Home / Young Adult / Sleep With My Enemy / Tantrum Karena Dipaksa Nikah

Share

Tantrum Karena Dipaksa Nikah

last update Last Updated: 2024-11-03 12:21:35

"Mama, aku tak mau menikah dengan Igo. I hate him!" Ciara menghentak-hentakkan kakinya memprotes perjodohan yang telah divoniskan atas dirinya dan Rodrigo. Semenjak masih SMP, mereka sudah jadi musuh bebuyutan seperti Tom and Jery. Mau ditaruh di mana mukanya kalau dia harus menikahi Igo, teman-teman Ciara pasti akan dengan puas membully dirinya.

"Cia, kamu harus mau menuruti wasiat terakhir kakekmu. Sebentar lagi beliau akan meregang nyawa, apa kamu tega kalau kakek meninggal nggak tenang karena cucunya membantah keinginan terakhir beliau?!" bujuk Nyonya Wina Sasmita sembari membelai surai panjang putrinya yang tergerai indah sepunggung.

Wajah Ciara cemberut dengan bibir monyong lima senti alias bimoli. "Cia 'kan masih kecil, Ma!" serunya tak mau menyerah begitu saja dan bersedekap di tepi ranjang.

"TOK TOK TOK."

Suara ketokan di pintu kamar membuat kedua wanita beda generasi itu sontak menoleh ke arah yang sama. Kepala Pak Hartono Sasmita muncul dari daun pintu yang terbuka. "Lho, kok masih pakai seragam basket sih? Waktunya sudah mepet, Ma. Ciara harus segera dirias dan dipakaikan gaun putih seadanya. Pakai yang dulu Mama kenakan sewaktu kita menikah saja nggakpapa. Ukurannya pasti pas itu!" ujar ayah Ciara yang tak mampu membaca situasi tegang di dalam kamar.

Ciara segera bangkit berdiri dan menghampiri ayahnya untuk memohon, "Pa, Cia menolak pernikahan dini ini. Aku dan Igo masih sama-sama murid SMA. Tolong bujuk kakek agar membatalkan permintaannya itu!"

"Ckk ... nggak bisalah. Kamu ini—Kakek Gito sudah Senin-Kamis napasnya, Papa nggak mau jadi anak durhaka yang menentang keinginan orang tua yang hampir meninggal. Bisa sial nanti, Nak!" tolak Pak Hartono menggelengkan kepala dengan tegas. Beliau pun segera memberi kode kepada istrinya untuk memanggil kedua tantenya Ciara agar bisa membantu persiapan pernikahan kilat tersebut.

Kemudian Tante Anjali dan Tante Merry segera masuk ke kamar Ciara mengikuti kakak sulung mereka. "Ayo, jangan buang waktu lagi, Cia. Kalau sudah nikah pasti juga seneng berduaan, eheem!" goda Tante Anjali yang bertubuh subur karena memiliki empat anak; dua laki-laki dan dua perempuan. 

"Idiihh ... si Tante! Cia 'kan belum paham yang begituan. Pacaran aja belum pernah, nggak salah ini malah disuruh kawin!" protes Ciara dengan nada mayor yang menggelegar di dalam kamar 5 x 5 meter persegi itu.

Tante Merry yang bungsu dari tiga bersaudari itu pun terkikik. Dia menimpali sembari menggamit lengan kiri keponakannya, "Nanti juga paham. Santai ajaa ... nanti Tante kirimin video tutorial ngadon anak ya!" 

"TANTEEE!" teriak Ciara dengan wajah merah merona. Dia jadi membayangkan yang iya-iya bersama Igo. Tubuhnya sontak bergidik seram.

"Cia, nggak ada waktu lagi. Pokoknya sekarang kamu mandi biar nggak asem bau keti tuh. Setelah itu biar Tante Anjali dan Tante Merry yang kolab buat dandanin sampai kamu cantik paripurna!" Nyonya Wina Sasmita mendorong putrinya ke kamar mandi dengan handuk tersampir di bahu Ciara.

Pintu kamar mandi segera ditutup rapat lalu mama Ciara berseru, "Jangan lama-lama, buruan ya!"

