Share

Icip-icip Dikit Ya?

Penulis: agneslovely2014
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 18:53:29

"Cia ... Igo ... kok kalian hujan-hujanan sih?!" sambut Nyonya Wina Sasmita di teras rumah.

Pasangan belia itu memang basah kuyup karena gerimis yang tadinya turun di area sekitar sekolah lama kelamaan berubah semakin deras ketika menuju ke Bandung Barat. Igo pun bertanya sambil memasang standar sepeda motor gede miliknya, "Apa motor saya boleh diparkir di sini, Ma? Atau harus ditaruh di garasi samping rumah?"

"Sudah, di situ aja nggakpapa, aman kok 'kan ada satpam di pintu gerbang depan. Yuk kalian masuk lalu ganti baju dulu biar nggak masuk angin!" jawab mama Ciara cemas.

Segera Igo dan Ciara naik ke lantai dua di mana kamar tidur yang tadinya dipakai oleh gadis itu berada.

"Aduh basah semua deh. Lo tunggu di kamar mandi ya, biar gue ambilin kaos sama celana punya Bang Alex di kamar sebelah!" ujar Ciara yang dipatuhi tanpa protes oleh Igo.

Memang semua seragam dan sepatunya basah, tas sekolah Igo saja yang aman karena berbahan anti air. Segera saja dia melepaskan seragamnya yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (47)
goodnovel comment avatar
Izbell Tok
igo klu cemburu lumayan ganas jga ,,hihihi
goodnovel comment avatar
haniah Nia
anak SMA udah ganjen gitu,tapi sama bini sendiri mah dah sah aja ya igo
goodnovel comment avatar
Muktie Prilly
igo sekarng mesum yak ekwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Sleep With My Enemy   Kompak

    "Aduuh! Pelan dikit dong!" teriak Igo saat wajahnya yang babak belur karena berkelahi dengan Billy tadi diobati Ciara."Tskk ... gue udah pelan, cuma emang ini luka panteslah sakit. Lagian badan lo gede, masa kena alkohol dikit udah merengek!" ejek Ciara dengan puas. 'Hmm ... siapa suruh lo gontok-gontokan di toilet tadi, Igo!' batinnya.Wajah tampan pemuda itu mencebik kesal. Ada lebam dan luka robek kecil di tepi bibir kirinya. "Pokoknya lo jangan sengaja keganjenan sama cowok lain biar gue kagak perlu babak belur begini lagi!" ujar Igo mewanti-wanti."Kayaknya lo salah paham deh, gue kagak ada yang namanya keganjenan. Apa lo tahu kalo tadi gue nolak Billy pas dia nembak gue di lapangan basket istirahat pertama?" balas Ciara. Dia kesal karena dituduh sesuatu yang tidak benar."Bodo amat, gue pengin lo memahami dan menanamkan dalam-dalam ke pikiran lo kalo kita tuh udah merid. Yang berhak atas tubuh lo ... ya gue! Cinta itu kalau sudah disemai, dipupuk, dirawat ... ujung-ujungnya kay

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Sleep With My Enemy   Situasi Tak Terduga

    "Den Igo, ini seragam sekolah Neng Ciara dan punya Aden. Sudah ya, Mamang pulang dulu!" ujar pelayan di rumah keluarga Sutedja yang khusus mengantarkan baju seragam sekolah untuk dipakai besok pagi."Makasih ya, Mang Toyib. Maaf bikin Mamang hujan-hujanan. Pulangnya hati-hati ya!" balas Igo sembari menyelipkan lembaran uang kertas biru ke tangan pria berusia tiga puluh lima tahun tersebut, "buat beli rokok sama kopi, Mang!"Dengan wajah berseri-seri, Mang Toyib pun berpamitan kepada tuan mudanya dan mama Ciara. Hujan masih turun begitu deras sehingga mau tak mau, Mang Toyib harus mengenakan kembali mantel plastik agar tak kebasahan pulang ke kediaman keluarga Sutedja."Ya sudah, kamu kalau mau belajar untuk sekolah besok atau istirahat boleh, Igo. Naik aja bareng Cia ke kamar, jangan sungkan!" ujar Nyonya Wina kepada menantunya lalu melangkah kembali menuju meja makan.Igo pun mengiyakan perkataan ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Sleep With My Enemy   Pesan Terakhir Kakek Gito

