Beranda / Fiksi Remaja / Sleep With My Enemy / Menikah Sepulang Sekolah

Share

Sleep With My Enemy
Sleep With My Enemy
Penulis: agneslovely2014

Menikah Sepulang Sekolah

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-17 17:02:38

"Ayah, yang kuat. Jangan tinggalkan kami!" Hartono menggenggam erat tangan keriput yang bergetar hebat itu dengan mata berkaca-kaca.

"Ton, lakukan keinginan terakhir Ayah. Uhuukk ... nikahkan putrimu dengan anaknya Bastian yang nomor dua. Cepaat sebelum nyawa ini melayang dari ragaku!" titah Anggito Bramantyo, kakeknya Ciara.

Dengan tanpa pikir panjang, Hartono pun berkata tegas ke istrinya, "Ma, sepulang sekolah langsung bawa Ciara ke rumah sakit buat dinikahkan dengan putra keduanya Mas Bastian. Ini permintaan terakhir ayah!"

***

"DUKK!" 

"ADUH! Sialan, siapa yang berani lempar bola basket ini ke kepalaku, hahh?!" Sosok pemuda yang paling disegani sekaligus menjadi idola semua angkatan di SMA Teruna Negeri itu memegangi kepalanya yang benjol dan berdenyut-denyut pening sambil melotot.

Beberapa telunjuk tertuju ke seorang murid perempuan yang mengenakan kostum basket warna biru putih. Rodrigo berkacak pinggang dengan muka mendung menghampiri pelaku tindak kekerasan atas dirinya barusan. 

"Lo bisa kagak sehari aja jauh-jauh dari masalah. Sengaja lo cari gara-gara sama gue, hmm?! Ring basketnya di sono tuh, begok!" dentum Rodrigo yang beken dipanggil Igo oleh murid seantero SMA Teruna Negeri.

"Haish ... please ya, ini nggak sepenuhnya salah gue. Lo yang lewat di lapangan basket. Kita tuh lagi latihan buat lomba PORDA. Gue niat oper bola ke Lindsey, kalo dianya meleset nangkap bola dan nyasar ke kepala lo ... lantas itu salah gue gitu?" Ciara yang menjadi kapten tim basket putri pun berdecak kesal sembari bersedekap tanpa gentar menghadapi kemarahan ketua geng paling disegani di sekolah mereka.

"Alaa ... banyak alesan lo! Pokoknya lo tanggung jawab sekarang, gue kagak mau tahu!" Rodrigo segera menyeret paksa gadis itu meninggalkan lapangan disaksikan seisi lapangan dan sekitarnya.

Semua menebak-nebak hukuman apa yang akan diberikan Igo untuk Ciara. Sementara itu sesampainya mereka di halaman belakang sekolah, Igo berkacak pinggang seraya berteriak ke gadis dengan cepol di puncak kepalanya, "Squat jump seratus kali baru gue maafin!"

"Hahaha. Lo pikir ini zaman kumpeni apa romusha gitu?! Lagian gue nggak takut sama lo. Emang kalau gue kagak mau squat jump seratus kali, lo mau apa, hahh?!" Ciara bersedekap menaikkan dagunya menantang Igo.

"LO!!" tunjuk Igo emosi.

Tanpa menunggu apa pun, Ciara balik badan dan mengeloyor pergi. Dia tak mempedulikan sumpah serapah dengan pembacaan daftar absensi kebun binatang yang terlontar dari mulut Rodrigo. 

"Awas kesambet kunti deh lo, berisik amat!" teriak Ciara diiringi tawa cekikikan mengejek sebelum berlari kabur dari halaman belakang sekolah.

Karena sudah waktunya jam pelajaran dimulai, semua siswa siswi SMA Teruna Negeri berada di dalam kelas masing-masing. Demikian pula Ciara yang masih mengenakan seragam tim basket sekolah segera duduk di bangkunya. 

Lindsey yang merasa bersalah karena kejadian bola basket nyasar tadi segera berbisik di samping Ciara, "Soriii, Cia!"