Ketiga wanita kakak beradik itu sibuk mempersiapkan gaun pengantin dan make up seadanya. Sementara Ciara malah sedang bergalau ria di bawah shower, dia masih belum menerima bahwa Igo dan dirinya akan menjadi suami istri sebentar lagi.

"Yakin nih, Igo bisa dibujuk buat nikahin aku?! Dia tuh sama bencinya seperti aku ke dia, kami saling musuhan udah lama banget kali!" gumam Ciara sembari menyabuni tubuhnya hingga bersih. Dia sempat mengumpat ketika membayangkan pemuda itu akan menyentuh bagian-bagian pribadinya setelah sah menjadi suami. 

Ciara pun berteriak kesal sendiri, "AAARRGH!"

"TOK TOK TOK. Cia ... Cia, kamu nggak kenapa-kenapa 'kan di dalam?!" Nyonya Wina otomatis menggedor pintu kamar mandi dengan panik.

"Nggakpapa kok, Ma. Bentar ya, Cia dah kelar mandi!" sahut Ciara menghela napas berat saat memutar keran shower hingga air berhenti mengguyur tubuhnya.

Ketika dia keluar dari kamar mandi, ketiga wanita dengan genetik mirip itu kompak menatap ke arahnya dan segera berdiri menyambut Ciara. 

"Duduk dulu ya, Say. Tante Anjali keringin dulu rambut kamu sebelum disanggul modern. Dijamin rapi dan cantik nanti ponakan Tante nih!" Adik mamanya segera menghidupkan hairdryer untuk mengeringkan rambut hitam panjang Ciara yang basah kuyup.

Ciara menatap bayangan dirinya di cermin dengan pasrah. Dia tak mampu menolak segala paksaan dari keluarga besar Sasmita untuk pernikahan wasiat sang kakek yang sakit keras.

"Ma, nanti aku dinikahkan di mana? Apa di rumah sakit?" tanya Ciara penasaran. Dia membayangkan adegan Runaway Bride dan merasa itu terlalu sulit baginya dengan pengawalan pager ayu triple bersama papanya juga.

Suara langkah gegas terdengar di lorong menuju kamar Ciara dan selanjutnya teriakan bernada syok itu terdengar dari ambang pintu, "Ma, ini beneran si Cia bakal dinikahin sama Igo?!"

"Alex, kamu ngaget-ngagetin aja! Iya, ini keinginan terakhir Kakek Gito sebelum beliau meninggalkan kita semua. Kamu buruan mandi dan siap-siap deh. Sebentar lagi kita berangkat ke rumah sakit untuk prosesi pemberkatan nikah adik kamu dan Rodrigo!" jawab Nyonya Wina keibuan.

"Wow, HAHAHA. Nggak sabar lihat gimana tampang si Igo pas mesti nikahin Cia nanti!" ledek Alex yang sontak mendapat tatapan tajam Ciara dari bayangan di cermin rias.

Sekalipun selama ini Alex menyembunyikan identitasnya yang notabene kakak beradik dengan Ciara, tetapi sekarang dia senang memberi kejutan untuk sobat kentalnya itu. Mereka berdua akan menjadi ipar karena Igo menjadi suami Ciara.

Setengah jam kemudian, Ciara menuruni tangga dari lantai dua dibantu tante-tante dan mamanya karena gaun pengantin pinjaman sang mama bermodel jadul yang mekar heboh.

Alex dan Pak Hartono mendesah kagum melihat penampilan Ciara yang berbeda 180° dari yang biasanya tomboy bin pecicilan menjadi seorang puteri dari negeri dongeng. 

"Whoaa ... Cia cantik banget lho, Sayang!" Pak Hartono menyambut putri semata wayangnya di dasar tangga. Mata pria berusia setengah abad itu berkaca-kaca. "Papa nggak menyangka bahwa hari Papa menikahkan kamu akan tiba begitu cepat!" Beliau membelai puncak kepala Ciara.

Nyonya Wina Sasmita yang mendengar perkataan suaminya, terlebih dahulu meluruhkan air matanya. Dia hanya berharap satu hal, pemuda ingusan pilihan ayah mertuanya akan sanggup membahagiakan Ciara dan bertanggung jawab menjadi imam dalam rumah tangga yang kesannya dipaksakan, terlalu dini.

