Share

sltc - 087

Penulis: Haifa Dinantee
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-17 23:43:43

"Bibi senang banget diajakin nengok Den Rafa di rumah sakit. Kelihatannya... Den Rafa sudah semakin sehat ya, Non? " ucap Bi Ais dengan wajah penuh senyuman. Di pelupuk matanya, Ia seolah masih melihat dengan jelas bagaimana Rafa, Baby Boy milik Sova dan Roy itu nampak semakin sehat. Bahkan, tangisannya sudah mengeluarkan suara.

" Iya, Bi." Hanya kalimat itu yang Sova ucapkan, tanpa memperpanjang basa-basi. Pandangannya fokus ke arah handphone yang membuka GPS, arah cafe yang menjadi tempat janji bertemu antara dia dan Hilda.

Sebenarnya, Sova tak serta-merta mengajak Bi Ais untuk menengok baby Rafa, selain karena permintaan Hilda untuk membawanya. Entahlah, dia tak begitu memahami keinginan Hilda untuk bertemu dengannya sekaligus dengan bi Ais. Ia hanya mengiyakan saja.

"Nah, ini kayaknya," gumam Sova seraya melirik ke sebelah kiri, ke cafe yang menjadi tujuannya.

"Tujuan anda berada di sebelah kiri. "

Terdengar suara wanita memberitahunya bahwa ia telah sampai. Suara wanita yan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC - 088

    “Ada apa dengan mbak Dania? Apa kalian memintaku untuk mundur?” tanya Sova terdengar sarkas. Semua orang yang berada di meja itu pun saling berpandangan mendengar kalimat sarkas dari Sova. Tak sempat terpikir oleh mereka jika Sova akan berpikiran demikian. Mereka hanya sibuk dengan pikiran dan teka-teki mereka sendiri. “Aku memang masih muda. Aku bisa pergi dari kehidupan Akang dan mengejar cita-cita yang sempat tertunda. Aku juga bisa jadi janda muda yang kaya raya karena Akang pasti akan memberiku kehidupan yang layak. Tapi, apa kalian pernah memikirkan Rafa? Bayi yang baru saja melewati masa kritisnya, akan kalian paksa untuk kehilangan orang tuanya yang utuh?” tanya Sova menggebu-gebu. Matanya memerah dengan rahang mengeras, menahan amarah di kepalan tangannya. “Kalian memang paling dekat dengan mbak Dania, tapi jangan sampai kedekatan kalian membuat hati kalian mati!” ucap Sova seraya berdiri. Ia tak ingin berlama-lama duduk di sana, jika hanya akan mendapatka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC - 089

    Sova melirik sekilas ke arah dokter Hilda, kemudian ke arah bi Ais secara bergantian. Ada kata yang menggelitik pendengarannya, meminta kejelasan bahwa apa yang Ia dengar tak salah. “Ya, kami... bukan hanya pak Beni.” Bi Ais melihat Sova dengan sorot mata sendu. “Maksudnya?” tanya Sova dengan suara yang melemah. Sorot matanya meminta penjelasan yang lebih. "Kami yakin bahwa bu Dania sudah meninggal,” ucap Beni meyakinkan maksud mereka."Kalian ini aneh. Sudah jelas-jelas di hadapan kalian ada Mbak Dania dalam keadaan hidup. Lalu, bagaimana ceritanya dua orang yang sama dengan keadaan yang berbeda berada dalam satu waktu. Mustahil! " ucap Sova sedikit menertawakanTadinya, Ia berharap bahwa mereka memberikan solusi yang jelas bagi Sova dan Roy. Atau, setidaknya mereka tidak mengganggu kehidupan Sova dan suaminya, dengan memintanya untuk mundur. Namun, harapannya seolah bertepuk sebelah tangan. Sova menangkap kalimat mereka adalah kalimat yang mustahil terjadi. Mungkin, mereka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   sltc - 090

    Hari ini Baby Rafa sudah boleh dibawa pulang ke rumah. Meskipun kondisi badannya masih nampak kecil, tapi sudah kuat untuk diperlakukan seperti bayi normal pada umumnya. Namun, tetap saja Sova memilih seorang perawat untuk membantunya merawat Rafa. Ia tak ingin coba-coba untuk urusan bayi prematurnya. Sova menurunkan kakinya dari mobil, menginjakkan kaki di halaman rumah dengan menggendong Rafa untuk pertama kalinya. Sova begitu enggan mengalihkan pandangan dari baby Rafa yang terbungkus selimut dan Ia dekap di dadanya. Ia seolah tak ingin melewatkan momen mengurusi Rafa walau sedetikpun. “Hati-hati, Sayang!” ucap Roy seraya memeluk bahu Sova. “Iya, Papa,” sahut Sova tanpa mengalihkan perhatiannya dari Baby R. Bahkan, senyumnya bertambah merekah seolah Ia sedang berbincang dengan bayinya. “Eh, anak Papa lelap banget bobo-nya,” sambung Roy. Ia mendekap Sova dengan mata ikut menatap baby R yang sebenarnya nampak terlelap. “Selamat datang anakku!” Suara seseorang menghentik

