduk," bisik Dewa menangkap kerutan di dahi sang istri. Mendapat anggukan setuju, Dewa membimbing Tika duduk di sofa yang sama. Meletakkan paper bag berukuran sedang ke atas meja, pun dengan senyum yang masih menghiasi wajahnya—Floren kembali berkata, "ada hadiah tak seberapa untuk si kecil. Diterima ya. Sekali lagi aku ucapkan selamat atas kelahiran putra kalian." Namun, ternyata Floren tak cukup berani berad

  • Suami Muda Nona Konglomerat   104. Menyimpan rasa yang sama

    Jagat media tengah dihebohkan dengan berita kematian Firman. Pemuda dua puluh delapan tahun itu ditemukan meringkuk tak bernyawa di dalam kamarnya. Diduga luka sayatan melintang di leher, hingga putusnya urat nadi yang menjadi penyebab nyawa pemuda itu tidak bisa diselamatkan. Dugaan sementara Firman nekat mengakhiri hidup, lantaran depresi.Pernyataan tersebut diperkuat oleh keterangan tahanan lain, yang mengatakan jika sejak kedatangan teman-temannya, Firman berubah murung, dan tidak banyak bicara. Sampai akhirnya selang beberapa hari, saat petugas datang mengantarkan sarapan, berulang kali memanggil tidak juga ada jawaban—Firman tetap meringkuk di atas karpet usang, dan begitu dipastikan ternyata ada genangan darah di dekat leher yang mulai mengering. Diperkirakan Firman melancarkan aksinya saat malam hari.Naasnya, keadaan tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di kediaman Liem. Ketegangan yang menurut keterangan terjadi saat pagi hari itu, menyisakan kekacauan hingga menjadi saks

  • Suami Muda Nona Konglomerat   103. Towards the end

    "Sayang… apa ada yang serius?""Tidak. Semuanya baik-baik saja."Barulah Dewa bisa bernafas lega setelah mendengar langsung dari mulut Tika. Sebenarnya ekspresi tenang yang ia tunjukan di hadapan semua orang tadi, sangat bertentangan dengan hati ketika mengetahui Tika pergi ke rumah sakit, dan diantar supir. Pikiran sudah tak karuan. Hal buruk seketika silih berganti datang hingga memenuhi kepala. Pasalnya, Tika bukanlah perempuan cengeng yang akan rela bolak-balik rumah sakit, jika itu hanya keluhan yang tak seberapa.Karena itulah Dewa sangat cemas memikirkan apa yang sebenarnya terjadi pada istrinya. Tak ayal sampai menyusul ke rumah sakit, dan membiarkan Sam serta Gusti yang menggantikan dirinya rapat dengan klien. Melihat keraguan di wajah Dewa, Tika segara mendekatkan mulut di telinga suami muda itu, agar Dewa tidak semakin mencemaskan dirinya."Aku baru saja berkonsultasi alat kontrasepsi yang aman aku gunakan. Bukankah katamu kita harus menunda adik untuk Arkhan?" Kendati awa

  • Suami Muda Nona Konglomerat   102. Bukan milikmu!

    "Aku hanya ingin kalian tetap hidup. Sekalipun aku harus membayar mahal untuk itu, karena tidak bisa lagi bersamamu, aku terima. Setidaknya bisa melihatmu tetap bernafas itu sudah lebih dari cukup."Pandangan Floren seketika terangkat, kemarahan semakin membumbung tinggi ia rasakan. Semudah itukah Roland memutus sesuatu yang sebenarnya sangat sulit ia lalui? Dimana empati lelaki itu yang justru mengalah dengan keadaan, dan membiarkan dirinya kesakitan seorang diri. Alih-alih bertindak selayaknya lelaki sejati."Aku memang tidak pernah tahu perjanjian apa yang kau sepakati dengan Tuan Liem, " lirih Floren disertai kemarahan yang terlihat jelas dari sorot matanya yang memerah. "Tapi tidak bisakah kau memberiku penjelasan? Atau setidaknya memintaku pergi menggunakan bahasa manusia? Bukan malah berlaku picik dengan merekayasa kecelakaan itu. Cih! Membuat statement rendahan hanya karena ingin menikahi perempuan lain. Memalukan!" Floren bersungut-sungut meluapkan amarah yang hampir meledakk

  • Suami Muda Nona Konglomerat   101. Perempuan aneh

    "Tetap tidak bisa, Nona. Anda harus membuat janji terlebih dahulu.""Kalian berisik sekali! Katakan saja aku teman bos kalian. Dia pasti paham!" ketus Clara.Semakin jengah dengan sikap Clara yang bersikeras ingin dipertemukan dengan atasan mereka, dua resepsionis wanita itu pun saling bertukar pandang dengan raut wajah menahan kesal."Kenapa masih diam saja? Cepat beritahu bos kalian jika aku, Clara sedang menunggu di sini," ujarnya lagi penuh percaya diri. "Sedikit cepat ya… aku tidak terbiasa menunggu." Sambil mengibaskan tangan ke depan wajah, Clara berpaling ke samping. Mengusir bosan dengan mengedarkan pandangan—memperhatikan interior yang ada di sekitarnya. Dalam hati Clara masih saja menggerutu akan kebodohannya yang gegabah memilih Alan—lelaki yang ternyata sangat perhitungan. Seandainya saja ia tahu sejak awal, jika Dewa merupakan pewaris tunggal Adiraksa, tentu saja ia akan bertahan dengan lelaki itu—meski sebenarnya hanya menginginkan tubuhnya. Tapi setidaknya sekarang,

  • Suami Muda Nona Konglomerat   100. Perasaan apa ini?