Alex merangkul bahu mamanya dan menghibur, "Mama tenang aja, Igo itu sobatnya Alex. Dia cowok baik kok. Si Cia ntar pasti dibimbing ke jalan yang benar biar nggak sesat melulu. Hahaha!"

"Bang Alex sialan!" Ciara langsung menggeplak badan kakaknya sekuat tenaga.

"Ckk ... kebiasaan lo, barbar!" sembur Alex kesal karena pukulan Ciara itu memang bertenaga. Wajar saja karena dia adalah kapten tim basket sekolah.

"Sudah ... sudah, kalian ini malah kelahi sih!" lerai Pak Hartono. Momen haru tadi mendadak rusak karena ulah putra putrinya. 

Tante Merry pun berkata, "Berangkat sekarang aja, Mas Tono. Nggak enak ditunggu calon besan kalau ngaret datangnya!"

"Iya, ayo semuanya naik ke mobil. Papa yang kunci pintu rumah!" titah Pak Hartono yang segera dilaksanakan seisi keluarganya. 

Mobil MPV biru itu dikemudikan Om Felix, suami dari Tante Merry. Kebetulan semua sepupu Ciara sudah kuliah di kampus di luar kota Bandung, tepatnya Jakarta. Jadi tak ada yang bisa ikut menghadiri acara tersebut selain para orang tua mereka yang memang tinggal di Bandung. Para sepupu itu dijamin bengong ketika saudari yang paling bontot justru menikah mendahului mereka semuanya.

Comments (50)
goodnovel comment avatar
Izbell Tok
mirip kucing dan tikus bnget cia dan igo
goodnovel comment avatar
haniah Nia
gimana ya rumah tangga mereka berdua, pasti tiap hari perang mulut
goodnovel comment avatar
Muktie Prilly
bahagia bgt Alex adeknya mau d nikahin sama temennya yg notabenenya musuh bebuyutan CIA...... jangan terlalu benci ya cia inget benci itu singkatan dr kata bener" cinta wkwkw
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sleep With My Enemy   Dinikahkan Di Rumah Sakit

    "Pa, Igo nggak bisa menikahi Ciara!" ucap pemuda jangkung dengan garis rahang tegas itu ketika menghadap ayahandanya di sofa ruang tengah.Pak Bastian Sutedja pun membetulkan kaca mata yang tersangga oleh hidung mancungnya. Beliau bangkit dari tempat duduk dan menjawab putra nomor dua hasil pernikahannya dengan Nyonya Chintami, "Nak, pernikahan ini tidak bisa dibatalkan. Papa sudah menyetujuinya karena keluarga kita berteman dekat dengan keluarga Sasmita. Putrinya Mas Hartono itu cantik kok, anaknya sopan juga!" "Tapi, Igo nggak suka sama dia! Ciara tuh petakilan dan sembrono. Kami kalau dekat-dekat selalu bikin aku celaka, Pa!" Rodrigo lalu menyibak rambut poni bergelombangnya yang menawan, "nih jidat Igo jadi tambah jenong kayak ikan Louhan gara-gara dilempar bola basket sama cewek barbar itu!""Yaelah, Igo ... mungkin Ciara nggak sengaja, Nak. Masa kamu dendam sih hanya karena bola nyasar sedikit—" Pak Bastian tertawa renyah sembari menepuk-nepuk punggung putranya yang nampak emos

    Last Updated : 2024-11-04
  • Sleep With My Enemy   Lengket Bak Amplop dan Perangko