"Gakpapa. Apesnya si cowok sok keren itu kena cipok bola basket. Lagian gue happy lihat kepalanya benjol. Hihihi!" sahut Ciara lalu segera memasang tampang default ke arah papan tulis.

Sementara itu di kelas 12, Rodrigo disambut rekan-rekan segeng-nya. Kevin merangkul bahunya seraya berkata, "Pacarin tuh adek kelas biar tertib, Goo!"

'Anjiirr ... Cia tuh adek kandung gue!' batin Alex, sobat Rodrigo. Selama ini dia merahasiakan hubungannya dengan Ciara karena kedua makhluk itu jelmaan real Tom and Jerry, musuh bebuyutan sedari SMP. Setiap kali Igo main ke rumah, dia selalu menyuruh Ciara bersembunyi agar tidak melihat adiknya demi persahabatan mereka.

"What the hell, Kev! Lo aja kalo mau apes, pacarin tuh cewek sengklek!" bantah Rodrigo dengan muka masam seperti belimbing wuluh.

Tak lama kemudian mereka langsung diam dan tertib di kursi masing-masing karena guru paling killer seantero SMA Teruna Negeri telah memasuki kelas. Pak Sarwono yang berkumis tebal menyapa anak-anak didiknya dengan nada Do tinggi seperti biasa, "SELAMAT SIANG, ANAK-ANAK!"

"SELAMAT SIANG, PAAAK!" 

Pelajaran di sekolah memang berlangsung seperti biasa. Akan tetapi, di tengah keluarga Hartono Sasmita dan keluarga Bastian Sutedja sedang dicekam ketegangan menunggu kepulangan putra putri mereka.

"Ingat, Ma. Kamu harus bujuk Rodrigo mau nikah kilat dengan gadis di foto yang dikirimin sama Mas Hartono ini. Cantik kok, imut-imut, kelihatan smart. Cocok jadi calon istrinya Igo!" pesan Pak Bastian Sutedja kepada Nyonya Chintami.

Ibunda Rodrigo itu mengangguk patuh. "Diusahakan ya, Pak. Zaman sekarang susah banget anak-anak buat dipaksa nikah karena perjodohan. Apalagi karena wasiat terakhir orang tua. Mama agak kurang yakin!"

"Lho, harus mau, Ma. Ini jodoh terbaik Igo. Biasanya wasiat orang tua itu ampuh, ada makna spesial kenapa harus dua anak remaja itu disatukan!" desak Pak Bastian yang menganggap permintaan terakhir dari ayah sobat kentalnya itu sebagai hal yang sakral.

Nyonya Chintami pun menghela napas tak berani menentang keinginan suaminya. Dia tidak ingin dicap sebagai istri durhaka. Maka saat mobil yang menjemput Rodrigo sampai di depan teras rumah, beliau segera bangkit dari sofa seraya berkata, "Doain Mama berhasil bujuk Igo ya, Pa!"

Pemuda jangkung berseragam putih abu-abu itu berjalan cepat menghampiri ibundanya lalu mencium punggung tangan Nyonya Chintami. "Tumben kok Igo disuruh pulang cepet dari sekolah sih, Ma. Ada apa?" tanya Rodrigo lalu dia melihat papanya juga sudah pulang kantor dengan pakaian rapi duduk di sofa, "Ma, tumben papa sudah ada di rumah?"

"Iya, ada urusan penting menyangkut kamu. Yuk kita naik ke kamarmu dulu. Mama mau ngomong penting!" ujar Nyonya Chintami sembari merangkul bahu putranya.

Di dalam kamar Rodrigo, acara pernikahan kilat yang harus dilaksanakan siang jelang sore itu di rumah sakit diceritakan. Awalnya pemuda itu mendengarkan tanpa protes dan mencoba menabahkan diri karena itu permintaan terakhir orang tua yang hampir meninggal dunia. Dia berdosa kalau menolaknya.

"Ini foto calon istri kamu, Igo!" Nyonya Chintami membuka galeri ponselnya lalu menunjukkan foto gadis yang akan dinikahkan dengan putranya hari ini juga.