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 091. Memainkan Sandiwara

    SLTC - 091Roy menatap ke arah Sova yang sudah berlalu meninggalkannya. Ia ingin menghentikan langkah Sova dan berlalu ke dalam rumah, hanya dengan Sova dan Rafa. Tapi, istrinya itu tak mau mengerti. Roy mendengkus sepelan mungkin, agar Ia tak menyakiti hati Dania. "Ayo, Mas. Kita masuk!" ajak Dania seraya meraih tangan Roy. Wanita cantik itu hendak mengalungkan tangannya di lengan Roy, namun ditolak halus oleh Roy. "Aku cuma mau pegang lengan suamiku. Apa salah?" tanyanya dengan wajah sendu. Bukan Dania jika Ia menyerah begitu saja. Dengan segala cara, Ia akan mempertahankan cinta Roy dan dirinya sampai ajal menjemput. "Wah, Nyonya dan Tuan sudah baikan? Memang pasangan yang sangat serasi!" celetuk bi Ais yang baru muncul dari ruang tamu. "Biasa aja, kelles!" sahut Sari yang mengekori Roy dari belakang dengan membawa beberapa peralatan yang baru dibawa dari rumah sakit. Namun suaranya hanya terdengar oleh Hari ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 92. Amarah

    SLTC - 092Roy menghentikan langkahnya tepat di tengah-tengah ruangan. Ada denyut nyeri saat Sova nampak ingin menolaknya. Tapi, Ia pun tak ingin menyalahkan Sova karena kesalahan itu ada pada dirinya. "Jangan berisik!" Ucap sofa lagi, Kemudian tangannya menunjuk ke arah rancang berukuran King milik mereka.Di sana nampak baby Rafa sedang tertidur pulas dengan dialasi kasur bayi, lengkap dengan bantal, guling dan selimutnya. Sova segera berdiri, kemudian menghampiri Roy. Wanita muda yang baru berubah status menjadi seorang ibu itu menarik tangan Roy dan membawanya ke sofa yang berada di sudut ruangan."Duduklah, Kang!" pinta Sova, kemudian Ia pun mendudukkan bokongnya di sana.Mereka duduk bersisian dengan pandangan saling mengunci. Dalam pikiran Roy ia merasa sedikit lega karena Sova mengajaknya untuk berbicara. Awalnya, Ia berpikir bahwa Sova menolaknya. Ternyata, Sova hanya tak ingin Roy mbangunkan Rafa yang sedang terlelap.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 93. Terpukul

    SLTC 093Sova merasa sedih karena Roy pergi dengan amarah. Padahal, bayi belum mengerti apapun sehingga orang tua lah yang harus mengerti mereka. Roy berubah. Itu yang ada dalam pikiran Sova. "Bu, permisi masuk ya!" ucap suster Rina, membuyarkan semua lamunan Sova. "Ah, iya Sus. Silakan!" sahut Sova seraya Ia pun berjalan ke arah ranjang super king, dimana Rafa sedang menangis kencang. Bayi laki-laki yang terlahir prematur itu memiliki suara yang sangat kencang saat Ia menangis, berbeda saat Ia terlahir. "Cup... cup... cup... Pangerannya Mama kenapa?" tanya Sova seraya meraih Rafa ke dalam gendongannya. "Mau mimi cucu ya...!" ucap Sova berusaha mengajak Rafa ngobrol. Namun, bayi laki-laki itu tak juga berhenti menangis meskipun Ia sudah berada di gendongan Ibunya. Sova duduk di ujung ranjang untuk menyusui Rafa. Sova mengarahkan mulut Rafa untuk menyesap Asi seperti yang sudah diajarkan di rumah sakit, namun bayi itu menolak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-24
  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 94. Hasrat Menggebu

