Davis diperlakukan seperti sampah oleh semua orang, terutama keluarga Anderson, tempat di mana ia seharusnya dianggap sebagai bagian keluarga. Satu-satunya yang membuatnya bertahan adalah Susan, putri pertama dari pemimpin keluarga Anderson. Namun, saat Susan memilih bersama pria lain, ia tidak lagi memiliki alasan untuk tinggal bersama keluarga Anderson. Ketika Davis merasa hidupnya sudah berada di titik terendah, sesuatu tidak terduga terjadi padanya. Sebuah sistem tiba-tiba muncul dan membawanya pada perjalanan panjang untuk mengungkap siapa dirinya sesungguhnya. [Syarat terpenuhi] [Instalasi sistem dimulai] [Sistem berhasil terpasang] [Status pewaris diaktifkan]
Lihat lebih banyakRed terkurung di dalam kota. Penglihatannya memudar hingga akhirnya tidak sadarkan diri. Lampu merah di dadanya meredup hingga akhirnya mati. “Dia sudah sepenuhnya tidak sadarkan diri sekarang,” ujar Dustin sembari mengamati informasi di layar. “Sial, aku masih merasa tegang.”Dylan mengamati Dariel. “Apakah dia melihatku?”Dariel masih berada di tempatnya, menoleh ke sekeliling. “Apa yang terjadi? Aku seperti melihat Dylan barusan.”Dariel menggelengkan kepala beberapa kali. “Aku sepertinya terlalu lelah sehingga meliha yang tidak-tidak.”Dariel meninggalkan halaman, mengelus leher belakangnya sesaat. “Aku merasakan leherku sangat berat. Aku sebaiknya kembali ke ruang olahraga sekarang.”Dariel menoleh ke arah halaman sebelum memasuki rumah kembali. Ia menggaruk leher beberapa kali, mengembus napas panjang. “Kita sebaiknya segera membawa pergi orang ini sebelum teman-temannya menyadari hal ini. Keadaan kita akan semakin terdesak jika musuh berdatangan,” ujar Dustin. “Aku harus ber
Red tersenyum saat melihat Dylan terjebak di dalam kotak. Ia tetap berada di tempatnya, memastikan Dylan sudah tidak mampu bergerak dan melakukan perlawanan. Dylan berontak, tetapi ia justru tersengat aliran listrik hingga ambruk. Red mengitari Dylan, tidak mengalihkan senjata dari pria itu. “Kau tampaknya tidak berada dalam kondisi prima, Dylan. Aku pikir kau akan memberikan perlawanan tangguh. Kau mungkin pandai bersembunyi, tetapi kau tidak pandai berkelahi.”“Kepintaran lebih berbahaya dibandingkan dengan kekuatan. Dylan sangat cerdik sehingga dia tergolong dalam incaran kelas S. Aku tidak boleh lengah sedikit pun.”Dylan terbaring di dalam kotak. Red terbang lebih tinggi, mengeluarkan empat robot untuk menjaga Dylan. “Dia tidak mungkin memindahkanku ke tempat ini tanpa rencana. Dia pasti sudah menyusun rencana sejak kemunculannya. Tidak, dia pasti sudah membuat rencana sejak lama jika pertarungan terjadi.”Red menekan sebuah tombol. Sebuah kotak besar mendadak muncul dan mengu
“Ini seharusnya tidak akan memakan waktu lama.”Red berdiri di samping Darius, mengamati pria itu yang terbaring di ranjang. Ia sontak terdiam ketika merasakan firasat buruk. Meski begitu, ia tetap melanjutkan pekerjaannya. Sebuah robot mendadak muncul, memindai Darius dari ujung kepala hingga kaki. Red mengamati informasi di layar, mengamati keadaan sekeliling. Red memeriksa deretan informasi, melakukan pemindaian hingga berkali-kali. Ia kembali mengamati keadaan sekeliling, tercenung agak lama. “Tidak ada informasi aneh,” gumam Red. Red mengulurkan tangan pada Darius. Saat akan mendaratkan tangannya di dahi pria itu, ia merasakan kehadiran seseorang. Red menoleh ke belakang, bersiap untuk menyerang. Saat ia menoleh Darius, sebuah bola putih sudah berada di depan wajahnya. “Sial!” Red melompat ke belakang. Sebuah pelindung seketika aktif saat cahaya terang muncul dari bola putih itu. Sebuah kotak mendadak mengurung Red dari berbagai arah. Ia sontak berteriak saat listrik menye