"HAAHH?!" Teriakan Igo yang terkejut setengah mati membahana di dalam kamar disusul protes keras, "Ma, yang bener aja. Tuh cewek nggak tipeku banget, bisa-bisa Igo masuk RSJ kalo dia jadi biniku!" 

"Memang kamu kenal sama gadis manis di foto ini, Igo?!" tanya Nyonya Chintami sama terkejut mengetahui reaksi keras putranya.

"Dia adik kelas Igo, Ma. Lantas setelah kami sah menikah, bagaimana sekolah kami?" tanya Igo bernada panik. Dia belum juga lulus SMA, masih setengah semester lagi yang harus ditempuhnya.

Nyonya Chintami mengendikkan bahunya. "Waduh, tentang hal itu ... coba kamu nanya ke papa langsung deh!" 

"Igo mau turun ketemu papa sekarang juga. Ini nggak bisa dibiarin. Gile bener dah!" tukasnya seraya melesat keluar dari kamar dan menuruni tangga kayu melingkar di rumahnya cepat-cepat.

"PAPA, IGO MAU NGOMONG!" serunya lantang.

Komen (56)
goodnovel comment avatar
Izbell Tok
tak usah nolak igo ,terima aja dengan ikhlas
goodnovel comment avatar
haniah Nia
wadduh, jangan jangan calonnya iGO adalah Ciara....musuh bebuyutan. igo
goodnovel comment avatar
Muktie Prilly
d sekolah aja kernjaanya ribut lah gmna klo sampe mereka nikah bisa" perang dunia tiap hari ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sleep With My Enemy   Tantrum Karena Dipaksa Nikah

    "Mama, aku tak mau menikah dengan Igo. I hate him!" Ciara menghentak-hentakkan kakinya memprotes perjodohan yang telah divoniskan atas dirinya dan Rodrigo. Semenjak masih SMP, mereka sudah jadi musuh bebuyutan seperti Tom and Jery. Mau ditaruh di mana mukanya kalau dia harus menikahi Igo, teman-teman Ciara pasti akan dengan puas membully dirinya."Cia, kamu harus mau menuruti wasiat terakhir kakekmu. Sebentar lagi beliau akan meregang nyawa, apa kamu tega kalau kakek meninggal nggak tenang karena cucunya membantah keinginan terakhir beliau?!" bujuk Nyonya Wina Sasmita sembari membelai surai panjang putrinya yang tergerai indah sepunggung.Wajah Ciara cemberut dengan bibir monyong lima senti alias bimoli. "Cia 'kan masih kecil, Ma!" serunya tak mau menyerah begitu saja dan bersedekap di tepi ranjang."TOK TOK TOK."Suara ketokan di pintu kamar membuat kedua wanita beda generasi itu sontak menoleh ke arah yang sama. Kepala Pak Hartono Sasmita muncul dari daun pintu yang terbuka. "Lho, k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Sleep With My Enemy   Dinikahkan Di Rumah Sakit

    "Pa, Igo nggak bisa menikahi Ciara!" ucap pemuda jangkung dengan garis rahang tegas itu ketika menghadap ayahandanya di sofa ruang tengah.Pak Bastian Sutedja pun membetulkan kaca mata yang tersangga oleh hidung mancungnya. Beliau bangkit dari tempat duduk dan menjawab putra nomor dua hasil pernikahannya dengan Nyonya Chintami, "Nak, pernikahan ini tidak bisa dibatalkan. Papa sudah menyetujuinya karena keluarga kita berteman dekat dengan keluarga Sasmita. Putrinya Mas Hartono itu cantik kok, anaknya sopan juga!" "Tapi, Igo nggak suka sama dia! Ciara tuh petakilan dan sembrono. Kami kalau dekat-dekat selalu bikin aku celaka, Pa!" Rodrigo lalu menyibak rambut poni bergelombangnya yang menawan, "nih jidat Igo jadi tambah jenong kayak ikan Louhan gara-gara dilempar bola basket sama cewek barbar itu!""Yaelah, Igo ... mungkin Ciara nggak sengaja, Nak. Masa kamu dendam sih hanya karena bola nyasar sedikit—" Pak Bastian tertawa renyah sembari menepuk-nepuk punggung putranya yang nampak emos