    "Turunin gue kagak?! Gue bisa main keras sama lo kalo emang lo yang nantangin!" hardik Ciara galak sembari bersitatap dengan Rodrigo."Ohh ... gaya lo lebay tau?! Badan elo tuh cuma separuh dari gue. Ntar sampai di rumah boleh ngajak gue gulat di kasur. HAHAHA!" Tanpa mengindahkan Ciara yang meronta-ronta seperti kena sawan, Igo tetap santai berjalan ke arah parkiran mobil kedua keluarga mereka. Papa mama mereka yang memang selalu kompak sedari muda dulu malah asik bercengkerama diiringi canda tawa di dekat mobil yang siap pulang ke rumah masing-masing."Tuh, Jeng Wina, Mas Tono, yang habis sah langsung romantis!" Nyonya Chintami terkikik geli menunjuk ke arah putra keduanya yang sedang menggendong Ciara dengan gagah seperti dalam adegan film Holywood."Wah, sayangnya mereka masih SMA ya, Jeng Tami. Rasanya nggak sabar buat gendong cucu pertamaku!" sahut Mama Ciara antusias melihat kebersamaan Igo-Cia yang cocok satu sama lain.Suaminya pun berpesan kepada Pak Bastian, "Ehh, Mas Ibas

    Last Updated : 2024-11-04
  • Sleep With My Enemy   Heboh Dari Dalam Kamar

    "Igo, tolong nanti bawain koper Cia di bagasi belakang mobil ya?" pinta mamanya dengan nada keibuan. Tentu saja Rodrigo tak bisa menolak sekalipun dia enggan."Mau ditaruh ke mana tuh koper, Ma?" tanya Igo dari bangku belakang mobil yang sedang membelok ke arah gapura masuk perumahan Kartika Buana.Pak Bastian pun berdecak kesal, "Ckk ... Igo, kamu ini kok masih nanya sih? Ya jelas dibawa ke kamar kamu dong. Sekarang kalian suami istri, masa malam pertama malah pisah ranjang!"'WHAT?!' batin Igo dan Cia berseru bersamaan lalu mereka pun menoleh seraya saling melempar tatapan tak setuju.Kemudian segera Ciara menutupi dadanya dengan dua tangan tersilang, sedangkan Igo tersenyum miring disertai ekspresi bandel. Mulut Igo berucap tanpa suara, "Mampus lo!""Ehm ... berarti malam ini Igo tidur bareng sama Cia satu ranjang berdua, bener gitu ya Pa?" ujar Rodrigo dengan suara lantang dan jelas agar Ciara mendengar sendiri apa kata orang tuanya."Yoii lah, kalian yang rukun. Cia dipeluk biar

    Last Updated : 2024-11-05
  • Sleep With My Enemy   Ciuman Pertama yang Membuat Hati Meleleh

    "Gue mau pulang ke rumah ortu!" Ciara menghentak-hentakkan kakinya tantrum seraya menatap tajam Rodrigo yang masih mengganjal pintu kamar dengan telapak tangan kanannya."Kebiasaan lo jadi biang kerok! Bisa gak sekali aja jadi cewek yang kagak barbar dan egois?" balas Igo dengan tegas. Permintaan Ciara dia tepiskan begitu saja. Ide buruk bagi semua yang terkait dengan pernikahan mereka tadi sore.Ciara masih saja menyolot dengan bertanya, "Memang apa yang bikin lo menyimpulkan gue egois, hahh? Perasaan di sini gue yang ada dipaksa nikahin musuh gue. Plus ... ditaruh di satu kamar pula, maksudnya gimana? Biar kita gladiator part two gitu?!" "Aahh ... gue jabaninlah, gladiator bareng bini gue yang semlohay boleh banget tuh. Di lantai udah tadi, cuma kurang empuk, cuss di kasur lebih enak!" seloroh Igo membersitkan senyuman tengil dan memasang tampang tak berdosa."Anjiiirr ... Igo, lo masak bisa sih nganu-nganu kagak pake perasaan? Lo nyadar kagak sih kita di sekolah tiap ketemu pasti

    Last Updated : 2024-11-06
  • Sleep With My Enemy   Mandi Bareng Aja Dari Pada Telat Sekolah!