    "Ayo cepat, Dokter Fandi bilang kondisi Kakek Gito sudah terlalu sulit untuk disembuhkan. Bisa jadi ... malam ini saat terakhir beliau!" ucap Pak Hartono sembari mengayunkan langkah dengan tergesa-gesa menuju ruang perawatan VVIP.Pria tua pendiri perusahaan perabotan rumah tangga bermerek Kartika Buana itu terbaring di ranjang pasien dengan berbagai macam kabel alat medis terhubung ke tubuhnya.Dokter Fandi yang telah menetapkan kondisi pasien infausta (tak dapat disembuhkan) mengizinkan anggota keluarga untuk berpamitan terakhir kalinya di dalam ruangan tersebut. Beliau mendampingi keluarga Sasmita bersama satu perawat serta seorang paramedis."Ton, ke marilah. Aku ingin berpesan sesuatu yang penting!" ucap Kakek Gito dengan suara renta bergetarnya.Pak Hartono segera mendekat ke tepi ranjang lalu menggenggam telapak tangan kanan ayahnya yang sedingin es. "Iya, Pa. Aku di sini!" jawabnya deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Sleep With My Enemy   Sarapan Bibir Seksi Tuh Enak Banget!

    "Sampai ketemu besok pagi, Igo. Lo berangkat sendiri apa sama Cia?" ujar Alex setelah sobatnya sekaligus adik iparnya membaringkan Ciara di tempat tidur dan akan menutup pintu kamar.Igo melirik ke dalam kamar tempat Ciara terlelap, dia menjawab, "Gue nitip Cia ke lo deh besok buat berangkat ke sekolah. Pasang alarm, jangan sampe telat bangun. Jangan lo bawa bini gue ngebut naik motor, Lex!" "Okay, beres. Gue pasang alarm dobel buat bangun pagi. Night, Bro!" sahut Alex mengetuk ujung alisnya dengan dua jari seperti gestur hormat."Yoii, langsung tidur lo. Jangan maen hape!" tukas Igo sebelum mengunci pintu kamar Ciara dari dalam. Igo berganti kaos karena gerah. Dia meminjam kaos Ciara yang bergambar karakter One Piece. Pemuda itu hanya mengenakan celana boxer untuk tidur seperti biasa di rumahnya sendiri. Kemudian naik ke ranjang bersebelahan dengan Ciara. Wajah gadis yang telah dinikahinya itu terlihat teduh, Igo membelai garis rahang lembut Ciara yang meruncing di dagu lalu memej

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Sleep With My Enemy   Terpergok Mesra Bersama Igo

    "Ma, Pa, kami berangkat dulu ke sekolah ya. Nanti pemakaman Kakek Gito jam berapa dan di mana?" tanya Igo sambil berpamitan kepada mertuanya di meja makan seusai sarapan bersama."Nanti siang jelang sore jam tiga diberangkatkan dari rumah duka menuju ke TPU Pandu yang di Pamoyanan, Cicendo. Apa kalian sudah pulang sekolah?" balas Pak Hartono dengan raut wajah yang menyiratkan kedukaan.Igo pun mengangguk dan menjawab, "Pelajaran sudah selesai pukul 13.30 kok, Pa. Nanti bisa izin bolos ekskul nggak masalah karena ada acara keluarga yang lebih penting!""Oke, nanti kabar-kabari saja jelang acara pelepasan jenasah ke TPU. Sekarang kalian bertiga sekolah dulu, jangan banyak pikiran ya. Terutama Cia, jangan sedih terus, Sayang. Kakek Gito sudah tenang di alam baka!" pesan Pak Hartono lalu menerima salam dari tiga muda-mudi itu satu per satu.Di teras depan rumah keluarga Sasmita, Igo berpisah dengan Ciara

