Home / Young Adult / Sleep With My Enemy / Ciuman Pertama yang Membuat Hati Meleleh

Share

Ciuman Pertama yang Membuat Hati Meleleh

last update Last Updated: 2024-11-06 19:57:40

"Gue mau pulang ke rumah ortu!" Ciara menghentak-hentakkan kakinya tantrum seraya menatap tajam Rodrigo yang masih mengganjal pintu kamar dengan telapak tangan kanannya.

"Kebiasaan lo jadi biang kerok! Bisa gak sekali aja jadi cewek yang kagak barbar dan egois?" balas Igo dengan tegas. Permintaan Ciara dia tepiskan begitu saja. Ide buruk bagi semua yang terkait dengan pernikahan mereka tadi sore.

Ciara masih saja menyolot dengan bertanya, "Memang apa yang bikin lo menyimpulkan gue egois, hahh? Perasaan di sini gue yang ada dipaksa nikahin musuh gue. Plus ... ditaruh di satu kamar pula, maksudnya gimana? Biar kita gladiator part two gitu?!" 

"Aahh ... gue jabaninlah, gladiator bareng bini gue yang semlohay boleh banget tuh. Di lantai udah tadi, cuma kurang empuk, cuss di kasur lebih enak!" seloroh Igo membersitkan senyuman tengil dan memasang tampang tak berdosa.

"Anjiiirr ... Igo, lo masak bisa sih nganu-nganu kagak pake perasaan? Lo nyadar kagak sih kita di sekolah tiap ketemu pasti berantem, udah berjilid-jilid war?!" Gadis itu mencebik tak setuju.

Sebenarnya Igo hanya bercanda saja, tetapi harap maklum selera humor mereka nampaknya berbeda level. Dia mencoba menundukkan kepala menghampiri wajah Ciara yang imut-imut sekalipun manyun seperti itu. Bibir mereka bertemu dalam sebuah kecupan ringan. Namun, efeknya di luar dugaan. 

Tubuh Ciara melunglai seolah-olah kakinya terbuat dari jely. Dia sontak mengalungkan kedua tangannya ke leher Igo supaya tak terjatuh. Ciuman pertama Ciara terasa memabukkan dan gilanya ... itu diberikan musuh bebuyutan semenjak mereka sama-sama SMP. 

'F*ckk ... bibirnya kok enak gini sih?! Good, paling nggak ada fungsi lain mulut si Cia selain jago merepet!' batin Igo yang auto kecanduan untuk terus melumat permukaan kenyal beraroma lip tint cherry itu.

Oksigen semakin menipis di tubuh mereka hingga ciuman penuh gairah itu harus berakhir. Igo dan Cia terengah-engah saling menatap satu sama lain dengan wajah merona. 

"Bingung? Kenapa ciuman gue sedahsyat itu tadi?" ucap Igo menebak isi pikiran Ciara.

"Sok kepedean lo!" sembur Cia. Kemudian dia meloloskan diri dari kungkungan badan tinggi besar Rodrigo. "Gue mau mandi, jangan lo dobrak pintunya!" ujar Ciara sembari membongkar lagi koper dan mengambil babydoll bergambar karakter Sailor Moon yang berpose centil untuk kostum tidur standarnya.

Rodrigo memperhatikan istri barunya melenggang ke kamar mandi diikuti bunyi kunci pintu diputar dua kali. Dia pun mengunci pintu keluar kamarnya dan menyimpan itu di laci meja belajar. "Gue kagak mau ambil risiko, malem-malem mesti ngejar bini gue kabur dari rumah!" gumamnya lalu memeriksa jadwal pelajaran untuk sekolah besok. Dia ada ulangan Matematika dan harus mempelajari materinya agar tidak kacau mengerjakan soal.

Maka sembari menunggu Ciara selesai mandi, Rodrigo duduk belajar di mejanya. Dia siswa berprestasi di kelas sekalipun berstatus ketua geng otomotif yang sangat disegani. Impiannya yaitu meneruskan kuliah di bidang sains di kampus MIT yang terkenal bagus untuk jurusan teknologi.

"Ceklek!"