    "TOK TOK TOK. Igo, Cia, kalian sudah bangun belum? Nanti telat berangkat ke sekolah lho!" seru Nyonya Chintami sambil mengetok pintu kamar mereka.Pasangan muda mudi yang tadinya tidur lelap berpelukan mesra itu pun terbangun bersamaan. Mereka saling tatap lalu cepat-cepat Igo menutup mulut Ciara agar tidak menjerit. "Iya, Ma. Sebentar lagi kami turun!" balas Igo dengan suara lantang agar mamanya mendengar."Ya sudah, Mama tunggu di meja makan ya!" ujar Nyonya Chintami lalu meninggalkan depan pintu kamar putranya.Ciara memelototi Igo dan menghardik pemuda itu, "Lo pagi-pagi main bekap aja sih! Ngapain juga peluk-peluk gue tadi?!" "Hey, semalem lo yang nemplok ke badan gue. Kali lo kedinginan sama AC kamar gue. Stop debatnya, nggak penting tahu. Kita sudah mau telat dan gue ada ulangan matematika jam pertama. Dari pada telat sekolah mending kita mandi bareng aja!" celoteh Igo sembari bangkit dari tempat tidurnya dan memilih baju seragam hari ini di lemari."Ogah, ngeri amat ngeliatin

    Last Updated : 2024-11-07
  • Sleep With My Enemy   Jadikanlah Aku Pacarmu. LIVE!

    "KRIIIINGG!" Suara bel tanda istirahat yang berbunyi nyaring membuat siswa-siswi SMA Teruna Negeri berhamburan dari pintu kelas masing-masing. "Cia, lo lesu amat sih pagi ini!" celetuk Lindsey, bestie-nya yang duduk bersebelahan meja dengan Ciara.Dengan cepat Ciara mengerem lidahnya agar tidak bocor keliling tentang pernikahan dadakannya dengan Rodrigo kemarin sore. "Ehh ... ohh ... biasa capek aja, Lind!" kelitnya. Tiba-tiba dari arah lapangan basket terdengar suara laki-laki dengan pengeras suara berkata, "Tolong yang lihat Ciara Eloise Sasmita, anak 10-A, bilangin suruh ke lapangan basket ya!" "Lho, kayak suara si Billy tuh, Cia. Lo dicariin sama dia di lapangan basket. Sono buruan tengok ada apa!" ujar Lindsey seraya bangkit dari kursinya. Gadis itu pun berdiri lalu melongok-longok dari kaca jendela kelasnya yang mengarah ke lapangan basket. 'Issh ... ngapain si Billy ya? Kagak biasanya begini!' batin Ciara penasaran."Ayo, Cia ... tuh dipanggil lagi!" Lindsey menyeret tangan

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sleep With My Enemy   Memeluknya Di Bawah Hujan

    "BUK BUKK BUKK!" Baku hantam yang terjadi di antara dua pentolan tim basket dan tim otomotif itu menyebabkan baik Billy maupun Igo babak belur. Suara derap kaki mendekat dari lorong menuju ke toilet putri terdengar semakin jelas hingga pintu terbuka lebar. "Hey, ngapain kalian di sini? Bukannya ikut pelajaran malah kelahi di toilet putri!" hardik Pak Wisnu, guru BP SMA Teruna Negeri yang sontak menghentikan adu pukulan dan tendangan kedua pemuda berpostur tinggi kekar tersebut.Mereka berdua terengah-engah menata napas dengan kepalan tangan jatuh ke sisi tubuh masing-masing. Rupanya Ciara memanggil bala bantuan untuk melerai Igo dan Billy."Sudah, ikut Bapak ke ruang konseling. Kalian ini bikin masalah saja!" seru Pak Wisnu lalu merangkul bahu kedua muridnya tersebut agar meninggalkan toilet putri. "Ciara, kamu masuk ke kelas sekarang!" titahnya."Baik, Pak!" jawab Ciara patuh. Dia pun segera berlari menaiki tangga ke lantai dua. Sementara itu Igo dan Billy digelandang masuk ke lif

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sleep With My Enemy   Icip-icip Dikit Ya?