    SLTC 094"Akang!" Sova terisak. Ia menaikkan kakinya ke atas gazebo, memeluk lututnya dan melanjutkan tangisnya dengan pilu. "Akang, kenapa?" tanya Sova di sela-sela isak tangisnya. "Aku udah kasih semua buat Akang, semua yang Aku punya. Aku udah berharap banyak sama Akang. Aku cuma punya Akang... Huhuhuhuhuhu," racau Sova diantara semua tangis pilunya. *** Roy keluar dari kamar dengan amarah. Bukan karena Ia memiliki anak dan tak menginginkannya. Hanya saja, sebagai seorang lelaki yang sedang berada di ujung hasratnya, Ia merasa marah saat terganggu dan tak bisa menyalurkan hasratnya. Ya, Ia stress dan ingin memukul apapun yang ada di hadapannya. Tapi, semua itu Ia tahan agar tak menyakiti istri dan anaknya. Saat berada di ambang pintu, Ia berpapasan dengan seorang perawat yang memang dipekerjakan mulai hari ini, untuk membantu Sova mengurus Baby Rafa. Wanita perawat itu pun terkena dengusan dan lirikan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25
  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 95. Hancur

    SLTC 095Sova menarik nafasnya dalam-dalam. Ia merasa tak ada gunanya menangisi nasib diri sendiri di sini. Ia harus melakukan sesuatu. Sova segera menyusut air matanya yang masih berusaha meringsek keluar. Ia pun meraih ponselnya, memastikan kemana sang suami pergi membawa Dania. "Kamar?" tanyanya seolah ada orang lain yang bisa Ia tanyai di sana. Sova ingat betul bahwa di kamar tamu tak ada kamera apapun yang terpasang. "Jadi, Aku harus gimana?" tanya Sova sambil mondar-mandir seperti setrikaan. "Biarin... Enggak. Biarin. Ah, enggak. Aku harus membuktikan dengan mata kepalaku sendiri. Aku tahu kalau Akang cinta sama mbak Dania, tapi itu dulu. Sekarang, cintanya buat Aku sama Rafa," ucap Sova pada dirinya sendiri. Sova pun melangkah pasti, tujuannya adalah kamar tamu. Dari rekaman CCTV yang Ia lihat, nampak jika Roy membawa Dania ke ruang tamu. Tentang apa yang mereka lakukan di dalam kamar, Sova belum bisa memastikannya. "Non!" Sari memanggil Sova. Wanita itu memang menunggu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-25

Bab terbaru

  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 106

    "Jadi benar?" desis Roy. Matanya masih menatap hampir tak berkedip pada rekaman-rekaman yang sedang terputar di sana. "Apanya Kang?" tanya Sova saat Ia melihat wajah tegang suaminya. "Akang, benar apanya?" tanya Sova sekali lagi, karena Ia tak mendapatkan jawaban apapun dari Roy. "Akang sudah salah menilai, Sayang." Roy menatap Sova seraya mengelus pipi wanita itu, meminta kekuatan dalam hatinya. "Menilai apa?" tanya Sova. Namun, lagi-lagi Roy tak memberinya jawaban. Sova mencebik, kesal karena merasa diabaikan. Bukankah Ia yang seharusnya masih marah dan mendiamkan Roy? Kenapa malah terjadi hal sebaliknya? Sova mengambil ponsel miliknya dari tangan Roy, penasaran dengan apa yang dilihat oleh suaminya. Sedangkan Roy, Ia tak lagi berusaha mengambil lagi ponsel tersebut. Semua kejadian dimana Lina datang sampai Ia membawa Dania pergi, terekam jelas oleh CCTV yang terkoneksi dengan ponsel Sova. Sedangkan, di CCTV rumah yang sengaja Ia pasang, tak ada satu pun bayangan Lina masuk ke

  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 105. Fakta

    "Apa maksudnya, Kang? Masa pak Beni resign? Mbak Hilda gimana? Mana mbak Hilda?" tanya Sova beruntun. "Mereka memfitnah Lina. Padahal, Beni... ah, entahlah. Apa dia sedang dekat dengan Hilda? Jadi dia selingkuh?" desis Roy namun masih bisa didengar oleh Sova. "Rupanya ini karena mbak Lina? Selingkuh? Benarkah? Jadi, mereka menjebakku agar mau menerima mbak Dania di rumah ini?" tanya Sova sangat lirih, namun masih jelas terdengar oleh Roy. "Apa? Jadi mereka yang memintamu untuk memasukkan Dania ke rumah? Memintamu untuk menerima Dania di rumah ini?" tanya Roy seraya menatap Sova, mencari kebenaran di kedalaman mata istrinya. "Emmhhh... iya, Kang." Sova akhirnya jujur akan hal yang tak Ia bicarakan kepada Roy. Bahkan, Ia cenderung melakukan hal itu di belakang Roy. Roy menyugar rambutnya frustasi. Kesalahan adalah kata yang tepat untuk apa yang telah dilakukan Sova, itu menurut Roy. "Tapi kenapa? Kenapa kamu lakukan itu semua, Sayang? Kau undang penyakit ke dalam rumah tangga kit