Kepala Igo langsung tertoleh ke arah kamar mandi. Gadis tengil itu keluar dari pintu mengenakan babydoll setutut yang membuatnya bertambah imut saja. Sejenak Igo terpana memandangi Ciara yang sudah tanpa make up sekalipun lip tint merah di bibirnya tetap membuat tampilan bibir gadis itu mengundang untuk dicium sekali lagi.

"Lo keramas juga? Padahal ini udah malem, Beib!" tukas Igo seraya bangkit dari kursinya dan memasukkan buku pelajaran ke dalam tas sekolahnya.

"Gue nggak suka bau hairspray, terlalu wangi jadi rada mabok malahan. Ntar juga kering!" sahut Ciara santai. Dia mengusap-usap rambutnya dengan handuk.

Rodrigo pun membuka laci meja riasnya dan mengeluarkan hair dryer dari dalam sana. Tentu saja Ciara terkikik geli karena tak membayangkan ada laki-laki menyimpan hair dryer dan memiliki meja rias besar seperti Igo. 

"Kenapa lo ketawa sendirian? Kumat?" ujar Igo seraya menancapkan colokan hairdryer ke pusat daya di dinding samping meja riasnya. 

Ciara pun menjawab sengit, "Suka-suka guelah. Memangnya ketawa dilarang ya di sini?" 

"Ke mari lo! Gue keringin rambut lo bentar, udah malem ntar masuk angin, lo inget 'kan pesan papa tadi?" panggil Igo yang segera dituruti Ciara.

Gadis itu duduk manis di kursi satu-satunya yang ada di depan cermin dan melihat-lihat isi meja rias. "Wow, keren juga koleksi lo. Jam tangan, sabuk, parfum, aftershave, asesoris cowok, hmm!" komentar Ciara takjub dengan selera fashion Igo.

"Jangan ngarep lo bisa pinjem barang kesayangan gue ya!" Igo mengeringkan rambut panjang nan lebat yang berwarna hitam coklat keemasan ketika tertimpa sinar lampu itu dengan telaten.

"Idih geer amat lho jadi orang!" sahut Ciara yang masih sibuk memegang-megang isi rak kaca di meja rias Igo. Dia juga mencoba menghirup aroma parfum CK milik pemuda tersebut disusul parfum HB dan Channel.

"Duit jajan lo pasti gede ya? Barang-barang lo branded semua gini atau jangan-jangan KW doang!" tebak Ciara seraya bersitatap melalui cermin.

"Ada deh, mau tau azaa. Kepo lo!" balas Igo terkekeh. Dia sudah berhasil mengeringkan rambut istrinya hingga mengembang dan jatuh ringan sepanjang punggung. 'Cakep juga aslinya si Cia. Moga sikap petakilannya bisa berkurang!' batin Igo. Dia pun berkata sembari menyimpan kembali hairdyer ke laci meja rias, "Beib, rambut lo udah kelar dikeringin. Bobo yuk!"

"Janji dulu ke aku kalo lo kagak bakal macem-macem malam ini!" pinta Ciara seraya berhadapan dengan Igo yang masih berjongkok di samping kursi rias.

Kemudian Igo tersenyum miring, dia menjawab, "Okay, kagak malam pertama kita sekarang. Ada tapinya nih ... tapi lo harus mau ya gue peluk sambil bobo dan kasih kiss yang kayak tadi. Deal?"

"Ehh lo kok ngelunjak, Igo!" protes Ciara dengan nada melengking.

"Deal or no deal?" desak Igo tipis-tipis.

Ciara memutar bola matanya, kesal. Namun, akhirnya dia mengulurkan tangan kanannya. "Deal!" ucapnya terpaksa.

Igo menyambut tangan Ciara lalu segera meraup gadis itu ke gendongan. "Gue langsung tagih janji lo!" tukasnya sambil membawa Ciara ke tempat tidur semata wayang di ruangan itu.

Jantung Ciara berdebar-debar karena berdekatan dengan Igo yang aroma tubuhnya harum dan meninggalkan aura maskulin kental. Ketika dia direbahkan di tengah ranjang dengan kepala tersangga bantal, wajah Igo mendekat dan segera mulut mereka saling bertaut.