    "Cia ... Igo ... kok kalian hujan-hujanan sih?!" sambut Nyonya Wina Sasmita di teras rumah. Pasangan belia itu memang basah kuyup karena gerimis yang tadinya turun di area sekitar sekolah lama kelamaan berubah semakin deras ketika menuju ke Bandung Barat. Igo pun bertanya sambil memasang standar sepeda motor gede miliknya, "Apa motor saya boleh diparkir di sini, Ma? Atau harus ditaruh di garasi samping rumah?" "Sudah, di situ aja nggakpapa, aman kok 'kan ada satpam di pintu gerbang depan. Yuk kalian masuk lalu ganti baju dulu biar nggak masuk angin!" jawab mama Ciara cemas.Segera Igo dan Ciara naik ke lantai dua di mana kamar tidur yang tadinya dipakai oleh gadis itu berada. "Aduh basah semua deh. Lo tunggu di kamar mandi ya, biar gue ambilin kaos sama celana punya Bang Alex di kamar sebelah!" ujar Ciara yang dipatuhi tanpa protes oleh Igo. Memang semua seragam dan sepatunya basah, tas sekolah Igo saja yang aman karena berbahan anti air. Segera saja dia melepaskan seragamnya yang

    Last Updated : 2024-11-22

Latest chapter

  • Sleep With My Enemy   Dari Benci Menjadi Bucin (THE END)

    "Raymond, kamu di mana, Nak?!" seru Nyonya Wina memanggil putra bungsunya yang berusia tujuh tahun itu karena mereka sekeluarga akan berangkat bersama-sama ke New York pagi ini.Suara derap kaki yang berat dibalut sepatu boots menuruni tangga kayu dari lantai dua kediaman Subrata. "I'm coming, Mom!" jawab Raymond dengan napas terengah-engah.Pak Reynold yang sedang membaca pesan di ponselnya dari Vincent segera bangkit dari sofa ruang tengah. "Yuk kita berangkat sekarang biar nggak ketinggalan pesawat!" ajak pria berusia lebih dari setengah abad tersebut.Cleopatra yang telah beranjak remaja berjalan merangkul bahu adik kandung seayahnya menuju ke mobil. "Wow, aku tak sabar untuk bertemu Cedric dan Beryl!" ujar gadis itu seraya naik ke bangku belakang mobil Alphard putih bersama Raymond.Sementara itu di Amerika, Ciara dan Igo sekeluarga yang kini beranggotakan ayah ibu dengan sepasang putra putri tersebut sudah tiba di Bandara John F. Kennedy. Mereka memenuhi ajakan Vincent untuk men

  • Sleep With My Enemy   Pernikahan Alex dan Lindsey

    "Congrats ya, Lindsey. Gue kagak nyangka lo bakal jadi kakak ipar gue lho. Sabar-sabar sama abang gue yang super rese dan kadang kurang sensitif sama cewek!" ujar Ciara heboh di telepon saluran internasional.Lindsey tertawa cekikikan menanggapi perkataan sobat kentalnya itu. "Udah kena wamil gue tiga tahun pacaran sama abang lo tuh. Mami papi minta nunggu gue wisuda S1 baru kami dibolehin nikah. Penginnya pas merid tuh di undangan sama-sama ada tittle sarjananya di belakang nama kami masing-masing. Bang Alex keren bisa lulus kuliah daring di luar negeri. Gue bangga punya calon suami yang berpendidikan tinggi dan mapan secara finansial di usianya yang masih muda!" puji gadis manis berlesung pipit itu."Kalian serasi dan saling dukung. Salut gue sama lo, Lind! Oya, gue hampir lupa mau say thank you ... gue denger dari Bang Alex, lo yang selama ini nemenin Papa Tono berobat rutin ke rumah sakit sampai sembuh. Asli, gue utang budi banyak sama elo. Malahan gue yang anaknya kagak bisa nger

  • Sleep With My Enemy   Kejutan Tamu Dari Jauh

    Sekitar pukul 06.00 waktu Boston, Ciara mengerang sekuat tenaga dipandu oleh dokter Obsgyn yang bertugas membantu proses persalinannya. "Oeeekk!" Suara nyaring bayi berjenis kelamin laki-laki itu membuat Mama Wina dan Papa Reynold bersama Cleo di lorong depan ruang persalinan terkejut bercampur senang. "Udah lahiran kayaknya si Cia, Mas! Syukur kalau lancar prosesnya," ujar Mama Wina dengan binar bahagia di wajahnya. Cucu pertamanya yang made in Boston itu begitu berkesan karena dia jaga kehamilannya selama sembilan bulan.Dari arah lift nampak Vincent yang berjalan dalam langkah cepat menghampiri orang tuanya. "Gimana Ciara, Ma, Dad?" tanyanya cemas."Baru saja melahirkan tuh. Nah, susternya mau bersihin Baby Cedric sebelum disusui sama Cia!" jawab Mama Wina penuh senyuman. Anak sambungnya itu memang sangat perhatian kepada Ciara seperti adik kandung sendiri.Vincent menunggu semua proses pasca persalinan selesai sampai diizinkan masuk menengok Ciara ke dalam kamar. Dia melihat Igo