  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 104. Lebih Cuek

    Roy tak peduli saat Hilda mengejar Beni untuk keluar dari sana. Ia segera melangkahkan kakinya menuju lift. Ia berniat untuk menyusul Sova, membiarkan masalah Dania diurus oleh anak buahnya, sedangkan dia hanya akan menyelesaikan masalahnya dengan Sova. Roy hendak meraih handle pintu saat pintu itu terbuka dari dalam. Di hadapannya ada suster Rina yang membawa botol susu bekas pakai. "Sus, biarkan kami dulu ya. Nanti kalau kami perlu, baru akan Saya panggil lagi," ucap Roy dengan tatapan mengintimidasi. Dia tak ingin terganggu oleh orang lain saat sedang bicara dengan Sova. "Emmhhh," Suster Rina menoleh ke dalam, memastikan keadaan Rafa baik-baik saja. "Tapi Pak... " tolak Suster Rina, berusaha memberikan argumen. "Enggak ada tapi-tapian... " kesal Roy saat perawat yang Ia pekerjakan hendak menolak titahnya. "Ba... baik, Pak," sahutnya cepat, kemudian berlalu dari kamar tersebut. Sova yang begitu serius mengurusi Rafa,

  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 103. Resign

    SLTC 103"Ada apa?" tanya Roy setelah Beni duduk di sebrangnya. "Maafkan Saya, Pak. Tapi Saya enggak tahu lagi harus berbuat apa," ucap Beni membuat Roy mengerutkan keningnya. "Katakanlah!" titah Roy seraya memandangi Beni lebih seksama. Ia curiga akan ada hal tak beres yang diceritakan oleh Beni. "Saya sangat mencintai Lina," ucap Beni pada akhirnya. "Lantas?" tanya Roy merasa apa yang disampaikan oleh Beni bukanlah poin utamanya. Beni hanya diam. Lelaki yang telah lama mengabdi pada Roy itu tak lagi mengatakan apapun, membuat Roy tak sabar. "Jangan bilang gara-gara Lina belum juga hamil, kamu berniat poligami. Begitu?" tanya Roy membuat Beni mengangkat wajahnya kaget, menatap Roy dengan tatapan tak percaya. "Tuh kan, ketebak." Roy terkekeh seraya geleng-geleng kepala. "Bukan Pak Bos, bukan itu," ucap Beni buru-buru. "Jangan berkilah, Ben. Apa kurangnya Lina sampai-sampai kamu tega mau menduakannya? Apa kau sudah menemukan perempuan lain? Apa kau sudah memberi tahu Lina renc

  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 102

    SLTC 102Roy masih tertegun setelah mendengar ucapan Sova barusan. Ia berpikir jika apa yang dikatakan Sova sangat masuk akal dan memungkinkan dan memiliki nilai kebenaran. "Apa benar seperti apa yang istriku bilang, Ben?" tanya Roy benar-benar meminta pendapat. "Menurutku demikian," sahut Beni membuat Roy kaget. Roy tak menyangka jika jawaban Beni begitu singkat, padat dan langsung pada point nya. "Ya sudah, ayo kita kembali ke ruang kerja!" ajak Roy. "Ben, Aku mengizinkanmu untuk membongkar makam Dania dan mengambil sampel dna-nya, untuk dites dan dibandingkan dengan DNA perempuan itu, " ucap Roy tiba-tiba.Beni yang sedang memikirkan baik-baik apa yang dilaporkan oleh anak buahnya tadi tentang Lina, tak mendengar apa yang diucapkan oleh Roy. Bahkan pandangan Beni nampak kosong di hadapan Roy."Ben" Ucap Roy lagi seraya menepuk pundaknya cukup keras. "Ada apa?" teriak Beni Karena ia merasa kaget dengan tepukan di bahunya."Sejak kapan kamu hobi melamun?" Ucap Roy yang sebenarny