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Sleep With My Enemy   Ditaksir Atlet Renang

    "Kak Stevan! S—sejak kapan ada di sini?" Ciara mendadak panik dan salah tingkah di hadapan kakak senior yang hanya mengenakan kostum renang pria. 'Aduh gawat deh kalau sampai dia lihat Igo cium-cium aku!' cicit gadis itu dalam hatinya.Atlet renang andalan SMA Teruna Negeri itu pun bersedekap memandangi adik kelasnya yang berbakat di bidang olah raga basket. "Sejak lo sama Igo cipok-cipokan sih, gue nggak sengaja mau lewat habis latihan renang. Cuma masa sih gue permisi pas kalian adegan ehemm!" balas Stevan dengan senyum jahil."Kagak begitu kok, Kak. Pasti kamu salah paham. Please ... jangan cerita ke siapa pun ya, nanti jadi gosip satu sekolah!" Ciara meraih tangan Stevan dengan raut wajah memelas.Stevan pun tertawa renyah dan menjawab, "Kalau gue kagak cerita-cerita, imbalannya apa? Lo beneran pacaran sama Igo kagak sih? Kalo jomblo yuk udah deh, sama gue aja, mau 'kan?""Yaa nggak b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Sleep With My Enemy   Perselingkuhan Papa Ciara

    "Sepertinya acara pemakaman sudah dimulai, Cia!" ujar Igo sembari memarkir sepeda motornya di area parkiran pengunjung TPU Pandu.Ciara segera melompat turun dari boncengan Igo. Dia menunggu hingga pemuda itu berdiri di sampingnya dan merangkul bahunya. "Sepi ya di sini!" tukas Ciara sembari melangkah hati-hati di antara deretan nisan yang ditata dengan rapi."Kalo rame bukan kuburan namanya, Neng, tapi pasar kaget!" Igo lalu menyuruh Ciara untuk tenang. Mereka sudah mendekati kerumunan peziarah dan keluarga yang berduka.Mama Ciara yang melihat kedatangan muda-mudi itu memberi isyarat agar mereka mendekat ke kerumunan keluarga Sasmita.Peti Kakek Gito sedang dimasukkan ke liang lahat oleh para petugas makam. Doa-doa dipanjatkan hingga lubang menganga di tanah merah itu tertutup seluruhnya lalu prosesi tabur bunga di atas pusara.Air mata Ciara luruh bak air huj

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Sleep With My Enemy   Cintaku Cenat Cenut

    Suara dengungan hair dryer terdengar di dalam kamar Ciara. Sementara gadis berambut panjang hitam kecoklatan itu duduk manis di seberang cermin rias miliknya. Sang suami yang ganteng sedang sibuk mengeringkan rambut setengah basah itu."Ehm ... gue mau ngomong penting sama lo!" ujar Igo sembari melirik ke cermin."Ngomong aja, kenapa sih? Kayak serius gitu!" tukas Ciara. Dia membalas tatapan Igo yang menurutnya berbeda, lebih lembut ketika bersama dengannya.Igo menyelesaikan kegiatannya terlebih dahulu karena dia tak ingin berteriak-teriak mengalahkan bunyi dengungan alat pengering rambut itu. Setelah rambut Ciara kering dan terlihat mengembang cantik, Igo pun mematikan hair dryer dan menyimpannya kembali ke tempat semula.Kemudian Igo berlutut di hadapan Ciara, dia berkata, "Lo jangan mau nurutin keinginan si Stevan. Biar gue yang nemuin dia besok sendirian!""Ckk ... lo buka-b