  • Sleep With My Enemy   Pecah Ketuban Tengah Malam

    Dari bulan ke bulan kehamilan Ciara semakin menampakkan bentukan perut buncitnya. Dia masih rajin kuliah karena memang pendidikannya dibiayai beasiswa dari kampus. Presensi dalam setiap mata kuliah sangatlah penting untuk penilaian tanggung jawab mahasiswa. Sementara itu Igo sudah memasuki semester akhir di kuliahnya, sibuk menyusun skripsi. Jadwal sidang skripsinya ditentukan minggu ini. Dia tetap menjaga dan mengurusi istrinya yang sedang hamil besar. Seperti sore ini pasangan muda tersebut berjalan-jalan di taman kota yang nampak indah karena sedang musim semi. Tangan Igo menggenggam telapak tangan mungil berjemari lentik itu sembari berjalan menyusuri jalan setapak di antara tanaman bunga serta pepohonan yang daunnya menghijau."Sudah empat musim lengkap gue berada di Boston, Cayank. Rasanya kangen juga sama Bandung. Kenangan kita di hutan anggrek Cikole, perkebunan teh, pemandian air panas, dan juga glamping yang terakhir tuh berkesan banget!" ujar Ciara seraya menoleh menatap

  • Sleep With My Enemy   Bukan Anak Durhaka

    Selama kuliah di kampusnya, Ciara tidak begitu berkonsentrasi dengan pemaparan dosennya. Hasil USG kehamilannya positif. Dia akan menjadi mama di usia 20 tahun. Muda sekali!Ciara takut dia akan mengalami baby blues syndrome dan menjadi tantrum. Kecemasannya yaitu kehamilan serta hadirnya bayi akan mengganggu kuliahnya dan juga kuliah Igo.Sebuah pesan masuk ke HP Ciara. Ternyata Igo sudah memberi kabar bahagia itu ke Mama Wina. "Cia, kamu jaga kehamilan pertama ini dengan hati-hati. Mama dan Papa Rey akan terbang ke Boston besok pagi waktu Indonesia. Sepertinya kami akan menetap di Amerika sampai kamu melahirkan dan bayi kalian bisa makan bubur selain ASI.""Sepertinya Cia memang butuh bantuan Mama. Cia kuatir kehamilan ini akan ngeganggu kuliahku dan Igo juga. Lalu Papa Rey apa bisa meninggalkan pekerjaannya di Indonesia, Ma? Cia nggak pengin ngerepotin semua orang!" ketik Ciara membalas pesan mamanya."Nanti Papa Rey yang bakalan bolak-balik US-Indonesia. Kasihan Bang Alex juga kal

  • Sleep With My Enemy   Morning Sick Pertama Ciara

    Seperti yang dikatakan Igo, barang-barangnya di asrama mahasiswa hanya dua koper besar saja. Tak butuh waktu lama untuk memindahkan itu semua ke apartemen yang akan dihuni oleh mereka berdua.Siang harinya Ciara memasak bahan yang ada di kulkas dapur. Vincent menyediakan beras juga di tempat penyimpanan bahan memasak di sana. Adiknya tak perlu kebingungan membeli bahan memasak untuk sementara.Ciara memang dibawakan bumbu-bumbu rempah instan oleh Mama Wina yang pastinya praktis. Dia memasak rendang daging sapi dan perkedel kentang dengan nasi putih sebagai menu makan siang.Igo yang sudah selesai membongkar koper menemani Ciara memasak di meja dapur sambil mengobrol. Dia penasaran juga seperti apa hasil masakan istri kecilnya yang nampak percaya diri. "Jadwal kuliah kita mungkin sama saat memulai tahun ajaran baru perkuliahan, Cia. Ada baiknya besok kalo lo ke kampus nanya ke senior yang baik butuh apa aja untuk mahasiswa tingkat pertama. Arsitektur pastinya butuh alat menggambar 'ka