    "Ini untukku?" Melihat gadis kecil itu mengangguk antusias, Floren tersenyum senang. "Terima kasih. Bunganya sangat cantik. Siapa namamu, Sayang? Oh." Floren berubah tercenung, saat mengetahui gadis yang sejak tadi terus melukis wajahnya dengan senyum manis itu, rupanya penyandang disabilitas."Maafkan aku." Floren segera menjatuhkan lutut, dan memeluk gadis itu yang juga langsung melingkarkan tangan ke lehernya.'Kenapa rasanya begitu menenangkan. Melihat gadis ini, aku seperti melihat diriku sendiri versi kecil.'Sejenak menyelami rasa yang semakin menjalar hati—Floren ingin sebentar saja meminjam gadis itu untuk mengembalikan ketenangan yang nyaris tidak pernah ia dapatkan lagi—setelah kebahagiaannya direnggut paksa beberapa tahun lalu. Terlalu lama terombang-ambing di lautan lepas, Floren tidak tahu dermaga mana yang akan dituju. Hingga membuatnya berada dalam ketidakpastian. Ketika itu yang bisa dilakukan hanya bertahan, menjaga seimbangan agar tidak sampai terguling dan tenggel

  • Suami Muda Nona Konglomerat   99. Satu alasan

    Clara begitu terkejut setelah mendengar apa yang baru saja ibunya sampaikan. Bahkan karena terlalu terkejut, sampai-sampai perempuan yang masih menggulung rambutnya dengan handuk kecil itu, masih mematung meski ibunya telah berlalu."Tidak mungkin, tidak mungkin dia pewaris tunggal Adiraksa. Dia hanya berandal yang kebetulan bisa menikahi wanita konglomerat itu. Yah! Derajatnya tidak mungkin lebih tinggi dari Alan." Berulang kali Clara menyakinkan diri, apa yang ibunya sampaikan hanyalah rumor yang pasti tidak valid kebenarannya. Mustahil Dewa seorang milyader yang kekayaannya jangankan satu Alan, bahkan sepuluh Alan pun tidak bisa menandinginya. "Tapi jika itu benar, apa yang harus kulakukan agar bisa kembali padanya?""Clara!!"Namun, di selah-selah perempuan itu sedang menyusun rencana, tiba-tiba suara teriakan dari lantai dua—tepatnya kamar utama, terdengar menggema ke segala penjuru rumah Alan yang memang tidak terlalu luas. Seketika itu, Clara berdecak kesal saat melirik ke la

  • Suami Muda Nona Konglomerat   98. Sahabatku maduku

    "Sialan! Dia benar-benar keras kepala," geram Dewa seraya menyadarkan punggung dan menyilangkan satu kaki di atas kaki yang lain. "Cih. Dia pikir aku akan tetap diam saja dan membiarkan dia semakin besar kepala? Jelas saja tidak!"Gusti yang masih serius membaca berkas di depannya, menoleh singkah. Rupanya gerutuan Dewa cukup membuatnya terusik. "Kasih dia paham, seberapa berharga Kak Tika untukmu. Dia hanya masa lalu, tidak berhak mencampuri masa depanmu. Apalagi yang terjadi pada kalian dulu bukanlah cinta, melainkan simbiosis mutualisme, dan seharusnya dia cukup sadar diri akan itu," ujarnya tanpa mengalihkan pandangan."Kau tahu sendiri, aku tidak bisa berbuat banyak saat Tika bersamaku. Bahkan ketika dia mengklaim Tika juga tidak berhak denganku, jika aku tidak mau menerimanya. Hampir saja aku hilang kendali. Bagaimana bisa dia selancang itu pada ibu dari putraku!"Dewa semakin bersungut-sungut—-sangat kesal akan sikap Floren semalam yang masih bersikeras ingin memisahkan dirinya

  • Suami Muda Nona Konglomerat   97. Begitu lebih adil

    Di bawah kucuran air shower, Roland masih betah merapatkan dahi ke dinding. Dengan kedua tangan mencengkram rambut belakang, ia masih saja menyesali tindakannya yang sudah menggoda Pratiwi. Sehingga memberi kesempatan perempuan itu untuk bisa menggagahi tubuhnya. Mungkin ia sudah benar-benar sinting karena berani menantang predator yang memang pecandu seks, hingga akhirnya menodai kesucian tubuhnya yang pernah ia dedikasikan hanya untuk satu perempuan saja.Floren memiliki berpengaruh penting sampai ia bisa menjadi sosok yang sekarang—-dingin nyaris tak tersentuh. Bahkan sering kali Pratiwi beranggapan, jika keegoisan Tuan Liem juga telah memangkas jiwa kelelakian Roland yang selalu tak acuh padanya.Padahal sekian tahun tinggal bersama dalam satu atap, mendapati Pratiwi mengenakan gaun seksi bahkan nyaris seperti tak berbusana hampir setiap hari Roland temui. Tetapi lelaki yang memiliki tahi lalat di dekat hidung itu, tak sekalipun menunjukan ketertarikannya. Meski sebenarnya Pratiwi

DMCA.com Protection Status