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25

Bab terbaru

  • Sleep With My Enemy   Angin yang Berubah Arah

    "Welcome to our campus!" ujar teman sekamar Igo di asrama mahasiswa MIT. Pemuda asal Jepang itu mendapat beasiswa penuh sama seperti Igo yang kebetulan satu jurusan juga. Dia mengulurkan jabat tangannya ke Igo, "Kenalkan, namaku Hideo Takajima. Baru sampai di sini dua hari lalu!""Aku Rodrigo Gunadarma Sutedja. Asalku dari Indonesia. Mungkin kamu akan lebih mudah mengingat nama panggilanku. Igo, itu saja!" balas Igo ramah. Hideo akan menjadi teman sekamarnya untuk waktu yang entah berapa lama."Nice, aku suka nama yang singkat. Mudah diingat dan wajahmu seperti bintang film, Bro. Keren sekali!" puji Hideo sembari duduk di lantai kamar beralas karpet. Kemudian Igo membongkar kopernya yang berisi pakaian, barang-barang pribadi, dan makanan kering yang sengaja ditaruh oleh Mama Tami ke dalam bawaannya. Dia pun mulai mengirim telepati dengan penuh konsentrasi ke Ciara, berharap jarak yang luar biasa jauh tak menghilangkan kemampuan istimewa itu.'Beib, hai ... apa lo denger suara gue? In

  • Sleep With My Enemy   Pelukan Terakhir Semalam Sebelum Berpisah

    Seusai resmi menjadi suami Nyonya Wina, pengusaha tajir melintir itu membawa anak dan istrinya tinggal bersama di rumah megah bak istana yang ada di tengah kota Bandung. Memang sebelum Igo berangkat ke Massacussets, Amerika, Ciara tetap tinggal di kediaman Sutedja. Namun, nanti setelah suaminya berangkat kuliah ke luar negeri, Ciara akan tinggal bersama keluarga barunya.Hari demi hari yang dilewati selama sebulan itu bergulir begitu cepat sehingga tanggal keberangkatan Igo tersisa di besok sore penerbangannya."Cayank, gue nggak rela rasanya elo pergi besok!" ucap Ciara di balkon kamar mereka di lantai dua malam itu. Angin malam yang berhembus membuat hati terasa membeku. Ciara bergidik sedikit, Igo segera mengambil jaket untuk menghangatkan istrinya. "Lo jaga kesehatan selama kita LDR. Jangan ilang kontak sama Gabe dan Renata kalo lo lagi di luar rumah!" pesan Igo.Kepala Ciara terangguk pelan. Air mata merembes melalui sudut matanya. Igo makin berat saja meninggalkan si cantik imu

  • Sleep With My Enemy   Malam Pengantin Duda dan Janda

    "Pengantinnya sudah boleh turun ya, tamu-tamu sudah memadati meja pesta!" kata Bu Ursula kepada Ciara melalui HT."Okay, copy! Kami akan langsung turun dengan pengantin, Bu Ur!" sahut Ciara lalu memberi kode ke Mama Wina dan Papa Reynold bahwa sudah saatnya acara dimulai di venue party.Pasangan yang tak lagi muda itu nampak berbinar-binar wajahnya. Sedikit unik karena bridesmaid semuanya ibu-ibu berbadan subur dengan beberapa anak sudah remaja."Mbak Wina, kamu cantik sekali lho ngalah-ngalahin yang dua puluhan!" puji Tante Anjali dengan nadanya yang selalu khas rumpi."Kakak pertama kita 'kan memang awet muda sih, Anjali!" sahut Tante Merry yang membantu mengangkat ekor gaun putih panjang Mama Wina.Dalam lift Pak Reynold yang dikerubuti kaum ibu-ibu hanya bisa memasang senyum tipis. Istrinya meliriknya gemas lebih dikarenakan dia santai dan tidak jelalatan matanya. Tangan halus yang terasa sejuk itu berada di genggaman telapak tangan lebar Pak Reynold saat lift berbunyi tanda samp