  • Sleep With My Enemy   Berganti Suasana Baru Di Boston

    "Cleo, Kakak Cia mau pergi sekolah jauh. Jangan lupain Kakak ya!" Ciara menggendong adik bungsunya yang baru berusia satu tahunan. Matanya berkaca-kaca karena harus meninggalkan bayi lucu yang selama ini menemaninya menjalani LDR dengan Igo.Seolah dia tahu ada sesuatu yang menyedihkan yang membuat mata Ciara berkaca-kaca, Baby Cleo menangis kencang di gendongan kakaknya."Yaelah, Cia. Kok adek lo malah dibikin nangis sih!" omel Igo yang segera mengambil alih adik ipar kecilnya itu. Dia mengajak Baby Cleo berjalan-jalan di taman belakang rumah kediaman Subrata. "Tungguin gue dong, Cayank. Bukan maksud gue mau bikin Cleo nangis. Kali dia tahu gue lagi sedih aja!" kelit Ciara. Aroma tanaman bunga melati yang menenangkan menguar di udara. Sedikit membuat hati Ciara lebih tenang.Igo pun mengerti dengan apa yang dirasakan oleh istrinya. Meninggalkan keluarga untuk menuntut ilmu di luar negeri memang tak mudah. Dia sudah mengalami itu sebelumnya. Hari-hari kangen masakan Indonesia terutam

  • Sleep With My Enemy   Hari-hari Terakhir Penuh Kenangan Di Kota Bandung

    Kenaikan kelas ke tingkat terakhir jenjang SMA telah berhasil dilalui Ciara. Dia membuktikan kepada Igo bahwa dirinya pun cerdas dan bisa berprestasi. Memang pada akhirnya keaktifannya di tim basket sekolah harus dilepas. Ciara lebih memilih main basket biasa bersama teman-temannya saja dibanding menjadi kapten tim basket yang dituntut fokus berlatih di lapangan setiap hari.Igo pun mendukung pilihan Ciara, dia yang menyarankan agar istri kecilnya memilih prioritas untuk mengejar cita-citanya menjadi arsitek. Beberapa brosur elektronik dari perguruan tinggi di kota Cambridge, Massacussets yang mempunyai fakultas arsitektur dikirimkan Igo melalui email.Beberapa kampus yang memberikan beasiswa program sarjana dikirimi lamaran oleh Ciara. Hari-harinya sibuk dengan persiapan ujian kelulusan dan memantau aplikasi lamaran beasiswanya ke beberapa kampus yang sekota dengan Igo.Pak Reynold pun mendukung usaha Ciara. Bahkan, dia mengatakan akan membiayai kuliah putri sambungnya ke Amerika sea

  • Sleep With My Enemy   Suka Duka Kehidupan, Kelahiran Baby Cleo

    "Permisi, Pak Satpam. Saya mau ketemu Mas Hartono!" ujar Cindy yang membawa bungkusan plastik berisi buah segar di depan pintu gerbang."Ohh ... kamu lagi rupanya. Maaf, pesan dari Bapak langsung. Kata beliau kalo lihat Cindy langsung usir, jangan kasih masuk dengan alasan apa pun!" jawab satpam kediaman Sasmita tanpa berkompromi.Wajah Cindy nampak kecewa berat. Pasalnya, dia ingin mencari simpati dari Pak Hartono lagi setelah sempat berselingkuh dengan Devan dan diusir dari rumah megah itu tempo hari. Namun, tanpa barang-barang mewah yang mendukung penampilannya, jelas saja Devan curiga. Zaman sekarang mencari pria yang tulus sulit sekali, kebanyakan hanya modus dan sebagian lainnya melihat apa yang dimiliki sehingga membuat tertarik."Nitip buah apel dan jeruk ini saja deh buat Mas Hartono, Pak. Bilang kalau Cindy yang kirim sendiri!" pesan perempuan itu pada akhirnya sebelum berjalan kaki meninggalkan depan pintu gerbang yang tertutup rapat.Penyesalan mulai muncul di belakang set

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status