"Uungg!" lenguh Ciara seolah-olah menikmati ciuman suaminya. Kepalanya pening entah karena apa. Dia membiarkan lidah Igo membelai-belai lembut di dalam mulutnya.

Setelah bermenit-menit berlalu, Igo pun menghentikan ciuman ganasnya dengan terengah-engah. "Udah dulu ya, gue takut khilaf. Ngomong-ngomong lo jadi minum pil KB tadi?" ujarnya masih menindih tubuh ramping Ciara. 

Kepala Ciara terangguk-angguk cepat. "Lo mau gue meninggoy ya? Badan lo tuh segede king kong, minggir!" serunya galak.

"Okay, bobo lo sekarang. Gue mau tarik selimut!" perintah Igo tegas. Dia menyelimuti gadis di sampingnya lalu meraih remote AC dan menurunkan suhu ke 17° Celcius.

Ciara terlelap dengan cepat karena dia sangat lelah hari ini. Jelang tengah malam, dia mulai kedinginan dan tanpa sadar merapatkan tubuhnya ke Igo. 

'Nah 'kan, nemplok lo sekarang!' batin Igo dengan seringai licik menghiasi wajah tampannya. Lengan Igo memeluk erat Ciara, tak lupa dia mengecup kening gadis yang bila melek selalu sok jual mahal kepadanya. 

Napas Ciara yang teratur dan aroma lembut tubuhnya membuat Igo terbius ke alam mimpi hingga pagi menjelang.

Comments (44)
goodnovel comment avatar
Izbell Tok
dibalik sifat nyebelin igo,dia punya sisi yg perhatian
goodnovel comment avatar
haniah Nia
terpaksa nikah tapi bisa langsung nemplok gitu ya, kirain ada acara cakar2an dulu sebelum bobo
goodnovel comment avatar
Jihan Khanaya
cie yang udah bisa naklukin CIA yang galak wkwk. modus ae lu iGO dengan tekan AC nya dingin biar cia peluk kamu saat tidur
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sleep With My Enemy   Mandi Bareng Aja Dari Pada Telat Sekolah!

    "TOK TOK TOK. Igo, Cia, kalian sudah bangun belum? Nanti telat berangkat ke sekolah lho!" seru Nyonya Chintami sambil mengetok pintu kamar mereka.Pasangan muda mudi yang tadinya tidur lelap berpelukan mesra itu pun terbangun bersamaan. Mereka saling tatap lalu cepat-cepat Igo menutup mulut Ciara agar tidak menjerit. "Iya, Ma. Sebentar lagi kami turun!" balas Igo dengan suara lantang agar mamanya mendengar."Ya sudah, Mama tunggu di meja makan ya!" ujar Nyonya Chintami lalu meninggalkan depan pintu kamar putranya.Ciara memelototi Igo dan menghardik pemuda itu, "Lo pagi-pagi main bekap aja sih! Ngapain juga peluk-peluk gue tadi?!" "Hey, semalem lo yang nemplok ke badan gue. Kali lo kedinginan sama AC kamar gue. Stop debatnya, nggak penting tahu. Kita sudah mau telat dan gue ada ulangan matematika jam pertama. Dari pada telat sekolah mending kita mandi bareng aja!" celoteh Igo sembari bangkit dari tempat tidurnya dan memilih baju seragam hari ini di lemari."Ogah, ngeri amat ngeliatin

    Last Updated : 2024-11-07
  • Sleep With My Enemy   Jadikanlah Aku Pacarmu. LIVE!