  • Sleep With My Enemy   Malam Jelang Pesta Wedding

    Kabar bahwa Mama Wina dan Pak Reynold telah sepakat menikah membuat anak-anak mereka turut bergembira. Bahkan, Vincent mendesak agar perayaan pernikahan segera diselenggarakan. Dia berencana mengajak Grandpa Damon Hawkins terbang ke Indonesia untuk menghadiri acara spesial sekali seumur hidup ayah kandungnya tersebut.Masih dalam suasana libur kenaikan kelas serta kelulusan, Ciara dan Alex serta Igo membantu persiapan pesta dengan memilih menu katering, dekorasi bunga, dan entertainment. Rencananya memang lokasi pesta resepsi di taman belakang Hotel Wonderful Paris Van Java sesuai permintaan Mama Wina agar budget tak berlebihan. Namun, tetap representatif untuk menjamu tamu kolega calon suaminya yang notabene pengusaha sukses."Bu Ursula, kami sudah putuskan warna kain dekorasi nuansa putih, kuning, dan jingga. Maknanya sekalipun usia mulai senja, tetapi masih bersinar indah!" tutur Ciara usai berdiskusi dengan kakaknya dan Igo.Pimpinan Wedding Organizer (WO) yang bernama Bu Ursula i

  • Sleep With My Enemy   Momen Indah Pasangan Jadul

    "Halo, Wina. Gimana kalau kamu jalan-jalan denganku saja karena anak-anak asik proom night di sekolah sampai larut malam 'kan?" ajak Pak Reynold melalui telepon HP."Halo, Mas Rey. Iya, nggakpapa. Mau berangkat jam berapa nih?" sahut Nyonya Wina santai. Dia melirik jam dinding di kamar hotel sudah menunjukkan pukul 19.30 WIB."Aku naik sekarang jemput kamu di sana, oke?" balas Pak Reynold lalu mengakhiri telepon ketika menerima jawaban positif dari teman kencannya malam ini. Pria matang berparas rupawan itu segera naik lift menjemput Nyonya Wina.Bunyi bel dua kali membuat wanita yang telah siap bepergian dengan penampilan anggun simple seperti gaya biasanya. Dia membuka pintu kamar hotel dan sempat merasakan jantungnya seolah terhenti sejenak ketika melihat pria di hadapan matanya."Ehh ... apa tempat yang akan kita datangi harus mengenakan pakaian resmi, Mas?" tanya Nyonya Wina melihat Pak Reynold Subrata dalam setelan tuxedo silver grey dengan dasi merah maroon."Kamu mengenakan ba

  • Sleep With My Enemy   Best Couple of The Year

    "Oke, Guys. Di malam yang penuh kenangan ini, kita akan menyaksikan beberapa penampilan istimewa dari kakak-kakak senior idola SMA Teruna Negeri. Tanpa membuang waktu lagi, kita panggil Kak Igo, Kak Alex, Kak Jacky, Kak Kevin, dan Kak Mike ke atas panggung!" Sabrina Elvira, anak kelas 11-B yang dipercaya menjadi MC proom night memanggil genk Auto Drift."Show time, Genks!" ucap Igo penuh percaya diri memimpin rekan-rekannya naik ke pentas.Jeritan histeris siswi-siswi SMA Teruna Negeri dan siulan para adik kelas membuat para jajaka Bandung itu makin bersemangat membagikan penampilan terakhir mereka sebagai bagian SMA Teruna Negeri.Igo memberikan kehormatan kepada Alex untuk memberikan sepatah dua patah kata sambutan atas penampilan pamungkas mereka berlima. Dia siap duduk di kursi dengan gitar listrik akustik dan stand by mikrofon. Alex pastinya dengan biola pribadi yang dia bawa sendiri. Jacky duduk di atas kotak perkusi siap menabuh sesuai irama lagu. Sedangkan, Mike bermain bass g