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Sleep With My Enemy   Lengket Bak Amplop dan Perangko

    "Turunin gue kagak?! Gue bisa main keras sama lo kalo emang lo yang nantangin!" hardik Ciara galak sembari bersitatap dengan Rodrigo."Ohh ... gaya lo lebay tau?! Badan elo tuh cuma separuh dari gue. Ntar sampai di rumah boleh ngajak gue gulat di kasur. HAHAHA!" Tanpa mengindahkan Ciara yang meronta-ronta seperti kena sawan, Igo tetap santai berjalan ke arah parkiran mobil kedua keluarga mereka. Papa mama mereka yang memang selalu kompak sedari muda dulu malah asik bercengkerama diiringi canda tawa di dekat mobil yang siap pulang ke rumah masing-masing."Tuh, Jeng Wina, Mas Tono, yang habis sah langsung romantis!" Nyonya Chintami terkikik geli menunjuk ke arah putra keduanya yang sedang menggendong Ciara dengan gagah seperti dalam adegan film Holywood."Wah, sayangnya mereka masih SMA ya, Jeng Tami. Rasanya nggak sabar buat gendong cucu pertamaku!" sahut Mama Ciara antusias melihat kebersamaan Igo-Cia yang cocok satu sama lain.Suaminya pun berpesan kepada Pak Bastian, "Ehh, Mas Ibas

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Sleep With My Enemy   Heboh Dari Dalam Kamar

    "Igo, tolong nanti bawain koper Cia di bagasi belakang mobil ya?" pinta mamanya dengan nada keibuan. Tentu saja Rodrigo tak bisa menolak sekalipun dia enggan."Mau ditaruh ke mana tuh koper, Ma?" tanya Igo dari bangku belakang mobil yang sedang membelok ke arah gapura masuk perumahan Kartika Buana.Pak Bastian pun berdecak kesal, "Ckk ... Igo, kamu ini kok masih nanya sih? Ya jelas dibawa ke kamar kamu dong. Sekarang kalian suami istri, masa malam pertama malah pisah ranjang!"'WHAT?!' batin Igo dan Cia berseru bersamaan lalu mereka pun menoleh seraya saling melempar tatapan tak setuju.Kemudian segera Ciara menutupi dadanya dengan dua tangan tersilang, sedangkan Igo tersenyum miring disertai ekspresi bandel. Mulut Igo berucap tanpa suara, "Mampus lo!""Ehm ... berarti malam ini Igo tidur bareng sama Cia satu ranjang berdua, bener gitu ya Pa?" ujar Rodrigo dengan suara lantang dan jelas agar Ciara mendengar sendiri apa kata orang tuanya."Yoii lah, kalian yang rukun. Cia dipeluk biar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Sleep With My Enemy   Ciuman Pertama yang Membuat Hati Meleleh

    "Gue mau pulang ke rumah ortu!" Ciara menghentak-hentakkan kakinya tantrum seraya menatap tajam Rodrigo yang masih mengganjal pintu kamar dengan telapak tangan kanannya."Kebiasaan lo jadi biang kerok! Bisa gak sekali aja jadi cewek yang kagak barbar dan egois?" balas Igo dengan tegas. Permintaan Ciara dia tepiskan begitu saja. Ide buruk bagi semua yang terkait dengan pernikahan mereka tadi sore.Ciara masih saja menyolot dengan bertanya, "Memang apa yang bikin lo menyimpulkan gue egois, hahh? Perasaan di sini gue yang ada dipaksa nikahin musuh gue. Plus ... ditaruh di satu kamar pula, maksudnya gimana? Biar kita gladiator part two gitu?!" "Aahh ... gue jabaninlah, gladiator bareng bini gue yang semlohay boleh banget tuh. Di lantai udah tadi, cuma kurang empuk, cuss di kasur lebih enak!" seloroh Igo membersitkan senyuman tengil dan memasang tampang tak berdosa."Anjiiirr ... Igo, lo masak bisa sih nganu-nganu kagak pake perasaan? Lo nyadar kagak sih kita di sekolah tiap ketemu pasti

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Sleep With My Enemy   Mandi Bareng Aja Dari Pada Telat Sekolah!