  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 101

    Mata Roy berkilat merah. Ia begitu marah dengan apa yang disampaikan oleh anak buahnya barusan. "Jaga kedua tua bangka ini, jangan sampai mereka berdua kabur!" titah Roy membuat semua orang yang berada di sana saling melemparkan pandangan. "Siapa yang kau sebut dengan tua bangka?! " teriak Pak Tejo dengan geram. Namun, Roy tak mendengarkannya sama sekali. Ia terus melenggang pergi, keluar dari ruang kerja. Beni mengikuti Roy dengan segera. ia belum tahu apa yang terjadi, namun Ia tak merecoki Roy dengan berbagai macam pertanyaan. Saat tiba di kamar tamu, Roy langsung masuk ke dalam kamar dengan pintu yang memang sudah terbuka. Begitupun dengan Beni, Ia langsung ikut masuk ke dalam kamar dan mendapati kesalahan apa yang telah terjadi. "Mana dia? " tanya Roy dengan mata yang masih berkilat merah."A... Ampun Tuan! Kami tidak tahu, kami betul-betul tidak tahu! " ucap anak buah Roy yang seharusnya ditugaskan berjaga di sana.Saat Roy dan Beni keluar dari ruang kerja tadi, sebenarnya

  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 100

    "Ap...pa maksudmu?" Tanya Pak Tejo tergagap."Sudah jelas saya katakan barusan bahwa Anda berdua tidak mengenali siapa Dania. Anda berdua sudah abai kepadanya dari dulu Lalu, kenapa sekarang kalian begitu mati-matian membela? Itu karena anda hanya menginginkan harta milik Roy dan kalian tidak mengenali yang mana anak kalian. " Hilda mengatakan hal itu dengan tenggebu-gebu. Ia puas karena telah mengeluarkan unek-uneknya selama ini terhadap Pak Tejo dan istrinya. Sedari Dulu, Ia selalu menjadi tumpuan bagi Dania. Bahkan, seringkali ia membagi uang sakunya untuk Dania meskipun Dania sendiri menolaknya."Jangan berburuk sangka kamu sama kami, Roy. Siapa lagi yang akan menyayangi Dania selain daripada kami, hah? " ucap Bu Tejo seraya memalingkan mukanya. Ia Sedikit lega karena dari perkataan Hilda, menyiratkan bahwa wanita tersebut bukan mencurigai tentang siapa Dania, tetapi mencurigai bahwa dirinya tidak begitu memperhatikan Dania saja. "Ya Sudahlah, jangan terlalu diperpanjang. Sekar

  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 99. Terkejut Karena Hal Lain

    SLTC 99"Pelakor miskin sepertimu tak perlu ikut bicara! Tak ada kepatutan dari setiap ucapanmu," hardik pak Tejo dengan mata nyalang. "Jangan pernah menghina istriku! Wanita yang kau sebut miskin ini adalah is-tri-ku. Camkan itu!" sahut Roy membalas tatapan nyalang pak Tejo seraya menunjuk tepat ke arah wajahnya. "Jangan lupa kalau istrimu adalah Dania. Hanya Dania," teriak bu Tejo dengan mata melotot. "Dan ya... selama pernikahanku dengan mendiang Dania, Saya baru ingat bahwa kalian tak pernah peduli padanya. Hanya jika kalian menginginkan sesuatu, maka kalian akan mencari istriku, Dania. Tapi sekarang apa? Kalian begitu membabi buta membela Dania. Ada apa sebenarnya?" tanya Roy dengan raut wajah sinis. Pasangan suami istri lanjut usia itu pun menelan salivanya, kaget dengan tuduhan yang diucapkan oleh Roy. Benar, karena itu memang kenyataannya. Dania kecil tak pernah mendapatkan kasih sayang seperti yang mereka limpahkan pada Rania, anak kandung mereka yang hadir setelah bebera

  • Suami Lansiaku Ternyata CEO   SLTC 98. Anak Yang Mana?

    SLTC 98"Siapa?" semua orang bertanya dengan serempak. "Hemmhhh... " Sova menarik nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya. "Siapa?" tanya Roy sekali lagi. Sova meliriknya, kemudian memalingkan lagi mukanya dari Roy. "Coba kalian ingat-ingat, apa selama ini kalian bertemu... "Brakkk... Tiba-tiba pintu ruang kerja tersebut dibuka dengan kasar. Nampak pak Tejo mengepalkan tangannya seraya mencari sosok Roy. "Ada apa?" tanya Roy berdiri menghadap ke arah pak Tejo. Akhirnya, tanpa bersusah payah mencari keberadaan Roy, lelaki yang pernah menjadi menantunya itu berdiri dengan sendirinya, memudahkan Ia untuk menemukan Roy. Pak Tejo langsung meringsek masuk dan langkahnya mengarah pada Roy. Ia sudah bersiap untuk menghantamkan bogem mentah kepada lelaki yang kini berstatus sebagai suami Sova itu. "Dasar b****at!" Langkahnya ditahan oleh Beni dan Hari yang langsung

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status