  • Sleep With My Enemy   Unforgetable Proom Night

    "TOK TOK TOK." Igo mengetok pintu kamar mamanya dengan tak sabar. Pasalnya, pendamping proom night pemuda itu sedang disandera oleh Mama Tami untuk dimake-over wajah dan rambutnya."Mama, lama amat sih di dalem!" seru Igo senewen. Dia merasa Ciara sudah cantik tanpa perlu didandani heboh.Sementara itu Mama Tami dan Ciara terkikik kompak di depan cermin rias mendengar suara Igo di luar. "Tuh suami kamu, Cia. Baru ditinggal kamu satu jam udah heboh si Igo. Hihihi!" ujar Mama Tami."Nggakpapa, Ma. Nanti juga semalaman berdua melulu. Apa dandannya sudah kelar?" jawab Ciara sambil tersenyum memandangi pantulan bayangan di cermin rias mama mertuanya."Sudah kok. Cantik banget, Igo beruntung mendapat pasangan proom night yang secantik bidadari. Teman-temannya pasti iri!" puji Mama Tami lalu membantu Ciara bangkit dari kursi rias. Dia pun bertanya "Korsasenya belum dibagiin ya sama panitia acara?" "Belum, Ma. Di depan aula sih kata anak OSIS yang ikut panitia proom night!" jawab Ciara sebel

  • Sleep With My Enemy   Telur dan Sayur?!

    Masih dengan gaun tidur tipisnya Cindy menuruni tangga lantai dua ke bawah. Hari sudah menunjukkan pukul 10.00, matahari sudah tinggi di luar sana. Dia belum juga mandi maupun melakukan aktivitas yang berarti.Pak Hartono yang sedang duduk membaca koran di sofa ruang tengah ditemani secangkir kopi hitam mendengar langkah-langkah wanita itu. Dia pun menutup lembaran koran lalu menyapa wanita kesayangannya, "Pagi, Cindy! Baru bangun ya?""Hoamph ... iya masih ngantuk. Kan dinas semalaman, Mas!" jawab Cindy. Memang tadi malam dia terpaksa melayani Pak Hartono yang menagih jatah untuk diservis."Hohoho. Iya, yang semalam enak deh. Mas demen banget!" sahut pria botak berkumis subur itu menyunggingkan senyuman mesum."Laper nih, Mas. Mbok Parni apa sudah masak sarapan?" Cindy yang duduk manja menyandar di badan Pak Hartono celingukan mencari pelayan tua suaminya itu.Pak Hartono pun me

  • Sleep With My Enemy   Pengusaha Muda Pendatang Baru Terbaik Tahun Ini

    Setelah ujian kelulusan yang diikuti murid kelas 12, dua minggu berikutnya adik-adik kelas mereka menempuh ujian kenaikan kelas. Ciara ditemani belajar oleh Igo setiap sore hingga malam. "Go, kalau nanti lo sudah di Amrik lantas gue belajar sama siapa dong?" tanya Ciara sedih."Harus bisa belajar sendiri, Cia. Tapi kalau sudah mentok, tanya aja ke gue via chat. Ntar lo foto soalnya biar gue bantu terangin!" jawab Igo santai. "Cayank, ngantuk nih. Bobo aja yuk, dilanjut besok pagi aja belajarnya!" rengek Ciara sambil menguap. Jam dinding telah menunjukkan pukul 23.10."Iya, sudah larut malam. Lo bobo gih, gue pengin cari angin bentar di balkon!" Igo pun beranjak dari tempat tidur menuju ke teras lantai dua depan kamarnya.Udara malam sejuk dengan angin sepoi-sepoi bertiup perlahan. Di langit gelap, bintang berkerlip-kerlip menemani bulan sabit yang menggantung sendirian.Igo berdiri di balik teralis balkon. Dia memikirkan waktu yang mengalir deras bagaikan aliran air sungai ke muara.

DMCA.com Protection Status