    "TOK TOK TOK. Igo, Cia, kalian sudah bangun belum? Nanti telat berangkat ke sekolah lho!" seru Nyonya Chintami sambil mengetok pintu kamar mereka.Pasangan muda mudi yang tadinya tidur lelap berpelukan mesra itu pun terbangun bersamaan. Mereka saling tatap lalu cepat-cepat Igo menutup mulut Ciara agar tidak menjerit. "Iya, Ma. Sebentar lagi kami turun!" balas Igo dengan suara lantang agar mamanya mendengar."Ya sudah, Mama tunggu di meja makan ya!" ujar Nyonya Chintami lalu meninggalkan depan pintu kamar putranya.Ciara memelototi Igo dan menghardik pemuda itu, "Lo pagi-pagi main bekap aja sih! Ngapain juga peluk-peluk gue tadi?!" "Hey, semalem lo yang nemplok ke badan gue. Kali lo kedinginan sama AC kamar gue. Stop debatnya, nggak penting tahu. Kita sudah mau telat dan gue ada ulangan matematika jam pertama. Dari pada telat sekolah mending kita mandi bareng aja!" celoteh Igo sembari bangkit dari tempat tidurnya dan memilih baju seragam hari ini di lemari."Ogah, ngeri amat ngeliatin

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Sleep With My Enemy   Jadikanlah Aku Pacarmu. LIVE!

    "KRIIIINGG!" Suara bel tanda istirahat yang berbunyi nyaring membuat siswa-siswi SMA Teruna Negeri berhamburan dari pintu kelas masing-masing. "Cia, lo lesu amat sih pagi ini!" celetuk Lindsey, bestie-nya yang duduk bersebelahan meja dengan Ciara.Dengan cepat Ciara mengerem lidahnya agar tidak bocor keliling tentang pernikahan dadakannya dengan Rodrigo kemarin sore. "Ehh ... ohh ... biasa capek aja, Lind!" kelitnya. Tiba-tiba dari arah lapangan basket terdengar suara laki-laki dengan pengeras suara berkata, "Tolong yang lihat Ciara Eloise Sasmita, anak 10-A, bilangin suruh ke lapangan basket ya!" "Lho, kayak suara si Billy tuh, Cia. Lo dicariin sama dia di lapangan basket. Sono buruan tengok ada apa!" ujar Lindsey seraya bangkit dari kursinya. Gadis itu pun berdiri lalu melongok-longok dari kaca jendela kelasnya yang mengarah ke lapangan basket. 'Issh ... ngapain si Billy ya? Kagak biasanya begini!' batin Ciara penasaran."Ayo, Cia ... tuh dipanggil lagi!" Lindsey menyeret tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Sleep With My Enemy   Memeluknya Di Bawah Hujan

    "BUK BUKK BUKK!" Baku hantam yang terjadi di antara dua pentolan tim basket dan tim otomotif itu menyebabkan baik Billy maupun Igo babak belur. Suara derap kaki mendekat dari lorong menuju ke toilet putri terdengar semakin jelas hingga pintu terbuka lebar. "Hey, ngapain kalian di sini? Bukannya ikut pelajaran malah kelahi di toilet putri!" hardik Pak Wisnu, guru BP SMA Teruna Negeri yang sontak menghentikan adu pukulan dan tendangan kedua pemuda berpostur tinggi kekar tersebut.Mereka berdua terengah-engah menata napas dengan kepalan tangan jatuh ke sisi tubuh masing-masing. Rupanya Ciara memanggil bala bantuan untuk melerai Igo dan Billy."Sudah, ikut Bapak ke ruang konseling. Kalian ini bikin masalah saja!" seru Pak Wisnu lalu merangkul bahu kedua muridnya tersebut agar meninggalkan toilet putri. "Ciara, kamu masuk ke kelas sekarang!" titahnya."Baik, Pak!" jawab Ciara patuh. Dia pun segera berlari menaiki tangga ke lantai dua. Sementara itu Igo dan Billy digelandang masuk ke lif