Jack duduk di sofa, mengamati Jeremy yang masih tidak sadarkan diri hingga sekarang. Ia sangat lelah, tetapi matanya sangat berat untuk tertutup.Jack tercenung selama beberapa waktu, teringat dengan pertarungan tempo hari. “Dasar brengsek! Aku sangat kesal setiap kali mengingat pertarungan itu! Aku sudah berlatih sangat keras, tetapi aku justru berakhir seperti orang bodoh.”Jack melirik Tommy sekilas. “Sialan! Jika Tommy tidak membantuku, aku pasti akan semakin terlihat bodoh!”Jack mengembus napas panjang, mengamati keheningan ruangan. “Emir, Russel, yang lain terluka karena pertarungan tempo hari, begitu pun dengan ayah mereka. Meski aku tidak merasa menjadi orang paling bodoh, tetapi aku tetap saja merasa kesal.”“Ayah, Tuan Henry, dan anggota aliansi lain terluka parah. Evan Mulikas bahkan tewas dalam pertempuran. Sialnya, Lucas, Liam, dan Levon menghilang. Aliansi benar-benar kalah dalam pertarungan itu.”Jack menggertakkan gigi, mengamati langit-langit ruangan. Keheningan ruan
“Sammy, Don, dan yang lain berada di lokasi kejadian. Apa mungkin mereka sudah tahu jika aku adalah bayi laki-laki itu?”“Tunggu!” Davis memejamkan mata erat-erat. “Apa yang mereka lakukan di sana? Apa mungkin mereka bekerja untuk ayah dan ibuku?”“Tapi, mereka masih remaja saat itu. Mereka terlalu muda untuk bekerja.”Davis sontak terdiam. “Sammy mengatakan dia dan yang lain pernah bergabung di sebuah pasukan milik sebuah keluarga. Pasukan itu bubar karena sebuah insiden yang menimpa keluarga bosnya. Apa mungkin Sammy, Don, dan yang lain adalah anggota pasukan keluargaku?”“Jika benar, itu berarti mereka mengenal orang tuaku.” Davis tersenyum. “Ya, mereka pasti mengenal orang tuaku. Mereka mungkin saja menyadari jika aku adalah anak dari master mereka. Aku harus bertanya pada mereka.”[Peringatan!][Host tidak boleh bertanya soal keluarga Miller pada siapa pun]“Sistem masih melarangku untuk bertanya.”Davis mengamati keadaan sekeliling, mengembus napas panjang, berbaring di ranjang.
Davis tengah mengamati hujan di dekat jendela. Meski ia sudah menanti informasi mengenai keluarga Miller sejak lama, tetapi ia nyatanya belum membuka informasi tersebut. Davis keluar dari kamar, terdiam saat melihat Sebastian, Eric, Sammy, dan yang lain di ruangan utama. “Apa yang sedang mereka bicarakan?”Davis mengamati Sebastian saksama. “Kakek tampaknya sangat serius saat berbicara dengan Eric, Sammy, dan yang lain. Dia bahkan berdiri dari kursi roda.”Davis tiba-tiba teringat dengan pertarungan di hutan tempo hari. Perhatiannya tertuju pada pria bertopeng serigala. “Aku tidak bisa memindai mereka. Tidak, saat kejadian itu aku tidak sempat memindai mereka saking terkejut.”“Aku belum mendapatkan informasi apa pun mengenai pria bertopeng serigala dan wanita bertopeng angsa hingga sekarang. Mereka mendadak muncul dan menolongku. Mereka bergegas pergi untuk mengejar orang-orang itu.”Sebastian menyadari kehadiran Davis. Ia segera memberi tanda pada Sammy, dan yang lain untuk pergi.