    "KRIIIINGG!" Suara bel tanda istirahat yang berbunyi nyaring membuat siswa-siswi SMA Teruna Negeri berhamburan dari pintu kelas masing-masing. "Cia, lo lesu amat sih pagi ini!" celetuk Lindsey, bestie-nya yang duduk bersebelahan meja dengan Ciara.Dengan cepat Ciara mengerem lidahnya agar tidak bocor keliling tentang pernikahan dadakannya dengan Rodrigo kemarin sore. "Ehh ... ohh ... biasa capek aja, Lind!" kelitnya. Tiba-tiba dari arah lapangan basket terdengar suara laki-laki dengan pengeras suara berkata, "Tolong yang lihat Ciara Eloise Sasmita, anak 10-A, bilangin suruh ke lapangan basket ya!" "Lho, kayak suara si Billy tuh, Cia. Lo dicariin sama dia di lapangan basket. Sono buruan tengok ada apa!" ujar Lindsey seraya bangkit dari kursinya. Gadis itu pun berdiri lalu melongok-longok dari kaca jendela kelasnya yang mengarah ke lapangan basket. 'Issh ... ngapain si Billy ya? Kagak biasanya begini!' batin Ciara penasaran."Ayo, Cia ... tuh dipanggil lagi!" Lindsey menyeret tangan

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sleep With My Enemy   Memeluknya Di Bawah Hujan

    "BUK BUKK BUKK!" Baku hantam yang terjadi di antara dua pentolan tim basket dan tim otomotif itu menyebabkan baik Billy maupun Igo babak belur. Suara derap kaki mendekat dari lorong menuju ke toilet putri terdengar semakin jelas hingga pintu terbuka lebar. "Hey, ngapain kalian di sini? Bukannya ikut pelajaran malah kelahi di toilet putri!" hardik Pak Wisnu, guru BP SMA Teruna Negeri yang sontak menghentikan adu pukulan dan tendangan kedua pemuda berpostur tinggi kekar tersebut.Mereka berdua terengah-engah menata napas dengan kepalan tangan jatuh ke sisi tubuh masing-masing. Rupanya Ciara memanggil bala bantuan untuk melerai Igo dan Billy."Sudah, ikut Bapak ke ruang konseling. Kalian ini bikin masalah saja!" seru Pak Wisnu lalu merangkul bahu kedua muridnya tersebut agar meninggalkan toilet putri. "Ciara, kamu masuk ke kelas sekarang!" titahnya."Baik, Pak!" jawab Ciara patuh. Dia pun segera berlari menaiki tangga ke lantai dua. Sementara itu Igo dan Billy digelandang masuk ke lif

    Last Updated : 2024-11-08
  • Sleep With My Enemy   Icip-icip Dikit Ya?

    "Cia ... Igo ... kok kalian hujan-hujanan sih?!" sambut Nyonya Wina Sasmita di teras rumah. Pasangan belia itu memang basah kuyup karena gerimis yang tadinya turun di area sekitar sekolah lama kelamaan berubah semakin deras ketika menuju ke Bandung Barat. Igo pun bertanya sambil memasang standar sepeda motor gede miliknya, "Apa motor saya boleh diparkir di sini, Ma? Atau harus ditaruh di garasi samping rumah?" "Sudah, di situ aja nggakpapa, aman kok 'kan ada satpam di pintu gerbang depan. Yuk kalian masuk lalu ganti baju dulu biar nggak masuk angin!" jawab mama Ciara cemas.Segera Igo dan Ciara naik ke lantai dua di mana kamar tidur yang tadinya dipakai oleh gadis itu berada. "Aduh basah semua deh. Lo tunggu di kamar mandi ya, biar gue ambilin kaos sama celana punya Bang Alex di kamar sebelah!" ujar Ciara yang dipatuhi tanpa protes oleh Igo. Memang semua seragam dan sepatunya basah, tas sekolah Igo saja yang aman karena berbahan anti air. Segera saja dia melepaskan seragamnya yang

    Last Updated : 2024-11-22
  • Sleep With My Enemy   Kompak

    "Aduuh! Pelan dikit dong!" teriak Igo saat wajahnya yang babak belur karena berkelahi dengan Billy tadi diobati Ciara."Tskk ... gue udah pelan, cuma emang ini luka panteslah sakit. Lagian badan lo gede, masa kena alkohol dikit udah merengek!" ejek Ciara dengan puas. 'Hmm ... siapa suruh lo gontok-gontokan di toilet tadi, Igo!' batinnya.Wajah tampan pemuda itu mencebik kesal. Ada lebam dan luka robek kecil di tepi bibir kirinya. "Pokoknya lo jangan sengaja keganjenan sama cowok lain biar gue kagak perlu babak belur begini lagi!" ujar Igo mewanti-wanti."Kayaknya lo salah paham deh, gue kagak ada yang namanya keganjenan. Apa lo tahu kalo tadi gue nolak Billy pas dia nembak gue di lapangan basket istirahat pertama?" balas Ciara. Dia kesal karena dituduh sesuatu yang tidak benar."Bodo amat, gue pengin lo memahami dan menanamkan dalam-dalam ke pikiran lo kalo kita tuh udah merid. Yang berhak atas tubuh lo ... ya gue! Cinta itu kalau sudah disemai, dipupuk, dirawat ... ujung-ujungnya kay

    Last Updated : 2024-11-22
  • Sleep With My Enemy   Situasi Tak Terduga

    "Den Igo, ini seragam sekolah Neng Ciara dan punya Aden. Sudah ya, Mamang pulang dulu!" ujar pelayan di rumah keluarga Sutedja yang khusus mengantarkan baju seragam sekolah untuk dipakai besok pagi."Makasih ya, Mang Toyib. Maaf bikin Mamang hujan-hujanan. Pulangnya hati-hati ya!" balas Igo sembari menyelipkan lembaran uang kertas biru ke tangan pria berusia tiga puluh lima tahun tersebut, "buat beli rokok sama kopi, Mang!"Dengan wajah berseri-seri, Mang Toyib pun berpamitan kepada tuan mudanya dan mama Ciara. Hujan masih turun begitu deras sehingga mau tak mau, Mang Toyib harus mengenakan kembali mantel plastik agar tak kebasahan pulang ke kediaman keluarga Sutedja."Ya sudah, kamu kalau mau belajar untuk sekolah besok atau istirahat boleh, Igo. Naik aja bareng Cia ke kamar, jangan sungkan!" ujar Nyonya Wina kepada menantunya lalu melangkah kembali menuju meja makan.Igo pun mengiyakan perkataan ma

    Last Updated : 2024-11-23
  • Sleep With My Enemy   Pesan Terakhir Kakek Gito

    "Ayo cepat, Dokter Fandi bilang kondisi Kakek Gito sudah terlalu sulit untuk disembuhkan. Bisa jadi ... malam ini saat terakhir beliau!" ucap Pak Hartono sembari mengayunkan langkah dengan tergesa-gesa menuju ruang perawatan VVIP.Pria tua pendiri perusahaan perabotan rumah tangga bermerek Kartika Buana itu terbaring di ranjang pasien dengan berbagai macam kabel alat medis terhubung ke tubuhnya.Dokter Fandi yang telah menetapkan kondisi pasien infausta (tak dapat disembuhkan) mengizinkan anggota keluarga untuk berpamitan terakhir kalinya di dalam ruangan tersebut. Beliau mendampingi keluarga Sasmita bersama satu perawat serta seorang paramedis."Ton, ke marilah. Aku ingin berpesan sesuatu yang penting!" ucap Kakek Gito dengan suara renta bergetarnya.Pak Hartono segera mendekat ke tepi ranjang lalu menggenggam telapak tangan kanan ayahnya yang sedingin es. "Iya, Pa. Aku di sini!" jawabnya deng

    Last Updated : 2024-11-23
  • Sleep With My Enemy   Sarapan Bibir Seksi Tuh Enak Banget!

    "Sampai ketemu besok pagi, Igo. Lo berangkat sendiri apa sama Cia?" ujar Alex setelah sobatnya sekaligus adik iparnya membaringkan Ciara di tempat tidur dan akan menutup pintu kamar.Igo melirik ke dalam kamar tempat Ciara terlelap, dia menjawab, "Gue nitip Cia ke lo deh besok buat berangkat ke sekolah. Pasang alarm, jangan sampe telat bangun. Jangan lo bawa bini gue ngebut naik motor, Lex!" "Okay, beres. Gue pasang alarm dobel buat bangun pagi. Night, Bro!" sahut Alex mengetuk ujung alisnya dengan dua jari seperti gestur hormat."Yoii, langsung tidur lo. Jangan maen hape!" tukas Igo sebelum mengunci pintu kamar Ciara dari dalam. Igo berganti kaos karena gerah. Dia meminjam kaos Ciara yang bergambar karakter One Piece. Pemuda itu hanya mengenakan celana boxer untuk tidur seperti biasa di rumahnya sendiri. Kemudian naik ke ranjang bersebelahan dengan Ciara. Wajah gadis yang telah dinikahinya itu terlihat teduh, Igo membelai garis rahang lembut Ciara yang meruncing di dagu lalu memej

    Last Updated : 2024-11-23

Latest chapter

  • Sleep With My Enemy   Dari Benci Menjadi Bucin (THE END)

    "Raymond, kamu di mana, Nak?!" seru Nyonya Wina memanggil putra bungsunya yang berusia tujuh tahun itu karena mereka sekeluarga akan berangkat bersama-sama ke New York pagi ini.Suara derap kaki yang berat dibalut sepatu boots menuruni tangga kayu dari lantai dua kediaman Subrata. "I'm coming, Mom!" jawab Raymond dengan napas terengah-engah.Pak Reynold yang sedang membaca pesan di ponselnya dari Vincent segera bangkit dari sofa ruang tengah. "Yuk kita berangkat sekarang biar nggak ketinggalan pesawat!" ajak pria berusia lebih dari setengah abad tersebut.Cleopatra yang telah beranjak remaja berjalan merangkul bahu adik kandung seayahnya menuju ke mobil. "Wow, aku tak sabar untuk bertemu Cedric dan Beryl!" ujar gadis itu seraya naik ke bangku belakang mobil Alphard putih bersama Raymond.Sementara itu di Amerika, Ciara dan Igo sekeluarga yang kini beranggotakan ayah ibu dengan sepasang putra putri tersebut sudah tiba di Bandara John F. Kennedy. Mereka memenuhi ajakan Vincent untuk men

  • Sleep With My Enemy   Pernikahan Alex dan Lindsey

    "Congrats ya, Lindsey. Gue kagak nyangka lo bakal jadi kakak ipar gue lho. Sabar-sabar sama abang gue yang super rese dan kadang kurang sensitif sama cewek!" ujar Ciara heboh di telepon saluran internasional.Lindsey tertawa cekikikan menanggapi perkataan sobat kentalnya itu. "Udah kena wamil gue tiga tahun pacaran sama abang lo tuh. Mami papi minta nunggu gue wisuda S1 baru kami dibolehin nikah. Penginnya pas merid tuh di undangan sama-sama ada tittle sarjananya di belakang nama kami masing-masing. Bang Alex keren bisa lulus kuliah daring di luar negeri. Gue bangga punya calon suami yang berpendidikan tinggi dan mapan secara finansial di usianya yang masih muda!" puji gadis manis berlesung pipit itu."Kalian serasi dan saling dukung. Salut gue sama lo, Lind! Oya, gue hampir lupa mau say thank you ... gue denger dari Bang Alex, lo yang selama ini nemenin Papa Tono berobat rutin ke rumah sakit sampai sembuh. Asli, gue utang budi banyak sama elo. Malahan gue yang anaknya kagak bisa nger

  • Sleep With My Enemy   Kejutan Tamu Dari Jauh

    Sekitar pukul 06.00 waktu Boston, Ciara mengerang sekuat tenaga dipandu oleh dokter Obsgyn yang bertugas membantu proses persalinannya. "Oeeekk!" Suara nyaring bayi berjenis kelamin laki-laki itu membuat Mama Wina dan Papa Reynold bersama Cleo di lorong depan ruang persalinan terkejut bercampur senang. "Udah lahiran kayaknya si Cia, Mas! Syukur kalau lancar prosesnya," ujar Mama Wina dengan binar bahagia di wajahnya. Cucu pertamanya yang made in Boston itu begitu berkesan karena dia jaga kehamilannya selama sembilan bulan.Dari arah lift nampak Vincent yang berjalan dalam langkah cepat menghampiri orang tuanya. "Gimana Ciara, Ma, Dad?" tanyanya cemas."Baru saja melahirkan tuh. Nah, susternya mau bersihin Baby Cedric sebelum disusui sama Cia!" jawab Mama Wina penuh senyuman. Anak sambungnya itu memang sangat perhatian kepada Ciara seperti adik kandung sendiri.Vincent menunggu semua proses pasca persalinan selesai sampai diizinkan masuk menengok Ciara ke dalam kamar. Dia melihat Igo

  • Sleep With My Enemy   Pecah Ketuban Tengah Malam

    Dari bulan ke bulan kehamilan Ciara semakin menampakkan bentukan perut buncitnya. Dia masih rajin kuliah karena memang pendidikannya dibiayai beasiswa dari kampus. Presensi dalam setiap mata kuliah sangatlah penting untuk penilaian tanggung jawab mahasiswa. Sementara itu Igo sudah memasuki semester akhir di kuliahnya, sibuk menyusun skripsi. Jadwal sidang skripsinya ditentukan minggu ini. Dia tetap menjaga dan mengurusi istrinya yang sedang hamil besar. Seperti sore ini pasangan muda tersebut berjalan-jalan di taman kota yang nampak indah karena sedang musim semi. Tangan Igo menggenggam telapak tangan mungil berjemari lentik itu sembari berjalan menyusuri jalan setapak di antara tanaman bunga serta pepohonan yang daunnya menghijau."Sudah empat musim lengkap gue berada di Boston, Cayank. Rasanya kangen juga sama Bandung. Kenangan kita di hutan anggrek Cikole, perkebunan teh, pemandian air panas, dan juga glamping yang terakhir tuh berkesan banget!" ujar Ciara seraya menoleh menatap

  • Sleep With My Enemy   Bukan Anak Durhaka

    Selama kuliah di kampusnya, Ciara tidak begitu berkonsentrasi dengan pemaparan dosennya. Hasil USG kehamilannya positif. Dia akan menjadi mama di usia 20 tahun. Muda sekali!Ciara takut dia akan mengalami baby blues syndrome dan menjadi tantrum. Kecemasannya yaitu kehamilan serta hadirnya bayi akan mengganggu kuliahnya dan juga kuliah Igo.Sebuah pesan masuk ke HP Ciara. Ternyata Igo sudah memberi kabar bahagia itu ke Mama Wina. "Cia, kamu jaga kehamilan pertama ini dengan hati-hati. Mama dan Papa Rey akan terbang ke Boston besok pagi waktu Indonesia. Sepertinya kami akan menetap di Amerika sampai kamu melahirkan dan bayi kalian bisa makan bubur selain ASI.""Sepertinya Cia memang butuh bantuan Mama. Cia kuatir kehamilan ini akan ngeganggu kuliahku dan Igo juga. Lalu Papa Rey apa bisa meninggalkan pekerjaannya di Indonesia, Ma? Cia nggak pengin ngerepotin semua orang!" ketik Ciara membalas pesan mamanya."Nanti Papa Rey yang bakalan bolak-balik US-Indonesia. Kasihan Bang Alex juga kal

  • Sleep With My Enemy   Morning Sick Pertama Ciara

    Seperti yang dikatakan Igo, barang-barangnya di asrama mahasiswa hanya dua koper besar saja. Tak butuh waktu lama untuk memindahkan itu semua ke apartemen yang akan dihuni oleh mereka berdua.Siang harinya Ciara memasak bahan yang ada di kulkas dapur. Vincent menyediakan beras juga di tempat penyimpanan bahan memasak di sana. Adiknya tak perlu kebingungan membeli bahan memasak untuk sementara.Ciara memang dibawakan bumbu-bumbu rempah instan oleh Mama Wina yang pastinya praktis. Dia memasak rendang daging sapi dan perkedel kentang dengan nasi putih sebagai menu makan siang.Igo yang sudah selesai membongkar koper menemani Ciara memasak di meja dapur sambil mengobrol. Dia penasaran juga seperti apa hasil masakan istri kecilnya yang nampak percaya diri. "Jadwal kuliah kita mungkin sama saat memulai tahun ajaran baru perkuliahan, Cia. Ada baiknya besok kalo lo ke kampus nanya ke senior yang baik butuh apa aja untuk mahasiswa tingkat pertama. Arsitektur pastinya butuh alat menggambar 'ka

  • Sleep With My Enemy   Berganti Suasana Baru Di Boston

    "Cleo, Kakak Cia mau pergi sekolah jauh. Jangan lupain Kakak ya!" Ciara menggendong adik bungsunya yang baru berusia satu tahunan. Matanya berkaca-kaca karena harus meninggalkan bayi lucu yang selama ini menemaninya menjalani LDR dengan Igo.Seolah dia tahu ada sesuatu yang menyedihkan yang membuat mata Ciara berkaca-kaca, Baby Cleo menangis kencang di gendongan kakaknya."Yaelah, Cia. Kok adek lo malah dibikin nangis sih!" omel Igo yang segera mengambil alih adik ipar kecilnya itu. Dia mengajak Baby Cleo berjalan-jalan di taman belakang rumah kediaman Subrata. "Tungguin gue dong, Cayank. Bukan maksud gue mau bikin Cleo nangis. Kali dia tahu gue lagi sedih aja!" kelit Ciara. Aroma tanaman bunga melati yang menenangkan menguar di udara. Sedikit membuat hati Ciara lebih tenang.Igo pun mengerti dengan apa yang dirasakan oleh istrinya. Meninggalkan keluarga untuk menuntut ilmu di luar negeri memang tak mudah. Dia sudah mengalami itu sebelumnya. Hari-hari kangen masakan Indonesia terutam

  • Sleep With My Enemy   Hari-hari Terakhir Penuh Kenangan Di Kota Bandung

    Kenaikan kelas ke tingkat terakhir jenjang SMA telah berhasil dilalui Ciara. Dia membuktikan kepada Igo bahwa dirinya pun cerdas dan bisa berprestasi. Memang pada akhirnya keaktifannya di tim basket sekolah harus dilepas. Ciara lebih memilih main basket biasa bersama teman-temannya saja dibanding menjadi kapten tim basket yang dituntut fokus berlatih di lapangan setiap hari.Igo pun mendukung pilihan Ciara, dia yang menyarankan agar istri kecilnya memilih prioritas untuk mengejar cita-citanya menjadi arsitek. Beberapa brosur elektronik dari perguruan tinggi di kota Cambridge, Massacussets yang mempunyai fakultas arsitektur dikirimkan Igo melalui email.Beberapa kampus yang memberikan beasiswa program sarjana dikirimi lamaran oleh Ciara. Hari-harinya sibuk dengan persiapan ujian kelulusan dan memantau aplikasi lamaran beasiswanya ke beberapa kampus yang sekota dengan Igo.Pak Reynold pun mendukung usaha Ciara. Bahkan, dia mengatakan akan membiayai kuliah putri sambungnya ke Amerika sea

  • Sleep With My Enemy   Suka Duka Kehidupan, Kelahiran Baby Cleo

    "Permisi, Pak Satpam. Saya mau ketemu Mas Hartono!" ujar Cindy yang membawa bungkusan plastik berisi buah segar di depan pintu gerbang."Ohh ... kamu lagi rupanya. Maaf, pesan dari Bapak langsung. Kata beliau kalo lihat Cindy langsung usir, jangan kasih masuk dengan alasan apa pun!" jawab satpam kediaman Sasmita tanpa berkompromi.Wajah Cindy nampak kecewa berat. Pasalnya, dia ingin mencari simpati dari Pak Hartono lagi setelah sempat berselingkuh dengan Devan dan diusir dari rumah megah itu tempo hari. Namun, tanpa barang-barang mewah yang mendukung penampilannya, jelas saja Devan curiga. Zaman sekarang mencari pria yang tulus sulit sekali, kebanyakan hanya modus dan sebagian lainnya melihat apa yang dimiliki sehingga membuat tertarik."Nitip buah apel dan jeruk ini saja deh buat Mas Hartono, Pak. Bilang kalau Cindy yang kirim sendiri!" pesan perempuan itu pada akhirnya sebelum berjalan kaki meninggalkan depan pintu gerbang yang tertutup rapat.Penyesalan mulai muncul di belakang set

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status