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Sleep With My Enemy   Angin yang Berubah Arah

    "Welcome to our campus!" ujar teman sekamar Igo di asrama mahasiswa MIT. Pemuda asal Jepang itu mendapat beasiswa penuh sama seperti Igo yang kebetulan satu jurusan juga. Dia mengulurkan jabat tangannya ke Igo, "Kenalkan, namaku Hideo Takajima. Baru sampai di sini dua hari lalu!""Aku Rodrigo Gunadarma Sutedja. Asalku dari Indonesia. Mungkin kamu akan lebih mudah mengingat nama panggilanku. Igo, itu saja!" balas Igo ramah. Hideo akan menjadi teman sekamarnya untuk waktu yang entah berapa lama."Nice, aku suka nama yang singkat. Mudah diingat dan wajahmu seperti bintang film, Bro. Keren sekali!" puji Hideo sembari duduk di lantai kamar beralas karpet. Kemudian Igo membongkar kopernya yang berisi pakaian, barang-barang pribadi, dan makanan kering yang sengaja ditaruh oleh Mama Tami ke dalam bawaannya. Dia pun mulai mengirim telepati dengan penuh konsentrasi ke Ciara, berharap jarak yang luar biasa jauh tak menghilangkan kemampuan istimewa itu.'Beib, hai ... apa lo denger suara gue? In

  • Sleep With My Enemy   Pelukan Terakhir Semalam Sebelum Berpisah

    Seusai resmi menjadi suami Nyonya Wina, pengusaha tajir melintir itu membawa anak dan istrinya tinggal bersama di rumah megah bak istana yang ada di tengah kota Bandung. Memang sebelum Igo berangkat ke Massacussets, Amerika, Ciara tetap tinggal di kediaman Sutedja. Namun, nanti setelah suaminya berangkat kuliah ke luar negeri, Ciara akan tinggal bersama keluarga barunya.Hari demi hari yang dilewati selama sebulan itu bergulir begitu cepat sehingga tanggal keberangkatan Igo tersisa di besok sore penerbangannya."Cayank, gue nggak rela rasanya elo pergi besok!" ucap Ciara di balkon kamar mereka di lantai dua malam itu. Angin malam yang berhembus membuat hati terasa membeku. Ciara bergidik sedikit, Igo segera mengambil jaket untuk menghangatkan istrinya. "Lo jaga kesehatan selama kita LDR. Jangan ilang kontak sama Gabe dan Renata kalo lo lagi di luar rumah!" pesan Igo.Kepala Ciara terangguk pelan. Air mata merembes melalui sudut matanya. Igo makin berat saja meninggalkan si cantik imu

  • Sleep With My Enemy   Malam Pengantin Duda dan Janda

    "Pengantinnya sudah boleh turun ya, tamu-tamu sudah memadati meja pesta!" kata Bu Ursula kepada Ciara melalui HT."Okay, copy! Kami akan langsung turun dengan pengantin, Bu Ur!" sahut Ciara lalu memberi kode ke Mama Wina dan Papa Reynold bahwa sudah saatnya acara dimulai di venue party.Pasangan yang tak lagi muda itu nampak berbinar-binar wajahnya. Sedikit unik karena bridesmaid semuanya ibu-ibu berbadan subur dengan beberapa anak sudah remaja."Mbak Wina, kamu cantik sekali lho ngalah-ngalahin yang dua puluhan!" puji Tante Anjali dengan nadanya yang selalu khas rumpi."Kakak pertama kita 'kan memang awet muda sih, Anjali!" sahut Tante Merry yang membantu mengangkat ekor gaun putih panjang Mama Wina.Dalam lift Pak Reynold yang dikerubuti kaum ibu-ibu hanya bisa memasang senyum tipis. Istrinya meliriknya gemas lebih dikarenakan dia santai dan tidak jelalatan matanya. Tangan halus yang terasa sejuk itu berada di genggaman telapak tangan lebar Pak Reynold saat lift berbunyi tanda samp

  • Sleep With My Enemy   Malam Jelang Pesta Wedding

    Kabar bahwa Mama Wina dan Pak Reynold telah sepakat menikah membuat anak-anak mereka turut bergembira. Bahkan, Vincent mendesak agar perayaan pernikahan segera diselenggarakan. Dia berencana mengajak Grandpa Damon Hawkins terbang ke Indonesia untuk menghadiri acara spesial sekali seumur hidup ayah kandungnya tersebut.Masih dalam suasana libur kenaikan kelas serta kelulusan, Ciara dan Alex serta Igo membantu persiapan pesta dengan memilih menu katering, dekorasi bunga, dan entertainment. Rencananya memang lokasi pesta resepsi di taman belakang Hotel Wonderful Paris Van Java sesuai permintaan Mama Wina agar budget tak berlebihan. Namun, tetap representatif untuk menjamu tamu kolega calon suaminya yang notabene pengusaha sukses."Bu Ursula, kami sudah putuskan warna kain dekorasi nuansa putih, kuning, dan jingga. Maknanya sekalipun usia mulai senja, tetapi masih bersinar indah!" tutur Ciara usai berdiskusi dengan kakaknya dan Igo.Pimpinan Wedding Organizer (WO) yang bernama Bu Ursula i

  • Sleep With My Enemy   Momen Indah Pasangan Jadul

    "Halo, Wina. Gimana kalau kamu jalan-jalan denganku saja karena anak-anak asik proom night di sekolah sampai larut malam 'kan?" ajak Pak Reynold melalui telepon HP."Halo, Mas Rey. Iya, nggakpapa. Mau berangkat jam berapa nih?" sahut Nyonya Wina santai. Dia melirik jam dinding di kamar hotel sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB."Aku naik sekarang jemput kamu di sana, oke?" balas Pak Reynold lalu mengakhiri telepon ketika menerima jawaban positif dari teman kencannya malam ini. Pria matang berparas rupawan itu segera naik lift menjemput Nyonya Wina.Bunyi bel dua kali membuat wanita yang telah siap bepergian dengan penampilan anggun simple seperti gaya biasanya. Dia membuka pintu kamar hotel dan sempat merasakan jantungnya seolah terhenti sejenak ketika melihat pria di hadapan matanya."Ehh ... apa tempat yang akan kita datangi harus mengenakan pakaian resmi, Mas?" tanya Nyonya Wina melihat Pak Reynold Subrata dalam setelan tuxedo silver grey dengan dasi merah maroon."Kamu mengenakan ba

  • Sleep With My Enemy   Best Couple of The Year

    "Oke, Guys. Di malam yang penuh kenangan ini, kita akan menyaksikan beberapa penampilan istimewa dari kakak-kakak senior idola SMA Teruna Negeri. Tanpa membuang waktu lagi, kita panggil Kak Igo, Kak Alex, Kak Jacky, Kak Kevin, dan Kak Mike ke atas panggung!" Sabrina Elvira, anak kelas 11-B yang dipercaya menjadi MC proom night memanggil genk Auto Drift."Show time, Genks!" ucap Igo penuh percaya diri memimpin rekan-rekannya naik ke pentas.Jeritan histeris siswi-siswi SMA Teruna Negeri dan siulan para adik kelas membuat para jajaka Bandung itu makin bersemangat membagikan penampilan terakhir mereka sebagai bagian SMA Teruna Negeri.Igo memberikan kehormatan kepada Alex untuk memberikan sepatah dua patah kata sambutan atas penampilan pamungkas mereka berlima. Dia siap duduk di kursi dengan gitar listrik akustik dan stand by mikrofon. Alex pastinya dengan biola pribadi yang dia bawa sendiri. Jacky duduk di atas kotak perkusi siap menabuh sesuai irama lagu. Sedangkan, Mike bermain bass g

  • Sleep With My Enemy   Unforgetable Proom Night

    "TOK TOK TOK." Igo mengetok pintu kamar mamanya dengan tak sabar. Pasalnya, pendamping proom night pemuda itu sedang disandera oleh Mama Tami untuk dimake-over wajah dan rambutnya."Mama, lama amat sih di dalem!" seru Igo senewen. Dia merasa Ciara sudah cantik tanpa perlu didandani heboh.Sementara itu Mama Tami dan Ciara terkikik kompak di depan cermin rias mendengar suara Igo di luar. "Tuh suami kamu, Cia. Baru ditinggal kamu satu jam udah heboh si Igo. Hihihi!" ujar Mama Tami."Nggakpapa, Ma. Nanti juga semalaman berdua melulu. Apa dandannya sudah kelar?" jawab Ciara sambil tersenyum memandangi pantulan bayangan di cermin rias mama mertuanya."Sudah kok. Cantik banget, Igo beruntung mendapat pasangan proom night yang secantik bidadari. Teman-temannya pasti iri!" puji Mama Tami lalu membantu Ciara bangkit dari kursi rias. Dia pun bertanya "Korsasenya belum dibagiin ya sama panitia acara?" "Belum, Ma. Di depan aula sih kata anak OSIS yang ikut panitia proom night!" jawab Ciara sebel

  • Sleep With My Enemy   Telur dan Sayur?!

    Masih dengan gaun tidur tipisnya Cindy menuruni tangga lantai dua ke bawah. Hari sudah menunjukkan pukul 10.00, matahari sudah tinggi di luar sana. Dia belum juga mandi maupun melakukan aktivitas yang berarti.Pak Hartono yang sedang duduk membaca koran di sofa ruang tengah ditemani secangkir kopi hitam mendengar langkah-langkah wanita itu. Dia pun menutup lembaran koran lalu menyapa wanita kesayangannya, "Pagi, Cindy! Baru bangun ya?""Hoamph ... iya masih ngantuk. Kan dinas semalaman, Mas!" jawab Cindy. Memang tadi malam dia terpaksa melayani Pak Hartono yang menagih jatah untuk diservis."Hohoho. Iya, yang semalam enak deh. Mas demen banget!" sahut pria botak berkumis subur itu menyunggingkan senyuman mesum."Laper nih, Mas. Mbok Parni apa sudah masak sarapan?" Cindy yang duduk manja menyandar di badan Pak Hartono celingukan mencari pelayan tua suaminya itu.Pak Hartono pun me

  • Sleep With My Enemy   Pengusaha Muda Pendatang Baru Terbaik Tahun Ini

    Setelah ujian kelulusan yang diikuti murid kelas 12, dua minggu berikutnya adik-adik kelas mereka menempuh ujian kenaikan kelas. Ciara ditemani belajar oleh Igo setiap sore hingga malam. "Go, kalau nanti lo sudah di Amrik lantas gue belajar sama siapa dong?" tanya Ciara sedih."Harus bisa belajar sendiri, Cia. Tapi kalau sudah mentok, tanya aja ke gue via chat. Ntar lo foto soalnya biar gue bantu terangin!" jawab Igo santai. "Cayank, ngantuk nih. Bobo aja yuk, dilanjut besok pagi aja belajarnya!" rengek Ciara sambil menguap. Jam dinding telah menunjukkan pukul 23.10."Iya, sudah larut malam. Lo bobo gih, gue pengin cari angin bentar di balkon!" Igo pun beranjak dari tempat tidur menuju ke teras lantai dua depan kamarnya.Udara malam sejuk dengan angin sepoi-sepoi bertiup perlahan. Di langit gelap, bintang berkerlip-kerlip menemani bulan sabit yang menggantung sendirian.Igo berdiri di balik teralis balkon. Dia memikirkan waktu yang mengalir deras bagaikan aliran air sungai ke muara.

DMCA.com Protection Status