Hujan mengguyur deras sejak sore hingga waktu makan malam. Petir menggelegar berkali-kali, disusul oleh angin kencang. Media terus memberitakan kejadian bom, teroris, dan para tahanan kabur. Situasi di beberapa kota tampak masih belum aman. Beberapa kerusuhan terjadi sehingga pemerintah belum mencabut status darurat. Di tengah hujan yang masih mengguyur, Red baru saja tiba di sebuah bangunan. Ia memasuki rumah, merenggangkan badan beberapa kali. “Dasar brengsek! Kau pasti bermalas-malasan sehingga kau datang terlambat,” ketus Blue. “Aku sudah membaca detail informasi darimu. Saat aku dalam perjalanan, aku bertemu Ryan Buldone. Aku mendapatkan informasi darinya. Dia memang pernah bertemu dengan Dylan secara langsung dan berbincang dengannya. Dylan memberikan sebuah alat penyamaran padanya.”Red mengamati Lucas, Liam, Levon, Logan, dan Ludwig, yang tidak sadarkan diri di sofa. Ia memanggil sebuah robot, mengamati informasi di layar hologram. “Informasi yang kau kirimkan padaku ter
“Davis, apa yang terjadi?” tanya Sebastian. Sebastian, Sammy, Don, Trex, dan yang lain sontak terkejut saat melihat cahaya menyelimuti tubuh Davis. Cahaya itu perlahan menghilang dan menunjukkan sosok berbeda. Seorang pria bertopi dan bermasker seketika muncul, menggantikan sosok Davis. Sebastian segera menyadari keanehan itu dan memberi tanda pada Eric, Sammy, dan yang lain untuk menyerang. Eric, Sammy, Don, dan yang lain seketika mengepung sosok itu, bersiap menyerang. Sosok itu masih berdiam diri di tempatnya, tersenyum. Ia menggumamkan sesuatu dan sebuah sinar putih seketika merambat ke arah Eric, Sammy, Don, dan yang lain. Eric, Sammy, Don, dan yang lain sontak tersengat listrik, ambruk di lantai. Sebastian bergegas melompat dari kursi roda, bersiap menghantam tendangan. “Sungguh sebuah sambutan yang tidak ramah,” ujar sosok itu. Sesuatu seketika menarik Sebastian hingga pria itu terjatuh kembali ke kursi roda. Ia melihat sebuah cahaya merah mengelilingi kaki dan tanganny
Daniel terdiam saat melihat Darius di kursi roda. Semua kenangan masa lalunya seketika bermunculan. Bara dendam kembali menyala, membakar hati dan logika. “Semua dosaku berasal dari ketidakadilanmu, Ayah. Kaulah yang paling bersalah sehingga aku harus menyingkirkan Damian dan keluarganya!” batinnya. Darius melihat pantulan Daniel di jendela, terdiam selama beberapa waktu. Ia sebenarnya tidak ingin bertemu dengan putra sulungnya itu sekarang, tetapi ia harus memastikan sesuatu. “Aku di sini, Ayah. Apa yang ingin kau bicarakan denganku?” tanya Daniel sembari mendekat, mengepalkan tangan erat-erat. Darius perlahan berbalik, mengembus napas panjang. Ia sudah mendapatkan informasi mengenai hubungan Daniel, Donald, dan yang lain dari Chris dan Adrian. “Aku bermimpi buruk akhir-akhir ini, Daniel. Kau dan adik-adikku saling berkelahi satu sama lain hingga kalian hancur karena ulah kalian. Aku sungguh tidak ingin mimpiku menjadi kenyataan. Di usiaku sekarang, aku tidak ingin melihat hal b
Rumah megah keluarga Anderson tampak berbeda malam ini. Suara tepuk tangan terdengar memenuhi ruangan saat seorang wanita dan seorang pria bergantian memasangkan cincin.Di sisi lain, Davis tersenyum saat memasuki ruangan. Ini kali pertama dalam hidupnya sepanjang 25 tahun menghadiri sebuah pesta. Pria itu mempersiapkan penampilannya sebaik mungkin meski harus menguras tabungannya.“Selamat atas pertunangan kalian, Ethan, Susan.”Davis tiba-tiba terdiam ketika mendengar suara tersebut. Pria bertubuh tinggi itu seketika membeku saat melihat dua orang yang dikenalnya tengah berciuman di atas panggung. Senyum bahagianya lenyap dan berganti menjadi rasa sakit hati yang mendalam.“Apa maksudnya semua ini?” Davis berkata cukup keras hingga perhatian semua orang tertuju padanya. Kerumunan tamu seketika terbelah dua ketika ia berjalan mendekat.Semua keluarga Anderson tersenyum saat melihat Davis. Mereka sudah sejak lama tidak menyukai pria itu karena menganggapnya sebagai benalu tidak bergun...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen